LEMBAR 05

Changkyun keluar dari ruang ganti dengan rambut yang masih setengah basah, menegaskan bahwa dia baru saja selesai mandi. Namun perhatian nya segera teralihkan oleh sosok Chung Hee yang berjalan menuju balkon dengan membawa nampan di tangan nya.
Merasa penasaran, dia pun melangkahkan kakinya menuju balkon. Namun dia hanya berani mengintip setelah mendapati sosok asing yang duduk di kursi.

Merapat ke pintu dan hanya membiarkan kepalanya yang terlihat, dia mengamati sosok asing yang tidak lain adalah Taehyung. Membuat Changkyun menerka-nerka, mungkinkah itu orang yang ia sebut dengan 'Paman' sebelumnya.

Setelah menaruh teh di atas meja, Chung Hee pun berbalik hendak kembali ke kamar dan tak sengaja melihat Changkyun yang membuat senyum tipis itu mengembang di sudut bibir nya.

"Tuan Muda sudah selesai? Kalau begitu, aku akan menyiapkan makan malam."

Perkataan singkat sebelum ia berlalu tanpa membiarkan Changkyun melontarkan sebuah pertanyaan dan membuat pemuda itu kembali menjatuhkan pandangan pada sosok Taehyung, namun dia sedikit terlonjak ketika mendapati bahwa Taehyung sudah berdiri tepat di hadapan nya.

Changkyun refleks melangkah mundur ketika merasakan aura yang berbeda keluar dari tubuh Taehyung, bukan negatif seperti sesuatu yang jahat namun juga tak bisa di sebut dengan aura positif. Changkyun jelas menyadari sesuatu yang berbeda dengan diri Taehyung yang membuat wajahnya terlihat gusar.

"Kau tidak ingin menyapa ku? Lim Changkyun." Sebuah teguran dengan seulas senyum ramah.

"Mungkinkah, kau adalah Paman Kim?"

Taehyung tertegun, dia berpikir bahwa telinga nya sedikit bermasalah malam itu.

"Bisa kau berbicara lagi?"

"Apakah Paman ini adalah Paman Kim Taehyung?" Ulang Changkyun dan sedikit heran ketika Taehyung justru tersenyum lebar.

"Suara mu terlalu berat untuk ukuran pemuda delapan belas tahun."

"Aku baru tujuh belas tahun." Ralat Changkyun.

"Usia mu sudah delapan belas tahun dalam perhitungan Korea." Bantah Taehyung yang membuat Changkyun bungkam seakan tengah membenarkan ucapan nya.

"Dan satu lagi, jangan memanggil ku 'Paman', aku belum setua itu untuk bisa kau panggil dengan sebutan 'Paman'. Panggil aku Hyeongnim, kau maukan?"

Dengan mudah nya Changkyun mengangguk, seakan ia yang tak bisa melawan kehendak Taehyung ketika tatapan keduanya saling bertemu. Untuk pertama kalinya Changkyun merasakan hal asing namun terdapat kenyamanan yang terselip dalam perasaan asing tersebut.

"Tidak kah kau ingin memperkenalkan dirimu di hadapan ku?"

"Changkyun, nama ku Lim Changkyun."

"Nama yang bagus, kemarilah!"

Taehyung merentangkan kedua tangan nya seakan bersiap untuk memberikan sebuah pelukan dan entah kenapa langkah Changkyun terlihat begitu ringan, melangkah mendekati pria asing di hadapan nya yang kemudian membawa nya ke dalam rengkuhan nya.

Mata Changkyun mengerjap beberapa kali, mengapa dia merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya ketika orang asing di hadapan nya tersebut memeluk nya.

"Kau akan baik-baik saja, aku akan melakukan apapun untuk melindungi mu." Perkataan yang terucap dengan seulas senyum yang menyiratkan kebahagian.

Dia kemudian mencuri kecupan singkat pada puncak kepala Changkyun di saat pemuda itu masih saja terdiam, dan dengan begitu pelukan singkat itu terlepas. Menyisakan kebingungan di wajah Changkyun.

"Ada apa? Apakah ada hal yang ingin kau tanyakan?"

Pandangan yang sempat terjatuh itu kemudian kembali menatap netra gelap namun memperlihatkan sisi hangat dan bukan nya sisi menakutkan.

"Hyeongnim ini, sebenarnya siapa?"

Senyum Taehyung tertahan di bibir, menahan rasa gemasnya ketika melihat binar di mata Changkyun.

"Menurut mu, siapakah orang yang saat ini berdiri di hadapan mu?"

"Hyeongnim ini, manusia kan?"

Pertanyaan yang terucap dengan ragu-ragu dan justru membuat Taehyung terkekeh ringan untuk pertama kalinya setelah pertemuan terakhir nya bersama dengan Daehyun kurang lebih tujuh belas tahun yang lalu.

"Apa aku terlihat seperti hantu?"

Changkyun menggeleng dengan pelan meski ia pun meragukan nya. Taehyung berbeda, berbeda dengan manusia dan berbeda dengan hantu. Hal itulah yang membuat nya menjadi sangat ragu akan sosok Taehyung.

"Aku hampir menjadi Ayah mu jika saja Kakek mu tidak merubah pikiran nya dengan cepat."

Changkyun terdiam dengan raut wajah yang terlihat tengah mempertimbangkan perkataan Taehyung yang menyebutkan bahwa dia hampir menjadi Ayah nya, dan hal itu bukankah berarti dia sepantaran dengan Ibu nya. Tapi bahkan wajah Taehyung sedikit meragukan jika usianya sepantaran dengan sang Ibu yang sudah memasuki kepala empat.

"Berapa usia Hyeongnim sekarang?"

"Belum saat nya kau mengetahui hal itu, aku akan menjawab nya tapi tidak sekarang."

Taehyung kemudian meraih telapak tangan Changkyun dan membawanya menuju balkon.

"Duduklah!" Ujar nya, mempersilahkan pemuda itu untuk duduk berseberangan dengan tempatnya sebelumnya.

Dengan kebingungan yang masih mendominan di wajah nya, Changkyun pun duduk di bangku yang di tunjuk oleh Taehyung dan sedikit menggigil ketika udara dingin malam menyapa nya yang hanya mengenakan kaos putih tipis tanpa lengan.

Taehyung yang menangkap pergerakan kecil itu pun segera melepaskan jas nya dan menyampirkan nya pada bahu Changkyun yang sedikit terkejut akan perlakuan nya, meski tak ada protes yang keluar dari mulut nya.
Dia kemudian berjalan ke arah tempat duduk yang sebelumnya ia tinggalkan dan kembali menempati nya masih dengan seulas senyum yang tertahan di sudut bibir nya.

"Bagaimana keadaan Ayah dan Ibu mu?"

"Mereka baik-baik saja."

"Apa mereka tidak pernah bertengkar?"

Changkyun menggeleng, karna memang benar bahwa sejauh hidup nya hingga kini. Dia belum pernah mendapati kedua orang tuanya dalam pembicaraan yang serius meski ia tidak tahu apa yang terjadi di belakang nya.

"Begitukah? Seperti nya Ayah mu adalah orang yang sempurna."

Perhatian keduanya teralihkan oleh kedatangan Chung Hee yang membawakan makam malam untuk Changkyun dan segera menaruhnya di hadapan Changkyun, kemudian beralih dengan berdiri di sampingnya.

"Makanlah!"

"Hyeongnim tidak makan?"

"Aku hanya akan meminum teh." Jawaban singkat yang membuat guratan keheranan di wajah Changkyun.

"Tuan sedang dalam progam diet, Tuan Muda." Chung Hee pun menengahi pembicaraan yang membuat nya mendapatkan tatapan sinis dari Taehyung yang justru membuatnya menahan tawanya.

"Berhenti membuat lelucon seperti itu, kau harus sadar dengan usia mu."

"Berkat Tuan, aku tidak khawatir tentang apapun lagi."

"Itu terlalu manis untuk ku, kau tahu seperti apa selera kemanisan ku. Teh mu terlalu manis hari ini."

"Tapi aku membuatnya dengan takaran yang sama seperti biasanya."

Taehyung menggendikkan bahunya dan mengembalikan pandangan pada Changkyun.

"Makanlah sebelum dingin."

Dengan gerakan yang ragu, Changkyun pun mengangkat tangan kirinya untuk mengambil sendok dan hal itu membuat sebelah alis Taehyung terangkat saat menyadari sesuatu yang istimewa dari Changkyun.

"Kau menggunakan tangan kiri?"

Changkyun hanya mengangguk karna memang dia adalah pengguna tangan kiri yang lebih aktif mengerjakan apapun menggunakan tangan kiri, sedangkan Taehyung lebih cenderung menggunakan tangan kanan meski ia juga pengguna tangan kiri.

"Tidak apa-apa, lanjutkan saja."

Dengan sedikit canggung, Changkyun pun mulai memasukkan makanan ke dalam mulut nya di saat perhatian Taehyung yang hanya tertuju padanya.
Namun mata Taehyung tiba-tiba memicing ketika melihat sesuatu di pergelangan tangan Changkyun. Merasa penasaran, ia pun mencondongkan tubuhnya ke arah Changkyun dan segera menahan pergelangan tangan nya. Membuat Changkyun menatap ke arah nya dengan tatapan bertanya.

"Apa yang terjadi dengan tangan mu?"

Menyadari pertanyaan Taehyung, Changkyun pun segera menarik tangan nya seakan ingin menyembunyikan. Dan suara dering telepon rumah mengusik pendengaran mereka, membuat Chung Hee berjalan ke arah kamar untuk menerima panggilan yang masuk ke dalam telepon rumah yang berada di atas nakas.

"Tunjukkan tangan mu!"

Bukan nya menurut, Changkyun justru seakan malah menyembunyikan tangan nya dengan menaruh di bawah meja.

"Jangan membuat ku mengulangi perkataan ku, Lim Changkyun."

Sorot mata lembut yang seketika menajam, membuat ketakutan tersendiri di dalam hati Changkyun. Taehyung menyodorkan tangan nya, meminta agar Changkyun menyodorkan tangan nya.
Dan perlahan, Changkyun pun mengangkat tangan kirinya. Memberikan nya pada Taehyung.

"Satu lagi."

Tak bisa melakukan perlawanan, dia pun juga menyodorkan tangan kanan nya dan setelahnya hanya berdiam diri ketika Taehyung mengamati bekas ikatan yang melingkar di tangan nya sebelum akhirnya sorot mata gelap dan tajam itu terarah padanya.

"Ada apa dengan tangan mu?"

Changkyun menggeleng, menolak untuk memberikan jawaban.

"Jangan membuat ku mencari jawaban nya sendiri, sekarang katakan!"

"Tuan ku."

Sebuah teguran yang mengalihkan perhatian kedua nya yang serempak menoleh ke sumber suara dan mendapati Chung Hee yang berjalan ke arah mereka.

"Nyonya ingin berbicara dengan anda."

Netra gelap nya sekilas melebar setelah mendengar pernyataan Chung Hee, dia pun melepaskan tangan Changkyun dan segera beranjak dari tempat nya untuk menerima panggilan dari Soyoung. Meninggalkan Changkyun bersama dengan Chung Hee di balkon.
Taehyung segera mengambil telepon tersebut dan mendekatkan nya ke telinga.

"Yeobeosaeyo." Ujar nya dan terdiam sejenak untuk menunggu respon dari orang di seberang, namun setelah menunggu beberapa saat tak ada respon dan hal itu membuat alisnya sekilas saling bertahutan.

"Apa kau hanya ingin berniat mendengar suara ku tanpa membiarkan aku mendengar suara mu? Setidak nya tanyakan tentang kabar ku jika kau masih perduli pada ku."

"Berhenti bicara omong kosong."

Senyum itu kembali mengembang di sudut bibir nya ketika mendengar suara lembut dari wanita yang tidak lain dalah Ibu dari Changkyun tersebut.

"Aku tidak akan memaafkan mu jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada putra ku."

"Kau berani mengancam ku sekarang? Tidakkah kau sadar bahwa kau menjadi orang yang kejam untuk ku setelah mengenal Daniel?" Pernyataan bernada kekecewaan namun masih dengan senyum yang betah berlama-lama berada di sudut bibir nya.

"Aku menghubungi hanya untuk mengatakan hal ini, tolong jaga Changkyun kami baik-baik."

Panggilan terputus secara sepihak dan menyisakan senyum miris di wajah Taehyung yang kemudian menaruh kembali telepon tersebut ke tempat semula.

"Kau belum tahu jawaban ku, bagaimana jika aku menolak?" Monolog nya sebelum akhirnya berbalik, kembali menghampiri kedua orang yang sempat ia tinggal sebelumnya. Namun kali ini ia segera menjatuhkan satu lututnya di hadapan Changkyun dan sempat membuat membuat kedua orang di sana terkejut.
Di raihnya kembali kedua tangan Changkyun dan di perhatikan nya bekas luka yang terlihat belum lama.

"Siapa yang telah menyakiti mu?"

Changkyun menarik tangan nya yang berarti sebuah penolakan untuk memberikan sebuah penjelasan, namu saat itu Taehyung segera berdiri dan menarik tangan nya dengan lembut. Membawa nya kembali masuk ke dalam kamar dan di ikuti oleh Chung Hee.

"Chung Hee." Panggil Taehyung ketika keduanya telah berdiri di tangah ruangan.

"Ye, Tuan ku."

"Tutup semuanya!"

"Ye."

Chung Hee bergegas menutup pintu balkon dan seluruh gorden yang berada di sana sebelum kembali berdiri di dekat pintu balkon.

"Buka baju mu!" Sebuah perintah yang justru membuat Changkyun terdiam.

"Perlukah aku memaksa mu untuk melakukan nya, Lim Changkyun?" Perkataan tenang namun terdengar mengerikan di telinga yang mendengarnya.

"Sekarang!"

Tak di beri pilihan, Changkyun pun menurunkan jas yang menutupi punggung nya dan menjatuhkan nya kelantai sebelum mengangkat ujung kaos nya ke atas hingga terlepas dari tubuhnya. Dan saat itu juga, kedua orang di sana di buat terperangah oleh luka memar kebiruan yang cukup lebar di area dada nya.

"Siapa, yang melakukan ini padamu?"

Changkyun menggeleng, bukan karna ia yang menolak untuk menjawab melainkan ia yang tak memiliki jawaban untuk itu. Karna bahkan dirinya sendiri tidak tahu mahluk apa yang menyerang nya malam itu, lalu bagaimana dia harus menjelaskan nya. Dan karna hal itu, dia lebih memilih memalingkan wajah nya.

"Kau melihat nya, jadi katakan padaku sekarang."

"Aku tidak tahu, aku tidak tahu." Ujar Changkyun yang di sertai gelengan kuat ketika perlahan ingatan malam itu kembali mengisi pikiran nya.

Malam mengerikan di mana monster itu menghancurkan tubuh nya, dia tidak ingin mengingatnya. Tapi kenapa semua begitu jelas, dan hal itu membuat kepala nya sakit.
Tangan nya tiba-tiba mencengkram kepalanya dengan kuat dengan kepala yang menunduk dalam, membuat Chung Hee terlihat panik di saat Taehyung tak menunjukkan reaksi apapun.

"Aku tidak tahu, mereka datang. Mereka menginginkan darah ku, aku ingin pulang, aku tidak mau melihat mereka." Racau Changkyun.

"Tuan..." Tegur Chung Hee dengan nada bicara yang begitu khawatir.

Taehyung pun mulai bereaksi, dia meraih tangan Changkyun dan menurunkan nya dengan paksa namun dengan gerakan yang lembut.

"Lihat aku, Lim Changkyun!"

Changkyun menggeleng kuat dengan mulut yang terus meracau dan membuat Taehyung memaksanya untuk mengangkat wajah nya, mengambil alih kedua tangan Changkyun dan membuat wajah itu mendongak menatap nya.

"Lim Changkyun."

Satu detik pandangan mereka bertemu dan Changkyun yang seketika kehilangan kesadaran nya, Taehyung pun dengan sigap menahan tubuhnya dan dengan ringan nya mengangkat tubuh itu lalu membaringkan nya di ranjang di susul oleh Chung Hee yang langsung menutupi tubuh Changkyun dengan selimut.

"Tuan Muda..." Gumamnya dengan kekhawatiran yang memenuhi wajah nya di saat dahi Taehyung mengernyit secara berlebihan dengan tatapan nya yang terjatuh pada luka memar di dada Changkyun.

"Tuan, apa yang terjadi pada Tuan Muda?"

Tak menjawab, Taehyung lebih memilih mendekati Changkyun. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Changkyun dan menangkup wajah Changkyun menggunakan satu tangan nya, membuat wajah itu bersentuhan dengan dadanya.
Hal itu berlangsung untuk beberapa detik sebelum akhirnya dia yang kembali menegakkan tubuhnya.

"Bagaimana?"

"Dia akan bangun besok pagi, katakan pada Jun untuk berjaga di luar malam ini."

"Tuan ingin pergi kemana?"

"Menyelesaikan urusan kecil. Katakan pada Jun agar dia segera pergi sebelum anak ini bangun."

"Ye, aku akan mengingat hal itu."

Taehyung kembali menjatuhkan pandangan pada Changkyun dan sekilas membungkukan badanya untuk memberikan kecupan singkat pada puncak kepala pemuda tersebut, sebelum beranjak pergi.
Dia berjalan menuju balkon dan ketika melewati jas nya yang tergeletak di lantai, jas tersebut tiba-tiba bergerak ke atas seperti menghampiri tangan nya yang terbuka. Dia pun segera memakainya kembali dan membuka pintu Balkon, membuat semilir angin lembut masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Malam ini, berjagalah di luar seperti yang telah di katakan oleh Tuan." Ujar Chung Hee yang di tujukan pada Jun yang telah berdiri di Balkon dan membelakangi pintu seorang diri.

Selesai di tulis : 28.08.2019
Di publikasikan : 06.09.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top