6. Nikahan

Kami masih berada dijembatan, setelah iya meminta paku yang akan ku lempar, Eri mencoba mengores sesuatu, lalu berkata.

"Bagai mana menulis nama mu?."

"Tulis saja Randy biasa.".

Iya pun mulai menulisnya ditiang jembatan nomor dua dari arah kota. Setelah itu kami pun pulang.

3 tahun lebih sudah berlalu, aku sekarang sudah kuliah di sebuah fakultas tehnik, Eri juga sudah berkerja dikota menjalankan usaha toko phone call, suatu ketika aku bertemu denganya saat itu malam disebuah warung, kami hanya saling tersenyum, iya sudah sangat jarang terlihat dikomplek, hanya saat hari raya saja.

"Hari minggu nanti ada yang mau nikahan ya dikomplek kita?," tanya Eri yang berjalan mengikuti ku dibelakang.

Aku menghentikan langkah ku dan berpaling kebelakang tepat kearahnya, aku melihat tubuhnya yang kurus dengan rambut panjang sebahu yang diikat kebelakang, bajunya juga terlihat kebesaran, gayanya sama seperti dulu, dia juga suka banyak tanya dan aku sering berbohong kepadanya hehe.

"Yang nikahan hari minggu ini aku?," kata ku dengan senyuman jahat mbah lamvir.

"Hah?, sama siapa?," kara Eri dengan wajah binggung.

"Nia, teman sekampus ku."

"Undanganya?.".

"Sudah ku tarus dirumah kamu, sudah lama satu minggu yang lalu itu."

Eri hanya diam, lalu aku melanjutkan perjalanan pulang kerumah, Eri mengikuti dibelakang seperti biasa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: