Bab 12 : mr gepeng (1)
"Rico ga masuk ya?" tanya Grace pagi itu saat melihat kursi Rico kosong, lalu berjalan menuju ke kursinya.
"Kayanya sih iya... Ada urusan kali," jawab Linda enteng sambil senyum sendiri melihat ke jendela kuar.
"Ngapain lu?" tanya Grace aneh ke Linda yang senyum sendiri menatap keluar.
"Biasalah, kaya ga tau Linda aja Gre," jawab Della yang terlihat serius menyaksikan penampilan drummer sebuah grup musik di aplikasi toutube.
Mendengar ucapan sahabatnya, Grace hanya menggeleng kepala seraya bersiap duduk, namun kegiatannya terhenti saat melihat Rico masuk bersama Denis dan Ajun.
"Makanya kasih tau kita lah, gimana rasanya jadi manager empat bidadari?!" tanya Ajun yang ngekor dan nampak tatapan canggung terpancar dari wajah Rico begitu pandangannya bertemu dengan Grace.
"Hai Rico!" sapa Linda manis yang membuat tatapan pemuda itu teralihkan padanya, disertai senyum sebelum kembali berjalan menuju kursinya diikuti Ajun dan Denis.
********
Di tempat yang berbeda, terlihat Nathan tengah berjalan mengitari lorong sekolah, dan saat itu berhenti di satu titik. Tatapan mata pemuda itu kini terlihat fokus menatap sekelompok anak yang sedang bermain basket di lapangan.
Namun, fokusnya tidak tertuju pada mereka, melainkan pada sesosok makhluk berpakaian jas rapi dengan tubuh tinggi yang mengawasi dari sudut lapangan.
"Makhluk ini harusnya tidak muncul sembarangan," gumam Nathan saat memperhatikan sosok itu, sosok pria yang mulai berjalan dengan tubuh gepeng mendekati kerumunan anak-anak yang sedang bermain basket.
"Nathan? Bel sudah berbunyi loh, kok belum masuk sekolah?" tanya bu Sekar yang menyentuh pundak pemuda itu, namun saat pandangan Nathan teralihkan tiba-tiba terdengar suara teriakan orang kesurupan dari lapangan.
"Hah?!" kaget guru dan murid diikuti suara gaduh para murid di dalam kelas saat mendengar teriakan itu.
"Tenang semua!" ucap bu Sekar langsung menenangkan murid di kelas diikuti guru yang lain, sementara beberapa guru turun untuk mengamankan anak-anak yang kesurupan.
********
"Gimana?" tanya Sonya yang berada di lorong menuju kantin bareng Grace dan Rico.
"Aman, Tiana sempat bantu memulihkan mereka, tapi aneh..." ungkap Grace yang membuat kedua temannya menatap bingung gadis itu.
"Aneh?" tanya Sonya yang dibalas anggukan Grace.
"Makhluk yang merasuki mereka... Kata Tiana itu cuma semacam serpihan energi doang, bukan makhluk macam anomali yang ngerasukin Indra atau Daniel," ungkap Grace yang membuat mereka saling bertatapan.
"Gue bakal coba cari tau ke Rudi," ucap Rico yang berjalan meninggalkan mereka.
Melihat Rico yang inisiatif langsung pergi meninggalkan mereka untuk mencari informasi, tampak Sonya dan Grace hanya memperhatikan langkah Rico yang mulai menjauh meninggalkan mereka.
"Apa semua ini... Terjadi karena ikatan kalian berdua?" tanya Sonya tiba-tiba yang membuat Grace menatapnya bingung.
"Maksudnya? Tentang gue sama Tiana?" tanya Grace yang dibalas anggukan gadis berambut panjang kemerahan itu.
"Iya... Apalagi? Inget kan soal buku yang kamu pegang malam itu dan tiba-tiba bikin situasi jadi kaya sekarang? Mulai dari kamu bisa liat hantu, ketemu Tiana bahkan sampai sekarang," jawab Sonya yang dibalas tawa pelan Grace.
"Udah ah, jangan mikir yang aneh dulu, lagian masih ada spekulasi lain kan? Soal penyebab kejadian ini? Lagian lu kan dengar sendiri, Rico juga lagi cari tau penyebabnya," jawab Grace sambil berjalan menuju lorong kantin.
Di sisi lain, tampak Sonya terdiam mendengar itu, sebelum mulai berjalan menyusul langkah gadis di hadapannya.
*********
Siang harinya sepulang sekolah, terlihat Rico menghentikan motornya di depan warnet tempat Rudi biasa nongkrong sepulang sekolah.
"Rudi ada?" tanya Rico pada Arif yang sedang duduk di kursi operator.
"Belum dateng sih, emang kenapa?" tanya Arif yang terlihat sedang makan dan nonton film di laptopnya.
"Engga, ada keperluan dikit tadi udah janjian disini," jawab Rico dan ga lama terdengar bunyi motor Rudi tiba dan berhenti di depan warnet itu.
Terlihat Rudi turun sambil mengambil tas selempangnya, segera berjalan menuju arah mereka seraya membuka helm venom hitamnya.
"Sorry, gue tadi ada kegiatan di ruang jurnalis, so ada keperluan apa, Co?" tanya Rudi membuka percakapan sambil menatap Rico.
"Ada kaitannya dengan peristiwa kesurupan di sekolah kan?" tebak sebuah suara yang membuat pandangan keduanya teralihkan pada seorang gadis tinggi, berambut kemerahan se punggung, dengan seragam sekolah yang berbeda dari dia sedang berdiri menatap mereka.
"Tiara?" sapa Rico yang mengenali gadis itu, sementara Rudi nampak senyum terpesona melihat gadis itu.
"Gadis yang waktu itu ya?" ucapnya sementara Tiara mulai berjalan mendekati mereka.
"Dari ekspresi kalian... Kayanya gue bener, berarti hampir semua sekolah di kota ini mengalami kejadian kesurupan massal yang sama," ucapnya pada mereka berdua yang tentu membuat Rico terdiam lalu saling bertatapan dengan Rudi.
*********
"Tiana... Sebenernya apa yang terjadi sih? Soal serpihan energi ini hal yang baru banget gue denger," ucap Grace pada Tiana yang sedang duduk di meja belajar gadis itu, seraya memikirkan kejadian pagi itu.
Kejadian saat tujuh siswa dan siswi yang tiba-tiba kesurupan saat bel masuk baru saja berbunyi.
"Kesurupan massal?!" kaget Grace di kelas sembari melirik Tiana yang terlihat berjalan menembus dinding menuju ke arah kerumunan siswa dan siswi.
Dengan cepat arwah gadis blasteran Belanda itu berhasil menyadarkan ketujuh arwah itu, namun saat itu yang ia lihat hanya kepingan energi yang tertarik dan berakhir membentuk tubuh sosok berpakaian jas rapi dengan tubuh tinggi dan wajah Belanda, namun tubuhnya gepeng kini tengah berdiri menatap Tiana.
"Kamu..." ucapnya saat itu pada sosok itu yang tetap berdiri diam menatapnya sebelum akhirnya memudar dan hilang tepat di hadapan Tiana.
"Itu mr gepeng," jawab Tiana setelah mengingat kejadian itu, lalu mengalihkan pandangannya ke wajah Grace.
"Mr gepeng?" tanya Grace yang terlihat asing mendengar nama itu, berbeda dengan Tiana yang tampak berjalan menuju kasur Grace dan berbaring tengkurap di sana.
"Iya... Dia adalah salah satu entitas kuat yang jarang terlihat di sekolah, kecuali dia dipanggil," jawab Tiana yang membuat Grace menatapnya bingung.
"Dipanggil?" tanya Grace yang tidak dijawab Tiana.
Melihat reaksi Tiana yang terlihat seperti menyembunyikan sesuatu, nampak Grace mulai duduk di kasur itu mendekati Tiana.
"Tiana? Dipanggil maksudnya gimana?" tanya Grace dan seketika telfon di ponselnya berbunyi.
Alhasil mendengar itu, Grace segera beranjak mengambil ponselnya, meninggalkan Tiana yang masih tiduran di kasur.
"Halo... Sonya?" ucap Grace menyapa gadis yang menelfonnya.
*********
"Mr gepeng? Cakep-cakep percaya banget sama hal-hal kaya gini," sindir Rudi yang melakukan pencarian tentang makhluk bernama mr gepeng atas usul dari Tiara.
"Ga ada salahnya kan? Cari informasi lewat hal-hal supranatural dan ga masuk akal kaya gini?" tanya balik Tiara yang duduk di samping Rudi.
"Ya... Gapapa sih, cuman agak aneh aja buat gue," jawab Rudi singkat sambil menekan salah satu artikel yang membahas asal usul makhluk bernama mr gepeng ini.
"Disini dijelaskan mr gepeng adalah makhluk menyeramkan berwujud seperti pria dewasa kaya raya namun bertubuh gepeng, sumber lain mengatakan bahwa makhluk ini juga disebut anomali tipe 7777777 mengikuti cara pemanggilannya menggunakan nomor hape dengan angka yang sama," terang Rudi menjelaskan, sementara Rico dan Tiara mulai mendekat untuk ikut membaca artikel itu.
"Asal usul makhluk ini ga jelas, karena banyak sumber dengan kisah yang berbeda, tapi kemunculannya biasa dapat dijumpai di toilet sekolah," ucap Rudi yang melanjutkan membaca artikel itu.
"Tadi lu bilang ada peristiwa kesurupan di sekolah lu kan?" tanya Rico ke Tiara yang mengangguk mengiyakan.
"Iya, tapi ga di toilet sekolah melainkan di lapangan," jawab Tiara yang membuat ekspresi kedua pemuda itu berubah dan ikut menatapnya.
"Jam?" tanya Rudi yang makin penasaran dibuat oleh gadis itu.
"Jam 07.31, satu menit setelah bel berbunyi," jawab Tiara yang membuat mereka berdua makin kaget, karena kejadian di sekolah mereka juga terjadi di lokasi dan waktu yang sama dengan lokasi Tiara.
"Oke... Ini emang kejadian yang ga bisa dicerna dengan akal sehat," jawab Rudi agak kebingungan dengan masalah yang benar-benar menguji nalar akal sehat dia.
************
Kembali ke Grace, terlihat gadis itu tengah menerima telfon dari Sonya.
"Oke, jadi peristiwa kesurupan juga terjadi di sekolah Daniel juga ya?" tanya Grace pada Sonya yang rupanya sedang berada di sebuah Cafe atas ajakan Daniel.
"Benar, satu menit setelah bel berbunyi tujuh siswa dan siswi di sekolah gue tiba-tiba kesurupan," jawab Daniel yang membuat Sonya mengangguk.
"Dan... Salah satu dari mereka manggil nama lu, Grace," ucap Daniel yang membuat ekspresi Grace saat itu berubah bingung.
"Maksudnya?"
"Makhluk itu... Memanggil nama lu, Grace alexandra," jawab Daniel yang membuat ekspresi Sonya berubah dan menatap Daniel tajam.
"Nama gue? Kok nama gue?" tanya Grace kebingungan, sementara Tiana mulai teringat perihal sesuatu dan mulai menatap gadis itu tajam.
"Apa jangan-jangan, mereka mulai terpancing karena keberadaan kitab? Ga... Ga mungkin, keberadaan ku di tubuh Grace harusnya cukup memudarkan energi Grace yang terkontaminasi kitab, harusnya sekelas Mr Gepeng ga bisa melacaknya," gumam Tiana sembari menatap Grace yang sibuk menelfon Sonya.
************
"Lu yakin... Dengan cara ini kita bisa manggil Mr Gepeng dan dapet duit?" tanya Denis yang masih berada di sekolah malam itu, sedangkan Ajun terlihat mengutak-atik ponselnya dan berdiri di depan lorong masuk kamar mandi sekolah yang paling pojok.
"Udah... Ikut arahan gue aja, pasti berhasil ini... Testimoninya udah banyak," ucap Ajun yang mulai berhenti di toilet pojok dan mulai menekan tombol 7777777 dan menghubunginya.
Namun setelah cukup lama menunggu, tidak ada reaksi apapun hingga membuat Ajun mendengus kesal sedangkan Denis tampak ketakutan.
"Keknya gagal, apa gue kurang referensi ya?" gumam Ajun sementara Denis tampak ngangguk mengiyakan.
"Bener tuh Jun, mending... Mending kita balik aja dulu sambil riset lagi cari apa yang kurang," usul pemuda itu yang dibalas senyum kawannya, dan akhirnya bergegas keluar dari kamar mandi tersebut.
Tetapi, belum berapa langkah mereka berjalan keluar. Terdengar bunyi flush toilet yang membuat mereka berhenti dan berbalik.
Alangkah terkejutnya mereka, begitu melihat sosok wajah gepeng yang berada berapa centi sangat dekat dengan wajah mereka, membuat keduanya berteriak ketakutan hingga suaranya terdengar hampir ke seluruh lorong sekolah sekitar sana.
To Be Continued
To Be Continued
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top