Chapter 11
Bukannya membuat Georgie lebih baik, aku malah membuatnya sakit. Memang dia langsung sadar setelahnya, tapi sekarang sedang muntah-muntah di belakang pohon.
Dia tidak tahu kalau aku berada di belakangnya sekarang, diam mematung menunggunya selesai dengan 'hal' itu.
Georgie mengelap mulutnya dengan punggung tangan, berbalik dan baru menyadari keberadaanku.
"Sudah baikan?" tanyaku datar.
"HARRY, HOW DARE YOU!!" Shit. Dia menginjak kakiku. Ini lebih keras dari biasanya.
"Ouch.. harusnya kau berterimakasih! Karena ku, sekarang kau sudah sadar dan selamat. Jangan lupakan kata 'selamat' itu." protesku. "Lagipula kau mau Mr.Dave yang mencium-"
"Nafas buatan!!" potongnya cepat. "Harusnya kau memberiku nafas buatan, bukan hanya menempelkan bib-aish, bahkan aku tak sanggup mengatakannya"
"Itu namanya ciuman cinta sejati, tahu"
"No, it's not" Ia mengernyit. "Itu menjijikan, dan.. no thanks to you! Argh, ku rasa aku akan muntah lagi mengingatnya. Euw"
"Tak ku sangka,"
"Apa?"
"Nafas buatan bisa membuatmu hamil. I'm a legend."
"NO!!" Georgie menginjak kakiku lagi sebelum akhirnya pergi ke perkemahan.
---
"Kau lihat Georgie?" tanyaku pada gadis blonde yang sedang berkumpul menyantap makan malam bersama. "Makan malam begini dia tidak ada" Yep. Padahal disini tidak ada api unggun, atau suara bising berlebihan.
"Oh, dia di dalam tenda. Katanya badannya lemas"
"Jadi dia belum makan?"
"Nu-uh" Ia menggeleng.
"Ok, thanks"
Aku berjalan ke dalam tendaku sendiri mengambil kotak makanan lalu keluar lagi menuju tenda Georgie. Benar saja. Dia sedang melingkar sambil memeluk backpacknya.
"Omg, Gigi? Kau tidak apa-apa?" Aku duduk di sampingnya, mengangkat dagunya. "Pucat."
"Pusing.."
"Ayo makan dulu. Ku suapi deh"
"No.."
"Oh, c'mon, Gi.. demi anak kita!"
"DAFUQ!" Walaupun dia lemas, masih saja pukulannya yang terbaik.
"Maksudku, besok kita pulang, harus jalan jauh. Kau kuat?"
"I don't know"
"Maka dari itu" Aku menyendokkan makanan dan menyodorkannya ke mulut Georgie. " Say 'aah'.."
"No"
"Say 'aah' or else, I'll kiss you... again" Aku mulai beranjak (berlutut) dan mendekatinya, mengancam.
"Harry you're crazy"
"I am" Tanganku mengelitik perutnya.
"Ow.. geli! geli!" Ia menarik-narik tanganku. "Stop it! Ahahah"
"Tidak, sampai kau mau makan"
"Never!"
"Eits," Lututku terpeleset karena Georgie yang terus menarikku, dan sudah pasti menyosornya jika saja kedua tanganku tidak menopang. Jadi sekarang, aku berada di atasnya. Sama-sama mematung. "Jadi kau benar-benar mau nih...?"
"What..?"
Cklik.
Astaga.. apa itu barusan? Flash kamera? Ada yang memfoto kami berdua?
"Aish! Aku lupa mematikannya!
Suara siapa itu?
Right, siluetnya terlihat dari dalam sini. Apa jangan-jangan dia orang yang sama yang memfotoku dan Emma waktu itu?
"Wait a minute, kay?"
Aku berdiri dan cepat keluar tenda. Sial, sosoknya terlihat berlari pergi.
"HEY!" Seruku, mengejarnya. "Berhenti kau!"
Dia mempercepat larinya dan mungkin ini bukan malam keberuntungannya. Orang itu tersandung batu dan jatuh. Kameranya terlempar sampai ke depanku.
Tanganku mengambil kamera itu dan berjalan mendekatinya, membuka beanie yang menutupi kepalanya karena tengkuk leher dan separuh kepala tertutup oleh turtleneck.
Saat ia memutar kepala,
"ZAYN?!"
"Oh, shit.."
"Jadi kau?!" seruku lantang. "Kenapa kau melakukan ini?!"
"..."
"Kenapa kau melakukan ini?!" Tanganku mencengkram kerahnya, membuatnya terangkat hanya dengan satu tanganku.
"hey, chill out!" Aku menurunkannya.
"Ku tanya sekali lagi, kenapa kau melakukannya? Kau jawab atau aku akan-"
"ALL RIGHT! KARENA AKU MENYUKAI GEORGIE."
What the...
"AKU MENYUKAINYA JAUH SEBELUM KAU MASUK KE ASRAMA!!"
I'm froze.
-bersambung-
Ahahahahahahahahaha *oke cukup* pendek ya? Sooo... sorry guys :(
Next chapter tergantung votes dan comments. X
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top