EPILOG
Sebulan kemudian ...
Seorang pemuda telah menunggu di depan rumah bertingkat. Rumah itu bergaya arsitektur modern dan sedikit gaya scandanavian. Rumah itu memiliki halaman dan kebun kecil dengan pintu pagar besi yang memiliki ornamen bunga bakung. Di taman kecilnya terdapat bunga bakung dan bunga mawar yang mewarnai dan memberi aroma halaman rumah. Terdapat air mancur di tengah dan kolam ikan mungil.
Pemuda itu menengadah ke salah satu ruang dari rumah itu.
"Re, lo buruan kenapa, sih, gue berasa nunggu calon tunangan aja, lama bener lo mandi. Sudah pakai baju belum? Kita harus ganteng, biar dilirik sama cewek-cewek yang ada di sana."
"Bawel lo, kayak emak gue, aja. Iya gue udahan, nih. Gue ambil kunci mobil dulu." Rega beringsut dari posisinya berdiri, mematikan sambungan ponsel sambil berjalan ke arah pintu kamarnya.
***
Ketika Rega telah berada di luar rumahnya, ia terperangah dengan benda yang berada tepat di samping sahabatnya itu.
"Eh, lo katanya nggak bawa mobil?" tanya Rega yang masih diselimuti rasa heran.
"Motor gue tiba-tiba ngadat, kesel kali gue bawa jauh. Jadi, gue pakai mobil, deh, yuk, naik mobil gue aja," tawar Tomy.
Rega menuruti kemauan Tomy dan segera memasuki mobilnya. Rega duduk di kursi penumpang, sementara Tomy memosisikan diri di kursi pengemudi.
Mobil SUV hitam itu mulai menggulirkan roda dan melaju dengan kencang di jalan raya yang cukup lengang.
"Re—"
"Hem?"
"Gue mau nanya sesuatu." Tomy sedikit-sedikit melirik ke arah teman di sampingnya.
"Tanya aja, kenapa?"
"Apa benar, kita cuman berkhayal?"
Rega terperanjat dengan pertanyaan Tomy.
"Yah, anggap aja, seperti itu, kita tak akan pernah melihat mereka lagi, meskipun kita sudah menyatukan ingatan."
Tomy hanya menggeleng.
"Berarti Vino...."
"Vino menyelamatkan kita, Tom, sudah cukup, jangan dilanjutkan!"
Tomy terdiam mendengar ucapan seakan teguran dari sahabatnya itu.
***
Sesampaianya di pesta ulang tahun teman Tomy, ia dan Rega membelah kerumunan, Tomy tak sabar untuk memperkenalkan sahabatnya dengan teman kampus yang sekarang menjadi raja pesta ini.
Tomy menyapu pandangan ke sekeliling, matanya jeli melihat wajah-wajah di sekitarnya dan ia langsung membidik orang yang sedang ada di pikirannya.
"Oy, gue di sini!" seru Tomy sambil mengacungkan telapak tangan ke udara.
Dari kejauhan Rega telah melihat sosok yang tak asing. Keduanya mendekati sosok itu.
"Re, kenalin, ini teman kampus gue namanya Henda." Tomy merangkul temannya, sementara Rega hanya bisa tercenung.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top