Chapter 15

Aku mendesah kesal begitu menerima hasil ulangan Sejarah. Mrs.Juls sialan. Padahal aku sudah belajar mati-matian. Argh. Aku melipat kertas itu dan berjalan kembali ke kamar tanpa melihatnya untuk yang kedua kali.

"Harry," Tiba-tiba saja Georgie datang dan menahan tanganku. Astaga, kenapa di setiap chapter harus ada dia, author! (dia peran utama juga! bukan lo doang!)

"Ada apa?" tanyaku dingin, menarik paksa tanganku kembali.

"Aku-"

"Mana Zayn?" tembakku langsung.

"Dia tidak disini" Menggeleng. "Aku cuma mau mengatakan kalau-"

"Kau dan Zayn sudah resmi? Wow, that's great! But sorry, I'm not suprised"

"Harry, berhenti memotong perkataanku" tegasnya. "Aku hanya ingin mengatakan-"

" 'Harry, jauhi aku karena aku milik Zayn sekarang'. Ya, I knew it. Sudah terbaca di matamu" Jariku menunjuk kedua iris mata birunya.

"No"

"You know what, Georgie? Kau ini tidak konsisten dengan dirimu sendiri. And I think you really need a high-five,"

"High-five?"

"Yep. A high-five-in the face-with a brick. See ya!" Aku pun berlenggang dengan santai di lorong asrama.

Saat ku buka pintu kamar, yang ku dapati hanya sosok Zayn sedang duduk di tepi kasur memunggungiku. Nafasnya terdengar lebih lambat dan sesekali diselingi hembusan nafas berat. Entahlah, akhir-akhir ini dia selalu begitu. Galau?

"Zayn, you okay?" tanyaku, duduk di sampingnya.

"No, I'm not."

"Why?"

"Kenapa?" tanyanya balik. "Kenapa, Harry?"

"Ha?"

"Kenapa kau bersikap begitu pada Georgie?"

"Bagaimana?" tanyaku masih tak mengerti.

"Kau bersikap kasar padanya"

Zayn lihat ya? "Lho? Memangnya kenapa? Daripada aku terlalu dekat, nanti kau cemburu. Dia kan pacarmu"

"Jangan bersikap begitu" Kali ini dengan suara lantang. "Jangan sok tahu juga. Kau tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya"

"Kenapa memangnya?" tanya Zayn. Georgie tidak menjawab, hanya menggigit bibir bawahnya, menunduk menatap kedua sepatunya. "Apa karena 'dia'?"

"Begitulah"

"Jadi benar, kalian berdua saling suka?" Tidak menjawab lagi. Zayn mengerutkan sudut bibirnya. "Padahal aku yang pertama menyukaimu, tapi kenapa kau menolakku?"

"Zayn, kita pernah pacaran, dan itu tidak berhasil. Aku tidak bisa menerimamu lagi"

"Tapi aku masih mencintaimu, G."

Dan tepat pada saat itu Harry datang di hadapan mereka, membuat perhatian mereka teralih. Harry terdiam, dan tak lama cepat melarikan diri.

"Sorry, Zayn, but I love him" Georgie menunjuk sosok Harry yang sedang berlari menjauh.

"Georgie menolakku dan lebih memilih kau. Dia sudah menepati janji bukti padamu, hanya saja kau tidak tahu"

Bukti?

"Harapan palsu." decihku.

Dia diam, mungkin termenung.

Aku meliriknya sekilas kemudian beranjak, "Begini saja, kalau kau merasa pengakuanmu benar-buktikan." Lalu pergi meninggalkannya.

Oh, jadi bukti itu. Dia masih ingat, aku saja sudah lupa.

Eh, tunggu, kalau dia sudah membuktikannya, itu artinya...

Aku terdiam. Berpikir. Entah berpikir apa. Aku agak kaget begitu tahu Georgie ternyata menolak Zayn-karena aku. Untuk membuktikannya padaku.

"Dan soal adegan di perpus, itu fail besar. Aku terlalu memaksakannya. Saat dia melihat potongan punggungmu yang hendak pergi, dia mendorongku dan malah mengejarmu"

"I'm sorry.."

"Tapi kau malah menyia-nyiakannya" desahnya. "But, that's okay" Zayn beranjak, berjalan menuju pintu kamar dan berhenti sejenak.

"Harry, Mrs.Clark ingin menemuimu di belakang sekolah. Mungkin membahas tentang dekor acara Natal nanti"

"Lho? Biasanya acara begitu kan kau yang jadi panitia"

"Kita kan beda agama. Duh." Lalu pergi. Iya, aku lupa.

Hm, aku jadi panitia acara natal. Tapi natal kan masih lama. Bahkan belum musim gugur.

Aku tetap keluar kamar menuju halaman belakang. Tapi tidak terlihat Mrs.Clark sama sekali. Justru sepi, kosong, dan udaranya sangat dingin. Sial, jadi Zayn mengerjaiku?

" Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard "

Suara malaikat ini lagi. Suara ini seperti arus listrik dinamis. Satu-satunya yang dapat membangunkanku.

Sepertinya datangnya dari arah kiri.

" I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again "

Aku mengintip dari balik pohon, dan oh, right. Siapa lagi kalau bukan dia? Di kepalanya melingkar flower crown yang waktu itu ku buat. Gosh, kenapa dia memakainya? I just cant... argh, dia cantik sekali.

Aku berdeham, membuatnya menoleh. "Oh, jadi ini si 'Mrs.Clark' yang ingin menemuiku?" Melipat kedua tangan di depan dada.

Wajahnya bersemu merah, meredup.

"Dan kau juga yang membangunkanku kemarin?"

Dengan ragu, dia mengangguk pelan.

"Memangnya kau masih ingat lagu itu?"

Ia menghirup nafas dalam, "Aku masih ingat kau menggendongku sampai disini, kau menyanyikan lagu itu, dan kita sama-sama terlelap di bawah bintang-bintang. Dan ya, aku yang membangunkanmu dengan nyanyian itu. Aku juga yang menyuruh Zayn untuk menjagamu kemarin, aku menolak dia karena kau. Jawabannya adalah kau, itu semua karena kau, Harry"

Apa dia masih dalam keadaan mabuk? Apa dia sedang bercanda? Atau sedang menjalani 'dare' dari temannya? Sepertinya tidak.

Wajahnya kelihatan sungguh-sungguh.

"Aku sudah membuktikan kalau pengakuanku benar. Benar-benar dari hati" ucapnya. "Sekarang, apa buktinya sudah cukup?"

"Mm.. not yet" Aku menggeleng.

"Apa lagi?"

"Cium aku"

"What?!" pekiknya.

"Come on!"

"No way."

"All right, say that you love me"

"Shall I?"

"Well, if you don't want to, I just assume that your-"

"ILY."

"Apa? Aku tidak dengar"

"Iloveyou." ucapnya cepat.

"Jabarkan"

"I LOVE YOU, HARRY." Kemudian cepat mengalihkan pandangan.

Aku tersenyum simpul, menunjukkannya hasil ulangan yang sedari tadi ku bawa-bawa. Mrs.Juls memberikanku nilai terendah sepanjang sejarah. Nilai F.

"F untuk Sejarah?" Ia mengernyit.

Aku menyeringai jahil,

"Siap menjadi tutorku lagi, master?"

Terkadang cinta seperti benang kusut, yang kita tidak tahu kapan akan menemukan ujungnya.

Banyak rintangan naik dan turun, bahkan penghalang.

Disaat suka, tentu ada duka.

Disaat kepastian sudah di depan mata, kita justru meragukannya.

Tapi itulah arti cinta yang sebenarnya. Kita diuji untuk menghadapinya dan lama kelamaan, akan menemukan kebahagiaan.

Just gotta wait,

Love is on its way.

-Give Your Heart A Break-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top