🤍𝔾𝕙𝕠𝕦𝕝 ℍ𝕦𝕤𝕓𝕒𝕟𝕕🖤

"Psst dengar-dengar ada pembunuhan ghoul di distrik 20"

"Benarkah? Ya ampun, para ghoul itu meresahkan sekali! Kenapa monster seperti itu harus hidup?!"

Kamu menghela nafas mendengar gossip tersebut sambil memandangi cincin yang tersemat di jari manismu, ada perasaan marah yang bercokol setiap kali kamu mendengar orang-orang menggosipkan soal ghoul tapi kamu hanya bisa diam menelan bulat-bulat amarah itu.

Kamu menyesap kopi mocha mu sambil sesekali menghela nafas untuk meredakan emosimu, sebuah kebiasaan yang selalu dia ajarkan padamu ketika emosimu sedang tersulut.

Sejenak kemudian poselmu bergetar, kamu pun meraihnya dan menyunggingkan senyuman setelah tahu siapa yang mengirim pesan padamu.

From : Haise🤍
To      : You

[Name]-chan sayang, hari ini Arima-san bilang jika aku bisa pulang awal.
Nanti aku mampir ke kafe :Re untuk memjemputmu lalu kita akan pergi kemana pun kamu minta, sebagai ganti karna akhir pekan kemarin aku lembur.
Sampai ketemu nanti Sayang🤍

Kamu memasukkan ponselmu ke dalam tas, setelah membayar semua pesananmu kamu pun segera meninggalkan kafe tersebut seraya menuju ke tempat dimana kamu bekerja.

  🖤☁️🤍

Haise tersenyum memandangi balasan pesan dari [Name], pria itu lalu meregangkan tangannya dan menghela nafas.

"Ada apa sensei? Kenapa sensei terlihat senang?"

Haise sedikit terkejut karna suara gadis bersurai hijau sepundak dengan eye patch itu, Haise nyengir dengan wajah malu-malu.

"Ah Mutsuki-kun, aku hanya memikirkan nanti aku akan mengajak istriku kencan hehe"Jawab Haise malu-malu, sedangkan yah tentu saja Mutsuki diam-diam cemburu tapi mau bagaimana pun dia tidak bisa protes dan berakhir tersenyum seperti biasa.

"Pengantin baru memang beda ya, kan Sassan?"Goda Shirazu tertawa, wajah Haise memerah lalu mendengus menjitak kepala Shirazu gemas.

"Ittai! Sassan apa salahku?!"

"Jangan menggodaku Shirazu-kun, kau ini"

Shirazu mengerucutkan bibirnya, sesaar kemudian seorang gadis bersurai biru masuk ke ruang kerja Haise sambil membawa beberapa makan manis dalam pelukannya.

"Maman Ohayou~!"

"Saiko ohayou, ya ampun Saiko ini masih terlalu pagi untuk makanan manis!"

Saiko hanya nyengir seraya duduk di salah satu kursi yang kosong menikmati snacknya tanpa rasa bersalah, Haise hanya geleng-geleng melihat kelakuan anak buahnya itu.

"Sasaki, jadi hari ini kita akan menyelidiki distrik berapa?"Tanya Urie yang baru saja masuk lalu duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Sudah lengkap kan?"

Ke-4 anggota Quinx itu mengangguk kompak, Haise tersenyum membuka peta kota Tokyo pada papan presentasinya.

"Baiklah, kita akan mulai pencariannya dari distrik ini"

🤍☁️🖤

Kamu sedang menunggu kepulangan Haise gelisah karna ini sudah sangat malam tapi suamimu tidak segera menjemputmu sampai akhirnya kamu menyerah menunggu, beruntung sahabat baikmu Touka mau menemanimu menunggu Haise walau hasilnya sia-sia.

"[Name], apakah Sa-Haise-san tidak jadi menjemputmu?"Tanya Touka iba, kamu menghela nafas berat lalu menggeleng.

"Entahlah, sepertinya begitu"

Touka pun membantumu merapikan barang-barang kafe :Re dan kemudian barulah kamu pulang ke apartemenmu.

Begitu sampai di apartemen, kamu segera membersihkan diri lalu memutuskan untuk langsung tidur menelan bulat-bulat rasa kecewamu.

02.00

Ini masih terlalu pagi buatmu untuk terbangun tapi sepasang tangan tiba-tiba melingkar di pinggangmu, kamu menggeliat pelan sebelum akhirnya berbalik dan ternyata Haise baru saja pulang.

"Tadaima sayang"

Kamu mendengus sebal lalu kembali berbalik merapatkan selimutmu kalian.

"Hmp, Tadaima H-A-I-S-E!"

Haise tertawa kecil, dia tahu dia salah tapi melihat gadis kesayangannya ini ngambek seperti ini selalu menjadi favorit Haise.

Haise suka bagaimana kamu marah tapi kamu masih membiarkan dirinya memelukmu dengan posesif, Haise semakin mengeratkan pelukannya padamu dan kamu tentu saja hampir saja luluh berbalik untuk protes tapi kali ini dia ingin bersikap dingin.

Yah, walau kamu tahu pasti akan gagal seperti sebelum-sebelumnya.

"Kau marah [Name]-chan sayang?"Bisik Haise di telingamu hingga wajahmu terasa panas tapi mau bagaimana pun  kamu terlalu gengsi untuk berbalik.

"B-Berisik, tidur sana! Lagi, jangan memelukku!"Gerutumu berusaha melepaskan pelukan Haise namun pria itu tetap mengeratkan pelukannya, sampai akhirnya kamu menyerah dan membiarkan Haise tetap memelukmu.

"[Name]-chan, lihat aku dulu"

"Gak mau!"

"[Name]-chan bagaimana aku bisa menjelaskan alasanku kalau kau tidak mau melihatku hm?"

"Kan kau bisa bercerita tanpa aku harus melihatmu!"

Haise menghela nafas, sepertinya istrinya benar-benar marah besar karna Haise mengingkari janjinya lagi hari ini karna tugas CCG.

"Sayang, hari ini aku ada penyelidikan di distrik 10 dan disitu ada pembunuhan massal dari anggota clown, aku terpaksa lama disana karna harus mengindetifikasi separuh dari 100 mayat itu"

Kamu masih diam berusaha tidak peduli tapi dalam hati kamu merasa iba pasti suamimu capek dan sekarang dia malah mengurusi amarah tidak pentingmu, tapi sekali saja kamu ingin egois agar suamimu itu lebih memperhatikanmu.

"Aku juga bertemu dengan One Eye Ghoul, jadi mau tidak mau aku harus melawan dia sebelum kabur"

Kamu langsung berbalik menatap cemas suamimu panik, Haise tertawa kecil ketika kedua tanganmu sudah sibuk menyentuh wajah Haise mencari tahu kalau-kalau ada luka di wajah Haise.

Bagaimana kamu tidak cemas jika suamimu baru saja melawan ghoul mematikan itu?!

Ah bodohnya kamu, kamu lupa kalau suamimu itu ghoul yang sudah pasti setiap lukanya sudah teregrenasi dan tidak meninggalkan bekas luka.

"Aku baik-baik saja sayang, maaf aku melupakan janjiku hari ini"Ucapnya memegang tanganmu lalu mencium keningmu sekilas, kamu menunduk merasa bersalah.

"M-Maaf Haise, aku—"

"Hm? Untuk apa minta maaf? Kamu tidak salah apapun [Name]-chan, lagipula ini sudah pekerjaanku kan?"

Kamu menghela nafas.

"Jadi apa aku di maafkan?"

Kamu mengangguk malu-malu lalu membuang muka sambil mendengus sebal.

"Kau menyebalkan Haise!"Gerutumu kesal, Haise tertawa kecil lalu menangkupkan kedua pipimu hingga membuatmu kembali menatap manik abu-abu pria itu.

"Hm, aku mencintaimu [Name]-chan~"

Wajahmu memerah, sesaat kemudian Haise menciummu dan kamu hanya memejamkan matamu mengalungkan tanganmu pada leher Haise sambil menikmati setiap lumatan pria itu.

Tangan Haise mulai bergerak melepas baju tidur yang kamu kenakan, sesaat kemudia pria itu melepaskan ciumannya menyisakan seutas benang saliva diantara kalian.

Haise tertawa kecil melihat wajah memerahmu.

"Boleh ya sayang~?"

Kamu mendengus tapi tidak menolak karna kamu selalu menyukai permainan mu bersama Haise itu.

"Hehe, aku mencintaimu♡"

Kamu tersenyum mengangguk.

"Aku juga Haise~"

Malam kian beranjak dan malam itu kamar apartemenmu di penuhi dengan suara desahan kalian yang bersahutan memanggil nama masing-masing hingga pukul 5 pagi.

Entah sudah berapa ronde yang kalian lakukan, yang kamu ingat hanyalah kamu yakin tidak akan bisa berjalan untuk bekerja nanti.

🖤☁️🤍

"Moshi-moshi Touka-chan!"

"Ah Haise-san, ada apa menelpon?"

"Itu aku hanya ingin memintakan ijin untuk istriku, hari ini dia tidak masuk kerja, dia sedang sakit"

Haise tertawa kecil melihatmu masih tertidur pulas sambil memeluk Haise, tangan Haise bergerak mengelus surai (h/c) mu lembut.

Iya [Name] sakit, alias dia tidak bisa berjalan karna permainan mereka tadi malam.

"Ah souka, baiklah sampaikan salamku pada [Name] semoga dia cepat sembuh"

"Terima kasih Touka-chan"

Klik.

╚────── ¤ ◎ 𝕿𝖍𝖊 𝕰𝖓𝖉 ◎ ¤ ──────╝

POV :Haise pun membuatkan sarapan untukmu karna kamu belum bisa bergerak bebas akibat dari permainan kalian semalam.

Haise : Jangan lupa sarapan ya sayang♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top