LEMBAR 08

    Changkyun keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dan sedikit terlonjak ketika mendapati Taehyung duduk bersandar di atas ranjang sembari membaca buku, dan kehadiran nya di sana berhasil menarik perhatian Taehyung yang kemudian mengarahkan pandangan padanya.

    "Kenapa kau terkejut seperti itu? Apa kau belum terbiasa dengan ku?"

    "Hyeong tiba-tiba ada di situ, tentu saja aku kaget."

    Sudut bibir Taehyung sedikit terangkat, melukis senyum tipis di sudut bibir nya.

    "Kemarilah!" Ujar nya sembari sekilas menepuk tempat kosong di samping nya.

    Changkyun kemudian berjalan ke arah ranjang dan segera naik ke atas, dia kemudian duduk bersila di samping Taehyung dan tepat menghadap nya. Bertingkah menjadi anak penurut pada orang asing yang bahkan belum benar-benar ia kenal.

    "Kau tidak mencuci rambut mu?"

    Changkyun menggeleng. "Aku sudah mencuci nya kemarin."

    "Kau sudah makan malam?"

    Changkyun mengangguk. Taehyung kemudian menaruh buku yang berada di tangan nya di atas ranjang tepat di samping nya, dia kemudian mengulurkan kedua tangan nya ke arah Changkyun.

    "Kemarilah!"

    Changkyun yang tampak bingung pun hanya menurut dan sedikit mendekat, namun saat itu Taehyung tiba-tiba menarik nya dan memeluk nya. Membuat pemuda itu sedikit menindih nya.

    Satu kecupan kilat ia daratkan pada puncak kepala Changkyun yang tampak terkejut akan perlakuan nya padanya, namun entah kenapa ada perasaan damai ketika Taehyung memeluk nya seperti ini. Dia merasa bahwa dia tengah bersama ayah nya, meski orang yang kini memeluk nya sedikit tidak pantas untuk menjadi ayah nya.

    "Hyeong, kenapa memeluk ku?" Changkyun bergerak tak nyaman, namun Taehyung menarik satu tangan nya dan membuat nya membalas pelukan nya.

    "Hanya ingin saja, apa kau tidak suka?"

    Changkyun menggeleng. "Aku tidak pernah di peluk oleh orang asing sebelumnya."

    "Benarkah?"

    Changkyun mengangguk dan keadaan sempat menjadi hening ketika Changkyun sudah mulai terbiasa dengan pelukan asing tersebut, namun ada satu hal yang membuat Changkyun bingung. Dia sama sekali tidak bisa mendengar detak Jantung Taehyung meski kini wajah nya telah menempel pada dada kiri Taehyung. Dan tiba-tiba saja Taehyung mengulas senyum nya meski tak ada hal yang bisa di tertawakan.

    "Aku dengar dari Chung Hee bahwa kau tidak keluar kamar seharian, ada apa?"

    Teguran yang membuyarkan pikiran Changkyun. "Tidak ada apa-apa, aku hanya tidak ingin keluar." Ujar Changkyun dan Taehyung berhasil menangkap keraguan dari nada bicaranya.

    "Apa ada hal yang tengah kau takuti? Benar begitu?"

    "Mereka ada di luar." Gumam Changkyun yang tanpa sadar justru membenamkan wajah nya pada kemeja putih Taehyung dan membuat pandangan Taehyung terjatuh pada pintu balkon yang terbuka, dimana hanya terlihat kegelapan di luar sana.

    "Chung Hee." Panggil nya kemudian dan tiba-tiba pintu kamar terbuka dari luar, menampakkan Chung Hee yang sepertinya sudah bersiap di depan pintu sejak lama.

    "Ye, Tuan ku. Adakah yang harus ku lalukan?"

    "Katakan pada mereka bahwa aku tidak menerima tamu untuk satu minggu ke depan."

    "Ye, Tuan ku."

    Setelahnya Chung Hee berjalan ke arah balkon, sedangkan Taehyung menjatuhkan pandangan nya pada Changkyun yang sama sekali tak bergerak.

    "Kau sudah ingin tidur?"

    Changkyun tiba-tiba menggeleng, dia pun menarik tubuhnya dari Taehyung dan kembali duduk menghadap Taehyung.

    "Kenapa? Apa ada hal yang ingin kau katakan?"

    Changkyun mengangguk dan perhatian nya sempat teralihkan oleh Chung Hee yang kembali masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu balkon sebelum akhirnya berdiri di samping pintu.

    "Apa yang ingin kau katakan?"

    Terlihat keraguan dalam sorot mata Changkyun dan seulas senyum tipis itu kembali menghiasi kedua sudut bibir Taehyung ketika melihat binar mata yang begitu jernih, menandakan bahwa dia belum pernah mengotori hati nya dengan kebencian.

    "Kau tidak ingin bicara?"

    "Aku ingin, tapi Hyeong jangan tertawa. Kakek juga."

    Sebelum Changkyun melontarkan sebuah pertanyaan pun, keduanya sudah tampak menahan diri agar tidak tertawa. Taehyung yang menyadari gerak-gerik Chung Hee segera menjatuhkan pandangan nya pada pria tua tersebut.

    "Kau mendengar nya, Chung Hee?"

    "Ye, Tuan ku."

    "Sekarang katakan!"

    "Aku, bisa melihat hantu."

    Semua terdiam untuk beberapa detik dan membuat mata Changkyun mengerjap, mencoba mengerti keadaan yang ada.

    "Kami sudah tahu." Ujar Taehyung kemudian dan Changkyun tidak terkejut karna ibu nya menyuruh nya menceritakan semuanya pada Taehyung, dan jika begitu maka Taehyung bukanlah orang sembarangan.

    "Sekarang ceritakan, apa saja yang terjadi padamu selama ini."

    Changkyun yang tampak begitu ragu pun kemudian menceritakan dengan pelan tentang insiden buruk yang terus menimpa nya, hingga insiden enam bulan yang lalu. Dan kejujuran nya tersebut membuat Chung Hee sangat terkejut di saat raut wajah Taehyung justru terlihat begitu datar seakan tak membiarkan siapapun membaca pikiran nya.

    "Jadi, itu yang membuat mu takut untuk pergi ke luar?"

    Changkyun mengangguk dengan ragu.

    "Tidak ada siapapun yang bisa menyakiti mu selama kau berada di rumah ini, jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

    "Bagaimana Hyeong bisa berbicara semudah itu, mereka selalu menemukan ku setiap kali aku bersembunyi." Ujar Changkyun putus asa dengan pandangan yang terjatuh pada kedua tangan nya yang saling bertahutan dengan gusar.

    "Karna aku yang menjamin keselamatan mu di sini." Ucap Taehyung tanpa keraguan, dan perlahan Changkyun kembali mengangkat wajah nya.

    "Ada hal yang ingin aku ketahui sejak dulu." Ucap nya kemudian.

    "Apa itu?"

    "Kenapa mereka ingin membunuh ku?"

    Taehyung sekilas melirik Chung Hee dengan seulas senyum simpul nya yang justru membuat Changkyun tidak mengerti apa maksud dari senyum itu.

    "Sebelum itu, aku ingin menanyakan sesuatu pada mu."

    Changkyun tak memberi respon, hanya diam dan memperhatikan lawan bicara nya.

    "Apa yang mereka inginkan dari mu?"

    Changkyun tampak mempertimbangkan sesuatu dan terlihat begitu ragu, hingga pandangan yang sempat teralihkan itupun kembali pada sang lawan bicara.

    "Darah." Ucap nya kemudian.

    "Kau tahu apa alasan?"

    Changkyun menggeleng dan sebenarnya itulah hal yang paling membuat nya penasaran, bahkan beberapa teman nya yang seorang Indigo nyatanya memilih untuk menjauhi nya tanpa mengatakan apapun.

    "Karna kau sangat istimewa."

    Changkyun tak mengerti, seribu kali ia mencoba menafsirkan kata 'Istimewa' yang di maksud oleh Taehyung. Seribu kali itu pula dia kehilangan jawaban nya, karna pada akhirnya keistimewaan yang di sebutkan oleh Taehyung hanya membawa nya menuju kematian.

    Taehyung kemudian meraih buku yang sebelumnya ia baca dan menyodorkan nya ke arah Changkyun yang menatap nya dengan bingung.

    "Carilah jawaban itu sendiri pada buku ini."

    Changkyun kemudian mengambil buku itu dan membalik nya untuk membenarkan posisi buku sebelum membuka nya, namun aneh nya tidak ada satupun tulisan yang berada di dalam buku tersebut meski ia sudah membalik halaman hingga menutup nya kembali. Dan saat itu satu-satunya tulisan yang bisa ia lihat adalah tulisan 'Lost Child' yang terdapat pada sampul buku, sebelum mengembalikan pandangan nya pada Taehyung guna menuntut penjelasan.

    "Aku tidak menemukan apapun."

    Taehyung mengangkat tangan kiri nya dan menggunakan telunjuk nya untuk menyentuh kening Changkyun. "Buku itu hanya akan mengizinkan orang-orang tertentu untuk membaca nya."  Seulas senyum kembali menghiasi sudut bibir nya sebelum ia kembali menarik tangan nya.

    "Sekarang bukalah!"

    Changkyun kembali membuka nya, namun tak ada satupun kata yang tertulis di dalam lembaran kosong tersebut.

    "Taruh tangan kiri mu di atas nya."

    Changkyun menurut dan menaruh tangan kirinya di atas halaman kosong tersebut, perhatian nya teralihkan oleh pergerakan Taehyung yang tiba-tiba menaruh telapak tangan nya di punggung tangan nya. Namun dia yang tidak mengerti apapun hanya bisa diam dan menyaksikan apa yang ingin di lakukan oleh Taehyung.

    "Ku perkenalkan putra ku, dan ku bimbing sang Lost Child memasuki dunia mu. Tunjukkan kebenaran yang ku kehendaki pada sang Lost Child."

    Sebuah mantra pembuka segel yang terucap dalam hati nya, dan setelah ia selesai mengucapkan hal tersebut. Dia kembali menarik tangan nya.

    "Sekarang, angkat tangan mu!"

    Changkyun mengangkat tangan nya lantas terkejut ketika ia mendapati bahwa halaman kosong tersebut telah terisi penuh dengan tulisan, dia mengangkat pandangan untuk meminta penjelasan dari Taehyung yang malah mengulas senyum hangat nya.

    "Bacalah! Dan kau akan menemukan jawaban yang kau cari."

    Tak banyak bertanya, Changkyun pun membaca buku tersebut dengan bagian atas bertuliskan 'Lost Child Putra Dari Sang Pemberi Kutukan'.

Lost Child Putra Dari Sang Pemberi Kutukan.

Pemegang takdir yang abadi.
Pemilik darah murni dari sang pemberi kutukan.
Pematah kutukan yang abadi.
Dia akan selalu di buru selama darah itu masih mengalir di dalam tubuh nya.
Para Hollow yang menginginkan sebuah nasib baik dari darah keabadian sang Lost Child.
Darah penghapus kutukan.
Sang Lost Child di takdirkan untuk menjadi kuat.
Sang Lost Child di takdirkan untuk terus berlari.
Sang Lost Child di takdirkan untuk menjaga segel kutukan.
Sang Lost Child, pemilik darah keabadian.
Penjaga segel abadi dari sang pemberi kutukan.

    Tepat setelah Changkyun selesai membaca, tulisan tersebut tiba-tiba memudar sebelum akhirnya kembali menyisakan halaman kosong di sana.

    "Bagaimana, bisa?" Gumam nya tak percaya, karna jujur hal ini seperti cerita fantasi yang pernah ia tonton.

    "Ada pertanyaan?" Tegur Taehyung.

    "Siapa itu, Lost Child?"

    "Kau. Kau adalah Lost Child."

    Changkyun terdiam, cukup terkejut dengan pernyataan Taehyung yang memang cukup mengejutkan.

    "Aku? Bagaimana bisa?"

    "Tentu bisa, karna itu sudah menjadi takdir mu."

    Changkyun menggeleng. "Aku tidak mengerti."

    "Kau adalah Lost Child, dan karna itu Hollow akan selalu mengincar darah mu."

    "Apa itu Hollow."

    "Roh yang membiarkan hati mereka di kuasai oleh kebencian dan ambisi, mereka membiarkan hati mereka berlubang dan kemudian menjadi monster yang berambisi untuk membunuh. Dan yang menyerang mu selama ini, mereka semua adalah Hollow."

    "Apakah semua hantu itu Hollow?"

    "Pada awalnya, Hollow adalah roh yang tersesat. Namun mereka membiarkan kebencian melubangi hati mereka dan membuat mereka kehilangan kendali akan diri mereka sendiri. Roh yang tersesat atau yang kau sebut dengan hantu adalah hal yang berbeda dengan Hollow."

    "Tapi bukankah mereka sama-sama hantu."

    "Hantu dan Hollow memiliki perbedaan, hantu tidak akan pernah menyerang mu."

    "Tapi bagaimana cara membedakan keduanya?"

    "Mata mereka, kau bisa melihat mata mereka. Roh yang tersesat cenderung mampu menunjukkan perasaan pada sorot mata mereka, namun Hollow. Mereka hanya memiliki kebencian di dalam sorot mata mereka. Mereka memiliki netra yang begitu gelap tanpa celah."

    "Aku tidak mengerti." Cetus Changkyun, memilih menyerah sebelum memulai. Dia pikir hidup nya akan menjadi lebih tenang ketika berada di Seoul, namun sepertinya semua semakin bertambah rumit.

    "Kau ingin melihat nya secara langsung?"

    Changkyun menggeleng dengan cepat, namun sepertinya terlambat.

    "Jun."

    Satu kata yang terucap dari mulut Taehyung, dan bisa di lihat bahwa pintu balkon terbuka seakan ada seseorang yang tengah mendorong nya dari luar. Mata Changkyun membulat dengan sempurna, mengetahui apa yang berada di balkon.
    Dan tepat setelahnya sebuah siluet tampak memasuki pintu, dengan segera ia merapatkan diri kepada Taehyung dan menyembunyikan wajah nya di balik lengan Taehyung.


    "Tuan memanggil ku?"

    Diam-diam Changkyun mencoba mengintip, namun dia tertegun ketika mendapati sosok laki-laki yang sekilas terlihat seperti manusia. Namun mata batin nya mampu mengenali nya bahwa ia merupakan seorang hantu.
    Dia kembali menyembunyikan wajah nya ketika Taehyung tiba-tiba menyentuh tangan nya.

    "Lihatlah siapa yang datang menemui mu." Ujar Taehyung dengan suara yang melembut, namun Changkyun justru menggeleng.

    "Semakin kau takut, maka mereka akan semakin mudah untuk menemukan keberadaan mu. Sekarang lihatlah penjaga mu."

    Perlahan Changkyun mengintip, dia tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh Taehyung sebagai 'Penjaga nya'. Namun tatapan mata nya segera tertuju pada sosok Jun yang begitu asing di mata nya. Dia sedikit kaget ketika Taehyung tiba-tiba menarik nya dan memeluk nya dari belakang, mungkin dia melakukan nya agar Changkyun bersedia menampakkan diri.

    Taehyung kemudian menaruh dagu nya pada bahu Changkyun. "Sekarang, apa yang kau lihat?" Gumam nya tepat di samping telinga Changkyun yang tak bisa mengalihkan pandangan dari Jun yang hanya berdiam diri di tempatnya.

    "Hantu. Dia, bukan manusia." Gumam Changkyun dengan perasaan takut yang semakin menggerogoti pertahanan nya.

    "Hantu?" Taehyung kemudian mengarahkan pandangan pada Jun tanpa berpindah dari posisi nya.

    "Park Jun Hee, apa kau seorang hantu?" Pertanyaan yang di tujukan pada Jun yang sekilas menundukkan kepala nya sebelum menjawab.

    "Aku mengabdikan diriku sepenuhnya kepada Tuan ku."

    "Kau dengar, dia tidak mengatakan bahwa dia adalah hantu." Ujar Taehyung dengan sedikit melihat ke arah Changkyun. Bisa di lihat nya bahwa pemuda itu memberikan gelengan ringan.

    "Lihatlah mata nya!"

    Changkyun menurut, sedikit tersentak mendapati netra sebiru laut tersebut. Meski dia hantu tapi pria di hadapan nya itu memiliki mata yang cantik.

    "Bukankah dia memiliki mata yang bagus?"

    Changkyun tak menjawab, masih mencoba menyelami tatapan dingin namun terkesan ramah tersebut. Hingga ia terhenyak ketika Taehyung melepaskan pelukan nya.

    "Namanya Park Jun Hee, kau bisa memanggil nya dengan sebutan Jun."

    Changkyun kembali menghadap Taehyung dan tanpa sadar ketakutan yang sempat menguasai nya tak lagi ia rasakan.

    "Dan dia adalah penjaga mu mulai sekarang."

    "Hyeongnim ini sebenarnya siapa?"

    Taehyung kembali mengulas senyum nya dan menjatuhkan telapak tangan kiri nya pada puncak kepala Changkyun.

    "Kim Taehyung, cukup kau ingat nama itu baik-baik."

    Perkataan yang sama sekali tak mampu menjawab pertanyaan Changkyun. Namun, dia tiba-tiba mengernyitkan dahi nya dengan tangan yang perlahan memegang perut nya.


    "Ada apa?"

    "Aku,"

    "Kau sakit?"

    "Aku ingin pergi ke kamar mandi." Cetus Changkyun dan segera berlari ke kamar mandi, menyisakan senyum lebar Taehyung yang menatap kepergian nya.

    Namun dalam sekejap suasana hangat ruangan itu berubah ketika perhatian semua orang teralihkan oleh suara lolongan serigala dari kejauhan, dan hal itu pula yang membuat wajah semua orang terlihat menegang.
    Taehyung pun segera menjatuhkan pandangan pada Jun yang juga melihat nya.

    "Jun."

    "Ye, Tuan ku."

    "Pergilah dan dengarkan apa yang ingin dia sampaikan!"

    "Ye, Tuan ku."

    Jun berjalan ke arah balkon dan tinggallah Taehyung dan Chung Hee di ruangan tersebut.

    "Perlukah ku bawakan teh untuk Tuan."

    "Tidak perlu, kau bisa tidur sekarang."

    "Ye, Tuan ku. Selamat malam." Chung Hee berjalan pergi ke luar dari dalam kamar, menyisakan Taehyung yang menatap pintu kamar ganti yang tertutup.




Selesai di tulis : 11.09.2019
Di publikasikan : 28.09.2019


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top