6 - Who are you?

Ella telah berada di Wonderland, dan saat ini dia berada dalam situasi kritis yang bisa saja membuatnya kehilangan nyawa kapan saja.

Tubuh sang gadis terasa kaku, dan yakinlah satu hal yang dia rasakan dalam delusi sementaranya saat ini adalah rasa dingin yang menempel pada bagian belakang kepalanya.

Suara asing tersebut seolah terdengar dalam benaknya, penuh dengan intonasi datar dan dingin yang andai saja kata bisa membunuh, sudah pasti Ella akan mati duluan sebelum memproses semua perkataan itu.

Ella tak dapat melihat siapa yang berdiri di belakangnya. Sedangkan orang-orang berpakaian mewah yang mengelilingi mereka seolah tidak menyadari keberadaan mereka di tengah kerumunan. Seolah secara tiba-tiba Ella dan sosok asing di belakangnya berada dalam dimensi yang berbeda.

Ella yakin sosok yang berada di belakangnya ini bukanlah sosok yang sabaran. Namun semua ucapan yang dimuntahkan keluar oleh sang sosok tak dikenal membuat Ella merasa kebingungan.

Di tengah kebingungan sang gadis abu, tidak banyak yang dapat dilakukannya dalam kondisi seperti ini. Apalagi saat benda dingin yang menempel di belakang kepalanya memberikan aura yang tidak menyenangkan bagi sang gadis.

"Jawab atau peluru pistolku dengan senang hati akan menembus kepalamu tanpa perlu menunggu penjelasan darimu, orang asing," perintah sang sosok dengan nada dingin.

Oke, sisi baiknya, Ella akhirnya tahu benda dingin apa yang menempel di belakang kepalanya itu. Di sisi buruknya, jika dia tidak cepat memberi jawaban, nama Ella hanya akan tinggal menjadi kenangan saja.

Namun diberi perintah seperti itu pun, Ella kebingungan harus menjawab apa. Dia tidak tahu apa yang harus dia ucapkan kepada sang sosok yang bisa saja menembakkan peluru ke arahnya kapan saja.

Berhasil selamat setelah jatuh dari langit, Ella kembali dihadapkan dalam situasi tidak menguntungkan yang bisa membahayakan nyawanya. Betapa tidak beruntungnya dirinya, mendapatkan kesialan beruntun seperti ini.

"Tidak mau bicara?"

Sosok tersebut kembali bersuara, dan hal tersebut membuat Ella kembali panik. Menyadari bahwa sosok asing yang berbicara padanya sepertinya adalah seorang pemuda, yang dapat diketahui oleh sang gadis abu melalui suara sang pemuda. Maka Ella pun membuka mulutnya untuk berbicara.

"N-namaku Ella, Tuan."

Ella bersuara sangat pelan, tentu karena dirinya yang ketakutan dan dia tidak dapat berbicara dengan baik sekarang.

Sedangkan sosok di belakangnya hanya diam mendengarkan jawaban Ella, selama beberapa saat sebelum sang sosok kembali bergumam tidak jelas.

Apa yang telah dilakukan oleh sang gadis abu sehingga dia mendapatkan perlakukan seperti ini? Namun Ella sama sekali tidak menemukan jawaban untuk pertanyaannya itu sendiri.

Suara musik dalam parade dan keramaian orang-orang adalah hal yang menemani mereka sekarang, dan Ella tidak tahu harus melakukan apa dalam situasi membingungkan seperti ini.

"Begitukah, Ella? Sepertinya baru kali ini aku melihat sosok sepertimu di sekitar sini. Jadi daripada berbohong, lebih baik kau beritahu aku siapa kau sebenarnya?"

Huh?

Mendengar itu membuat Ella kebingungan. Sosok pemuda ini bertanya padanya, namun dirinya sendiri tidak mengerti dengan situasinya berada sekarang. Ella sudah kehabisan ide jauh sebelum dia bertemu dengan sang pemuda yang bahkan tidak menyapa sang gadis dari depan, alih-alih menodongkan pistol dari arah belakang sang gadis abu.

Dorr!!

Suara dan hempasan angin di sisi kepalanya membuat Ella terdiam kaku, dengan tubuh yang gemetaran, dia melihat trotoar jalan di depannya retak karena peluru yang tertanam di sana setelah ditembakkan beberapa saat lalu.

Hah??

Dan sebelum Ella sempat mencerna semuanya, kerah gaun sang gadis abu ditarik membuatnya berputar kebelakang dan menghadap sosok yang bisa membunuhnya kapan saja itu.

Kali ini Ella bisa melihat sosok sang pemuda dengan jelas. Iris biru Aquamarine sang gadis abu bertemu dengan iris hijau zamrud milik sosok pemuda asing berambut pirang keemasan yang sekarang berada di hadapannya ini.

Sama seperti Ella, sesaat sang gadis abu dapat melihat keterkejutan di iris zamrud milik sang pemuda sebelum kembali digantikan dengan tatapan mengintimidasi yang membuat bulu kuduk Ella berdiri.

"Aku muak menunggu jawaban darimu. Jadi langsung saja, siapa kau sebenarnya? Apa kau anak buah Black King yang dikirim untuk memata-mataiku??"

Haah??

Dan sekarang dia bisa melihat tangan satunya sang pemuda menodongkan pistol peraknya kembali ke arah kening Ella.

Ella semakin bingung dengan keadaan yang terjadi padanya sekarang. Dan sang gadis merasakan pikirannya bekerja dengan sangat lambat saat ini karena rasa gugup dan ketakutannya.

Ella tahu dia harus segera memikirkan jawaban. Nyawanya menjadi taruhan disini. Namun ucapan yang keluar dari mulut sang gadis sama sekali tidak terduga.

"Apa maksudmu?"

Seolah tidak mengerti dengan situasinya sekarang ini, Ella memberanikan dirinya untuk berbicara. Sang gadis menatap sosok di depannya dengan bingung dan takut, dan seolah meminta penjelasan yang dia sendiri ragu akan dia dapatkan dari sosok pemuda di depannya.

Namun seketika Ella merasa bahwa pilihannya itu salah, karena dia bisa melihat sang pemuda menatapnya dengan tatapan terdingin yang pernah didapatkan sang gadis abu, bahkan tidak bisa mengalahkan tatapan dingin sang ibu tiri.

"Jangan pura-pura bodoh! Kau adalah bawahannya Black King, kan?? Kenapa kau mengikutiku??"

Pertanyaan yang dilontarkan sang pemuda berambut pirang membuat Ella semakin bingung. Di satu sisi, Ella tak dapat mencerna semua perkataan sang pemuda.

Siapa pula sang Black King itu? Dan juga, siapa pula pemuda di depannya ini? Ella bahkan tidak mengenalnya.

"A-aku sama sekali tidak tahu, Tuan! Aku...!"

Merasa kesal, pemuda itu mendengus sebal sebelum kembali memposisikan pistolnya dengan baik, moncongnya menempel sempurna pada kening sang gadis. Sedangkan tangannya yang mencengkram kerah gaun Ella perlahan terlepas, membuat sang gadis dapat bernafas lega sedikit.

Namun kemudian tangan sang pemuda terulur ke arah rambut panjang bagian depan sisi kanan sang gadis abu yang terkepang, mengambil rambut yang terkepang itu dan memperlihatkannya pada Ella.

"Lalu kenapa kau bisa memiliki ini?? Pita hitam emas dengan lambang wonderland berwarna emas, ini adalah lambang milik Black King! Mengapa kau memilikinya?"

Ella baru sadar akan hal itu.

Pada sisi rambutnya yang terkepang, terikat sebuah pita hitam emas dengan sebuah hiasan lempengan kecil berbentuk lingkaran yang menutup kedua sisi ujung pita, yang dimana pada hiasan seperti lempengan itu, terukir inisial W dengan warna emas.

Ella bahkan yakin dia mengikat kepangannya dengan pita berwarna biru, bukannya hitam. Namun apa yang terjadi seolah adalah sihir yang dengan sekejap muncul di depan mata, dan tidak dapat dijelaskan sang gadis abu hanya dengan beberapa kalimat saja.

Mungkinkah ini ada hubungannya dengan Hevander?

Hevander??

Ella bahkan sesaat melupakan mengenai pemuda itu. Pemuda yang membuangnya kedalam tempat asing ini, tanpa ada tanda akan muncul lagi. Jika saja sosok itu ada disini, mungkinkah Ella tidak akan menghadapi situasi seperti ini?

"Kenapa? Kehabisan kata-kata karena kau pada akhirnya tertangkap basah?"

Suara sosok pemuda asing itu kembali menyadarkan Ella, dan Ella bisa melihat sosok itu tersenyum miris ke arahnya.

Nyawanya menjadi taruhan disini, namun Ella tidak mempunyai ide apapun lagi untuk menghadapi keadaan ini. Yang bisa gadis itu lakukan hanyalah pasrah.

Bukankah kau ingin hidup bahagia?

Suara itu mengejutkan Ella, dan dia sadar bahwa itu adalah suara Hevander yang berbicara padanya. Di tengah keributan parade di kota ini, dan ditengah ketidaksadaran masyarakat yang bahkan tidak menyadari keberadaan Ella dan sosok sang pemuda, Ella dapat mendengar suara Hevander berbicara.

Ella ingat tujuannya. Kesempatan kedua yang diberikan Hevander padanya meskipun gadis itu dilanda kebingungan yang teramat sangat. Namun dia tahu, dia tidak boleh mati sebelum dia bertemu dengan Hevander lagi, dan bertanya pada pemuda itu.

Spontan Ella menepis tangan sang pemuda, membuat baik sang gadis abu maupun sang pemuda pirang terkejut.

Ella mundur beberapa langkah menjauhi sang pemuda, dan bisa melihat moncong pistol tersebut tepat mengarah padanya, siap memuntahkan peluru yang bisa membunuh Ella kapan saja.

Dibentengi dinding manusia di sekeliling sang gadis, Ella tidak bisa kabur dengan mudah, ditambah dengan pistol yang siap ditembakkan kapan saja.

"Heh~? Ada apa, Ella? Apa kau mulai takut, ragu dan sedang mencari jalan keluar dari sini? Namun sayang sekali, sebelum kau berhasil menyampaikan pesan pada Raja sialanmu itu, hidupmu berakhir disini," pemuda itu berbicara.

Dan Ella, sekali lagi pasrah dan menerima kenyataan bahwa dirinya akan terbunuh disini. Sang gadis abu memejamkan matanya, dan sekali lagi berdoa bahwa kematian baginya tidak akan terlalu menyakitkan hingga...

Dorr!

Suara tembakan terdengar, namun Ella tidak merasakan sakit dalam tubuhnya, atau mungkin saja gadis itu langsung mati sehingga tak merasakan sakit sama sekali.

"Berhenti sampai disitu, Alice."

Suara asing lainnya kembali terdengar, kali ini jauh lebih berat dari suara sang pemuda pirang.

Ella memberanikan dirinya untuk membuka matanya dan melihat sebuah sosok tinggi lain berdiri di belakang sang pemuda. Tepatnya sosok asing tersebut menarik sang pemuda pirang ke arah belakang sehingga tembakan sang pemuda terbang bebas ke arah langit dan entah akan mendarat dimana.

Ella memperhatikan sosok yang baru tiba itu. Seorang pria yang juga asing bagi Ella. Sisi bawah rambut platina sang pria asing yang baru datang itu tertimpa matahari,panjang hingga ke punggungnya, namun sebagian besar rambutnya tersembunyi dibalik topi besar hitam yang bertengger di kepala sang pria.

Meskipun tak mengenal siapa yang datang, Ella merasa sedikit lega menyadari bahwa ini kali kedua nyawanya terselamatkan di sela-sela krisis yang dialaminya.

Namun sebelum gadis itu tersadar sepenuhnya, sosok bertopi itu menghilang, yang kemudian Ella sadari sudah berada di belakangnya, membisikkan sesuatu pada telinga Ella, namun tak dapat dipahami sang gadis.

Pukulan yang agak keras mengenai tengkuk leher sang gadis,  membuat gadis itu merasa pusing dan penglihatannya kabur. Sesaat kemudian, Ella terjatuh kedalam kegelapan tanpa dasar.

~♠♔♠~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top