Chapter 10

"...I think I'm falling for you..."

Kata-kata itu pun meluncur dari mulutku, yang sudah lama ingin ku katakan. Georgie hanya diam, menatapku seakan hanya bercanda.

"Gi..?" panggilku.

"Ya?"

"Jadi bagaimana?"

Ia mengerutkan dahi, "Bagaimana apanya? Kau belum mengatakannya. Daritadi hanya bercanda dengan kata-kata, falling for me, lol. Kau ingat peraturan kan? No flirting. Haha" Tertawa sumbang dan menggeleng.

"Tidak." Aku meraih tangannya. "Aku sungguh-sungguh" Kemudian menaruhnya di dadaku, membuatnya merasakan detak jantungku yang tak karuan tiap di dekatnya-dan baru ku sadari.

Gadis brunette di hadapanku menarik tangannya kembali, beranjak, lalu pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Sudah kuduga.

Dia mana mungkin mau dengan laki-laki sepertiku. Bad boy, manja, dan segalanya.

---

"Kau harusnya bersyukur, Harry. Aku kehilangan keluarga dengan cara yang tidak bisa ku lupakan seumur hidup."

Aku mengambil ponselku, menekan nomor, lalu berjalan keluar tenda supaya dapat sinyal, meskipun sedikit.

"Halo?" Aku tersenyum begitu mendengar suaranya, yang sudah lama tidak terdengar di telingaku.

"Hey, mom.."

"Hh..Harry..?"

"Ya,it's me"

"Oh my God, Harry I miss you.." Suara mom bergetar, seperti menahan tangis. "Aku terus memikirkanmu di tempat kerja, Harry. Bagaimana kabarmu? Kau sehat kan?"

"I miss you too, mom. Ya, disini aku baik." Aku menghela nafas ringan, mendongak menatap sinar matahari yang melewati celah-celah daun pepohonan. "Mom"

"Ya?"

"Aku... ingin minta maaf atas perilakuku selama ini. Yang membuatmu marah, malu, bahkan sedih. Aku masih belum menerima perceraian mom dan dad. I truly am sorry... aku memang anak yang tidak tahu diuntung.." ucapku lirih, menggigit bibir bawahku.

"Don't be. Kau tidak pernah mempermalukanku. Dengan kau menelpon, aku sudah cukup senang. Apalagi mengetahui keadaanmu baik-baik saja, itu sudah lebih dari senang. Justru aku dan dad yang harusnya minta maaf.." Ku dengar isakan mom sekarang, "I'm so proud to have you."

"I love you" suaraku ikut bergetar, "Well, get off the phone then before I start crying too" Aku mengusap mataku untuk membersihkan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk.

Seseorang menepuk pundakku saat tanganku memasukkan ponsel kembali ke saku. Aku berbalik dan mendapati Zayn, sedang tersenyum tipis.

"Err.. kau dengar semuanya?" Dia mengangguk. "Terserah padamu kau akan mengataiku anak mami atau-"

"No, Harry." Zayn mengibaskan tangannya. "Kau hebat."

Aku tersenyum malu.

"Nah, curls, sekarang kita ditugaskan mencari kayu bakar untuk sarapan." Zayn berbalik dan jalan duluan, "Dan jangan kau pergi begitu saja kali ini seperti membuat tenda kemarin, itu merepotkanku, tahu"

"Iya iya" Aku mendorong wajahnya, "cepat jalan!" Tertawa geli.

Kini aku berpapasan dengan Georgie, lagi-lagi terasa awkward. Kami sempat berhenti sebentar, saling lirik ragu-ragu, dan kembali jalan tanpa mengatakan apapun. Gee..

.

.

.

"Berhenti mengeluh, Harry!" serunya, menimpuk dadaku dengan kayu kering kecil, membuatku berhenti menyerocos tentang semut-semut yang daritadi menggigit kakiku.

"Tapi Zayn, di sekolah lamaku tidak ada tugas cari kayu bakar begini. Kita harusnya bawa kompor kec-"

"SHUT UP!" Telapak tangannya membekap mulutku. "Kau membuat telingaku rusak! Argh" Kemudian melepasnya lagi.

"Kau membuat telingaku rusak! Bleh.." tiruku dengan mimik wajah aneh.

Sekarang aku memilih diam, membiarkan Zayn mencari kayu, sedangkan aku memegang yang sudah ditemukan.

"HELP! HELP!"

Aku mempertajam pendengaranku. Sepertinya aku mendengar teriakan seseorang.

"Zayn-"

"Diam Harry!"

"Ish, bukan itu! Kau dengar teriakan tidak?"

"Hah? Apa?"

"Teriakan. Dengar ya.. ssh.." Dan suara itu pun kembali terdengar.

Dia mengangguk, "Iya, aku dengar" Dahinya mengkerut. "Suara siapa ya?"

"Argh" Aku menggeleng. "Masa bodo. Tugas kita mencari kayu, bukan mendengar teriakan minta tolong. Ayo cari lagi"

"Lol. You're so mean, Harry"

"Biar, ayo cepat. Aku sudah lapar"

"OH NO, GEORGIE!!"

"Whaaattt?!!!"

...

"Minggir! Minggir!" Aku menerobos kerumunan orang-orang di pinggir sungai. Gosh, hutan macam apa ini? Pertama, aku baru tahu ada danau disini, kedua sungai, ketiga? Madison Square Garden tersembunyi?

Mendapati seorang gadis brunette susah payah berpegangan dengan batu kali melawan arus air yang sangat deras. WTF! Kenapa yang lain malah menontoni? Bukannya menolong?!

"Mrs.Clark!" seruku padanya yang sedang menjauhi jarak anak-anak dari tepi sungai. "Ada apa ini?"

"I don't know. Sepertinya dia terpeleset dan hampir terseret arus"

"Then why isn't anybody help her now! Seperti Mr.Dave dan lain-lain? Dia dalam bahaya!"

"No, Harry. It's too dangerous! Kau bisa mati terseret arus air"

Mataku menangkap Georgie yang sudah melepas pegangan dari batu, dia terbawa arus dan berhenti saat kepalanya membentur batu lain. Beruntung tidak berdarah, hanya saja dia tidak sadarkan diri.

"Yap. Kau benar. Tapi begitupun dia"

Aku langsung loncat ke aliran air sungai, berusaha berenang sekuat mungkin untuk meraihnya. Ya Tuhan, arusnya terlalu deras. Bagaimana rasanya untuk ukuran perempuan seperti dia? Oh ya, aku lupa. Georgie gadis rebel.

"Gigi!"

Tanganku menarik tangannya saat sudah lumayan dekat, lalu membawanya sebisa mungkin ke tepi sungai.

Aku kembali naik dengan membopongnya, lalu membaringkannya di tempat yang sedikit jauh dari tepi. Sialan, giliran sudah begini, yang lain baru mengerebungi dan sok-sok cemas.

Tanganku menyingkirkan rambutnya yang basah dari wajahnya. Keningnya sedikit memar. Aku menepuk pelan kedua pipinya.

"Gi.. ayo bangun"

Sesekali mengguncangkan badannya. Tapi dia tetap tidak bangun.

"Do something, Harry!" sahut Zayn yang terlihat cemas juga.

Sesuatu terlintas di pikiranku. Apa.. aku benar-benar harus melakukannya? Tapi Georgie kan tidak suka. Tapi.. ini mendesak, jadi ku pikir....

Mataku melirik setiap sudut lengkung bibirnya. Kemudian menggigit bibir bawahku sendiri.

God.... should I? Should I?

.......I should!

Aku merunduk dan mendaratkan ciumanku padanya. Pertama kalinya bibirku dan bibirnya bertemu.

Ciuman pertamaku dengan Georgie.

...Akhirnya aku mendapatkannya...

-bersambung-

Ikutin terus ya~ Hehe, jangan lupa baca Spring Again (Sequel To "The Humorous") :D

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top