Who am I to You? 《???》 : Part 3 [END!]
Staring :
Im Jaebum
Park Jinyoung
Choi Youngjae
Kim Yugyeom
.
.
.
.
Yugyeom telah menceritakan segala hal yang terjadi kepada Youngjae antara ia dan Jinyoung. Youngjae sendiri cukup akrab dengan Jinyoung maupun Youngjae, tak jarang ketika kedua sejoli itu memiliki masalah Youngjae turun langsung membantu mereka menyelesaikan masalah mereka.
Hari ini Jinyoung bertemu dengan Youngjae, Youngjae sendiri yang akan membantu mereka menyelesaikannya. Yugyeom sendiri menolak ikut dan memilih mendengarkan percakapan mereka via telepon.
"Ada apa mengajakku kemari, Jae?" Tanya Jinyoung ketika Youngjae duduk setelah menerima panggilan telepon.
"Ada hal yang perlu kubicarakan denganmu. Kau tau kan, kalau aku yang sudah menemuimu ini pasti tentang Yugyeom?" Jinyoung hanya mengangguk menanggapi perkataan Youngjae.
"Kau sadarkan kalau Yugyeom sudah jarang menemuimu?" Lagi lagi Jinyoung hanya mengangguk.
"Aku khawatir dengan keadaan kalian. Yugyeom akhir-akhir ini lebih dekat dengan Jackson dan Jaebum yang belum lama ia kenal dari sosial media, mereka tergabung dalam satu komunitas dance dan rap underground. Aku pun melihat kalau Yugyeom sepertinya mulai menyimpan perasaan lebih ke Jaebum di saat kalian sedang renggang seperti ini. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian." Ucap Youngjae. Ia tahu betul apa saja yang sudah terjadi di antara dua pasangan itu. Jinyoung menghela nafasnya.
"Sebenarnya.. aku ingin memutuskan Yugyeom. Tapi, aku tak tahu bagaimana caranya. Apa lagi.. kau tahu kan apa yang telah terjadi, Jae." Youngjae terdiam. Pikirannya menuju kepada Yugyeom yang tengah mendengarkan ini. Ia khawatir. Apa kah anak itu baik-baik saja atau tidak.
"Ya, aku pun tahu, Yugyeom tak jarang berpikir ingin putus. Tapi, kendalanya sama sepertimu. Mengingat apa yang telah terjadi pada kalian." Ucap Youngjae. Ia benar-benar bingung saat ini, namun ia mencoba tetap tenang.
"Kalau pun dipertahankan, ini akan menjadi hubungan yang tidak sehat." Youngjae mengangguk setuju.
"Apa kau tidak bisa menahannya?" Tanya Youngjae. Jinyoung menggeleng.
"Kau tahu kan, aku paling tidak bisa menahan itu." Jawab Jinyoung. Youngjae menghela nafasnya. Ia sudah tahu, kapan Jinyoung bisa menahan hal itu.
"Apa tidak ada cara lain selain itu? Atau katakan apa yang kau ingin Yugyeom lakukan untukmu?" Tanya Youngjae. Jinyoung menggeleng.
"Just break it up." Ucapnya. Youngjae mengacak rambutnya frustrasi.
"Kau tahu.. aku tak yakin ini adalah keputusan yang baik. Kalian kan.. akan terus bertemu saat kelas split seperti di kelas agama, keterampilan, dan seni."
"Putus hubungan bukan berarti putus pertemanan kan? Lagi pula aku lebih nyaman berteman dengan Yugyeom." Ucap Jinyoung.
"Aku tahu itu. Yugyeom juga seperti itu. Tapi, apa dia kuat? Kupikir dia akan sulit menerima ini selama beberapa hari, minggu atau bahkan bulan kemudian." Balas Youngjae.
"Nah, itu dia. Apa dia kuat atau tidak? Biasanya dari pengalamanmu menanganinya." Jinyoung sudah pusing memikirkan masalah ini. Ia tahu ini pasti akan menyakiti Yugyeom.
"Ia pasti menangis, masih perlukah hal seperti itu kau tanyakan?" Jinyoung mengacak rambutnya frustrasi. Youngjae menatap layar handphonenya dan seketika ekspresinya berubah.
"Ada apa?" Jinyoung segera menyadari ada hal yang tidak beres.
"Yugyeom memutuskan sambungan teleponnya. Aku khawatir padanya sekarang." Ucap Youngjae. Jinyoung membulatkan matanya. Jadi, sedaritadi Yugyeom mendengar percakapan mereka? Jinyoung merutuki semua itu.
"Sial." Umpatnya. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang. Youngjae menatap layar handphonenya.
Ting!
Gyeombear: jangan khawatir. Aku akan pergi menemui Jaebum.
Gyeombear: katakan pada jinyoung, aku menerima keputusannya
Gyeombear: aku tidak apa-apa. Kau bisa percayakan Jaebum untuk menjagaku.
3 notification from gyeombear.
Youngjae menghela nafasnya. Kalau sudah begini ia tidak bisa melakukan apa pun lagi.
"Yugyeom menerima keputusanmu. Ia pergi ke tempat Jaebum sekarang." Ucap Youngjae.
"Thanks God," gumam Jinyoung.
.
.
.
.
.
Tok tok tok..
Jaebum yang tengah bersantai di ruang tengah pun langsung beranjak membukakan pintu. Ia melihat Yugyeom di depannya dan tiba-tiba memeluknya dengan begitu erat.
"H-hyung-ie..." suara Yugyeom terdengar bergetar. Tanpa pikir panjang, Jaebum segera menarik Yugyeom masuk dan membawanya ke sofa.
"Ada apa hm?" Tanya Jaebum lembut. Ia mengusap punggung Yugyeom, mencoba membuat anak itu tenang. Yugyeom hanya menggelengkan kepalanya dan menunduk. Ia tak tahu apa yang harus ia katakan sekarang. Hatinya terasa sangat sakit. Jaebum yang melihat Yugyeom terus berdiam diri menarik lelaki yang lebih muda darinya itu ke dalam pelukannya.
"Kalau ingin menangis, menangislah. Jangan ditahan." Ucap Jaebum sembari mengelus surai rambut Yugyeom. Yugyeom menggeleng. Ia tidak ingin menangis, tapi semakin ia tahan maka semakin sakit pula rasanya. Ia meremas ujung baju Jaebum dan menenggelamkan kepalanya di bahu Jaebum.
"Aku disini, Yugyeomie.." ucap Jaebum. Perlahan ia bisa merasakan bahu Yugyeom yang bergetar. Ia pun semakin mengeratkan pelukannya, mencoba memberi kenyamanan pada Yugyeom.
"Keluarkan saja semuanya, jangan takut.." Jaebum mengusap punggung Yugyeom. Tangis Yugyeom pun semakin menjadi.
"H-hiks.. a-appo.." isak Yugyeom. Sungguh, saat itu ia merasa seperti ribuan pedang menusuk dadanya. Ia hanya bisa terisak dan menangis. Rasanya untuk mengucapkan sesuatu, lidahnya terasa begitu kelu.
"Aku tak tahu apa masalahmu, tapi aku dapat merasakannya. It's okay, semua akan baik-baik saja." Ucap Jaebum. Tangannya tak henti-hentinya mengusap punggung Yugyeom, menenangkan lelaki tersebut.
"N-ne hyung.." jawab Yugyeom dengan suara paraunya. Jaebum mengangkup wajahnya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi Yugyeom. Seperti tamparan keras ketika ia melihat Yugyeom menangis dihadapannya seperti ini.
"Tenanglah.. kau pasti kuat. Aku yakin kau pasti kuat." Ucap Jaebum. Yugyeom mengangguk dan menatap Jaebum.
"Ne.. gomawo hyung." Yugyeom mencoba tersenyum.
"Kalau masih sakit lebih baik tidur saja ok? Jangan sakiti dirimu sendiri, jangan sia-siakan air matamu." Ucap Jaebum. Melihat Yugyeom yang tersenyum membuat senyum Jaebum pun ikut berkembang.
"Arraseo hyung-ie.." Yugyeom mengangguk. Jaebum mengusap rambut Yugyeom.
"Jangan menyerah!" Ucapnya sambil menunjukkan eyesmilenya. Yugyeom pun mengecup pipi Jaebum. Ia merasa jauh lebih baik. Ia sangat bersyukur mengenal Jaebum.
"Arra.. sekarang ayo kita tidur saja." Jaebum mengangguk. Ia pun menggandeng tangan Yugyeom dan membawanya menuju kamar.
Keduanya merebahkan tubuh mereka di kasur.
"Good night, hyung-ie.." ucap Yugyeom lalu memejamkan matanya.
"Good night, gyeomie. Percayalah, besok akan baik-baik saja. Nice dream," ujar Jaebum dan mengecup kening Yugyeom. Ia menatap Yugyeom yang mulai terlelap sebelum akhirnya memejamkan matanya, menyusul Yugyeom menuju alam mimpi.
.
.
.
.
.
FIN.
Terima kasih untuk masa-masa selama 1,5 tahun bersama. Terima kasih atas kenangan, dukungan, sakit yang kau berikan.
18.02.16 - 18.06.17
"Hubungan boleh berakhir tapi, itu bukan alasan untuk bermusuhan."
And special thanks to my Ji Bi and Jiaer hyung yang selalu ada baik di saat sedih maupun senang. Also my secret guardian yang selalu membantu di saat kami ada masalah. Love you, guys.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top