Lembar 15

    Menembus malam yang gelap, Hyunwoo menapakkan kakinya di tengah hutan belantara di mana hanya ada kegelapan dan hewan-hewan kecil yang berani bernaung ketika sang penguasa menampakkan diri di sana.

    Masih dengan wujud Srigalanya, sorot mata tajamnya mengarah ke dalam kegelapan. Mencoba menemukan sesuatu yang tengah mengintainya dari dalam kegelapan.

    Untuk beberapa saat dia berjalan memutar hingga menaiki sebuah batu yang cukup besar, menjadikannya sebagai pijakan sebelum sebuah auman yang cukup lantang berhasil mengusik ketenangan di tengah hutan malam itu.

    Lolongan panjangnya menyadarkan para hewan malam akan keberadaannya sebelum mereka yang langsung melarikan diri dari sekitar sana. Dan lolongan panjang itu berhenti, menambah kesunyian malam itu. Hingga telinga penuh bulunya bergerak dengan mata yang memicing tajam saat menyadari sesuatu datang mendekat ke arahnya.

    Di detik berikutnya, seekor Srigala melompat dari kegelapan dan berhenti beberapa langkah di hadapannya. Melihat hal itu, Hyunwoo melompat dari tempatnya dan berjalan menghampiri sosok Srigala yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil darinya tersebut.

    "Chae Hyungwon." Hyunwoo berujar, namun dengan pikirannya di saat ia berhenti di hadapan Srigala yang tak lain adalah Beta nya sendiri dengan jarak satu meter yang terbentang di antara keduanya.

    "Kau sudah putuskan untuk meninggalkan Kim Taehyung?" Hyungwon menyahut, tampak kemarahan ketika ia menyebutkan nama Taehyung sebelumnya.

    "Ikutlah denganku! Tuan Kim Taehyung ingin bertemu."

    Hyungwon mendengus. "Tuan? Kau sudah kehilangan harga dirimu, My Lord?" sinisnya.

    "Kita tidak harus menjadikan ini sebagai topik pembicaraan di setiap pertemuan kita."

    "Tinggalkan Kim Taehyung, dunia kita berbeda." Hyungwon lantas berjalan pergi meninggalkan Hyunwoo.

    Namun ada yang berbeda dari cara berjalan Hyungwon, di mana dia hanya berjalan menggunakan tiga kakinya. Bukan karna dia hanya memiliki tiga kaki, melainkan satu kaki depannya yang mengalami kelumpuhan bersamaan dengan Hyunwoo yang mendapatkan luka di wajahnya beberapa ribu tahun yang lalu.

    Dan selama ini seperti itulah dia hidup, mengandalkan ketiga kakinya untuk berjalan dan karna hal itu pula dia sering di rendahkan karna menjadi Beta yang cacat. Bahkan Pack mereka sempat di Klaim sebagai Pack paling lemah karna memiliki Alpha dan juga Beta yang cacat, namun meski begitu. Hingga detik ini, tidak ada Pack lain yang berani mengganggu Pack mereka.

    "Kembali, Chae Hyungwon!" tegur Hyunwoo yang di tujukan sebagai sebuah perintah.

    Hyungwon berhenti. Menoleh ke belakang dan menggeram, menunjukkan penolakannya terhadap perintah sang Alpha.

    "Seorang Alpha, tidak akan tunduk terhadap perintah siapapun. Termasuk pada Raja Silla sekalipun!" tandas Hyungwon yang kembali berjalan meninggalkan Hyunwoo.

    Namun penolakan kerasnya tersebut berujung dengan kemarahan sang Alpha. Hyunwoo menggeram dan sedetik kemudian dia berlari ke arah Hyungwon dan langsung menyergap Hyungwon. Namun sang Beta justru memberi perlawanan dan untuk pertama kalinya mereka benar-benar berkelahi secara fisik.

    Suara geraman yang terdengar di tengah hutan belantara cukup membuat para hewan malam kembali ke tempat persembunyian mereka, di saat kedua Srigala tersebut saling beradu taring. Namun tidak dengan Hyunwoo, dia sama sekali tidak berniat menyakiti Hyungwon. Dia menyerang sang Beta hanya untuk sebuah peringatan semata.

    Dan kenyataan bahwa Beta tak pernah lebih unggul dari Alpha, memanglah menjadi sesuatu yang telah menyerupai sebuah tradisi. Tubuh Hyungwon terlempar beberapa meter setelah terkena serangan terakhir yang di berikan oleh Hyunwoo, dan keterbatasan pada kaki depannya membuatnya tak mampu bangkit dengan cepat di saat sang Alpha berjalan mendekatinya.

    Hyunwoo berdiri tepat di hadapan Hyungwon, menatap sang Beta dengan sorot mata tajam namun tak menunjukkan sebuah kemarahan.

    "Kau melupakan satu hal, perintah dari Alpha merupakan sebuah keharusan. Jika kau menentang, maka kau akan berakhir kehilangan nyawamu sebagai seorang pengkhianat."

    Hyungwon memalingkan wajahnya dan mendengus, merasa tak memiliki daya untuk kembali menyanggah perkataan sang Alpha.

    "Bangkitlah, dan ikuti kemana Tuan mu ini melangkahkan kakinya!"

    Hyungwon pun perlahan bangkit dan mengikuti langkah Hyunwoo setelah sempat beradu pandang sebelumnya. Memilih menurut karna takdirnya sebagai seorang Beta tak pernah bisa membuatnya lebih unggul di bandingkan dengan sang Alpha yang di takdirkan memiliki kekuasaan yang tak terbantahkan lagi.

GHOST IN THE WIND

    Tak lama setelah kepergian Junhee, pemuda itu kembali. Namun sayangnya dia muncul di tempat yang salah. Changkyun terlonjak dan hampir terjatuh dari kursi ketika melihat Junhee tiba-tiba berdiri di atas meja, namun bukan hanya Changkyun seorang yang terkejut akan hal itu, melainkan Junhee sendiri.

    Matanya membulat ketika bertemu dengan tatapan Taehyung yang masih sesantai sebelumnya. Dia pun bergegas turun dan segera menundukkan kepalanya di hadapan Taehyung.

    "Mohon maafkan aku, aku tidak bermaksud melakukannya, Tuanku."

    "Kau harus lebih berhati-hati lagi, Jun." tegur Chunghee, namun sepertinya Taehyung tak ada masalah dengan hal itu karna justru seulas senyumlah yang terlihat di kedua sudut bibirnya.

    "Kau mendapatkannya?"

    "Menurut keterangan dari para pekerjanya, Tuan Park sudah menghilang dari rumah sejak sepekan yang lalu."

    Mendengar hal itu, pandangan Taehyung terjatuh dan perlahan tawa ringan terdengar keluar dari mulutnya yang masih menunjukkan seulas senyum tipis.

    "Benar-benar tidak tahu diri." Taehyung kembali mengangkat pandangannya seiring dengan tawanya yang memudar.

    "Kenapa kau selalu melihatku dengan cara seperti itu?" teguran yang ia layangkan kepada Changkyun yang selalu menatapnya penuh selidik.

    "Karna Hyeong sangat mencurigakan." sinis Changkyun dan terlihat sudah mulai terbiasa dengan apapun keanehan yang di tunjukkan oleh Taehyung di hadapannya.

    "Dari mana aku patut di curigai?"

    "Pertama hantu dan sekarang Manusia Srigala. Dari awal aku sudah curiga pada Hyeong."

    "Kau mendengarnya, Chunghee?"

    "Ye, Tuanku."

    Changkyun dengan cepat menjatuhkan pandangannya pada Chunghee. "Kakek manusia, kenapa malah berpihak pada Taehyung Hyeong?"

     Mendengar hal itu membuat mata Taehyung sempat melebar sebelum ia yang menaruh kedua tangannya di meja dan merapatkan diri kepada Changkyun, hal itu sontak membuat perhatian Changkyun dengan cepat teralihkan padanya.

    "Lalu, apa kau berpikir bahwa aku bukan manusia?" ucapnya dengan sebelah alis yang sekilas terangkat, kembali menguji keyakinan Changkyun.

    Changkyun tampak tertegun akan pertanyaan yang di lontarkan oleh Taehyung sebelum berakhir dengan ia yang menggaruk kepalanya sendiri.

    "Hyeong manusia atau bukan?" ucapnya kemudian.

    Bukannya menjawab, Taehyung justru mengarahkan telunjuknya ke hadapan Changkyun.

    "Gigit saja, dan kau akan tahu jawabannya."

    Mata Changkyun memicing, menatap ragu ke arah Taehyung yang tersenyum dengan penuh keyakinan.

    "Ku peringatkan sebelumnya, aku memiliki gigi yang tajam."

    "Tidak masalah, ibumu dulu juga sering menggingitku jika dia merasa kesal."

    Mata Changkyun semakin memicing, merasa tidak percaya jika pemuda di hadapannya benar-benar sepantaran dengan ibunya.

    "Usiaku dan ibumu terpaut sangat jauh, bahkan karna terlalu jauh, kau tidak akan bisa menghitungnya." celetuk Taehyung seakan menegaskan bahwa dia mengetahui apa yang tengah di pikirkan oleh Changkyun.

    "Jika begitu, kenapa Hyeong bisa berkencan dengan ibuku?" selidik Changkyun.

    "Karna dia cantik."

    Changkyun menjatuhkan pandangannya dan menyangga keningnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja. Kembali merasa frustasi akibat ulah Taehyung yang terlalu jenius, bahkan ia sampai tak mampu mengecoh orang itu untuk sekedar mengatakan satu kebenaran yang bisa ia mengerti.

    "Kepalamu sakit?"

    "Aku ingin kembali ke Boston saja." cetusnya dan segera beranjak dari duduknya. Berinisiatif untuk kembali ke kamar, namun tangan Taehyung menahan pergelangan tangannya dengan lembut. Membuat pandangannya terjatuh pada pemuda misterius tersebut.

    "Di Boston ada begitu banyak Hollow, kau yakin ingin kembali ke sana?"

    "Siapa yang ingin ke Boston? Aku ingin tidur!" ucap Changkyun dengan nada yang terdengar kesal.

    "Kau barusan mengatakan ingin kembali ke Boston."

    "Tidak jadi."

    "Kenapa?"

    "Aku ingin mencari gadis cantik untuk ku kencani di sini, jadi kenapa aku harus kembali ke sana?" ucap Changkyun dengan asal.

    "Kau ingin berkencan?" senyum Taehyung melebar, begitupun dengan Chunghee yang tampak menahan tawanya dan berbeda dengan Junhee yang tak menunjukkan reaksi apapun.

    "Aku memiliki banyak kenalan wanita cantik, jika Tuan Muda bersedia." celetuk Junhee dan menegaskan bahwa wajah datarnya telah mengingkari kelakuannya yang tak berbeda dengan kedua orang lainnya.

    Changkyun menghembuskan napas sebal sekaligus pasrahnya. Dia kemudian menjatuhkan tubuhnya, duduk bersila di lantai tepat di samping Taehyung dengan tangan yang kemudian bersedekap.

    "Apa yang sedang kau lakukan?"

    "Berpikir."

    "Terlalu banyak berpikir, akan membuat Tuan Muda terlihat tua lebih cepat." sahut Chunghee, namun Changkyun terlalu kesal untuk kembali menyahuti candaan yang di lontarkan oleh orang-orang di sekitarnya.

    Perhatian ketiganya kemudian teralihkan oleh kedatangan dua ekor Srigala yang tiba-tiba melompat ke balkon dari kegelapan, dan kedatangan kedua Srigala tersebut berhasil di tangkap oleh Changkyun dari celah di bawah meja.

    Matanya memicing ketika melihat sesuatu yang berbulu berjalan mendekat ke arah mereka. Dengan perlahan, dia menumpukan kedua lututnya pada lantai dan menampakkan diri dengan mata yang sudah kembali ke ukuran semula, namun masih dengan tatapan yang begitu was-was.

    Namun seketika matanya membulat setelah menemukan dua Srigala sekaligus berdiri berseberangan dengannya. Satu saja dia belum bisa terbiasa, dan sekarang Srigala itu membawa serta temannya.
    Perlahan dia mengarahkan pandangannya pada Taehyung yang masih terlihat begitu santai.

    "Berdirilah! Kita kedatangan tamu."

    Changkyun menggeleng pelan dengan wajah yang mengernyit. Menentang perkataan Taehyung yang menyebut kedua Srigala itu sebagai tamu. Melihat reaksi Changkyun pun, Taehyung mengembalikan pandangannya kepada kedua tamunya.

    "Anak ini tidak menerima wujud kalian yang seperti ini sebagai tamu, bisa tunjukkan bagaimana diri kalian sebagai layaknya seorang tamu, Tuan-tuan?"

    Setelah Taehyung berucap, Hyunwoo dan Hyungwon pun menunjukkan wujud manusia mereka dan hal itu pula yang membuat Changkyun tertegun menatap keduanya. Melupakan bagaimana cara untuk berkedip dan bergerak, namun masih ingat cara untuk bernapas, yaitu mengambil udara dari hidung dan mengeluarkannya melalui tempat yang sama.

    Berdiri di hadapannya dua pria dengan postur tubuh yang sedikit berbeda namun sama-sama tinggi dan satu lagi yang tak bisa di elakkan, wajah keduanya yang memiliki ketampanan yang tak manusiawi.

    "Aku tidak kalah tampan dari mereka." celetuk Taehyung yang lagi-lagi menegaskan bahwa dia mengetahui apa yang kini tengah di pikirkan oleh Changkyun.

    "Lama tidak bertemu, Chae Hyungwon. Aku harap kau tidak melupakan siapa orang yang berada di hadapanmu ini, saudaraku."

   Tak ada respon yang di berikan oleh Hyungwon selain hanya tatapan mengintimidasi yang membuat Taehyung tersenyum miris, di saat ia di ingatkan kembali tentang hubungannya bersama dengan sang Beta tidaklah bisa di sebut akur.

    Taehyung kemudian meraih tangan Changkyun dan berdiri, membuat Changkyun turut berdiri dengan paksa dan segera bersembunyi di belakang tubuhnya.
    Dia kemudian membawa Changkyun mendekat ke arah dua Manusia Srigala tersebut, dan hal itu semakin memojokkan Changkyun yang tak bisa berlari ketika tangannya di tahan.

    "Aku tidak bisa memperbaiki hubungan buruk yang terjalin di antara kita, tapi aku juga tidak bisa melepaskanmu begitu saja."

    "Katakan seperlunya dan aku akan segera meninggalkan tempat ini."

    Respon yang begitu dingin, membuat hawa di sana terasa tak bersahabat dan Changkyun bisa merasakan hal itu. Jujur, tatapan dingin Hyungwon pada Taehyung sedikit membuatnya takut, tatapan yang seakan di lontarkan terhadap musuhnya. Namun sikap tenang Taehyung membuatnya semakin penasaran dengan bagaimana hubungan mereka yang sebenarnya.

    "Sebelumnya, aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang."

    Taehyung menarik Changkyun, namun anak itu justru berpegangan pada jasnya. Berusaha agar tetap berada di belakang tubuhnya.

    "Lim Changkyun, lepaskan bajuku!"

    Changkyun dengan cepat melepaskan pegangannya dan dia sedikit tersentak ketika Taehyung menarik tubuhnya dan membuat keduanya berdiri berdampingan, sekaligus membuatnya mendapatkan perhatian penuh dari kedua tamu mereka.

    "Son Hyunwoo dan Chae Hyungwon, kau harus mengingat nama dan wajah mereka, Lim Changkyun."

    Tanpa sadar Changkyun menahan napasnya, merasa situasi benar-benar tak bersahabat. Dia tidak merasakan apapun selain kecanggungan ketika bertemu pandang dengan Hyunwoo, namun semua berbeda ketika ia bertemu pandang dengan Hyungwon.

    "Lalu apa hubungannya anak manusia ini denganku?" Hyungwon menyahut, masih dengan nada bicara tak bersahabatnya.

    "Lost Child."

    Dua kata yang membuat mata Hyungwon melebar dan semakin menajam, menatap tak percaya ke arah Taehyung. Setidaknya mereka sudah hidup berdampingan sejak lama, dan tak menutup kenyataan bahwa Hyungwon sendiri mengetahui tentang siapa itu Lost Child.

    "Ku perkenalkan padamu, Lim Changkyun si Lost Child."

    "Kau sedang membuat lelucon?"

    "Kau kira siapa yang bisa menyembuhkan luka di wajahku?" Hyunwoo menyahut, menepis rasa tidak percaya Hyungwon.

    "Kau tahu sendiri, siapa yang terakhir kali bersamaku sebelum kau datang." sambung Hyunwoo.

    Hyungwon menjatuhkan pandangannya pada Changkyun dan bisa di lihat olehnya, luka goresan menyerupai sebuah cakaran yang terdapat di wajah anak manusia tersebut.

    "Aku ingin menebus dosaku padamu." cetus Taehyung, dan seketika kebingungan melanda dua orang sekaligus. Changkyun dan Hyungwon, keduanya masih belum bisa memahami keadaan yang terjadi.

    Taehyung kemudian melepaskan tangan Changkyun dan menjatuhkan pandangannya kepada pemuda tersebut lalu berucap, "tutuplah matamu untuk beberapa waktu ke depan!"

    "Kenapa harus di tutup?"

    "Kau akan takut jika kau melihatnya, tutup saja matamu dan percayakan semua padaku."

    Dengan tak relanya, Changkyun menutup matanya. Taehyung kemudian mengarahkan pandangannya kepada Hyunwoo dan tanpa ada perkataan dari Taehyung, dia bergegas beralih ke samping Changkyun dan menggunakan telapak tangannya untuk menutupi mata Changkyun untuk sekedar berjaga-jaga, karna Taehyung tahu bahwa sebenarnya Changkyun adalah seorang anak yang aktif dan juga sedikit nakal.

    Changkyun merasakan tangan kirinya di angkat dan yang melakukannya adalah Taehyung, namun dia tak bisa berkutik ketika sebuah telapak tangan besar menutupi matanya.

    "Ini akan seperti saat kau di gigit semut." ucap Taehyung yang kemudian mengarahkan jemari Changkyun ke mulutnya. Dia kemudian menggigit ujung jari tengah Changkyun.

    "Akh!" pekik Changkyun tertahan, dan saat itu pula, darah keluar dari luka kecil yang baru saja di buat oleh Taehyung.

    "Kemarilah, saudaraku!"

    Hyungwon tak bergerak dari tempatnya meski dia tahu bahwa perkataan itu di tujukan kepadanya, namun semua berbeda setelah ia bertemu pandang dengan Hyunwoo yang memberikannya perintah melalui sorot matanya. Perlahan dia melangkah mendekati Taehyung dan berhenti tepat di hadapan Changkyun.

    Taehyung kemudian mengulurkan satu tangannya yang terbebas ke hadapan Hyungwon seakan tengah meminta sesuatu, namun Hyungwon hanya melirik tangan kirinya yang berada di dalam saku celana tanpa melakukan apapun.

    Taehyung yang tak bisa menunggu lagi pun, segera mengambil tangan kiri Hyungwon yang benar-benar seperti tak bernyawa. Menegaskan bahwa tangan itu memang sudah lumpuh sepenuhnya.

    Taehyung kemudian mengangkat tangan Hyungwon sejajar dengan tangan Changkyun, dan perlahan dia menyatukan tangan keduanya. Membuat mata Hyungwon memicing ketika telapak tangannya yang mati rasa menyatu dengan darah di tangan Changkyun.

    "Kau masih di sini, Lim Changkyun?"

    "Ne."

    "Bisakah kau mengenggam telapak tangan yang dingin ini sekarang?!"

    Tak banyak bertanya, Changkyun melakukan apa yang di katakan oleh Taehyung. Namun dia merasa aneh karna tangan itu benar-benar dingin dan lemah, dia menerka-nerka siapakah kiranya pemilik telapak tangan yang begitu kurus tersebut.

    Beberapa detik berlalu dan mata Hyungwon mengerjap ketika ia bisa merasakan telapak tangan Changkyun dengan tangannya yang sudah mati rasa dalam waktu yang lama. Perlahan jemarinya bergerak bagai sebuah keajaiban yang membuatnya tak akan mampu berkata-kata lagi setelah ini.

    Hyunwoo yang melihat hal itu pun tersenyum ke arah Taehyung seakan tengah mengucapkan kalimat terima kasih kepada saudaranya tersebut.

    Sedangkan Hyungwon di landa kebingungan yang besar, bisa di rasakannya darah yang berdesir di tangan kirinya. Sesuatu yang sudah lama tak ia rasakan dan perlahan ia menarik tangannya dan melihat telapak tangannya dengan tatapan tak percaya ketika tangan kirinya kembali berfungsi.

    "Bagaimana?" satu kata yang mampu keluar dari mulutnya, dia kemudian kembali mempertemukan pandangannya dengan Taehyung seakan tengah meminta sebuah penjelasan.

    Changkyun yang merasa tangannya sudah terlepas pun, memegang tangan Hyunwoo dan menurunkannya. Namun pergerakannya terhenti ketika ia mendongak dan melihat siapa yang sedari tadi menutup matanya, hingga seulas senyum canggung itu terlihat menghiasi wajahnya ketika Hyunwoo menjatuhkan pandangannya padanya.

    "Lost Child ada bukan untuk di korbankan, melainkan untuk sebuah penyeimbang."

    Perhatian Changkyun dengan cepat teralihkan ketika ia mendengar kata 'Di korbankan', dia tahu dia adalah seorang Lost Child. Tapi sungguh, kata-kata 'Di korbankan' terlalu menyakiti telinganya.

    "Aku tidak memaksa siapapun untuk tinggal, tapi aku hanya bisa membantu kalian melalui perantara anak ini." Taehyung kembali berucap dan semakin membuat Changkyun tak mengerti dengan arah pembicaraan mereka di saat tanpa sadar tangannya masih memegangi tangan Hyunwoo.

    "Kapan kau akan melepas tanganku?" teguran halus dari Hyunwoo yang seketika menyadarkan Changkyun.

    Anak itu segera melepaskan tangan Hyunwoo dan merapatkan diri kepada Taehyung.

    "Semua keputusan, berada di tanganmu sendiri. Tapi ingatlah satu hal, bahwa pintu rumahku selalu terbuka untukmu. Semoga kau mengerti apa yang baru saja ku katakan, saudaraku."

    Mengakhiri kalimatnya, Taehyung lantas menarik tangan Changkyun dan membawa anak itu masuk ke dalam kamar setelah sempat bertemu pandang dengan Hyunwoo dan memberi seulas senyum kepada orang yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri tersebut.

    Mengikuti langkah sang Tuan, Chunghee dan Junhee pun turut melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam kamar dan membiarkan kedua Tuan Srigala menyelesaikan perselisihan yang sempat terjadi di antara keduanya.

    "Jun."

    "Ye, Tuanku."

    "Tutup pintunya!"

    "Ye."

    Changkyun duduk di tepi ranjang dan melihat ke arah jari kirinya yang sedikit terluka dengan darah yang mengering, dia kemudian menunjukkannya di hadapan Taehyung.

    "Hyeong menggingit tanganku?"

    Taehyung mengangguk. "Benar."

    "Kenapa menggigitnya sampai berdarah?"

    "Jika tidak berdarah, pasti tidak sakit."

    "Jangan sembarangan, lagi pula kenapa Hyeong tiba-tiba menggingitku?"

    "Karna kau tidak mau menggigitku."

    "Itu alasan yang konyol." sinis Changkyun.

    "Sudah tidak takut?" tanya Taehyung kemudian.

    "Aku tidak takut." sangkal Changkyun.

    "Lalu?"

    "Hanya kesal."

    "Apa yang membuatmu kesal?"

    "Aku ini manusia, harusnya aku juga berteman dengan manusia. Begitupun dengan Hyeong, apa tidak ada satu manusia pun yang berteman dengan Hyeong?"

    "Chunghee."

    "Ye, Tuanku."

    "Aku tidak memanggilmu."

    "Tuan baru saja menyebut namaku."

    "Maksudku, kau adalah satu-satunya manusia yang berteman denganku." ralat Taehyung.

    "Begitu rupanya. Kalau begitu, mohon maafkan kesalahpahaman ku ini, Tuanku."

    Taehyung kembali menaruh perhatiannya pada Changkyun dan berucap, "mau pergi ke luar?"

    "Pergi kemana?"

    "Bersafari malam."

    Mata Changkyun memicing, menatap penuh selidik ke arah Taehyung.

    "Memburu hantu?" tebak Changkyun.

    "Bukan."

    "Lalu?"

    "Mencari seorang Bangsawan yang tidak tahu diri."

Selesai di tulis : 27.11.2019
Di publikasikan : 30.11.2019



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top