17. Mulai Bekerja

Biasanya saat terbangun dari tidur, hal pertama yang Lisa lihat adalah atap kamar atau sisi ranjangnya yang sudah kosong. Namun saat ini, ada perbedaan. Sepasang mata bulat Lisa menatap Taehyung yang sedang tidur berhadapan dengannya.

Entah mendapat dorongan dari mana, Lisa mendekat. Menyentuh dahi sang suami dengan jari telunjuk. Melihat tak ada pergerakan, Lisa semakin berani dengan mengusap rambut halus Taehyung.

Tanpa sadar Lisa tersenyum tipis, menikmati helai rambut halus sang suami. Harus Lisa akui, dari segi fisik, Jung Taehyung tak ada kekurangan. Semua yang ada pada diri suaminya sempurna.

Baik itu wajah, rambut, kulit, badan, bahkan suaranya.

Gentleman yang sesungguhnya, pikir Lisa.

"Hati-hati."

Lisa tersentak saat Taehyung mengeluarkan suara.

"Kau bisa jatuh cinta nanti," bisik Taehyung. Detik berikutnya pasang mata tegas itu terbuka. Betubrukan dengan mata Lisa yang membulat kaget.

"Kau sudah bangun?"

"Kau suka wajahku?"

Lisa berdecih. Ketahuan menikmati wajah sang suami sangat memalukan baginya.

"Biasa saja," jawab Lisa acuh. Dia mulai menjauhkan diri, lalu membalikkan badan.

Taehyung bergumam, sadar kalau Lisa bohong. Namun tak mau ambil pusing. Kalau Lisa memilih untuk tidak jujur, dia tak masalah. Ia memaklumi kalau sang istri mungkin malu dan berpikir harga dirinya akan hancur kalau sampai mengakui.

Lagi pula tanpa Lisa katakan, Taehyung sudah tahu jawabannya. Siapa pula yang tidak suka wajah Taehyung? Kalau dia wanita normal pasti suka.

"Hari ini datanglah ke kantor."

Lisa merasakan ranjang mereka bergerak, tanda kalau Taehyung sudah bangun. "Ada pertemuan dengan klien baru."

Mendengar kalimat yang dilontarkan Taehyung, Lisa mengernyit. Ini pertama kalinya Taehyung meminta dirinya ke kantor.

"Untuk apa aku ke sana? Bukan urusanku."

"Segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga Kang itu urusanmu." Taehyung menatap punggung istrinya. "Kau harus mulai bersikap dewasa."

Lisa spontan bangun, menatap tajam suaminya. "Maksudmu sekarang aku tidak dewasa? Kau pikir aku anak kecil, hah?"

Taehyung mengedikkan bahu. "Ikut lah ke kantor hari ini. Ini perintah!"

"Siapa kau berani memberi perintah padaku?" teriak Lisa tak terima. Ia paling benci saat Jung Taehyung melakukan apapun sesuai kemauannya. Dan Lisa juga benci dengan fakta dia tak bisa membantah.

"Your husband?" Taehyung memiringkan wajah dengan ekspresi sedikit senyum mengejek.

***

Meski tidak suka dan tidak tahu kenapa dia harus ikut, tapi Lisa tetap bersiap-siap untuk ke kantor. Segudang pertanyaan dan berbagai dugaan muncul di benaknya. Namun dari pada bertanya pada Taehyung, Lisa memilih diam dan menunggu saja. Karena pasti Taehyung tidak akan memberikan jawaban yang dia mau.

Pria berengsek itu memang sukanya membuat Lisa kebingungan.

"Hari ini apa nyonya akan makan malam di luar?" Maria meletakkan sisir di atas meja rias lalu melangkah mundur satu langkah. Memberi ruang pada majikannya untuk berdiri.

Lisa menatap pantulan dirinya pada cermin. "Aku tidak tahu. Tanya saja pada si brengsek."

"Sudah waktunya nyonya berhenti memanggil Tuan begitu. Beliau akan marah besar kalau nanti..."

"Aku tidak peduli," potong Lisa sebelum Maria melanjutkan. "Dia emang pemarah. Aku diam saja dimarahi," gerutu Lisa.

"Aku tidak pernah marah tanpa alasan." Taehyung menatap Lisa dengan datar melalui cermin. "Kau yang sering marah tidak jelas."

"What?" teriak Lisa tak terima. Ia berbalik, menatap sang suami yang berdiri di ambang pintu. "Kau yang seringnya begitu?"

"See?" Taehyung mengangkat alis. "Kau yang pemarah."

Maria menghembuskan napas pelan. Kalau sudah begini maka perdebatan mereka akan memakan waktu yang lama. Biasanya Jung Taehyung akan diam saja, mengabaikan caci maki yang dilontarkan Lisa. Namun, akhir-akhir ini Maria menyadari bahwa majikan besarnya itu sering membalas kalimat pedang Lisa.

Membuat pertengkaran yang dulunya hanya berlangsung beberapa menit, kini bertambah jadi lebih panjang.

Taehyung yang selalu kalem dan tenang, berubah menjadi lebih agresif. 

"Mohon maaf, Tuan dan Nyonya. Saya rasa anda berdua akan terlambat kalau tidak berangkat sekarang." Maria membungkuk hormat. Memberi tahu dengan sopan dan itu berhasil.

Taehyung berdecak, lalu tanpa mengatakan apapun dia berjalan lebih dulu. Meninggalkan Lisa yang melangkah dengan kesal.

Sesampainya di kantor, kedatangan mereka di sambut oleh barisan pegawai. Kehadiran Lisa di sebelah Taehyung mampu membuat para karyawan langsung saling berbisik. Mempertanyakan ada apa sampai Lisa yang biasanya enggan ke kantor, malah sekarang datang.

Lisa merasa tidak nyaman. Seolah dia adalah orang asing yang tidak perlu menginjakkan kaki di perusahaan ini. Tatapan karyawan yang memandang rendah dirinya membuat Lisa terusik.

"Untuk apa kau memintaku datang ke kantor?"

Akhirnya, setelah menahan diri untuk tidak bertanya, Lisa berhasil mengeluarkan suara. "Aku risih dengan tatapan karyawanmu."

"Mereka hanya heran kenapa kau datang."

"Makanya kenapa kau memintaku datang?" Lisa merengut kesal. Tidak mencoba menahan ekspresinya agar tetap enak dipandang.

Ia tidak peduli jika digosipkan sebagai wanita dengan attitude buruk oleh karyawan. Lagi pula anggapan mereka tentang dirinya tidak akan mengurangi saldo rekening.

Jadi Lisa tidak peduli.

"Itu karena ...." Taehyung memberikan jawaban menggantung. Dia diam beberapa saat, menunggu pintu lift terbuka. Begitu mereka berdua masuk ke dalam kotak besi itu, Taehyung menatap wajah Lisa serius.

"Karena apa?" tanya Lisa penasaran. "Kau mau aku melakukan apa?"

"Bekerja."

"Hah?"

"Kau harus mulai menghasilkan uang sendiri."

To Be Continue

Anyeong taelice shipper :)
Karena kalian ada yang tidak tahu Karyakarsa atau mungkin keberatan kalau cerita ini dijadikan berbayar, jadi aku memutuskan untuk update di dua tempat. 😁

Wattpad dan Karyakarsa sekaligus

But, di Karyakarsa aku akan update setiap hari dengan 1 atau 2 bab sekaligus. Sedangkan di Wattpad aku akan update 2 atau 3 bab dalam sebulan :)))

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top