Chapter 7 : Pembantaian 2 penjaga

Ardez tahu sambutan dari orang tersebut bukan sambutan biasa, mungkin saja ada hal yang disembunyikan niat dari penjaga yang Ardez temui ini.

"Perkenalkan namaku Dyrot," dari kejauhan dia memperkenalkan diri.

"Mundur lah, ini berbahaya." ucap Ardez Memberi aba-aba ke Septa

Dyrot tiba-tiba berada di depan Ardez dan menendang Ardez hingga terpental jauh. Untunglah Septa sudah menghindar jauh dari Ardez.

"Kebiasaan burukmu selalu jadi nomer satu ternyata." ucap Ardez.

"Ke-ke-ke, ternyata kamu masih bertahan hidup selama ini. Aku ngrasa tersanjung atas sambutan ini." balas Dyrot.

Ardez tiba-tiba berada di samping Dyrot dengan tendangan sabit. Dyrot dengan lincah menghindar dan memberi serangan balasan. Ardez yang sudah lama berteman dengan Dyrot lebih paham gerakan mana yang biasa Dyrot lakukan, meski itu gerakan acak.

"Huft- sudahlah, aku sudah tidak nafsu untuk bertarung lagi." ucap Dyrot.

"Baiklah. Perkenalkan dia Septa, pelayan aku buat memancing kedatangan para iblis." mengenalkan Septa ke Dyrot.

"Lebih baik dia disuruh diam di rumah, karena kita akan memulai pertempuran dengan iblis dan malaikat pencabut nyawa." jelas Dyrot.

"Maaf bukannya menyinggung, aku hanya ingin melindungi orang yang mau dilindungi." sambungnya lagi.

Septa paham dari pertemuan kali ini, dia harus segera menyelamatkan nyawanya sendiri sebelum terlambat.
Akhirnya Septa berpamitan ke Ardez dan Dyrot.

"Jika kamu butuh bantuan, hubungi kami." ucap Dyrot menyeringai.

Mereka pun berpisah. Dyrot dan Ardez menuju sebuah tempat markas kecil para iblis. Sedangkan Septa pulang ke kosannya.

"Apa kamu yakin akan melakukan penyerangan dengan prajurit dua saja?" tanya Ardez.

"Tentu. Tapi kita bukan dua prajurit, melainkan dua penjaga yang sangat kuat dan dua kali lipat kekuatannya daripada markas tersebut." jawab Dyrot.

"Jangan bercanda, kekuatanku belum sepenuhnya pulih loh." jawab Ardez sinis.

Mereka berdua kini sudah ada di depan markas iblis. Namun yang Ardez lihat hanyalah kumpulan berandalan kota.

"Lihatlah pakai mata Cakra. Mereka adalah iblis renkarnasi, jika mereka telah berkumpul maka semua iblis di kota juga tunduk pada markas ini." jelas Dyrot.

"Tidak usah tunggu lama, kita serang dari depan." Ardez berjalan menuju pintu gedung tua tempat markas iblis tersebut.

Dyrot mengeluarkan tiga pedangnya kembali. Saat hal yang sama, dari atap gedung seseorang terjun ke arah Ardez dan berubah menjadi iblis kelelawar.

Dari arah depan penjaga gedung tua telah berubah menjadi Oger' hijau besar. Tidak kalah dari arah dalam gedung juga merasakan aura berbeda, mereka pikir aura tersebut milik god of death, namun berbeda jauh.

Dalam sekejap kedua Oger' tersebut sudah jatuh ke tanah tak berdaya begitu juga iblis kelelawar tersebut hancur menjadi hujan darah tepat dibelakang Ardez melangkah.

"Aku atas." ujar Dyrot melompat ke atas gedung.

"Okeh." Ardez masuk lewat pintu depan.

Di ruang tamu telah disambut berbagai monster iblis, namun Ardez hanya tersenyum.

Bakal merepotkan nih, batin Ardez.

Umumnya iblis memang berbentuk seperti kerbau yang berdiri layaknya Minatour, namun iblis itu sendiri bertubuh mirip manusia normal. Mereka membawa golok besar dan panjang dengan kobaran api.

Saat Ardez mengeluarkan dua golok kayu yang bercahaya ungu, satu persatu mundur.

"Keturunan Guardians?" ucap salah satu iblis.

"SELAMAT BERPESTA IBLIS JELEK!" ucap Ardez berat dengan mata hitam bola mata bercahaya ungu.

Semua iblis yang ada di ruang tamu gemetar ngeri. Antara takut dan aura membunuh dari Ardez yang menjulur ke berbagai sudut.

"Lebih baik kita tinggalkan ruangan ini." ucap salah satu iblis.

Namun sepertinya mereka yang terpengaruh kekuatan boneka justru berubah iblis ke fase 2.

"Minatour?" ucap Ardez.

Ada yang aneh dengan para iblis ini. batin Ardez.

*Disisi lain*

"Yoh! Lama tak jumpa." ucap seseorang dengan pakaian kerajaan.

Tubuh Dyrot gemetar, dia merasakan orang didepannya bukan sembarangan.

"Hoi-hoi-hoi, takut yah?" tanya orang tersebut.

Mata Dyrot langsung berubah menjadi orange."Iblis tingkat 9?!" ucap Dyrot seketika.

"Yoh! Perkenalkan namaku Queen Hox, raja dari vampir." mata Hox berubah menjadi merah menyala.

"Sial! Ini pasti jadi yang paling merepotkan." kata Dyrot yang tiba-tiba berdiri santai setelah gemetarnya tadi.

Gimana dia lepas dari auraku? batin Hox.

"Kamu pikir aku siapa? Akulah sang rubah ekor 9, ke-ke-ke." ucap Dyrot sambil menyeringai.

Kini Queen Hox yang gantian gemetar ngeri. Dyrot memutar-mutar pedangnya.

"Penjaga?! Masih hidup?!" kini Hox memusatkan semua energi dalamnya dan mengeluarkan semua aura ketakutannya.

"Yosh! Pertarungannya bisa kita mulai?" ucap Dyrot menghentikan putaran pedangnya dan mengacungkan ke arah Hox.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top