First Date 《Jaebum/Yugyeom》

Staring :

Im Jaebum
Kim Yugyeom
Jackson Wang
Kunpimook Bhuwakul
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

BRAAK!

"YUGYEEEOOOOMMMM!!!!" suara teriakan terdengar menggema di dalam kelas. Yang di teriaki hanya menutup telinganya dan menatap malas kedua temannya yang baru saja memasuki ruang kelasnya.

"Apaan sih? Pagi-pagi berisik begini." Ujar Yugyeom malas. Jackson dan Bambam menyengir dan segera mendekati Yugyeom.

"Ada yang ingin kami tanyakan."

"Kau harus jawab jujur ok. Jika tidak kami tidak akan menjadi sahabatmu lagi!" Ancam Jackson. Yugyeom hanya memutar bola matanya dan mengangguk.

"Kau jadian dengan si ketua osis itu?" Tanya Bambam. Nah. Ini yang membuat Yugyeom kesal. Setiap orang selalu bertanya apakah ia sungguh-sungguh jadian dengan ketua osis sekolah mereka, Im Jaebum.

"Ya," jawab Yugyeom singkat, padat dan jelas.

"OMONAAAAA!!!!! ITU SUNGGUHAN JACK! ASTAGA! KAU SUNGGㅡ" Yugyeom langsung membekap mulut Bambam agar lelaki bertubuh kurus itu berhenti berteriak. Sedangkan Jackson? Ia hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya yang konyol itu. Yugyeom mendelik ke arah Jackson yang membuatnya bungkam seketika.

"Uhm.. baiklah baiklah ehem. Jadi, kapan kalian akan pergi untuk ngedate?" Yugyeom menghela nafasnya dan melepaskan tangannya dari wajah Bambam. Ia menarik sebuah kursi dan mendudukkan dirinya di kursi tersebut.

"Entahlah... kau tau kan.. dia itu ketua OSIS. Dia pasti sibuk. Untuk belajar saja pasti susah apalagi untuk berkencan." Ucap Yugyeom lirih. Ia tahu, memacari seorang anak OSIS apa lagi ketuanya akan susah untuk menghabiskan waktu bersama. Maka dari itu, ia tidak mau berharap banyak dari pemuda bermarga Im tersebut.

Bambam dan Jackson saling berpandangan kemudian kembali menatap Yugyeom. Bambam menepuk bahu Yugyeom dan tersenyum.

"Tenang saja.. jika ia memang mencintaimu pasti dia akan meluangkan waktunya untukmu." Ucap Bambam. Yugyeom menghela nafasnya lagi dan mengangguk.

"Semoga apa yang kau ucapkan tadi benar."

Tak lama setelah pembicaraan mereka suasana mendadak hening. Beberapa detik kemudian terdengar bisik-bisik.

"Gyeom! Tuh, Jaebum!" Ucap Jackson sambil menyenggol-nyenggol lengan Yugyeom. Yugyeom pun mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang berjalan mendekati tempat mereka.

"Hai Jackson, Bambam. Ah, boleh ku pinjam Yugyeom sebentar? Ada yang perlu ku bicarakan dengannya." Ujar Jaebum sambil tersenyum. Yugyeom menatap kedua sahabatnya was-was. Kira-kira apa yang akan Jaebum bicarakan? Kenapa jantungnya berdebar sangat cepat? Entah mengapa, ia takut. Yugyeom merasakan ada yang menggenggam tangannya dan mengusap punggung tangannya.

Jackson dan Bambam mengangguk sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo hyung." Yugyeom pun bangkit dan berjalan mengikuti Jaebum yang berjalan keluar dari kelasnya. Jaebum menuntunnya ke bawah tangga. Sesampainya disana, Jaebum tidak langsung berbicara tentang mengapa ia membawa Yugyeom kesana.

"Um.. jadi... apa yang ingin kau bicarakan hyung?" Yugyeom menatap Jaebum yang sedaritadi hanya diam.

"Ah, iya itu.." Jaebum menggantungkan kata-katanya. "Apa kau sibuk hari sabtu nanti?" Tanya Jaebum. Ia menatap Yugyeom yang terlihat sedang berpikir.

"Em.. hari sabtu ada apa ya? Kayaknya tidak. Memangnya kenapa?" Yugyeom menatap Jaebum bingung. Tunggu. Apa jangan-jangan...

JAEBUM MENGAJAKNYA PERGI DATE?

Yugyeom berusaha menepis pikirannya saat itu. Tidak. Ia tidak boleh terlalu berharap. Jaebum pasti sibuk, itu tidakㅡ

"Kau mau berkencan denganku?"

Loading..
Loading..
Loading..

"Uwaaaa!!! Tentu saja aku mau!!" Yugyeom berjalan mondar-mandir sambil mengipas wajahnya yang terasa memanas. Ia yakin wajahnya sudah semerah tomat saat ini. Jaebum terkekeh melihat tingkah Yugyeom yang seperti anak gadis tengah kegirangan karena akan pergi berkencan untuk pertama kalinya. Well, memang ini pertama kalinya Yugyeom pergi berkencan jadi wajar saja jika dia overreacting seperti sekarang ini.

Jaebum menepuk kepala Yugyeom sambil menggenggam tangan Yugyeom.

"Besok aku akan mejemputmu jam 11. Nah, sebentar lagi bel. Sekarang kembali lah ke kelasmu, ok? Aku akan mengantarmu pulang nanti." Ujar Jaebum lalu mengecup kening Yugyeom.

"Baiklah, aku balik dulu. Sampai jumpa!" Setelah itu, Yugyeom kembali ke kelasnya dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya. Ia sangat senang. Apa yang dikatakan Bambam menjadi kenyataan. Ia akan memberitahukannya pada kedua sahabatnya itu nanti.

~~~

Keesokan harinya..

Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Tampak Yugyeom yang terus mondar-mandir di depan lemari pakaiannya.

"Ah! Bambam! Aku harus pakai apa? Ini kencan pertamaku!" Yugyeom menatap nanar lemari pakaiannya. Bambam hanya menghela nafas entah untuk yang ke berapa kalinya. Ia menghampiri Yugyeom dan membalikkan tubuh sahabatnya itu.

"Kau lihat itu? Berapa banyak pakaianmu yang tercecer disana? Ayolah. Pilih saja salah satu lalu pergi mandi! Kau ini kenapa tiba-tiba menjadi seperti anak gadis begini sih." Ujar Bambam kesal. Jackson yang sedaritadi anteng tiduran di kasur milik Yugyeom hanya terkekeh.

Ya, tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka bahwa Yugyeom akan sama parahnya seperti anak gadis ketika akan pergi berkencan. Tapi, Jackson tidak ingin ambil pusing karena masalah itu. Lagi pula, ia sudah sempat membantu namun saran yang ia berikan selalu ditolak mentah-mentah oleh Yugyeom maupun Bambam. Jadi lah pada akhirnya ia memilih bungkam dan berkutat dengan game di ponselnya.

"Pilih kan aku salah satu pakaian, Bammie~"

Bambam menghela nafas dan memilihkan salah satu pakaian. "Bagaimana dengan yang ini? Jangan menolak lagi, aku sudah pusing. Lagi pula, bagaimana pun penampilanmu, Jaebum tetap akan suka kok." Ujar Bambam. Yugyeom nampak berpikir sejenak.

"Ah, entahlah! Ya sudah, lebih baik aku mandi terlebih dahulu. Masalah pakaian kau yang urus ya." Ujar Yugyeom lalu meninggalkan Bambam dengan wajah masamnya.

Jackson menatap Bambam yang kesal dan terkekeh. Ia prihatin dengan nasib sahabatnya yang satu itu.

"Bam, kemari lah." Ujar Jackson. Bambam mengernyitkan dahinya namun tetap mendekati Jackson. Jackson berbisik kepada Bambam dan setelah itu seringaian tampak tercetak pada wajah mereka.

~~~

Setelah menyelesaikan acara mandinya, Yugyeom keluar dan saat itu pula tangannya di tarik oleh Jackson.

"Dilarang melihat kaca. Kau mengerti?" Ucap Jackson tegas. Yugyeom yang tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi hanya pasrah dan mengikuti arahan teman-temannya. Entah apa yang di siapkan teman-temannya, seluruh kaca di tutupi oleh kain yang membuat ia tidak dapat melihat refleksi dari tubuhnya.

Waktu pun berlalu dengan cepat. Jam menunjukkan pukul 10.48 KST. Bambam dan Jackson pun telah selesai mendandani Yugyeom. Pada akhirnya Jackson membuka kain penutup kaca dan memperlihatkan hasil kerjanya dan Bambam. Yugyeom terdiam menatap pantulan dirinya di cermin.

"Terima kasih, Bambam! Jackson hyung!" Yugyeom memeluk mereka berdua bergantian.

"Hahaha! Sama-sama. Sekarang siap-siap sana! Pangeranmu sudah mau menjemput tuh!" Ledek Jackson yang membuatnya dihadiahi jitakan penuh kasih sayang dari Yugyeom.

"Baiklah. Aku akan segera keluar menunggunya."

Tak selang lama setelah Yugyeom keluar, tampak sebuah mobil telah terparkir di depan gerbang rumahnya. Menyadari siapa pemilik mobil tersebut, Yugyeom berjalan menuju mobil tersebut.

"Wow.. inikah Kim Yugyeom dari kelas 10 B? Kau tampak sangat berbeda... sempurna." Ujar Jaebum terkagum-kagum melihat penampilan Yugyeom. Yugyeom tersenyum malu atas pujian Jaebum.

"Terima kasih.. kau juga terlihat... sangat tampan, hyung." Jaebum tersenyum mendengar penuturan Yugyeom.

"Terima kasih kembali. Sudah siap, Princess?" Jaebum memasang seatbelt dan menatap Yugyeom. Yugyeom mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah, ayo berangkat!"

~~~

Acara kencan mereka berjalan dengan lancar hari ini. Mereka sempat mengunjungi taman bermain dan bioskop. Tak jarang Jaebum melontarkan kata-kata manis yang membuat Yugyeom tersipu. Tak hanya sekedar ucapan, tak sedikit pula perlakuan romantis yang dilakukan oleh Jaebum. Mungkin bagi orang lain terlihat sederhana, namun bagi Yugyeom yang merasakan, itu adalah hal teromantis yang pernah ia dapatkan.

Tempat terakhir yang menjadi destinasi mereka adalah sebuah cafe tak jauh dari kota Seoul. Yugyeom dan Jaebum duduk berhadapan, tengah mengobrol ringan setelah menghabiskan makan malam mereka.

"Hahaha hyung tau, Bambam itu memang konyol! Tak hanya itu, pernah suatu kali ia sedang membuntuti gebetannya dan orang itu menyadarinya! Ketika di tanya, hyung tau apa jawabannya? Ia menjawab ia sedang mencari kataknya yang meloncat dan kabur dari tasnya!" Mereka saling bercerita tentang teman-teman mereka dan keseharian mereka.

"Serius? Astaga! Itu adalah alasan terkonyol!" Balas Jaebum. Yugyeom mengangguk antusias.

"Iya! Dia memang aneh! Bahkan kadang aku dan Jack hyung juga menjadi sepertinya!" Yugyeom terkekeh mengingat hal-hal konyol yang pernah ia lakukan setelah mengenal Bambam.

"Hahaha walau pun begitu, aku tetap menyukaimu apa adanya kok." Ujar Jaebum sambil menggenggam tangan Yugyeom.

"Aish.. bisa saja kau ini hyung. Ah- lihat lah.. ini sudah hampir larut malam. Apa tak sebaiknya kita pulang hyung?" Tanya Yugyeom setelah melihat jam yang terpasang manis di pergelangan tangannya. Jaebum mengangguk dan berdiri. Ia mengulurkan tangannya kepada Yugyeom untuk digenggam lelaki manis tersebut.

"Ayo, aku antar pulang, Princess." Yugyeom menyambut uluran tangan Jaebum dan berjalan di samping pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu. Akhir-akhir ini, Jaebum kerap kali memanggilnya dengan sebutan 'princess'. Well, Yugyeom tidak mempermasalahkan itu walaupun ia seorang lelaki. Ia justru merasa senang dan nyaman dengan panggilan tersebut.

"Ah, tunggu disini sebentar, tuan putri. Aku akan segera kembali." Jaebum melepaskan genggamannya dan berlari kecil menuju sebuah toko di samping cafe tempat mereka makan malam tadi. Tak lama kemudian, Jaebum kembali menghampiri Yugyeom dan memberikan sebucket bunga mawar kepadanya.

Jaebum menggenggam kedua tangan Yugyeom dan menatapnya lekat. Sebuah senyuman pun tercetak di wajah tampannya.

"Terima kasih untuk hari ini. Kau membuat hariku semakin berwarna. Aku berjanji, akan selalu membahagiakanmu, Im Yugyeom." Ujar Jaebum lalu mengecup bibir Yugyeom sekilas.

Tak ada hal lain yang mampu membuat Yugyeom bahagia selain semua yang terjadi pada hari ini. Ia memeluk Jaebum dengan erat.

"I love you so much!"

"I love you too, my princess."

.
.
.
FIN

A/N : idk why I make this. But, meh. Hope you guys like it. Too cheesy ending? Fvck it~ xD *slapped*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top