Part 2:Benci tapi suka
"Woi balikin buku aku!" Seru Ricky sambil mengejar gadis tersebut.
"Enggak mau, buku apaan nih?" Tanya Winda penasaran sembari membuka buku itu.
"Jangan dibuka itu buku harianku!" Teriak Ricky sedangkan Winda sudah membaca bukunya sehingga dia tertawa.
"Wkwkw...lucu banget buku harianmu, tgl 19 November aku terjatuh ke parit pak somad sehingga bajuku basah lalu aku dikejar sama anjing liar hingga celana ku sobek hahahaha itu moment paling kocak yang pernah kubaca" Ujar Winda sambil tertawa sehingga pemuda itu menggeram marah.
"Arrgghhh...jangan menetertawaiku! Seru Ricky marah disertai wajah merahnya.
"Jangan marah-marah entar nasib sialnya nambah lagi" Ucap Winda santai.
"Itu gara-gara kamu idiot" Ujar Ricky kemudian sebuah pisau melayang tepat di atas kepalanya.
"Mau cari mati?" Tanya Winda dingin dengan tatapan membunuhnya hingga pemuda itu hanya berdecih.
"Cih, aku enggak bakal takut sama kamu karena kita ini rival" Ucap Ricky dengan percaya dirinya.
"Percaya diri sekali kau hanya karena sebuah pisau" Ujar Winda datar lalu pemuda itu menyeringai .
"Hehehe walaupun kau menghinaku sebagai pemuda jelek atau aneh tetapi suatu saat nanti kau akan terpesona denganku" Ucap Ricky dengan aura pesonanya yang membuat Winda merasa risih.
"Yaelah aku enggak bakal terpesona sama kamu" Ujar Winda santai kemudian meninggalkan pemuda itu sendirian.
"Gezz...lihat aja nanti kamu pasti terpesona dengan ketampananku" Batin Ricky dengan menyeringai lalu ia pergi menemui para fansnya di lapangan sekolah
*Skip pulang sekolah*
"Winda pulang bareng yuk!" Ajak sahabat masa kecilnya yang bernama Kelvin Lorenz.
"Winda jangan mau dengan ajakan orang sesat itu lebih baik kau pulang bersama ku aja daripada dia" Ujar seorang gadis berwajah imut yaitu Lizabeth Felix teman sekelas Winda.
"Yang sesat itu lu kali bukan aku, Winda kamu pulang dengan aku ya!" Ajak Kelvin sembari menarik tangan gadis itu.
"Oi Winda itu mau pulang sama aku bukan kamu, ya kan Win?" Ucap Lizabeth dengan menarik tangan Winda.
"Oi ratu Eropa jangan main-main tarik tangan Winda dong entar tangannya rusak gara-gara kamu!" Seru Kelvin kesal.
"Uhhh...dia itu maunya pulang sama aku" Ucap Lizabeth dengan menarik tangan Winda lagi.
"Enggak dia itu sama aku" Ujar Kelvin sehingga terjadi tarik saling menarik sedangkan Winda merasa pusing karena ulah kedua temannya.
"Winda itu mau pulang sama aku bukan kamu!
"Oi ratu blasteran kw jadi orang jangan seenak jidat aja narik sahabat gua!"
"Jangan ngehina gue nanti dihajar baru tau!"
Kemudian perdebatan panjang pun dimulai sementara Winda sudah menjadi korban tarik-menarik hanya bingung sekaligus pusing dengan kedua temannya yang tidak bisa akur.
"Hei gadis ini aku bawa pulang ya" Ucap seorang pemuda yang tak lain adalah Ricky sambil menarik tangan Winda kemudian membawanya dengan cara bride style.
"Hoi!" Teriak Serentak Kelvin dan Lizabeth serentak.
"Badan kamu berat banget kayak gajah" Ujar Ricky santai sembari menggendong Winda menuju ke mobil pribadinya.
"Berhenti mengejekku" Ucap Winda cemberut.
"Jangan cemberut begitu dong nanti hati aku tambah meleleh sama keimutanmu yang sedang cemberut" Ujar Ricky lalu kepalanya dipukul oleh Winda.
"Bletak!"
"Mau dipukul lagi jika masih gombal terus?" Tanya Winda dengan aura yang menyeramkan.
"Iya-iya ampun" Ucap Ricky santai karena ia sudah terbiasa dihajar terus oleh gadis itu.
"Nah anak baik yang manis turunin aku bisa enggak?" Tanya Winda dengan tersenyum miris.
"Tentu saja bisa putri es" Ucap Ricky lalu menurunkan gadis itu secara kasar.
"Bruk!"
"Aduh...woi nurunin orang bisa pelan enggak sih?!" Bentak Winda kesal.
"Suka-suka akulah yang punya tangan ini aku bukan kamu, Seharusnya kamu itu harus berterima kasih sama aku karena kamu sudah terselamatkan oleh dua manusia gaje itu" Ujar Ricky dengan percaya dirinya.
"Iya-iya makasih udah nolongin aku, Cepetan antar aku ke rumah ogeb!" Seru Winda lalu diangguk oleh Ricky.
"Siap Putri" Ucap Ricky kemudian mereka pulang dengan mengendarai mobil pribadi Ricky.
Sesampai dirumah Winda...
"Tidak kusangka rumah Winda sebesar dan semegah ini" Ujar Ricky dengan kagum.
Kemudian ia melihat Winda yang sedang tertidur nyenyak di mobilnya sehingga rona tipis muncul di wajah pemuda tersebut.
"Wajah Winda manis banget kalau lagi tidur" Batin Ricky disertai wajah merahnya lalu ia memutuskan untuk membangunkan Winda.
"Win bangun kita udah sampai di rumah kamu" Ucap Ricky lembut kemudian gadis itu terbangun dari tidurnya.
"Hooaaammm...udah sampai kah?" Tanya Winda sambil mengucek matanya lalu diangguk oleh Ricky.
"Iya, Tidak kusangka rumah kamu mewah juga ya" Ujar Ricky santai.
"Hehehe itu sudah biasa, Makasih ya karena udah nganterin aku sampai ke rumah" Ucap Winda dengan tersenyum manis sehingga pemuda itu merona berat.
"Ya sama-sama, Aku pulamg dulu ya bye" Ujar Ricky dengan mengendarai mobilnya.
"Hm hati-hati di jalan" Ucap Winda ramah kemudian mobil tersebut perlahan menghilang. Lalu Winda memutuskan untuk masuk ke rumah dan di sambut hangat oleh keluarganya dan para pelayannya.
Sementara itu Ricky sedang melamun di kamarnya karena ia sedang memikirkan seorang gadis berandal yang bernama Winda.
"Ternyata di balik sifat kasar, dingin, dan cuek dari Winda, Memiliki sifat alaminya seperti ramah, manis dan cantik. Apakah aku suka sama Winda, Eh enggak mungkin lah aku kan rivalnya Winda buat apa suka si preman itu" Batin Ricky lalu ia tidur di atas kasur yang empuk sambil bermimpi tentang Winda.
💗To be contined💓
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top