15. Provokasi

Jangan lupa vote dan comment, ya 😊
Semakin banyak semakin cepat update 😉

💜💛💜💛

Helaan napas jengah keluar dari belah bibir Taehyung. Ia menarik tubuh Lisa mendekat, menghapus sisa jarak yang ada. Dia sudah menempel pada Lisa sejak tadi tapi kenapa masih banyak pria yang secara terbuka menunjukkan rasa tertarik?

Taehyung muak dengan beberapa orang yang berlagak membicarakan bisnis dengannya, tapi tatapan mata mereka tertuju pada Lisa.

Sudah Taehyung duga. Tampilan sexy terlalu mengkhawatirkan.

Sementara Lisa mengerlingkan mata pada Rose yang menatap ke arahnya. Tangannya terangkat, menyuruh Rose untuk menunggu beberapa saat lagi. Bibir Rose yang mengerucut maju membuat Lisa semakin tak enak.

Bagaimana tidak? Dia ingin menghampiri teman perempuannya dan berbincang, tapi Taehyung tidak mengizinkan. Lisa sudah mencoba pergi diam-diam, tapi cengrakaman Taehyung di pinggangnya malah semakin erat.

Padahal Lisa sudah menunjukkan dengan jelas kalau dia merasa bosan. Ia malas mendengarkan Taehyung yang berbincang dengan rekan bisnis.

Lisa mengusap ujung hidung dengan jari, lalu berdecak. Bertekad menunjukkan sikap kurang ajar secara terang-terangan.

"Sepertinya Nyonya Kang Lisa tidak suka berkumpul dengan kami." Hana Choi, wanita yang berdiri tepat di depan Taehyung menyindir. Dalam hati Lisa tersenyum, senang karena seseorang bereaksi dengan tindakannya.

"Oh ... Saya hanya merasa lelah. Kalau kalian tidak keberatan, saya akan duduk sebentar." Lisa mengangguk hormat dengan elegan, kemudian melepas tangan Taehyung dari pinggangnya.

Persetan dengan Taehyung yang akan marah. Itu bisa ia urus nanti.

"Wah, apa hubungan kalian tidak sebaik kelihatannya, Pak Jung?"

Taehyung menatap dingin pria berkaca mata di sebelah Hana Choi. "Kami cukup harmonis."

"Syukur kalau benar begitu. Soalnya saya khawatir Nona Lisa masih terpaksa bersama Anda." Pria itu semakin berani dalam berbicara, mengabaikan raut wajah Taehyung yang semakin keras. "Anda tahu, 'kan? Nona Lisa cantik dan kaya, seleranya tentu yang setara. Dia bisa mendapat pria yang lebih baik dari pada Anda."

"Siapa pria yang lebih baik itu?" potong Hana dengan kesal. Kedua tangan menyilang di depan dada, menatap si pria berkaca mata dengan menjijikkan.

"Saya tanya siapa pria yang lebih baik dari Pak Jung Taehyung?" Hana choi menatap si pria dari atas ke bawah beberapa kali. "Tck ... Tck, saya tidak tahu siapa pria yang lebih baik dari Pak Jung, tapi yang jelas Anda pria yang jauh lebih buruk."

"Anda sudah tidak sopan, Bu Choi."

"Anda mau saya pinjami kaca?"

Taehyung menaruh telapak tangan di pundak Hana. "Hentikan! Kita tamu jadi jangan membuat malu. Kita kan tidak perlu meladeni semut yang sekali injak bakal mati."

"A-apa?"

"Mari kita juga pergi duduk," ajak Taehyung tetap tenang. Masih berusaha mempertahankan sopan santun.

Walau begitu dia pergi lebih dulu, meninggalkan dua orang tersebut di belakang. Sangat tidak bagus kalau sampai ia terpancing dengan kalimat yang merendahkan dirinya.

Taehyung duduk di meja yang berlawanan dari Lisa. Ia akan membiarkan sang istri bercengkrama dengan temannya lebih dulu. Dia tahu Lisa pasti merasa muak terus-menerus di sebelahnya.

Lagi pula pria-pria di sini hanya akan melihat Lisa, tidak mungkin mereka berani melakukan hal yang lebih berani dari sekedar mengangumi.

Tidak apa-apa. Taehyung hanya perlu mengawasi diam-diam.

"Anda pria yang keren, Pak Jung."

Taehyung melirik Hana yang mendudukkan tubuhnya di sebelah Taehyung. Wanita dengan rambut sebahu itu tersenyum manis. "Bagaimana bisa Anda menahan diri tadi?"

"Saya sudah terbiasa direndahkan," jawabnya cuek.

Lagi pula Taehyung memang orang rendahan, 'kan? Taehyung tidak pernah tersinggung sama sekali. Bahkan Lisa juga menganggap dirinya seperti itu.

Masih teringat jelas di kepala Taehyung bahwa Lisa di awal pernikahan selalu menghinanya setiap kali bertemu. Namun, sekarang ia rasa sudah jauh lebih baik. Meski Lisa masih suka memberontak namun mulutnya tidak sekasar dulu.

"Hubungan kalian apakah benar baik-baik saja?"

Inilah kenapa Taehyung tidak begitu suka datang ke acara seperti ini. Kalau saja bukan demi menjaga relasi dia tidak akan mau membuang waktu untuk datang kemari.

"Bahkan jika hubungan kami buruk itu tidak ada urusannya dengan orang luar." Taehyung mengusap rambutnya yang rapi. "Saya sudah menyapa pengantin dan keluarganya. Saya akan pergi lebih dulu."

Hana Choi tidak bisa mengatakan apapun ketika Taehyung pergi. Wanita itu mendesah kasar, agak jengkel karena Taehyung tetap bersikap menjengkelkan sampai akhir. 

***

"Suamimu sedang berasama wanita lain, kau tidak cemburu?" Rose menunjuk Taehyung dengan dagunya. "Oh, dia melangkah ke sini."

Lisa ikut menolah, menatap tidak senang pada Taehyung yang mendekat. "Sial. Dia pasti mau aku memerankan istri yang baik dengan disisinya. Aku tidak nyaman."

Lisa meminum wine di gelas dalam sekali tegukan, lalu berdiri. Berniat pergi ke toilet untuk menghindari sang suami. Namun, baru saja berbalik, kepalanya menatap sesuatu yang keras.

"Aduh. Apa, sih?" Lisa mengusap dahinya kasar.

"Kau sudah mau pergi?"

Lisa membelalak. Ia segera mendongak untuk memastikan suara yang ia dengar adalah milik Jungkook.

"Jungkook? Kau ada di sini?" tanya Lisa dengan wajah kaget.

Pria dengan gigi kelinci itu tersenyum. "Baru saja tiba. Aku terlambat datang." Jungkook memiringkan kepala, mengangkat tangan untuk menyapa Rose. "Hai, Rose."

"Untuk apa pengacara ada di sini? Seharusnya kau di persidangan, 'kan?" Lisa menatap penuh selidik. "Kenapa? Ayo jawab!"

Bukannya menjawab, Jungkook malah fokus pada pundak Lisa yang terbuka. Tanpa sadar ia jadi menggigit bibir bawah. Lalu menyentuh pundak Lisa dengan tangannya yang hangat.  "Dulu ini bagian favoritku, kau ingat?"

"Heh, Jung! Kau gila?" Rose melotot pada Jungkook. Ia masih menjaga suaranya tetap rendah agar tidak menarik perhatian.

Lisa menatap tangan Jungkook di pundaknya dengan malas. "Jangan membuat keributan di sini, Jungkook. Ada suamiku."

"Justru karena ada suamimu, Lisa-ya." Jungkook menurunkan kepala, sejajar dengan telinga Lisa yang cantik dengan anting bulat kecil. "Tidak bisa kah kita seperti dulu?"

Sedetik setelah Jungkook berbisik pada Lisa, ia merasakan kerah kemejanya di tarik dari belakang. Tanpa melihat pelakunya pun, ia sudah menduga kalau itu Taehyung.

"Kau tidak gentle," bisik Taehyung mengejek. "Kenapa semakin dilihat kau semakin bodoh?"

Taehyung menepuk leher Jungkook dua kali sebelum tangannya berlabuh di pundak sang istri. Mengusap di tempat yang tadi Jungkook sentuh. "Aku pasti akan menghapus jejakmu di sini."

"Kau terlalu lebay, Pak. Aku hanya menyentuh," sahut Jungkook sembari terkekeh. "Kau mudah marah."

"Aku selalu marah setiap kali ada yang menyentuh istriku." Taehyung mencium dahi Lisa lama dengan mata melirik pada Jungkook. "Bahkan jika yang disentuh hanya satu helai rambut."

Lisa merasa situasinya diluar kendali sekarang. Taehyung yang biasanya tetap tenang merasa terusik. Sementara Jungkook yang selalu bersikap sebagai sahabat baik mulai meresahkan. Lisa pikir ada sesuatu yang salah. Dulu Jungkook tetap tenang dengan perasaannya, dia bahkan enggan berurusan dengan Taehyung.

Lalu kenapa sekarang mantan friend with benefits-nya itu berubah?

"Asshole!" umpat Jungkook.

"Oh, kau sudah berani padaku sekarang?" ejek Taehyung. "Susu pisang yang kau minum setiap hari itu sepertinya membuahkan hasil. Mau aku belikan pabriknya?"

Lisa menempelkan kepalanya pasrah di lengan Taehyung. Ia tidak mau ada keributan. Salah satu di antara mereka harus berhenti memprovokasi.

"Calm down, Jung Taehyung," bisik Lisa.

"Tahu dari mana kau kalau aku minum susu pisang setiap hari? Kau stalker?" Jungkook tidak mau kalah, hatinya semakin terbakar melihat Lisa yang menempel pada pria lain selain dirinya.

Ia pikir hubungan Taehyung dan Lisa tidak sedekat itu. Namun, rupanya ia terlalu meremehkan Taehyung selama ini.

"Stop, Jungkook." Rose menarik rambut Jungkook dengan kasar, membuat si pria mengaduh kesakitan. "Orang-orang mulai memperhatikan, bodoh."

"Bajingan kecil ini perlu diberi pelajaran," gumam Taehyung pelan. Namun Lisa masih bisa mendengarnya.

"Jangan menyentuh temanku," sahut Lisa pelan. Nada suara dan ekspresi yang ia tunjukkan tegas. Menunjukkan bahwa dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Tidak peduli semenyebalkan apa si Jungkook, pria itu tetap sahabat yang selalu membantu Lisa.

"Aku akan membawa pengacara sampah ini pergi," kata Rose dengan senyum manis di wajahnya. "Ayo pergi dari sini, Jung."

Taehyung menatap dingin punggung Jungkook yang di seret pergi oleh Rose. Lalu pria dengan wajah iblis tampan itu menatap Lisa, menunjukkan seringai yang berbahaya.

"Yang dominan di sini adalah aku. Jadi, kau tidak perlu memberi perintah. Karena aku bukan pihak yang akan patuh, Istriku."

To Be Continued

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top