IX : Pembayaran
Untuk anak laki-laki yang pernah dicintai setiap gadis dan untukku yang berani memimpikannya juga.
Sihir selalu memiliki harga. Beberapa cukup murah untuk dibayar, sedangkan beberapa yang lain jauh lebih mahal hingga hanya orang bodoh atau putus asa yang bersedia membayarnya. Ilse tidak pernah menyadarinya sejelas seperti saat dia merasakan apa yang menjadi bagian dari dirinya hilang. Dicuri, tunggu itu tidak benar, Raja Goblin telah meminta izinnya dan dia telah memberikannya. Sama seperti dia membiarkan anak laki-laki yang mencuri ciuman pertama darinya. Apakah itu termasuk pelanggaran saat dia memberi mereka izin? Saat dia dengan sadar setuju dengan apa yang mereka minta dan memberikannya dengan bebas?
"Aku hanya bisa mengambil apa yang kamu izinkan untuk aku ambil," ucap Raja Goblin. Ujung jarinya menyentuh sejumput dari rambut hitam Ilse di antara jemarinya. Membelainya dengan lembut, dan setiap helai yang dia sentuh memudar.
Ilse bisa merasakan anyaman dari benang sihir yang terurai saat beberapa helai dari rambutnya memutih, kehilangan warna hitam yang sebelumnya dia miliki. Ilse melihat itu terjadi di depan matanya. Terpesona dan merasakan kehilangan di saat yang bersamaan, seolah dia bisa merasakan potongan kecil dirinya diambil. Itu sangat sedikit hingga dia hampir tidak akan merasakannya tapi hatinya tahu itu, ada bagian dirinya yang hilang. Itu hanya warna. Itu tidak banyak, tapi itu masih bagian dari dirinya. Itu masih bagian dari apa yang membuatnya menjadi Ilse Schmitz.
Kali ini ketika Ilse menatap Raja Goblin, dia merasakan teror dingin yang merayapi tulang punggungnya. Apa yang dia mampu lakukan, itu mengerikan. Apakah dia mengambil begitu banyak dari istri-istrinya? Apakah Selkie itu mengatakan kebenaran dan Ilse terlalu buta untuk melihatnya? Tetap saja, Ilse tidak bisa menghilangkan perasaan yang menghubungkannya dengan Raja Goblin. Mungkin neneknya selalu benar selama ini, bahwa Ilse selalu lapar untuk petualangan. Jiwanya tidak pernah puas dan berteriak untuk hal-hal ajaib dan hebat.
"Kamu tidak akan berani!"
Teriakan Selkie membawa Ilse kembali ke kenyataan. Dia masih berdiri di tengah-tengah aula tapi setidaknya kali ini dia tidak menjadi pusat perhatian. Semua mata tertuju pada Selkie yang berteriak dan menendang. Kepalanya menyentak bolak-balik hingga untaian rambut hijau ganggangnya menutupi wajahnya dengan berantakan. Mulutnya menjerit penolakan saat Raja Goblin membungkuk ke arahnya. Kedua goblin yang selama ini menahannya, memegangi kedua lengan Selkie dengan lebih erat.
"Kamu tidak akan menemukan apa pun! Satu-satunya yang tahu di mana namamu adalah Ratu, kamu tidak akan pernah mendapatkannya kembali!" Selkie itu menjerit hampir terdengar gila di telinga Ilse.
"Dia mencuri dariku," ucap Raja Goblin dengan ketenangan yang dingin. Itu tidak cocok dengan teriakan histeris Selkie. Bagaimana dia meronta dan menendang seolah dia berharap bisa melarikan diri sekarang.
Ilse menatap seluruh kejadian itu seolah dari mimpi. Saat Raja Goblin menyentuh pelipis Selkie dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Saat Selkie berteriak begitu keras sebelum dia menjadi lemas. Itu hanya berlangsung selama beberapa detik, tapi Ilse merasa itu berlangsung selamanya. Saat jeritan melengking itu tiba-tiba terputus dan tubuh pucat Selkie merosot ke lantai, Ilse membeku di tempatnya. Sekarang hanya dapat mendengar detak jantung yang berdebar begitu keras setelah jeritan itu berakhir.
Semua orang sepertinya juga membeku, seolah menahan napas untuk mendengar Raja mereka bicara. Hanya saja tidak ada kata-kata yang datang saat Raja Goblin menegakkan tubuhnya. Saat mata manik hitamnya mengamuk dengan kemarahan seribu matahari. Tidak ada yang berani menanyainya saat dia berbalik begitu saja dan keluar dari aula. Meninggalkan seluruh pengadilannya dalam kebingungan.
Ilse ingin marah, dia ingin menuntut untuk diberi tahu. Bagaimanapun apa yang baru saja dilakukan Raja Goblin pada Selkie itu bekerja karena dia. Karena Ilse bersedia membayar sihir ini. Hanya saja Ilse tidak cukup berani untuk menuntut hal-hal itu. Sehingga dia hanya berdiri di dekat singgasana, menatap punggung Raja Goblin. Menjadi sama takutnya seperti yang lain.
Sekarang tubuh lemas Selkie itu diseret oleh kedua goblin yang sebelumnya membawanya ke aula. Ilse menatap tubuh Selkie menghilang, meninggalkan dia di tengah-tengah aula sebagai pusat perhatian. Semua Goblin sekarang menatapnya. Seolah mereka berharap Ilse akan tahu dengan apa yang harus dilakukan sekarang. Dia benar-benar tidak, tapi dia tidak ingin terlihat bodoh. Tidak jika satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup saat ini adalah berada di tengah-tengah segerombolan goblin. Maka Ilse akan melakukan apa yang diperlukan untuk mendapatkan rasa hormat mereka. Untuk menjadi bagian dari mereka, sesuatu yang dia tidak pernah coba saat tinggal di atas. Saat dia hidup bersama manusia yang lain.
Menarik napas dalam-dalam, Ilse melemaskan ototnya yang tegang. Dia mengabaikan serak yang menyumbat tenggorokannya. Tetap saja suaranya terdengar melengking saat dia berusaha untuk mengangkat volumenya agar setiap goblin dapat mendengar kata-katanya.
"Bubar! Kembali ke tempat kalian masing-masing. Aku yakin Raja akan memanggil pertemuan kembali begitu dia tahu apa yang harus dilakukan!" ucap Ilse tegas meski suaranya terdengar melengking seperti seorang gadis.
Kali ini dia tidak menunggu apakah ada yang mendengarkannya. Dia baru saja berjalan langsung ke arah pintu yang sebelumnya dilewati Raja Goblin. Secara teknis dia adalah calon istrinya yang menjadikan Ilse calon Ratu Underground. Ilse masih tidak yakin ingin gelar itu, tapi lebih baik dianggap sebagai calon ratu dari pada gadis yang bisa dikorbankan untuk membayar sihir. Ilse tidak suka membayangkan apa saja yang diambil Raja Goblin dari Istrinya, atau bagaimana dia mengambil semua itu tanpa izin sebagai suami mereka. Ilse tidak menoleh lagi ke belakang begitu dia keluar. Dua langkah kaki mengikutinya di belakang. Tidak perlu sihir untuk mengetahui itu adalah Twilight dan Tuskroot yang sekarang resmi menjadi bayangan pribadinya.
Ilse terus berjalan. Dia tidak berpikir, dia juga tidak peduli bahwa dia sebenarnya tidak tahu ke mana harus pergi. Hingga akhirnya dia menemui persimpangan pertama. Ilse benar-benar tidak tahu ke mana harus pergi untuk mencari Raja Goblin. Pria yang seharusnya menjadi calon suaminya. Ilse kesal dan marah, dia juga takut dan merasa dikhianati. Saat ini dia ingin berteriak dan mengumpat pada seseorang. Dan seseorang itu akan menjadi Raja Goblin. Pria itu jelas berutang penjelasan pada Ilse.
"Ke mana dia pergi?" Ilse berbalik, dia pasti terlihat sangat kesal. Karena Twilight dan Tuskroot saling menatap dalam diam sebelum Twilight maju untuk menjawabnya.
"Mungkin tidak bijak untuk mengganggu Raja sekarang."
"Aku tidak peduli jika dia Raja! Aku telah membayar sihir yang dia gunakan! Aku berhak tahu apa yang terjadi, aku pantas untuk setidaknya mendapatkan beberapa kebenaran di sini."
Twilight menghela napas, jelas juga tidak ingin berurusan dengan kemarahan Ilse. Mengingat Ilse tahu nama mereka, dia bisa saja memerintahkan salah satu dari mereka untuk mengantarnya. Tidak peduli apakah mereka setuju dengan itu atau tidak. Untungnya itu tidak perlu.
"Lewat sini kalau begitu," ucap Twilight, melangkah di depan Ilse dan kali ini memimpin sementara Tuskroot mengamati Ilse dengan penasaran, seolah dia akhirnya melihat hal yang benar-benar menarik terjadi setelah bertahun-tahun.
Apakah ceritanya terlalu membingungkan? Tolong beritahu aku jika memang demikian :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top