8. Dalam Kendali

Dukung dengan Vote dan Comment, yaa

💛💜💛💜

Taehyung menjatuhkan bokongnya di atas sofa dengan kesal. Pada akhirnya dia langsung pergi ke ruang kerja karena tidak ingin terlibat perdebatan dengan Lisa pagi-pagi. Taehyung sudah cukup sakit kepala dengan kejadian kemarin, ia merasa tidak perlu menambah beban pikiran lagi. Mata tajamnya melirik sengit pada Jimin yang baru saja menyusul dengan senyum khas-nya. Seakan tak merasa bersalah karena sudah mengatainya gila.

"Kau bisa bilang kalau Lisa gila tapi aku masih waras. Tidak gila sama sekali," ketus Taehyung. 

Sementara Jimin hanya terkekeh. "Ayolah, kau sama gilanya. Kenapa menyangkal?" 

Jimin menempatkan diri di sofa yang bersebrangan dengan Taehyung. Mata hangatnya memperhatikan ruang kerja Taehyung yang masih sama seperti sebelumnya. Mewah tapi sangat dingin.

Benar-benar seperti karakter Taehyung yang menyukai kemewahan tapi juga memiliki sikap dingin yang mengintimidasi.

Jimin tahu sejak awal pernikahan Taehyung dan Lisa tidak akan baik-baik saja, tapi tidak menduga kalau akan separah ini.

"Apa kau tidak berniat membangun rumah tangga yang harmonis dengan Lisa?" Jimin menumpu lengannya di atas paha.

"Harmonis apanya? Jangan bicara sesuatu yang mustahil seperti itu. Menggelikan," sahut Taehyung dengan wajah datar. Tidak pernah terlintas di pikirannya ia akan berbahagia dengan sang istri.

"Hei, c'mon, brother. Gunakan hari cutimu untuk bermesraan dengan Lisa. Mengakrabkan diri dengannya itu bagus." Jimin masih berusaha membujuk. Berharap Taehyung berubah pikiran dan mau melakukan sesuai yang dia sarankan.

"Ya! Jimin-si! Kau mau aku mati di hari cutiku? Apa kau masih belum paham kalau tidak akan ada yang namanya kata bahagia di antara hubunganku dan Lisa?" Taehyung menyugar rambutnya ke belakang. "Melihat wajahku saja dia sudah emosi apalagi aku dekati. Bisa-bisa rambutku rontok kena jambak."

Jimin meringis mendengar kalimat balasan Taehyung yang tajam. Memang benar kalau Lisa selalu emosi setiap kali ada suaminya.  "Padahal kalian bisa dibilang pasangan yang serasi. Sayang sekali."

Taehyung mengibaskan tangan di depan wajah. "Lupakan saja! Baginya aku hanya pria rendahan yang lahir dari sampah. Tidak akan ada namaku di hatinya sampai kapanpun. Jadi jangan berharap lebih dengan hubungan kami."

Memang menyakitkan bagaimana dirinya selalu direndahkan oleh orang apalagi istrinya sendiri. Taehyung bekerja mati-matian untuk menutup luka tapi Lisa dengan mudah selalu bisa mengungkitnya kembali.

Sebenarnya Jimin juga merasa kasihan dengan sahabatnya. Ia yang paling tahu bagaimana menderitanya Taehyung sejak kecil. Jimin pikir setelah memiliki karir yang mapan dan menikah, Taehyung akhirnya bisa merasakan sedikit kebebasan. Namun, kenyataan memang selalu tak seindah harapan.

"Jadi bagaimana hasil penyelidikanmu?" Taehyung mulai kembali ke inti masalah. Selalu ada resiko yang harus dia hadapi setelah melangkah dan Jimin adalah orang yang ia percaya untuk membantu. "Sudah ada hasil?"

Jimin mengangguk. "Ini sesuai prediksimu sebelumnya. Kecelakaan yang hampir membuatmu mati itu di sengaja."

Taehyung menyeringai tipis. "Kang Do Hyuk?"

"Siapa lagi yang akan menyentuh menantu pimpinan kalau bukan paman Lisa itu?" Jimin mengeluarkan selembar foto lalu meletakkannya di atas meja. "Ini di dapat dari screenshot CCTV. Aku mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan ini jadi kau harus membayarku lebih."

Taehyung meraih foto tersebut. Ada sosok sekretaris Kang Do Hyuk sedang mengobrol dengan orang yang menabrak Taehyung.

"Dia ceroboh," lanjut Jimin. "Dia pikir mengincarmu akan membuat perusahaan jatuh ke tangannya? Lisa kan masih hidup, pimpinan Kang juga masih berkuasa."

"Aku salah satu pion ayah mertua, jadi wajar ini semua terjadi." Taehyung menghela napas berat. "Entah kenapa hidupku tidak pernah berjalan mulus."

Jimin mengangguk setuju soal itu. Orang lain berpikir Taehyung sangat beruntung bisa menikah dengan pewaris tunggal keluarga Kang. Mereka tidak tahu kalau kenyataannya sangat berbeda.

Latar belakang keluarga yang ingin dia sembunyikan akhirnya diketahui banyak orang. Masa lalunya terkuak dan memunculkan rumor yang sama sekali tak berdasar. Akibatnya dia juga jadi bahan hinaan orang-orang kalangan atas.

Tak peduli sebesar apa prestasi yang sudah ia buat, orang-orang tetap menilainya dengan rendah.

"Meski begitu mereka semua tidak akan bisa menjatuhkanmu dengan mudah. Pimpinan Kang juga akan bergerak kalau menantu kesayangannya terluka." Jimin menepuk pahanya lalu berdiri. "Karena aku tidak sedang cuti seperti dirimu, aku harus pergi sekarang. Ada pekerjaan yang menunggu."

Taehyung mengangguk. "Aku tidak akan mengantar keluar."

Jimin berdecih. "Memang kapan kau pernah mengantarku?"

***

"Hah," desah Lisa kesal. Ia meregangkan kedua tangan yang pegal dan mengusap matanya yang mulai lelah. Sudah hampir empat jam dia membaca buku yang diberi Taehyung, tidak peduli sekeras apa ia mencoba tetap saja dirinya tak mengerti sama sekali dengan isinya.

Namun kalau tidak dibaca ponselnya tak akan dikembalikan.

"That bastard!"

"Kenapa kemampuanmu hanya mengumpat saja?"

Lisa menoleh ke arah pintu. Ada Taehyung yang berdiri dengan kedua tangan masuk ke dalam saku. Dia sudah berganti pakaian menjadi lebih rapi dari sebelumnya. Lisa berdecih, kenapa ia harus memiliki suami tampan yang menjengkelkan?

"Jangan mengajakku bicara. Aku sedang fokus." Lisa mengangkat buku, berpura-pura fokus membacanya.

Taehyung melangkah menuju meja belajar, meraih buku Lisa dan melemparnya asal ke atas ranjang. "Meski kau membacanya sepuluh kali, itu percuma karena kau sama sekali tidak mengerti."

"Kalau kau sudah tahu berhenti menyuruhku membaca dan merangkum." Lisa menghunus tatapan tajamnya dan Taehyung tidak terlihat peduli.

"Kau mau hukuman yang lain?" tawar Taehyung.

Lisa terdiam beberapa saat. Matanya mengerjap kebingungan. "Kau serius?"

"Apa aku pernah bercanda?" Taehyung mendudukkan dirinya di atas meja, meraih tangan mungil Lisa yang lembut. Ibu jarinya mengusap pelan permukaan punggung tangan Lisa.

Aneh dan mendebarkan. Lisa tidak suka perasaan itu jadi dia menarik tangannya.

"Apa? Kau mau mengganti hukumannya dengan apa?" Lisa bertanya galak. Menyembunyikan debaran jantung yang menggila. Dalam hati mengumpat, padahal hanya usapan tapi dia sudah berdebar dan merasa malu.

"Aku juga masih memikirkannya." Taehyung mengedikkan bahu. Lisa membaca buku itu bagus tapi Taehyung tidak nyaman melihat Lisa terus mengumpat saat menjalani hukuman yang ia berikan. "Kau mau hukuman yang bagaimana?"

Lisa memutar bola matanya malas. "Aku maunya tidak dihukum."

"Kalau begitu jangan membantahku."

"Memangnya kau siapa berani mengatur aku?" Lisa menatap galak. Kedua tangannya bersedekap di bawah dada. "Dengar, Jung Taehyung. Kau fokus saja menjadi anjing keluarga Kang dan aku akan fokus menghabiskan uang."

Lisa dan kata-katanya memang selalu keterlaluan. Taehyung terkekeh. Merasa bodoh dan sia-sia karena sempat ingin memberi kelonggaran.

Lelaki itu meraih tangan Lisa, mengusap cincin di jari manis wanitanya. Hal itu berhasil membuat Lisa naik darah karena ingat pernikahan memang menjadi pengikat di antara mereka.

"Kau terikat dengan anjing ini, Lisa-ya." Taehyung mencium lembut cincin pernikahan di jari istrinya yang membeku. "So, what you gonna do? Kau dalam kendaliku."

To Be Continued

Halo, everyone

Mohon maaf baru update, yaa 😩

Jadi Taehyung sama sekali nggak mudah, ya. Persaingan di dunia bisnis itu kejam apalagi di kalangan kaum Old Money seperti keluarga Kang. Saling serang-menyerang. Masa lalu juga sudah pasti di cari sampai ke akar untuk menemukan kelemahan.

Semoga kalian enjoy membaca cerita ini dan sabar menanti perkembangan hubungan Taelice 💜💛

I purple you, guys 💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top