10. Salah Paham

Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca sampai sejauh ini. Semoga betah, ya. Jangan lupa dukung dengan memberikan vote dan comment 💛💜

💜💛💜💛

Kang Lisa tertegun, tidak menyangka kata seperti itu akan keluar dari mulut suaminya. Menjaga? Hah! Haruskah Lisa percaya? Taehyung selama ini selalu mengabaikan dirinya, tidak pernah benar-benar peduli.

"Are you kidding me, Sir?" ejek Lisa dengan senyum smirk-nya. "Apanya yang menjaga, kau sibuk dengan urusanmu sendiri."

"Aku tahu semua yang sudah dan akan kau lakukan, aku juga menjaga namamu tetap bersih, jangan lupa kalau aku selalu membereskan masalah yang kau buat," sahut Taehyung malas. "And listen, aku sibuk menghasilkan uang. Kau bicara seolah aku sibuk dengan sesuatu yang tidak penting."

"Itu namanya mengawasi bukan menjaga," bantah Lisa. "Jangan dijawab. Aku malas berdebat."

Tangan ramping Lisa meraih satu batang rokok, menyulut ujungnya dengan api. Taehyung melirik, ini pertama kalinya dia melihat Kang Lisa merokok di depannya. Kebiasaan yang sungguh buruk, pikirnya.

Menyadari Taehyung sedang menatap, Lisa menyodorkan kotak rokoknya. "Kau mau?"

Jung Taehyung menggeleng. "Aku tidak merokok."

Lagi-lagi Lisa dibuat terperangah. Tidak minum dan tidak merokok. What a nice guy. Ini fakta terbaru tentang Taehyung yang baru saja dia ketahui.

Sejak menginjak sekolah menengah, Lisa mulai berteman dengan anak-anak berandal lain. Teman-teman yang dekat dengannya melakukan kenakalan remaja pada umumnya. Merokok, minum, bolos, bahkan pergi ke Club di usia yang masih belasan. Lisa ingat Ayahnya sering marah-marah karena selalu dipanggil oleh gurunya.

Walau begitu Lisa tidak pernah berubah. Ia tetap menjadi murid yang nakal, beruntung dia baik dalam memahami pelajaran sehingga bisa sedikit menebus rasa bersalahnya pada Sang Ayah.

Karena selalu dikelilingi dengan teman-teman yang sama buruknya, ia jadi berpikir kalau Jung Taehyung tidak ada bedanya.

Kang Lisa mengeluarkan asap rokok dari bibirnya yang sexy. Ia melirik Taehyung yang tetap diam. Tidak melarang dan tidak marah.

"Jung Taehyung!" panggil Lisa. "Apa kau menyukaiku?"

Kedua alis Taehyung menyatu saat dahinya mengkerut. Pria itu bahkan sampai memutar tubuhnya menghadap Lisa. Ia ingin memastikan kembali apa benar yang baru saja ia dengarkan. "Ulangi!"

Bukannya mengulang, Lisa malah berdecak. Ia malu untuk kembali bertanya. "Tidak mau. Kalau tidak dengar ya sudah."

Lisa menggigit bibir bawah, kesal dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba bertanya tentang perasaan Taehyung. Padahal ia belum meminum alkohol satu teguk pun. Kenapa sudah bersikap memalukan seperti ini?

Taehyung meraih dagu Lisa, membuat wajah keduanya bertemu. Bahkan di tempat remang-remang seperti ini, Lisa masih terlihat cantik di matanya.

Tubuh Lisa meremang ketika tangan Taehyung mengusap bibir bawahnya lembut. Ini aneh. Taehyung tidak seperti biasanya. Pria itu lebih lembut, gerakannya mampu membuat jantung Lisa berdebar.

"Apa kau menyukai suamimu, Istriku?" bisiknya dengan suara rendah. Ini berbahaya. Alarm tubuh Lisa sudah mengirim signal bahwa dia tidak baik-baik saja saat ini.

Aura dominan Taehyung menguar dengan kuat. Darah Lisa berdesir seperti ada aliran listrik dalam tubuhnya. Ia bahkan tidak sadar rokok di sela jarinya sudah jatuh.

"Answer me, Kang Lisa," bisik Taehyung menuntut. "Kau tidak tahu jawabannya atau terlalu gugup untuk menjawab?"

Taehyung menarik garis dengan ujung bibir, membentuk senyum tipis yang mempesona. Ia suka menggoda Lisa. Wajah sang istri yang terpaku, jantungnya yang berdegup kencang, juga bola mata yang bergetar antara takut dan gugup. Taehyung menyukai semuanya.

Ia suka melihat Lisa hanya fokus padanya seperti ini.

Wajah tampan Taehyung maju secara perlahan, matanya menyorot bibir Lisa yang ranum. Ia sudah memiringkan kepala, ingin menyecap dan merasakan bibir penuh milik sang istri. Namun, baru saja bibir mereka bersentuhan, Taehyung merasakan kerah bajunya ditarik dari belakang.

Belum sempat sadar situasi sepenuhnya, Taehyung merasakan pukulan keras mengenai pipi, membuat tubuhnya terhuyung. Beruntung ia segera meraih railing besi sehingga dirinya tak sampai jatuh.

"Kau siapa, Bastard? Beraninya menyentuh Lisa?"

Mata Lisa membola, kaget melihat suaminya dipukul dengan keras. Lebih terkejut lagi saat melihat siapa yang berani melayangkan tangan pada Taehyung.

Lisa menatap marah pada Jaehyun yang sepertinya salah paham. "Kau gila, ya? Kenapa kau memukul suamiku?"

"Dia yang gila. Kenapa mendekati wanita yang sudah beristri?" Jaehyun bicara lantang, tidak peduli dengan orang sekitar yang sedang melihat. Ia tidak bisa menerima pria sembarangan mendekati sahabatnya.

Ia sudah menduga kalau akan banyak lalat yang mengerubungi Lisa kalau dirinya dan Jungkook tidak ada.

Lisa menepuk jidatnya. Jaehyun sepertinya sedang mode gila saat ini. "Hei! Apa yang kau bica.... "

"Kau sudah hilang akal, hah?" Taehyung mengusap pipinya yang terasa panas dan sakit. Ia berjalan mendekat dengan wajah marah dan dingin. Mau melihat bajingan mana yang berani melukai wajah tampannya.

Jaehyun yang semula kesal mulai terkejut melihat sosok Taehyung. Ia menutup mulut, melihat Lisa dengan pandangan bertanya. Sementara wanita yang ia lihat itu menghela napas. Lisa sudah bingung harus berbuat apa.

"Tatap aku, jangan melihat Istriku seperti itu," geram Taehyung.

"A... Itu." Jaehyung berjalan mundur. "Maaf, saya kira Anda pria asing yang mengganggu Lisa."

Langkah Taehyung berhenti. "Sialan!" umpatnya. "Kemari kau. Biarkan aku memukulmu."

Pria dengan dimple di kedua pipi itu menggelengkan kepala. Ia tahu sesakit apa pukulan Taehyung dan dia tidak mau merasakannya lagi. "Maafkan saya, Tuan Jung. Saya benar-benar menyesal."

"Akan aku maafkan setelah memukulmu," sahut Taehyung. Ia sudah kehabisan stok sabar sekarang. 

"Tae, sudah." Lisa meraih lengan Taehyung, mencegah pria itu mendekati Jaehyun yang panik ketakutan. "Ini cuma salah paham."

"Benar. Yang dikatakan Lisa itu benar, ini cuma salah paham." Jaehyun tersenyum, menunjukkan deretan giginya yang rapi. 

Taehyung menghela napas tak percaya. "Sialan!" makinya.

"Maaf, Tuan Jung. Saya bersalah." Jaehyun membungkuk beberapa kali, berharap masalah ini tidak akan diperpanjang. Karena meski dia sahabat istrinya, Jaehyun tahu kalau Taehyung tidak akan melepaskan dia dengan mudah.

Taehyung melirik sang istri yang menatapnya, lalu berdecak. Ia kesal, tapi setidaknya dari sini dia tahu kalau Jaehyun juga peduli dengan Lisa. Ia hanya berharap kalau perasaan melindungi Jaehyun pada Lisa tidak lebih dari sekedar sahabat.

"Aku akan diam kali ini," ujar Taehyung akhirnya. Membuat Jaehyun dan Lisa bisa bernapas lega. "Jadi, mulai sekarang cobalah mengenali aku meski dalam kegelapan."

"Yes, Sir," jawab Jaehyun sigap.

"Aku sudah tidak memiliki mood yang baik, jadi, ayo pulang saja." Taehyung menarik tangan Lisa, melewati Jaehyung tanpa mengucap salam perpisahan.

"Eh, wait. Aku bahkan belum minum sama sekali." Lisa mencoba bernegosiasi. "Yang mood-nya buruk kan kau, kenapa aku juga harus pergi?"

Langkah Taehyung berhenti, tubuhnya memutar menatap wajah Lisa yang cemberut. "Kau mau menjadi tontonan lebih lama? Keribuatan barusan pasti akan muncul di media besok pagi. Sebaiknya kita pulang dulu, kau bisa minum sampai mati di rumah."

Tidak ada yang bisa dibantah dari kalimat Taehyung. Jadi, yang Lisa lakukan hanya menurut dan mengikuti langkah lebar suaminya untuk keluar. Dasar Jaehyun sialan! Kalau bukan karena dia, sekarang pasti dirinya sudah bersenang-senang.

Sementara Jaehyun yang masih di tempatnya menghela napas. Kedua tangannya menyatu dan bertumpu pada railing besi di depannya. "Nyawaku hampir saja melayang."

To Be Continued

Vote dan Comment, Juseyoooo 😍

Kalian tahu cerita ini dari mana? Share, ya ❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top