3. Jentik-jentik

Saat itu sore hari, gerimis masih turun membasahi jalan diperkompekkan rumah ku, dengan saringan teh dan ember, aku bergegas kelaur rumah menuju genangan air yang berisi jentik larva nyamuk hutan yang sangat banyak, genan air itu terdapat disebelah kanan rumah Eri tetanga baru ku.

Dengan saringan teh besar yang ku beli sudah lama, aku mulai menangkap jentik-jentik nyamuk itu. Terlihat Eri dari jendela dirumahnya, iya memandang ku dengan rasa penasaran, tapi aku tidak peduli, aku harus berkonsentrasi menakap para jenitik-jentik ini agar tidak tercampur dengan kutu air.

Selagi aku asik menangkap, tiba-tiba aku melihat pusaran air diember ku yang penuh jentik nyamuk, seperti baru saja diaduk, lalu aku mengkap lagi, setelah berpaling melihat kearah ember ku, aku melihat Eri mengaduk ember ku dengan tangannya.

"Jangan!," bentak ku pada Eri.

"Kenapa?."

"Nanti jentik-jentiknya bisa mati," kata ku marah padanya sambil menutup ember itu dengan penutupnya.

"Untuk apa sih?."

"Makanan ikan cupang."

Setelah selesai aku kembali kerumah ku, terlihat Eri mengikuti ku dibelakang, namun saat aku masuk kedalam pagar rumah ku iya hanya berdiri saja, sampai aku masuk kerumah barulah dia pulang kerumahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: