❥8 : Cekcok.
Tittle : cekcok
Focus : Agra & Ansel
Song : me & ghost —Blackbear.
• • •
• • •
Baru kali ini Ansel merasa kesel dan jengkel banget. Ada ya orang galak banget padahal mereka sebulan kenal aja belum?
Ansel mengepalkan kedua tangannya sebal. Dia masih jalan dengan kaki menghentak. Persis anak kecil.
Ansel nggak tau dia jalan ke arah kemana, yang penting ngejauh dulu aja dari Agra.
Suhu yang semakin dingin nggak ngebuat Ansel nyerah buat terus ngelangkah, di sekitarnya banyak pedagang kaki lima dan kedai-kedai. Sejenak Ansel melihat seorang pedagang yang berjualan Surabi.
Surabi? Kedua mata Ansel berbinar seperti kucing, gemesin. Dia langsung aja lari ke pedagang itu.
"Yes surabi durian!" pekiknya. Dia langsung memesan dua surabi rasa keju dan durian.
"Pak, surabi durian sama keju ya!"
"Oh siap a!" katanya, Ansel membalasnya dengan senyuman.
Hah, kalo gini 'kan enak. Ga bakal ada gangguan dari raja iblis kaya Agra yang hobinya ngomel.
Dia bisa jajan sepuasnya, masalah pulang nanti aja naik Grab.
Iya, naik grab. Gatau Ansel yang bego atau polos, dia lupa kalo dia nggak tau alamatnya dimana.
Sementara di sisi lain ada seseorang yang sibuk tanya orang sana-sini.
"Pak liat cowok pake baju kuning sama hoodie hitam ga?"
"Bu maaf, liat cowok pake baju kuning tingginya mirip saya?"
"Pak numpang tanya, liat cowok pake baju kuning sama sendal jepit?"
"Maaf pak, sempet liat anak kelinci yang tingginya lebih pendek dari saya dikit? Dia pake baju kuning—"
Bapak-bapak di depannya menatapnya aneh.
"Kelinci pake baju... kuning?"
Agra ngangguk, "Iya kelinci—"
Cowok itu langsung diem, baru sadar dia salah ngomong. Aduh goblok.
"Ah, maksud saya cowok pake baju kuning pak hehe. Iya, dia pake hoodie juga."
Bapak-bapak itu ngangguk paham, terus nunjuk seseorang yang Agra kenal.
"Itu bukan ya? Daritadi saya liat lagi beli di situ, jongkok terus kaya anak ilang."
Kena lo.
Setelah sekitar lima menit nyari itu anak, akhirnya Agra menemukannya.
"Makasih pak."
Agra langsung aja jalan mendekat, nyusul Ansel yang lagi jongkok sambil mainan hpnya, hoodienya sekarang nutupin kepalanya. Agra baru tau kalo hoodie hitam itu ada telinga kelincinya. Icon kelinci yang terkenal dan disebut playboy.
Mana anak fuckboy sama playboy pake hoodie gemesin gitu yang ada telinganya.
Hah playboy? Bocah kaya gitu playboy mana ada. Pikir Agra makin julid.
Agra berjalan mendekatinya, tanpa aba-aba pemuda itu langsung menjepit dua telinga kelinci itu, menariknya ke atas yang membuat sang empunya memekik dan mendongak.
Hal yang pertama Agra lihat adalah wajah Ansel yang mendongak dan menatapnya penuh dendam, Agra bisa melihat mulut Ansel yang setengah terbuka dan dua buah gigi kelinci tampak mengintip malu-malu.
Tapi, itu sebelum Ansel menggeram marah dan menggertakan gigi kelincinya, anak itu langsung beranjak berdiri yang membuat Agra melepaskan jepitannya.
"Ngapain sih lo!"
Agra menaikkan satu alisnya. Intonasi anak itu keras, mengundang perhatian orang-orang.
"Apaan dah, masih untung gua cariin."
"Berisik! Pergi sana lo."
Agra mendengus, "Lo yang salah, lo yang marah juga."
Ansel menatapnya sinis, "Suka-suka," katanya jutek. Tapi, ekspresi wajahnya langsung berubah drastis saat surabi durian dan keju itu matang.
Agra sekilas kaya bisa liat bintang-bintang berkelap-kelip di kedua mata itu.
Ini mata dia mulai gangguan apa gimana ya?
"Makasih pak! Berapa?"
"Jadi, Rp. 28.000."
Ansel mengeluarkan uang berwarna biru, tapi seseorang sudah lebih dulu menyodorkan uang pas.
"Ini pak, makasih."
"Siap a."
Ansel melirik Agra jengkel, wajahnya menyiratkan kalimat, apa-apaan sih!!
Agra membalasnya dengan tatapan datar.
Astaga, Agra seketika menyesalinya. Dia kan lagi ga punya duit, bisa-bisanya bayarin ini anak jajan.
Sabar, Agra.
"Tunggu di sini, gua beli sate dulu."
Ansel nurut aja, sambil makan surabinya.
"Nanti beli kfc ya," inget Ansel, tapi Agra ga ngebales dia. Mau chat temen-temennya.
LINE
21.10
Agraftr : gua cape
Agraftr : gua beliin sate smua ye
Fadeel : yaaahhh
Kenzi : yauda gua sate kambeng pake lontong
Fadeel : gua juga samain ajah
Fadeel : rev tetep katanya kalau fariz sate ayam sama lontong
Agraftr : iye
Agraftr : sent a contact
Rev : kontak siapa itu
Kenzi : anjir ngapa di kirimin
Kenzi : sent a picture
Agraftr : pc dia
Agraftr : satenya mau apa
Fadeel : geblekkk kenapa ga tanya sendiri, lu kan ama dia
Agraftr : aing di block
Fariz : tanya langsung samperin orangnya dodol astaga
Fadeel : lagian ngapa di block, lu ngapain anak orang astaga
Fadeel : jgn2 lu bawa dia ke semak2 makanya lama? Bru pesen sate?
Fadeel : cowok aja di sikat fakboi emang anyinggg
Agraftr : cepet kntl bacot bet lu
Agraftr : udh pesen tinggal yg dia
Kenzi : anjing lebay bgt lu
Rev : ah elah gua aja yg pc rempong bgt idupnye
LINE
Rev added Anseeel as friend
Rev : sel syg
Rev : ehe canda, satenya mau kambing atau ayam?
Anseeel : hah?
Anseeel : aku kan kfc itu mah abang yang sate
Rev : smuanya jd sate
Rev : mau ap?
Anseeel : knp bang agra ga tanya langsung aja
Rev : gatau, blg aja ke abang mau apa
Anseeel : mau kaepci:(
Rev : yaudah nnti abang beliin, gofood
Anseeel : okei
read
Hm, sepertinya ada bau-bau sesuatu setelah ini. Salah langkah lo Agra.
Bego.
Agra mendapat pesan dari Rev kalau Ansel ga bakal beli, mau kfc katanya tapi nanti dia yang beliin.
Agra yang sedang menunggu sate matang memijit dahinya, puyeng. Ditambah asap dari sate yang membuatnya seakan-akan diliputi api.
Ini anak manja banget pilih-pilih makanan. Persis anak kecil. Rev mau-maunya lagi beliin dia.
Menunggu sekitar dua puluh menit, Agra selesai. Dia berjalan ke arah pedagang Surabi.
Tapi, sesuai dugaan.
Ansel nggak ada di sana lagi.
Ya Tuhan. Cobaan hari ini berat banget buat Agra.
Lagian anak kelinci di tinggal-tinggal, udah tau kelinci itu lincah. Lompat sana-sini, lari sana-sini.
"Sabar Agra, sabar itu ibadah," katanya menenangkan diri sendiri.
Pemuda yang memiliki darah mix Amerika itu berputar kesana-kemari, tadi dia sempet ke mobil buat nyimpen satenya. Dia kira Ansel ada di sana tapi nggak ada.
Sekarang udah hampir jam sepuluh. Tapi, dia tetep ga nemuin Ansel.
Agra bukan orang yang ga bertanggungjawab, dia yang ngajak Ansel ke Bandung, kalau itu anak ilang dia bisa langsung di coret dari kartu keluarga.
Mana susah lagi kalau dia di block, tadi dia nyuruh Rev buat telepon Ansel nanya keberadaan anak itu dimana. Tapi kata Rev, Ansel ga angkat teleponnya. Kemungkinan habis baterai.
"Anjing cape banget!"
Agra bener-bener capek di tambah moodnya yang emang lagi jelek, kalau lagi jelek biasanya jelek banget. Down, habis ini Agra pasti insom dan bisa-bisa gak tidur sampai pagi.
Pemuda itu mencari kesana-kemari. Setelah kurang lebih satu jam mencari Ansel, akhirnya Agra menemukan anak itu.
Ternyata dari tadi dia mampir ke cafe kucing sampai lupa waktu.
Agra nungguin di mobil saking capeknya, nggak lama Ansel datang dengan wajah sumringah.
Anak itu langsung diem waktu nemuin Agra udah berdiri di depan mobil. Bersidekap, ekspresi wajahnya dingin banget. Tiba-tiba Ansel ga berani ngomong.
"Udah?"
"Udah."
"Puas?"
Ansel nggak jawab, dia langsung mau buka pintu mobil tapi ternyata di kunci.
Duh, kayanya dia bikin seekor serigala murka deh.
"Mau ngapain buka pintu mobil?"
"Mau naiklah!"
Agra senyum sinis, buka hpnya dan buka aplikasi gojek.
Memesan gojek ke alamat Villa.
"Mau naek gojek 'kan tadi? Udah gua pesenin."
"Hah?" Agra ga serius pesenin gojek motor kan ya? Ini malem... dingin..
Agra membuka kunci mobilnya, Ansel jadi tidak berani masuk.
"Tungguin aja, platnya D 5669 AGC."
Ansel merasa jantungnya mencelos saat Agra mengatakan itu. Tidak lama, mobil Fortuner hitam itu menghilang dari pandangannya.
Ansel bener-bener di tinggal.
Bangsat!
• • •
Ansel sampai duluan di Villa, tadi perjalanan macet karena ini Weekend. Agra sampai sepuluh menit kemudian, dan teman-temannya menatapnya sangsi.
"Gra, lo serius ninggalin anak orang?"
Agra melirik mereka semua dan menyimpan dua kantung besar sate itu di atas meja. Nggak jawab. Ansel tampak ga ada di sana.
Kenzi menyenggol lengan Fadeel, berbisik, "Tuh kata gua juga apa. Moodnya pasti jelek. Agra emang ga ada akhlak kalau lagi kaya gitu."
"Emang dasar bipolar," bisik Fadeel ngaco.
Agra melempar kartu kredit Fadeel, tidak lama setelah itu gofood KFC milik Ansel datang. Rev mengambilnya dan memberikannya pada Agra.
"Kasihin sama minta maaf sana. Pundung itu anak datang-datang langsung masuk kamar."
Agra menatap plastik itu sebelum melengos, melangkah menuju dapur.
Kenzi menarik nafas, "Susah kalau gini mah. Tunggu aja sampe baikan."
Hingga tengah malam, mereka berlima berkumpul di ruang utama. Menonton sepak bola, Ansel jelas tidak ada di sana. Mungkin udah tidur. KFC-nya ga dimakan.
"Hm pisah ranjang deh," sindir Fariz, tapi tersangka yang di sindir ga peka.
Agra memakan kacang, membuang kulit kacang ke dalam plastik. Dia emang lama banget kalau moodnya jelek, lama baikannya.
"Ah, gua ngantooook. Tidur yok!" Rev sudah menguap lebar, matanya merah. Sekarang pukul satu dini hari.
Semua orang akhirnya masuk ke dalam kamar masing-masing dan meninggalkan Agra yang masih menonton tv.
Pemuda itu menyandarkan diri ke sandaran sofa, menarik nafas panjang masih dengan mengunyah kacang.
Tapi, lima menit kemudian suara pintu terdengar terbuka. Agra menghiraukannya.
Hingga suara seseorang membuatnya berhenti untuk makan.
"Maaf."
Agra berpura-pura tidak mendengar, lebih jelasnya tidak mau tahu.
"Maafin gue tadi egois banget."
Itu Ansel, iya Ansel. Dia pake hoodie sampai kepala, kedinginan. Tapi, sekaligus lucu karena tubuhnya tenggelam di hoodie itu.
"Soalnya bosen nunggu... terus liat cafe kucing."
Agra kembali memakan kacangnya tanpa menatap Ansel, anak itu berdiri di sampingnya.
"Bang—"
"Tidur, udah malem."
"Hah?"
Agra menoleh, melempar kulit kacang ke dalam plastik. Menatap Ansel.
"Udah malem, besok mau jalan-jalan ngantuk lagi nanti."
"Gue... di maafin?"
Agra tidak menjawab, melengos. Ansel menganggap itu sebagai iya.
Anak itu berjingkrak heboh dan memekik yes sebelum berlari lantai dua, hendak tidur.
Dasar bocah.
Sore tadi bilangnya mau tidur di ruang utama.
Emang labil banget.
Diam-diam Agra tersenyum sangat tipis masih dengan mengupas kacang.
"Minta maaf doang susah banget."
• • • To Be Continued • • •
Kalau komentar tembus 50 kaya kemarin, sore aku update lagi!✨
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top