Part 3:Badmood
Kelas XIIB
"Selamat pagi Ricky!" Sapa Leo girang sedangkan pemuda yang di sapanya hanya menunduk dengan tatapan kosongnya.
"Pagi" Ucap Ricky dengan nada malasnya sehingga Leo menjadi bingung terhadap keadaan temannya.
"Kenapa Rick?" Tanya Leo penasaran.
"Aku lagi badmood, Hush sana jangan ganggu aku lagi tidur" Ujar Ricky sembari mengusir temannya untuk menjauh.
"Yaelah memangnya kau kira aku ini hantu pakai diusir segala" Gerutu Leo kesal lalu meninggalkan Ricky sendiri di kelas.
"Huuhhh...gara-gara ayah enggak mau minjamin aku motor kemarin jadinya para fansku disana kecewa sama aku" Ujar Ricky dengan menghela nafas.
"Tumben pagi-pagi udah badmood lagi enggak semangat ya?" Tanya Winda datar sehingga pemuda itu hanya mendongakan kepalanya.
"Iya" Jawab Ricky cuek.
"Yaudah aku mau bolos dulu di jam pertama sekolah soalnya aku ada urusan penting sama seseorang bye" Ujar Winda santai sambil melambaikan tangannya lalu pemuda itu hanya mengangguk malas.
"Oi Winda mau kemana?" Tanya Leo bingung.
"Mau pergi karena ada urusan penting, Oh ya kalo ada bu Intan bilang ya sama dia kalau aku izin keluar sekolah untuk beberapa jam" Ucap Winda kemudian diangguk oleh Leo lalu gadis itu pergi berlalu meninggalkan kelas tersebut.
Kemudian bel masuk pun berbunyi sehingga semua murid di kelas pun masuk berserta guru yang akan mengajarnya hingga jam istirahat.
*Skip istirahat*
"Gimana udah enggak badmood lagi?" Tanya Leo lalu pemuda itu hanya mengangguk kepalanya pelan.
"Iya untung aja para fansku enggak membenciku" Ujar Ricky girang.
"Hahaha...kirain kamu lagi kesal sama Winda ternyata kamu lagi kecewa karena tidak bisa menemui para fansmu kemarin" Ucap Leo sedangkan pemuda itu hanya terkekeh pelan.
"Hehehe, Ngomong-ngomong dimana Winda kok aku enggak melihatnya di kelas?" Tanya Ricky sambil mencari-cari seorang gadis berandal tersebut.
"Bukannya dia izin keluar sekolah karena ada urusan penting" Ujar Leo dengan mengernyitkan alisnya.
"Oiya aku lupa kalau Winda ada urusan penting" Ucap Ricky sambil menepuk jidatnya.
"Kemarin aku lihat kamu sama Winda sedang pulang bersama ya?" Ucap Leo dengan tersenyum penuh arti.
"Iya memangnya ada apa?" Tanya Ricky bingung.
"Enggak, Tumben pulang bareng sama Winda biasanya saling bermusuhan apa jangan-jangan kalian saling suka ya?" Ujar Leo sehingga pemuda itu berwajah merah.
"YA ENGGAKLAH MASA COWOK POPULER KAYAK AKU SUKA SAMA CEWEK BERANDAL KAYAK WINDA!" Teriak Ricky spontan seketika semua orang yang di kantin langsung memperhatikan mereka.
"Yang bener....kok mukanya merah?" Goda Leo dengan menyeringai.
"Arrgghh....kamu ini nyebelin banget lebih baik aku pergi dari sini daripada di jadikan tontonan gratis oleh orang lain!" Seru Ricky kesal kemudian meninggalkan temannya.
"Ya ngambek lagi tuh anak lebih baik ku samperin daripada di tatap oleh orang-orang yang tidak kukenal" Batin Leo lalu ia pergi menemui Ricky yang sedang menggerutu di koridor sekolah.
"Hei Rick jangan ngambek dong, aku minta maaf ya atas kejadian yang tadi" Ucap Leo lalu diangguk oleh pemuda itu.
"Hmm, Btw pergi ke kelas bareng yuk" Ajak Ricky kemudian diangguk oleh Leo.
"Oke Ricky!" Seru Leo bersemangat lalu mereka pergi ke kelas.
Di kelas XIIB
"Brak!"
"Teman-teman kita ada berita baru!" Ucap siswa itu sambil mendobrak pintuk kelas sehingga semua murid di kelas hening seketika.
"Berita baru apa?" Tanya Lizabeth bingung.
"Winda di culik sama anggota gangster di luar sekolah dan dia dalam keadaan pingsan" Ucap siswa itu.
"Heehhh...kamu tahu darimana?" Tanya Leo penasaran.
"Aku melihatnya di luar sekolah tadi" Jawab siswa tersebut hingga semua murid bersorak ria kecuali Ricky, Lizabeth, Kelvin, dan Leo.
"Yeeeeyyyy....Putri es telah pergi!!!" Teriak seluruh murid di kelas dengan senang.
"Biarin aja si Winda diculik sama anggota gangster kan dia yang selalu berbuat onar sama orang lain dasar gadis berandal" Cibir siswi itu.
"Iya jadi sekolah kami nenjadi tentram dan aman tanpa dia" Ujar siswi lainnya.
"Hu'um benar banget tuh kalau boleh mati aja dia biar kita tambah senang" Ucap siswi tersebut sehingga Ricky yang mendengar percakapan dari para siswi itu merasa marah kemudian ia langsung mengebrak meja.
"Braaakkk!"
"JANGAN MENGHINA WINDA DASAR PARA MURID BANJINGAN!" Teriak Ricky marah disertai aura membunuhnya sehingga seluruh murid di kelas terdiam sekaligus bergetar ketakutan dengan amarah pemuda itu.
Kemudian pemuda itu berjalan ke arah siswa itu dengan perasaan marah dan kesal.
"Tap-tap!"
"Sret!"
"Ada dimana markas mereka?!" Seru Ricky murka sembari menarik kerah siswa tersebut.
"M-markas mereka ada di dekat pabrik kayu terdekat" Jawab siswa itu dengan bergetar ketakutan.
"Leo dan Kelvin ayo ikut aku!" Ajak Ricky dingin lalu diangguk oleh kedua pemuda itu.
"Apakah aku boleh ikut untuk menyelamatkan Winda?" Ucap Lizabeth dengan perasaan khawatir terhadap temannya.
"Jangan kau hanya memberitahu kepada guru kalau kami akan pergi menyelamatkan Winda" Sahut Kelvin lalu gadis itu mengerti dan langsung pergi ke kantor guru.
"Leo tolong telpon teman-teman kita untuk menyelamatkan Winda!" Perintah Ricky.
"Oke" Ucap Leo sambil menelpon teman Ricky lewat ponsel pintarnya.
"Aku akan menyelamatkanmu Winda tunggulah disana" Batin Ricky sambil mengendarai motor sportnya menuju markas para gangster.
💜To Be contined💛
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top