chap 4: kencan
Buruk!
Benar-benar buruk!!!
Sungguh-sungguh buruk!
Kenapa aku mau mengikuti dare nya akashi!?
Ingin rasanya aku congkel matanya itu!! 💢💢💢
Dan mulutnya akan aku potong dengan gunting!
Flashback
"kita akan bermain dare?" ulangku.
"iya-ssu! Ayo (name)-chi!" kise menarik tanganku. Disana terdapat kisedai yang duduk dengan melingkar. Aku duduk disampingnya kise dan aomine.
"(name)-chi kena-ssu!! Dan (name)-chi milih mana? Truth atau dare-ssu?"
"dare aja lah" kataku santai. Aku tidak berpikir kedepannya.
"bagai-"
"berkencanlah denganku hari ini! Aku tidak menerima penolakan!" dare macam apa itu? Dan apa-apaan itu!? Aku berkencan dengan hantu!?
"hah!? Aku? Berkencan dengan ibli-"
Shut~
Sialan! Tidak usah lempar Guntung bisa gak sih!? Dasar hantu iblis!
Flashback off
Ya, jadi begitulah. Benar-benar hari yang buruk. Dan dia mengenakan baju yang mewah. Dasar hantu kaya. Sementara aku hanya memakai baju yang seperti ini.
Terlihat simpel. Tapi, risihnya. Semua-khususnya laki-laki-menatapku. Tapi, anehnya lagi. Kenapa akashi bisa dilihat orang!? Apa karena dia memakai baju manusia? Itu tidak masuk akal bukan?
"(name)"
"apa?"
"kenapa dari tadi kau tidak terlihat senang? Apa kau tidak suka dengan kencan kita?" tanya akashi. Aku terdiam mencari jawaban yang tepat.
"a-aku senang kok, ahahahaha!" kataku. Tentunya dengan terpaksa.
"tidak perlu berbohong, (name). Jadi, kau mau apa?" tanya akashi. Mukaku agak merona karena kata-kata nya. Aku melirik kesamping.
"bagaimana kalau kita masuk rumah hantu itu?" kataku sambil menunjuk rumah hantu.
"baiklah" akashi menggandeng tanganku. Mukaku memerah. Aku dan akashi pun masuk. Didalam terlihat biasa-biasa aja. Nggak ada yang seram. Tapi, anehnya akashi masih saja memegang tanganku. Hingga ada hantu yang mengangetkan ku. Refleks aku memeluk akashi.
"huwaaaa!" walaupun seringkali aku melihat hantu, tapi kalau hantu yang tiba-tiba muncul dan berwajah seram ya... Aku jadi ketakutan.
♦♦♦
Aku sudah keluar dari rumah hantu. Tidak buruk sih. Aku menyender di bahu akashi. Melelahkan. Hari hampir sore. Aku menetap es krim. Akashi yang sepertinya peka langsung berbicara.
"mau es krim?" aku duduk.
"tentu saja~!" kataku. Akashi tersenyum tipis.
Blush~
"akan aku belikan. Tunggu sini" lalu akashi pergi ke toko es krim. Mukaku masih memerah karenanya. Aku menutup mukaku.
"(name)-chan~" s-suara ini!? T-tidak mungkin dia kan!? Aku mulai menatapnya takut. Sesuai yang aku duga. Ternyata itu dia.
"apa yang aku lakukan disini?" tanyaku dingin.
"hee~ kowai~ aku kan hanya ingin menyapa mantan pacarku"
Deg
Hatiku terasa teriris. Sakit! Sangat sakit. Lebih baik aku sakit karena berdarah dari pada sakit hati. Lalu dia dengan lancangnya, duduk disampingku setelah itu langsung menggenggam tanganku.
"lepaskan tangan kotormu itu dariku, brengsek!" aku berusaha melepaskannya. Namun nihil. Tetap saja aku tidak bisa melawan laki-laki. Dan hantu-hantu jahat itu malah menertawakan aku dengan nasibku ini. Aku bersusah payah agar tidak mengeluarkan air mata.
"bagaimana kalau aku berkata tidak?" cukup! Aku sudah tersakiti! Hatiku benar-benar sakit! Bagaiman pun juga aku ini adalah perempuan yang rapuh. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya diam membeku. Mataku terbelalak. Tidak ada rona merah dan senyum malu-malu seperti dulu. Sekarang berbeda. Dia memegang daguku.
"ada apa denganmu? Ini tidak seperti denganmu" katanya. Kowai. Aku benar-benar takut sekarang. Lebih buruknya lagi! Dia langsung meciumku dengan hasrat. Dasar laki-laki brengsek! Aku mulai mengeluarkan mataku. Aku mendorong badannya namun tidak bisa.
Dareka!!!
Tasukete!
Onegai!!
Bugh!
Setelah dia melepaskan ciumannya itu. Tiba-tiba ada yang memukul dia. Aku menutup mulutku. Air Mataku sudah tidak bisa ditahan lagi. Aku mulai menangis. Akashi menghajar laki-laki brengsek itu. Dan... Hee!? Matanya jadi beda warna!? Kok bisa!? Tapi kok akashi terlihat keren? Aaaaarrrgghhh! Apa yang aku katakan!! Baka, baka, baka! Akashi mendekatiku dan duduk di sampingku. Aku sudah bergetar. Dia menepuk pelan kepalaku. Lalu memelukku. aku menutupi wajahku di dada bidangnya.
"hiks... Dia... Hiks... Akashi-kun..." bahkan suaraku bergetar.
"pangguk saja aku Sei. Dan tenaga saja. Aku selalu ada bersamamu" katanya yang berusaha menenangkan aku.
"i-iya... S-sei" kataku. Dia langsung memegang daguku. Mata heterocrome nya yang terlihat indah bagiku. Entah kenapa aku seperti terhipnotis. Dia langsung menciumku. Mataku terbelalak kaget dan Rona merah berada di wajah ku. Tidak lupa dengan jantung yang berdesir cepat. Tidak lama dia melepaskannya karena oksigen.
"s-sei... Apa yang-"
"aku tidak ingin mulutmu terkotori olehnya" kata Akashi. Dia langsung mencium dahiku. Apa ini mimpi?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top