Jatuh

"Shal, dua minggu ini gue denger gosip lo kenal sama anak basket ?" Tanya teman sekelas Shaliha yang bernama Putri

"Anak basket ?" Shaliha tampak berfikir. Pasalnya, Shaliha selama 2 minggu ini jarang dekat dengan siapapun kecuali Joana

"Itu yang tinggi, yang pakai pierching ditelinga kirinya" Shalila coba mengingat orang yang disebutkan ciri cirinya oleh Putri

"Ohiya iya gue inget. Emang kenal, kenapa ?" Tanya Shaliha setelah mengingat orang yang dimaksud

"Kenal doang ? Engga deket ?"

"Dia anak famous loh Shal, kalau lo deket nanti diserbu sama fangirlnya" timpa Joana

Shaliha menggelengkan kepalanya. Jauh dilubuk hatinya ia merasakan sakit. Iya, sakit. Sakit bahwa kenyataannya pria yang bisa membuat hatinya berdebar tak karuan dikelilingi banyak wanita. Tak seharusnya Shaliha menyukai pria yang sudah dimiliki oleh banyak wanita

---

"Shaliha, tolongin Bunda" Teriak Amanda; Bunda Shaliha dari arah dapur. Shaliha yang berada dikamar langsung menghampiri Amanda

"Ada apa Bun ?"

"Tolong beliin telur sama pasta ya. Malam ini kita makan pasta" jawab Amanda lembut. Shaliha mengangguk lalu melebarkan tangannya dihadapan Amanda

"Uangnya ? Sekalian aku mau beli Yuppi ya Bun"

Amanda memberikan uang selembaf seratus ribu "Hati hati dijalannya ya Nak"

Shaliha mengacungkan jarinya sebagai jawaban. Jarak dari rumah Shaliha menuju minimarket bisa dibilang jauh, maka dari itu Shaliha menggunakan sepeda kesayangannya

Kring kring kring

Kring kring kring

Kring kring kring

"PERMISI" teriak Shaliha kepada orang yang sedang bermain skateboard dihadapannya. Karna pria yang sedang bermain skateboard tersebut tidak menghiraukan teriakan juga suara lonceng sepeda Shaliha. Shaliha pun mengarahkan sepedanya ke trotoar

"Aw" rintih Shaliha pelan saat badannya jatuh ditrotoar. Shaliha mengangkat sepedanya yang menimpa sedikit tubuhnya

"Yah telurnya pecah" ucap Shaliha lirih

"Telurnya biar aku yang ganti" Shaliha berbalik mencari sumber suara tersebut. Hati Shaliha kembali berdebar setelah mengetahui bahwa pemilik suara itu adalah Adelard

"Eh, ga usah Kak. Ini salah aku ko" kata Shaliha gugup

"Aku yang salah, udah diteriakin gitu engga kepinggir juga" kata Adelard. Shaliha hanya tersenyum

"Apa kamu kuat jalan ? Celana kamu sobek dibagian lututnya" Shaliha melihat lututnya. Ternyata benar, celana Shaliha bagian lututnya sobek dan menyebabkan lututnya sedikit berdarah

"Kalau gitu biar aku aja yang beli telur. Telur yang kamu beli itu satu cup kan ?" Shaliha hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Adelard "Tunggu disini ya Shal"

Adelard pun pergi menggunakan skateboardnya menjauh dari Shaliha. Sedangkan Shaliha duduk ditrotoar memperhatikan lututnya yang luka. Shaliha coba membersihkan lukanya menggunakan ujung kaos lengannya. Sesekali Shaliha meringis karna perih

Namun inilah Shaliha. Ia memakan permen Yuppi disaat seperti ini. Disaat merasakan sakit. Entah sakit hati ataupun luka difisik yang menyebabkan rasa sakit. Ia terus mengunyah permen Yuppi tersebut tanpa memperdulikan lututnya yang terus mengeluarkan darah

"Nih telurnya" kata Adelard sambil memberikan kantong plastik yang berisik 1 cup telur dihadapan Shaliha. Shaliha berdiri

"Ish" rintih Shaliha yang merasa lututnya perih kembali. Adelard berjongkok tepat dihadapan Shaliha. Ia merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sapu tangan

"Maaf ya, gara gara aku kamu jadi jatuh gini. Mana lututnya luka lagi" kata Adelard sambil membungkus lutut Shaliha menggunakan sapu tangannya

Mereka berdua lalu berdiri setelah lutut Shaliha tertutup sapu tangan Adelard

"Makasih ya Kak" ucap Shaliha sebelum menaiki sepedanya

"Aku duluan ya Kak. Permisi" pamit Shaliha sebelum mengayuh sepedanya kearah rumah

"Iya, hati hati ya Shaliha"

Shaliha mengayuh sepedanya menuju rumah. Lagi lagi selama perjalanan pulang ia ditemani oleh jantungnya yang berdebar. Entah mantra apa yang bisa membuat jantung Shaliha berdebar seperti ini

---

"Kak Aderald" panggil Shaliha dikantin kepada Adelard. Shaliha ingin mengembalikan sapu tangannya yang sudah 3 hari ini ia simpan

Adelard menjauh dari teman temannya dan menghampiri Shaliha yang jaraknya hanya beberapa meja

"Whats up Shal ?" Tanya Adelard yang sudah didepan Shaliha. Shaliha mengernyitkan keningnya, ia tidak merasa berbicara dengan Adelard yang kemarin. Adelard yang kemarin berbahasa baku namun terdengar nyaman

"Shal ?" Shaliha mengerjapkan matanya. Tersadar dari lamunannya

Shaliha mengeluarkan sapu tangan dari saku roknya "Aku mau ngembaliin ini" Shaliha memberikan sapu tangan tersebut

Adelard meraihnya, baru ia membuka mulutnya

"Lard, ini mie lo keburu lurus nih kalau didiemin" teriak salah satu teman Adelard

"Maaf ya Kak udah ganggu istirahatnya. Aku permisi" Shaliha menunduk sedikit lalu pergi meninggalkan Adelard

"Ngapain nyamperin Adelard ?" Tanya Joana yang penasaran

"Kakak, dia itu Kakak kelas Jo" koreksi Shaliha. Joana hanya terkikik

"Gue ngembaliin sapu tangannya yang beberapa hari lalu dikasih pinjem ke gue"

Shaliha terlempar ke kejadian 3 hari lalu. Dimana ia bersama Adelard diluar sekolah. Adelard yang menggunakan bahasa baku, namun terdengar nyaman. Berbeda dengan Adelard yang disekolah, yang menggunakan bahasa gaul

Shaliha menepis pemikiran tersebut

Mungkin dia emang gitu. Kalau diluar sekolah gaya bahasanya beda

/////

Update 2 hari sekali. Bukannya mengesampingkan cerita yang lain. Karna cerita ini emang udah selesai pengerjaannya dan tinggal post post doang hehe

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top