21

"Assalamualaikum mamankkk" Dimas dan Arsya mengucapkan salam ketika memasuki rumah Lian dan Aqilla.

Rumah gak di Kunci jadi mereka bebas masuk tanpa harus di persilahkan oleh sang pemilik.

"Wa'alaikumsallam, lah curut-curut! Belom gua suruh masuk dan maen masuk aja Lu berdua" omel Lian.

Dimas dan Arsya nyengir kuda.

"Hehehehe, ya maap. Habisnya gue udah gak sabar mau liat kembaran gue" kata Arsya. Yang di maksud kembaran nya itu ya anak Lian dan Aqilla

"Mimpi sono Lu!" Desis Lian kemudian mengusap wajah Arsya kasar.

"Kelean semua boleh liat anak gua, asal ada ini.." Lian menggosok antara jari jempol dan telunjuk nya, pertanda fulus.

"Ciri-ciri bapak mata duitan ya gini" cibir Dimas merasa malas.

"Yodah nihh nihhh" Dimas memberikan selembar uang berwana biru kepada Lian yang langsung Lian terima dengan wajah berbinar.

Mayann

"Nihh gua juga" kata Arsya, sama memberikan Dimas uang selembar berwarna biru.

"Oke cakep! Dah kalian boleh masuk. Sebelum itu cuci tangan Cuci kaki dulu, si Qila overprotektif banget sama anak kami" bisik Lian di akhir kalimat.

"Amaann" seru Dimas dan Arsya.

~~~'

"Sial! Kenapa kalian malah hidup bahagia gitu sih?! Harusnya gue yang ada di posisi Lo Aqila!" Desis Sheilla penuh kebencian sambil menatap foto-foto Aqilla, Lian beserta anak mereka.

Kenapa anak nya gak mati aja sih?! Kenapa harus hidup?

Sheilla rela di penjara jika saja anak Aqilla dan Lian mati!

"BANGSAT!!" Maki Sheilla.

Prok..prok..prok..

Suara tepuk tangan terdengar dari belakang Sheilla membuat Sheilla membalikkan badannya ke belakang.

Arfan.

Arfan menatapnya dengan santai sambil bersedekap dada.

Sial! Kenapa dia bisa disini? Dan kenapa juga dia tau markas nya!

"E..elo?"

"Mau Lo berusaha sekuat apapun untuk menjauhi mereka, untuk membuat mereka hancur. Lo gak akan bisa, kalo memang mereka di takdirkan untuk bersama, Lo gak akan bisa memisahkan mereka. Lo bukan tuhan" setelah mengatakan itu Arfan melenggang pergi dengan santai.

Sial!!

Sheilla membanting pisau yang ada di tangannya lalu mengejar Arfan.

"Kenapa lo bisa disini? Sejak kapan lo tau tempat persembunyian gue?" Tanya Sheilla menatap Arfan lekat.

Arfan balas menatap Sheilla dengan santai, lalu dia memajukan kepalanya ke sheilla membuat sheilla mundur.

Arfan apa-apaan sih?

"Bukan urusan lo"

Setelah itu Arfan pergi.

"ARFAN SIALAANNN" teriak Sheilla marah.

°°°°

"Jadi gimana?? Sheilla kabur dari penjara. Gua takut kalo ntar dia bakalan nyelakain Aqilla" ujar Dimas khawatir kepada keselematan Aqilla.

Saat ini mereka semua, minus Arfan tengah berkumpul membahas Sheilla yang kabur dari penjara.

Tadi, Lian mendapat kabar dari pihak polisi jika Saat di tangkap Sheilla berhasil kabur.

Dan itu membuat Lian was-was.

"Bukan cuma Aqilla, tapi anak Gua juga terancam" kata Lian kepalanya menunduk.

"Ah! Kenapa sih Lu bisa pernah pacaran sama itu cewek? Kaya psikopat tau gak? Serem gua liatnya" dengus Arsya.

"Apa Lu kira gue tau kalo dia kaya begitu? Kalo gue tau gue juga gak mau kali!" Dengus Lian merasa kesal.

"Aman, gue tau dia dimana" suara arfan tiba-tiba terdengar.

Karena memang orangnya sudah ikut bergabung bersama mereka.

"Dimana?" Tanya Lian .

Arfan menunjukan lokasinya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top