Cinta Terlarang 《Mark/Reader》

A/N : hai hai. Blave sedang ingin membuat cerita sedih. Tapi, karena bingung pair apa yang cocok akhirnya Blave membuat GOT7 x Reader saja. Sekali-kali lah ya kkkk~ ah ya, Blave masih belum bisa melanjutkan cerita yang What Happened karena kesibukan dan pikiran menyebalkan ini. Harap bersabar ya. Hope you like it guys~

~~~

Reader's POV

Hahh tugas-tugas ini benar-benar membuatku gila. Entah sudah berapa jam aku berdiam di kafe ini hanya sekadar menumpang wifi untuk mengerjakan tugas sialan ini. Aku pun mengambil latte yang ku pesan dan menyeruputnya. Untuk mengalihkan penatku dari tugas ini, aku pun mengedarkan pandanganku. Ku lihat seseorang di luar sana tengah kebingungan. Rasa penasaranku membuatku menghampiri orang tersebut setelah membayar dan membereskan barang bawaanku tentunya.

"Mas. Mas kelihatan bingung. Kenapa?" Ucapku setelah menepuk pundak pria tersebut. Wajahnya ditutupi masker dan menggunakan kacamata.

(A/N: Tulisan italic berarti dalam bahasa Inggris, tulisan bold berarti dalam bahasa Korea)

"Maaf, saya tidak paham." Tunggu..... suaranya sepertinya tidak asing bagiku.

"K-kau kan.... aku tahu kau siapa!"

"Shush! Jangan keras-keras! Aku sedang mencari memberku." Oh... ternyata dia tersesat.

"Okay. Aku bisa membantumu. Aku bisa mengantarkanmu kepada mereka jika kau mau. Aku bisa menyetir mobil kok." Balasku. Ya, kapan lagi bisa bantuin bias ya kan? Hehe. Oh iya, dia itu. Mark Tuan dari GOT7. Tau kan? Tau aja lah ya.

"Apa tidak apa-apa? Maksudku- aku tidak ingin me-"

"Ngga. Ayo, lagi pula aku tidak akan menculikmu kok." Aku pun menarik tangannya dan membawanya ke parkiran tempat aku memarkirkan mobilku.

~~~

"Terima kasih atas bantuanmu, Y/N." Ucap Mark yang membuatku senang. Aku pun mengangguk.

"Er.. oppa. Bolehkah aku um... meminta nomor teleponmu? Aku- aku berjanji tidak akan memberikannya ke siapa pun! Jika ada ahgase lain yang menghubungimu silakan blokir nomorku." Oh kumohon... aku sangat ingin bisa berteman dengan mereka.

"Aku hanya ingin bisa menjadi temanmu! S-sudah lama aku ingin sekali bisa dekat dengan artis..." lanjutku sambil menundukkan kepalaku. Jika ia tidak mau... ya sudahlah. Apa boleh buat.

"Hahaha. Baiklah. Berikan aku handphonemu. Pegang janjimu ok? Dan jangan terlalu sering menghubungiku, kau tau kan mereka pasti akan bingung dan juga kau tidak ingin manajerku memblokir nomormu kan?" Sontak aku menatap Mark oppa dengan mata berbinar. Aku mengangguk kemudian memberikan handphoneku kepadanya. Astaga astaga! Ini kejadian langka! Mark oppa tidak biasanya mempercayai orang lain dan mau berbicara dengan orang di luar. Tapi, kali ini dia berbicara denganku! Dan memberikan nomor teleponnya. Oh Tuhan... katakan aku sedang tidak bermimpi.

Mark oppa pun mengembalikan handphoneku dan pergi menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di ruang tunggu bandara. Setelah punggungnya tak terlihat aku pun meloncat kegirangan. Oh, Tuhan! Rencana indah apa yang kau buat untukku?

~~~

Sudah beberapa bulan ini aku berhubungan dengan Mark oppa. Hubungan kami pun sekarang bukan hanya sekadar fans dan idol, atau teman. Ya, kami berpacaran walau hanya lewat pesan singkat. Terkadang ia bahkan tidak mau untuk video call. Mentok-mentok ya telepon biasa. Itu pun jarang. Ya, nasib pacaran sama idol ya begitu. Kau pasti akan ditinggal dengan kesibukannya.

Ding.

Aku pun segera mengecek handphone-ku.

Markie Oppa ❤
Hai sayang. Maaf, tadi kami habis photoshoot.
Sent 10.30 PM

Me
Iya, tak apa oppa.
Read

Markie Oppa ❤
Kau sudah makan?
Tidurlah, babe.
Aku pun perlu istirahat
Sent 10.35 PM

Me
Baiklah oppa
Good night, oppa ❤
Read

Markie Oppa ❤
Good night, babe
Sent 10.38 PM

Aku pun meletakkan handphoneku dan menghela nafasku. Pandanganku menerawang ke langit-langit kamarku. Entah kenapa aku mulai berpikir... aku merasa bahagia karena bisa memiliki idolaku sebagai kekasihku. Tapi, kami pun terpisah jarak yang begitu jauh. Selain itu pun, perbedaan agama kami menjadi penghalang lain. Aku maupun Mark oppa tidak mungkin meninggalkan agama kami hanya agar dapat bersatu. Walaupun aku sangat berharap agar bisa berlanjut namun itu sangat tidak mungkin.

Aku menghela nafasku. Sekeras apapun aku mencoba, itu tidak akan mungkin. Sudahlah Y/N, nikmati saja dulu selagi bisa, pikirku. Aku pun memejamkan mataku. Aku perlu istirahat bukan memikirkan hal seperti ini.

~~~

Normal POV

"Hei, hyung. Ada seorang gadis menunggumu. Ia mengenakan sesuatu untuk menutupi kepalanya. Apa kau mengenalnya?" Tanya Youngjae kepada Mark. Mark mengernyitkan dahinya kemudian berjalan keluar kemudian menemukan Y/N tengah menunggunya.

"Y/N? Apa yang kau lakukan disini? Kau tau, kita bisa terkena rumor." Ujar Mark. Ia pun memastikan tidak ada orang lain disana kemudian membawa Y/N masuk ke dalam dorm.

"Siapa itu hyung? Kekasihmu?" Tanya Yugyeom. Mark mengangguk pelan.

"Ya. Dia kekasihku. Dia yang dulu menolongku saat aku tersesat di Indonesia." Jawab Mark. Ia pun mempersilakan Y/N untuk duduk.

"Ah~ dia rupanya. Halo, Y/N!" Ujar Yugyeom sambil tersenyum.

"Halo, Yugyeom." Balas Y/N sambil tersenyum juga.

"Hyung, bagaimana rencanamu selanjutnya? Menikahinya kah?" Tanya Youngjae penasaran. Member yang lain pun berkumpul untuk mengetahui lebih banyak tentang Y/N dan Mark. Selagi Yugyeom mengajak Y/N berkeliling dorm mereka sebentar, member lain pun bertanya-tanya pada Mark.

"Entahlah, Jae. Aku belum yakin kami bisa melanjutkan ini. Apalagi dengan perbedaan agama begini. Kami pun tidak benar-benar kenal dekat. Hanya sering berbicara lewat chat." Ujar Mark. Mereka menatap Mark tidak percaya.

"Hanya lewat chat? Tidak telepon atau video call?!" Mark menggeleng pelan menjawab pertanyaan Jackson.

"Kau keterlaluan, hyung! Jika aku menjadi dirimu, aku tak akan sanggup seperti itu!" Balas Jackson. Mark menghela nafas. Ia menggedikkan bahunya.

"Hyungdeul, apa yang kalian bahas? Kami sudah kembali." Tanya Yugyeom setelah mengajak Y/N berkeliling.

"Hanya membicarakan masa depan mereka. Kasian anak itu. Harapannya akan hancur berkeping-keping." Ujar Jaebum. Mereka pun duduk bergabung dengan member lainnya. Yugyeom sempat melirik Y/N dengan tatapan khawatir.

"Sayang, apa kau tak apa disini dulu? Kami akan berbincang sebentar. Kau boleh beristirahat terlebih dahulu di kamarku jika kau mau." Tanya Mark lembut. Y/N menggeleng pelan.

"Tak apa oppa. Aku akan menunggu saja disini." Ujar Y/N. Y/N melirik Yugyeom. Hanya ia yang tahu rahasia Y/N.

Reader's POV
Flashback On

"Ngomong-ngomong apa kau bisa berbicara bahasa Korea?" Tanya Yugyeom. Aku pun mengangguk.

"Ya, aku bisa. Aku kan mahasiswa semester 5 dijurusan sastra Korea." Jawabku. Aku melihat Yugyeom mengangguk-angguk.

"Apa Mark hyung tahu? Sepertinya kalian selalu berbicara dengan bahasa Inggris." Aku terkekeh mendengar perkataan Yugyeom lalu menggeleng.

"Jangan beritahu padanya atau pun member lain. Ini hanya jadi rahasia kita ok?" Aku pun mengulurkan jari kelingkingku.

"Baiklah." Yugyeom pun membalas tautan jemari kelingking kami. "Tapi, kalau aku boleh tahu, kenapa kau tidak memberitahu Mark hyung bahwa kau bisa berbicara bahasa Korea?" Aku baru tahu Yugyeom adalah tipikal orang yang sangat ingin tahu. Kukira hanya Bambam yang seperti itu.

"Karena aku ingin tahu, apakah ia membicarakan sesuatu tentang ku disaat aku atau tidak. Aku ingin tahu, apakah ada hal yang ia sembunyikan dariku atau tidak." Jawabku membuat Yugyeom menanggukkan kepalanya mengerti.

"Ya sudah, ayo kita kembali. Nanti mereka curiga lagi." Ajak Yugyeom dan membawa ku kembali ke ruang tamu mereka.

Flashback Off.

Selama mereka berbincang, aku dapat menangkap beberapa kali Yugyeom menatapku khawatir. Ia satu-satunya orang yang tahu bahwa aku mengerti apa yang mereka bicarakan. Hatiku bagaikan tertusuk oleh begitu banyak panah membuat rasanya nyeri sekali mendengar perbincangan mereka. Aku tahu, Mark oppa mengatakan bahwa aku hanya salah satu orang yang beruntung bisa memilikinya sementara waktu ini. Nyatanya, aku hanya menjaga jodoh orang lain. Tck, kenyataan yang pahit bukan?

"Oppa, aku akan pulang ke hotelku. Ini sudah hampir malam. Tenang saja, tidak terlalu jauh dari sini kok. Aku bisa pulang sendiri. Kau tetap disini, ok?" Ujarku yang mau tak mau harus memotong pembicaraan mereka. Hatiku sudah tidak kuat menerima fakta ini.

"Kau yakin? Biarkan aku mengantarmu sampai ke bawah setidaknya." Ucapnya. Aku menggeleng pelan. Rasanya saat ini tak sanggup aku harus terus bersamanya.

"Oppa disini saja. Sepertinya kalian masih asik berbincang. Biar Yugyeom saja yang menemaniku." Sontak mereka menatap Yugyeom yang sedikit linglung. Aku terkekeh melihat tingkah Yugyeom.

"Tenang saja, oppa. Kau tak perlu cemburu. Ayo, Gyeom." Ajakku kepada Yugyeom. Akhirnya si maknae bongsor itu mau menemaniku.

"Noona, aku- aku meminta maaf jika apa yang Mark hyung katakan tadi menyakitimu. Kau... kau harus menjaga seseorang, yang justru telah memiliki calon lain untuk masa depannya. Tapi, kau harus jadi orang yang kuat, ok?" Ujar Yugyeom. Aku dapat melihat raut khawatirnya, aku membalas perkataannya dengan sebuah senyuman.

Memang sakit rasanya, ketika mengetahui orang yang sangat kau cintai, telah memiliki calon untuk masa depannya. Bahkan kalian pun harus menerima kenyataan bahwa kalian tidak bisa sebebas pasangan lain untuk mempublikasikan cinta kalian terhadap satu sama lain. Terlebih lagi jika terpisah jarak dan kepercayaan seperti yang ku alami. Tapi, walau begitu aku tetap menjalani ini dengan senyuman. Bagiku, daripada menangisi hal yang bahkan belum terjadi tidak ada gunanya. Cepat atau lambat, perpisahan itu akan terjadi. Daripada menangisi kenyataan, nikmatilah dulu selagi kalian masih bisa bersama.

"Terima kasih, Gyeom. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku tak apa kok. Aku akan menikmati setiap detik yang kami miliki, sebelum aku akan kehilangan dia. Baiklah, aku pamit dulu ya. Kapan-kapan aku akan mengunjungi kalian lagi. Sampai jumpa!" Ucapku dengan santai. Aku pun melangkahkan kakiku.

Ya, masalahku memang tidak ringan. Hatiku, pasti teramat sakit. Hubungan ini, terasa tidak nyata. Walau begitu, perasaan ini nyata adanya dan akan tetap disini walaupun nantinya ia akan pergi dariku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

FIN.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top