Chapter 7
Hari pertama di Perfiersthy Academy adalah awal yang penuh kegembiraan bagi Valeri. Ia dengan cepat berhasil beradaptasi dengan lingkungan asramanya, merasa beruntung karena lebih dulu membina persahabatan dibandingkan yang lain.
Kedekatannya dengan Ken Stumart dan Cester Oliver membuatnya merasa nyaman, tetapi ada satu misteri yang masih ingin ia pecahkan, yaitu Hallen Hadlen, teman sekamarnya yang terkesan sangat introvert.
Meskipun berkacamata dan memiliki rambut pirang yang mencolok, Hallen menunjukkan sifat yang lebih tertutup. Valeri, yang senang berinteraksi dengan orang, merasa tertantang untuk mengenal lebih dalam sosok misterius ini.
Saat ia mencoba berbicara atau mengajak Hallen berpartisipasi dalam kegiatan asrama, respons yang ia dapatkan tampak minim. Hallen selalu bersikap introvert, bahkan hingga saat ia berada di kamar tidurnya yang bersebelahan dengan Valeri.
Ketika Valeri mencoba mengobrol atau berbagi cerita, Hallen selalu menghindar dan menyimpan jarak. Meskipun begitu, Valeri tidak menyerah begitu saja. Ia merenung, mencari cara untuk meretas dinding yang memisahkan mereka.
Bagaimana aku bisa mendekatinya? Apakah aku perlu menemukan cara khusus? pikir Valeri dalam hati.
Dengan tekad yang kuat, Valeri mencari tahu minat atau kegiatan yang mungkin bisa menjadi jembatan untuk membangun kedekatan mereka. Ia mencoba memperkenalkan Hallen pada teman-temannya dan melibatkannya dalam obrolan santai.
Ken Stumart dan Cester Oliver, yang juga peka terhadap sosok Hallen, turut membantu menciptakan situasi yang nyaman.
Setiap hari, Valeri merasa semakin tertantang dan semangat untuk mendekati Hallen. Meskipun masih ada dinding yang memisahkan mereka, Valeri percaya bahwa kesabaran dan kebaikan hati akan membawa mereka pada persahabatan yang lebih mendalam di Perfiersthy Academy.
Waktu sarapan telah tiba, dan aula besar Perfiersthy Academy dipenuhi antusiasme para siswa yang baru saja resmi menjadi bagian dari sekolah ini. Suasana penuh semangat dan keceriaan terasa di udara. Valeri, Ken, dan Cester berjalan bersama-sama menuju aula dari lorong pintu sebelah selatan, dengan suasana yang tenang dan ramah di sepanjang perjalanan.
"Pagi, Ken! Pagi, Cester! Rasanya menyenangkan sekali menjadi bagian dari Perfiersthy Academy, bukan?" Valeri tersenyum manis pada kedua teman barunya itu. Sesekali kepala Valeri menoleh ke sekitar, ia mencari Hallen, tetapi anak itu tidak ia temui di mana pun.
"Benar sekali, Valeri! Ayo kita nikmati sarapan kita dengan penuh semangat!" Ken membalas senyuman Valeri. "Siapa yang kau cari?"
"Hallen, di mana dia? Sejak aku bangun, dia sudah tidak ada di kasur." Setiap sosok yang ada di ruangan itu seolah-olah Valeri amati.
Cester melihat kelakuan Valeri sedikit terkekeh, "Sudahlah, anak anti sosial seperti dia, apa yang mau diharapkan?"
Semua siswa telah berkumpul di aula besar, termasuk Gabriel yang datang sendirian dari lorong pintu sebelah timur yang menghubungkan aula besar dengan lorong menuju gedung pertama—tempat di mana perpustakaan berada.
Dengan langkah ringan, Gabriel mencari tempat duduk yang tersisa, dan takdir membawanya untuk duduk di samping Valeri, yang tampak tenang dan santai.
"Perpustakaan?" tanya Valeri, mencoba memecah keheningan dengan percakapan ringan.
"Ya," jawab Gabriel singkat sambil menundukkan sedikit kepala, terlihat sedikit canggung.
Valeri mengangguk mengerti, lalu kembali terdiam sejenak. Pandangannya mulai meliar ke sekitar aula, mengamati meja guru yang lama-kelamaan mulai terisi penuh oleh para guru dan kepala sekolah. Kursi-kursi siswa juga mulai terisi, menciptakan keriuhan kecil di dalam aula.
Kepala sekolah akhirnya memasuki ruangan, dan suasana seketika menjadi hening. Semua mata tertuju pada beliau, dan kegelisahan para siswa semakin terasa. Kepala sekolah memulai pidato pembukaan dengan penuh semangat, memberikan motivasi dan harapan kepada para siswa baru.
"Selamat pagi, para siswa Perfiersthy Academy yang baru! Saya sangat senang menyambut kalian di tahun ajaran ini. Ini adalah awal dari perjalanan indah kalian di sekolah ini, dan kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik bagi setiap siswa di sini."
Valeri dan Gabriel terus mendengarkan dengan penuh perhatian, suasana kelas semakin memanas seiring dengan kata-kata inspiratif kepala sekolah. Acara sarapan pun dimulai, mengakhiri sesi pidato dan memberikan kelegaan bagi para siswa yang sudah tak sabar menikmati hidangan pagi.
Gabriel menyusuri perjalanan rasa canggung di antara Valeri dan dirinya, mencoba meraih minuman yang diletakkan di depannya. Valeri merasa ada ketegangan yang perlu diatasi, dan dengan senyum hangat, ia mencoba memecahnya.
"Jadi, apa yang kau sukai dari perpustakaan itu?" tanya Valeri dengan ramah, mencoba merangsang percakapan lebih lanjut.
Namun, Gabriel tetap bersiteguh untuk diam membisu.
"Hari pertama di tahun ajaran baru! Semoga menjadi berkat bagi sekolah ini dan juga hal-hal baiklah yang menimpa sekolah ini dalam satu tahun ajaran ke depan dan seterusnya," seru Profesor Kearrymouelart dengan semangat, wajahnya yang energik mencoba membangkitkan semangat para siswa yang duduk di aula besar.
Valeri duduk di barisan paling belakang, tetapi dia tidak bisa sepenuhnya menghindari sorotan mata Profesor Kearrymouelart yang tajam.
"Jadwal pelajaran telah diserahkan pada wali kelas masing-masing asrama. Oh, ya. Ada beberapa tempat yang menurut Profesor Blung sebagai penjaga sekolah yang sementara waktu tidak boleh dimasuki siswa karena dalam masa perbaikan." Profesor Kearrymouelart mengedarkan padangannya dengan sorot mata elang.
"Ruangan di gedung ketiga lantai dua, rumah kaca yang ada di samping gedung kedelapan, dan toilet pria yang berada di gedung pertama lantai dua. Terima kasih," lanjut Profesor Kearrymouelart, memberikan informasi tentang beberapa tempat yang harus dihindari.
Valeri berharap pidato itu segera berakhir, tetapi alih-alih, Profesor Gloory, yang ternyata menjadi pengisi acara selanjutnya, berdiri dengan penuh semangat. Valeri mendesah kecil, merasa kecewa karena mimpinya untuk segera menikmati hidangan nampaknya akan tertunda.
"Terima kasih pada Profesor Kearrymouelart. Saya hanya membacakan atau menambahkan ketentuan-ketentuan bersekolah di sini mungkin terlebih dikhususkan untuk anak-anak tahun pertama, karena yaah kakak tingkat pasti sudah tahu kan? Tapi tidak ada salahnya untuk mendengarnya lagi." Profesor Gloory tersenyum kepada seluruh siswa yang ada di hadapannya, tatapan tajamnya seperti menyelusuri satu per satu murid di aula besar.
"Ingat, di Perfiersthy Academy, kita bukan hanya belajar akademis, tapi juga membentuk karakter dan kepribadian yang kuat."
"Terdapat beberapa poin ketentuan di sini. Pertama, 'Sebagai siswa-siswi Perfiersthy Academy yang baik, maka tidak diperkenankan untuk berbohong.' Ingatlah, kejujuran adalah fondasi utama di sekolah ini."
"Kedua, 'Sebagai siswa-siswi Perfiersthy Academy yang baik, maka tidak diperkenankan untuk keluar asrama pada malam hari tanpa persetujuan wali asrama masing-masing.' Malam hari adalah waktu untuk istirahat, dan kami ingin memastikan keamanan kalian."
"Ketiga, 'Sebagai siswa-siswi Perfiersthy Academy yang baik, maka tidak diperkenankan untuk meninggalkan mata pelajaran tanpa seizin Profesor.' Kami semua di sini untuk belajar, jadi pastikan kalian memanfaatkan waktu dengan baik."
"Keempat, 'Sebagai siswa-siswi Perfiersthy Academy yang baik, maka tidak diperkenankan untuk berlarian di lorong, koridor, dan di aula serta di dalam ruangan.' Ingatlah, kesopanan dan kedisiplinan adalah kunci menuju kesuksesan." Profesor Gloory menjelaskan semuanya dengan nada yang tegas, tetapi penuh kehangatan.
"Jika kalian melanggar salah satu saja ketentuan-ketentuan tadi, maka skor asrama akan dikurangi. Ini semua berlaku untuk seluruh elemen murid yang ada di sekolah ini. Terima kasih." Kemudian setelah itu, Profesor Gloory kembali duduk di kursinya, memberikan pandangan bangga pada anak-anak didiknya.
Belum berakhir, Kepala Sekolah kembali berdiri dan mengucapkan, "Selamat makan!"
Semuasiswa mulai memakan makanan mereka, dan aula penuh dengan percakapan antarateman-teman baru. Gabriel melirik Valeri dengan senyuman tipis, dan Valeri punmerespons dengan senyuman yang ramah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top