3. Membuat Ulah
Taehyung melangkah memasuki mansion utama keluarga Kang dengan langkah tegap. Pelayan yang berpapasan menundukkan kepala mereka, memberi hormat kepada menantu satu-satunya keluarga Kang. Satu tahun yang lalu Taehyung hanya salah satu pegawai yang melayani keluarga Kang dengan sepenuh hati. Namun, hanya dalam waktu singkat dia berada tepat di bawah Kang Ji Hyuk pada struktur kepemimpinan Kang Group.
Taehyung masih ingat dia dulu juga pertama kali bertemu Lisa di rumah ini. Saat itu Taehyung berpikir kalau Lisa adalah wanita yang cantik dan tampak cerdas, tanpa tahu kalau Kang Lisa adalah pembuat onar yang akan dinikahkan dengannya.
Kedua tangan Taehyung masuk ke dalam saku celana ketika kakinya menaiki tangga dengan cepat. Ia bisa melihat kaki tangan Kang Ji Hyuk sudah menunggu di depan kamar utama.
"Selamat siang, Tuan Muda." Pak Lee membungkuk untuk menyambut kedatangan Taehyung. "Tuan Besar sudah menunggu Anda di dalam."
"Thank you, Pak Lee. Kapan Anda kembali dari Jepang?" tanya Taehyung basa-basi.
"Kemarin malam, Tuan Muda. Saya membawakan oleh-oleh untuk Anda dan Nona Besar. Mohon diterima."
"Padahal Anda ke Jepang bukan untuk liburan, kenapa repot-repot membelikan hadiah untuk kami." Taehyung menepuk lengan Pak Lee dengan hangat. "Anda bisa langsung memberikan pada supirku di bawah. Saya akan masuk ke dalam sekarang."
"Baik."
Pak Lee membuka pintu kamar Kang Ji Hyuk dengan perlahan, menunggu Taehyung masuk ke dalam sebelum kembali menutup pintunya dengan perlahan.
Mata tajam Taehyung langsung disuguhkan dengan sosok Kang Ji Hyuk yang duduk di kursi menatap ke luar jendela kamar. Sosok presiden direktur tersebut terlihat membaik dari pada saat kunjungan terakhir Taehyung.
"Saya datang, Ayah." Taehyung membungkuk sebentar sebelum berjalan menghampiri Ji Hyuk. "Syukurlah kesehatan Ayah terus membaik."
Taehyung duduk di kursi berwarna merah tepat di depan Kang Ji Hyuk. Melihat ayah mertuanya yang memiliki look berwibawa dan tegas membuat Taehyung teringat dengan istrinya yang sedang ia kurung di rumah. Kang Lisa mewarisi postur elegan dan menawan dari Kang Ji Hyuk, meski tidak dengan kepintarannya.
Kang Ji Hyuk melemparkan senyum ramahnya pada sang menantu yang sudah ia anggap anak sendiri. "Ini berkatmu. Aku merasa tenang menitipkan perusahaan dan putriku padamu."
"Ayah berlebihan. Tanpa arahan Anda saya tidak akan bisa membuat perusahaan stabil sampai sekarang."
Taehyung menatap wajah ayah mertuanya dengan senang. Tidak ada lagi raut wajah pucat dan suara gemetar seperti tahun lalu. Kang Ji Hyuk yang sekarang jauh lebih stabil meski masih belum diperbolehkan Dokter untuk bearktivitas berat.
"Bagaimana hubunganmu dengan Lisa? Apa kalian berdua bisa akur?"
Taehyung menggeleng pelan. "Saya masih mengusahakannya, Ayah. Maaf karena hubungan kami masih belum sesuai dengan apa yang Ayah harapkan."
Kang Ji Hyuk merogoh sesuatu dari saku jaket yang ia kenakan. Tangannya mengeluarkan satu foto berisi dirinya dengan sang istri yang memangku Lisa kecil. Wajah dengan kerutan tipis di sekitar mata itu tersenyum. "Lisa sangat mirip dengan Ibunya. Sulit di tangani tapi aku harap kau tidak menyerah, Tae. Jangan tinggalkan Lisa meski kau sudah tidak kuat dengannya."
Tidak ada yang bisa Taehyung katakan sebagai jawaban karena dia tidak yakin sampai kapan Lisa akan mampu bertahan dengannya. Selama ini Taehyung sudah berusaha untuk mendekat tapi setiap kali bertatap muka dengan Lisa hanya ada perdebatan yang akan berakhir dengan umpatan diantara mereka.
Dulu saat Kang Ji Hyuk meminta untuk menjaga sang putri, dia pikir Lisa akan luluh padanya seperti kebanyakan wanita. Namun, sayangnya dugaan Taehyung untuk pertama kalinya meleset. Kang Lisa adalah pembangkang yang mampu membuat kepala pecah.
"Saudaraku yang lain sangat meremehkan Lisa dan berusaha merebut perusahaan dariku. Aku sangat khawatir karena mereka bisa melakukan apa saja demi tujuannya tercapai. Aku bahkan masih ingat bagaimana mereka dengan liciknya berusaha membunuh Lisa demi mencoret namanya dari daftar pewaris keluarga Kang."
Sebagai seseorang yang di sponsori oleh Kang Ji Hyuk secara pribadi, Taehyung cukup tahu dengan baik dan buruknya hubungan antar keluarga Kang. Tidak hanya sebatas saling bersilat lidah, mereka bahkan tidak sungkan membunuh saudaranya sendiri demi sebuah kekuasaan.
Menurunnya kesehatan Kang Ji Hyuk akibat kecelakaan membuat Lisa yang merupakan satu-satunya pewaris dijadikan target. Meski Lisa tidak kompeten tapi kehadirannya cukup kuat untuk dijadikan ancaman karena posisinya sebagai anak kandung Kang Ji Hyuk.
"Maaf membebanimu tapi tolong jaga dan lindungi Lisa." Kang Ji Hyuk menatap Taehyung dengan wajah berkaca-kaca. Dia sadar sudah berbuat jahat pada sang putri dengan memaksanya menikah tapi hanya ini satu-satunya cara terbaik yang bisa dia lakukan.
Kang Ji Hyuk berharap Taehyung mampu melindungi Lisa.
"Ayah jangan khawatir, Lisa aman di dalam pengawasan saya."
***
"Apa-apaan semua ini?" Kang Lisa mengerutkan dahi ketika Maria membawa masuk tumpukan buku tebal ke dalam kamar.
"Tuan Taehyung meminta saya untuk membawa buku ini, Nyonya. Beliau berpesan agar Anda membaca dan merangkum isinya."
"What? Seriuously?" Lisa menjatuhkan gelas yang ia pegang ketika Maria mengangguk. Wanita itu menjatuhkan bokongnya di atas sofa.
Ia pikir Taehyung sudah melunak karena ciuman tadi pagi, tapi ternyata pria itu masih bersikap kurang ajar seperti iblis. "Aku tidak bisa melakukannya."
Maria menautkan kedua tangan yang gemetar dengan takut. Sejujurnya hubungan Lisa dan Taehyung yang tidak membaik membuat mansion bagai lautan api setiap harinya. Sangat panas dan menyesakkan. Kalau saja mereka tidak digaji dengan jumlah yang besar, sepertinya tidak akan ada yang sudi bekerja.
"Tuan Taehyung akan marah kalau Anda tidak mau melakukannya, Nyonya."
"Memangnya cuma dia saja yang bisa marah."
'Marahnya Tuan Taehyung lebih menyeramkan,' kata Maria dalam hati. Ia tidak memiliki keberanian mengatakannya langsung di depan Lisa.
"Kau boleh keluar," perintah Lisa.
Mata bulat Lisa yang tampak seperti boneka itu memandang tak suka pada tumpukan buku. Ia meraih salah satunya, dari judul saja ia tahu kalau ini buku tentang bisnis. "Untuk apa dia menyuruhku membaca buku sialan ini?"
Lisa melempar buku tersebut. Baru sehari saja tanpa ponsel sudah membuatnya bosan, ia masih bisa bertahan kalau saja Taehyung mengizinkannya bermain laptop atau ipad. Namun, iblis berkedok suami itu tidak membiarkannya terhubung dengan dunia luar sama sekali.
"Tidak bisa seperti ini. Aku butuh oksigen yang lebih baik dari rumah ini."
Lisa berjalan menuju kamar mandi, menghabiskan beberapa waktu untuk membersihkan diri kemudian berjalan menuju walk in closet. Ia berencana membangkang Taehyung kali ini, sama seperti yang sudah ia lakukan sebelumnya.
"Aku akan pergi dan jangan ada yang berani mengadu pada Taehyung kali ini, biarkan dia tahu saat pulang nanti," kata Lisa ketika sudah berada di lantai satu rumahnya.
Ia bisa melihat betapa takutnya para pelayan, mereka mungkin khawatir dengan amarah yang keluar dari Taehyung jika membiarkannya pergi.
"Nyonya, Anda sebaiknya menahan diri kali ini. Saya khawatir Anda akan menderita jika Tuan pulang nanti." Pak Park yang ditugaskan mengawal Lisa kemana pun pergi mencoba menahan keinginan atasannya.
Lisa berdecak sebal, ia mengacak pelan rambutnya. "Kenapa kalian lebih takut pada bajingan itu dari pada ke aku, hah? Taehyung kalau tidak menikah denganku juga bukan siapa-siapa. Jadi, jangan menghentikanku kali ini."
Dulu Lisa tidak memiliki kekuatan di mansion utama, dan sekarang dia juga masih dalam keadaan yang sama. Hanya karena dia dianggap tidak kompeten dalam urusan mencari uang, posisinya menjadi sangat lemah di dalam rumah. Semua orang memilih mematuhi Ayah dan suaminya.
"Pak Park, jika kau begitu takut dengan Tuanmu, kau tidak perlu ikut denganku kali ini. Aku bisa pergi sendiri," kesal Lisa.
***
"Baik, saya akan menyampaikannya pada Tuan."
Taehyung menipiskan bibir, perasaannya mengatakan bahwa Lisa tidak akan diam saja di mansion dengan tenang. "Ada masalah apa?"
"Nyonya pergi dan sekarang Pak Park sedang mengikutinya diam-diam, Tuan."
Taehyung melihat jam Rolex di pergelangan tangannya. Masih pukul dua siang dan Lisa sudah tidak tahan berada di mansion. Padahal dia sudah sengaja memberi pekerjaan agar istrinya itu tidak bosan tanpa ponsel dan sosial media.
"Apa kita akan menyusul Nyonya, Pak?" Supir pribadi Taehyung melirik dari kaca spion tengah, menunggu perintah atasannya.
"Nope. Meeting kali ini lebih penting dari pada mengurus bocah kabur seperti dia. Aku akan memberinya pelajaran malam nanti."
To Be Contined
Terima kasih sudah membaca :)
Jangan lupa vote dan comment ya :)
XOXO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top