5. Yours
YooAh mengerucut sebal. Kini ia duduk sendirian lagi. Ponsel yang ia tahu cukup mahal pemberian Taehyung kini berada di genggamannya. Sangat senang, ketika ia dapatkan perhatian seorang seperti Kim Taehyung. Takdir memang sedang memihak dirinya untuk dipertemukan dengan aktor yang sedang lagi naik daun itu. Kebaikan dan kemurahan hati pria itu membuat YooAh harus menjadikan Taehyung sebagai miliknya. Ia tak ingin kembali ke dunianya yang lama. Baginya cukup bersama Taehyung, YooAh akan hidup dengan bahagia. Tapi, bagaimana caranya?
Ia mengetik sederet nomor di ponsel, lantas ia dekatkan ponselnya ketika nada tersambung memenuhi rungunya.
“Eoh, Jooeun. Ini aku, YooAh.”
Di seberang terdengar pekikan girang si gadis bernama Jooeun. “Akhirnya kau menghubungiku.”
Memangku setoples keripik kentang, ia kemudian jejalkan beberapa kepingan keripik yang kecil tersebut ke mulut. “Ya, untung saja aku ingat email dan password SNS-ku. Kalau tidak aku tak tahu bagaimana menghubungimu dan yang lainnya.”
“Jadi, apa yang terjadi?”
YooAh tersenyum lebar. “Aku kabur. Aku tak lagi di genggaman keparat itu. Apakah dia mencariku ke kampus?”
“Eoh. Dia pun menanyaiku. Kukatakan bahwa aku sungguhan tidak tahu.”
“Aku takkan kembali padanya.” YooAh mendengkus. Toples keripik kentang itu ia letakkan kembali di meja. Posisi badan yang semula duduk, berubah menjadi tengkurap, dengan memeluk bantal sofa. “Karena aku menemukan seseorang yang lebih bisa kuandalkan.”
Jooeun di seberang memekik kaget, kali ini karena tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya. Samar-samar YooAh mendengar, bahwa Jooeun sepertinya tengah bersama sugar daddy-nya. Ia mendengar decapan lembut samar-samar memasuki rungunya. Membuat ia mendengkus sebal.
“Dasar, tak tahu malu! Tidak lihat, ya aku sedang menelponmu?!”
Jooeun terkekeh setelah si pria melepaskan ciumannya. Mengisyaratkan untuk menunda obrolan Jooeun dengan YooAh. “YooAh, nanti saja, ya.” Lalu berbisik, “nanti aku kehilangan sumber uangku.”
“Baiklah, baiklah. Aku juga akan memberi kabar yang lain. Kau akan terkejut ketika aku memberitahumu nanti.”
“Eung, eheum. Sudah, ya.”
Pip. Jooeun sudah mematikan sambungan teleponnya. YooAh mulai bosan lagi. Pikirnya, ia membutuhkan refreshing. Tapi, ia belum bisa sepenuhnya keluar, yang kemungkinan 70% bisa bertemu dengan bedebah itu. Pun karena ia belum membuat Taehyung jatuh menjadi miliknya, ia tidak bisa kemana-mana sesukanya. Ia pun menjatuhkan pilihan dengan mengirim pesan pada Taehyung. Pria itu mengatakan bahwa dia bisa mengirim pesan padanya jika membutuhkan sesuatu atau bosan.
[Taehyung Oppa]
Taehyung oppa, aku ingin
makan sesuatu yang enak
seperti kemarin. ♡´・ᴗ・'♡
Jika teringat semalam, YooAh kesal. Ketika Taehyung sudah berniat untuk menciumnya, dering ponsel milik pria itu menganggu hingga mereka tak jadi berciuman. Ia mengutuk siapa yang menelepon Taehyung malam-malam pada saat itu, YooAh tak bisa taklukan Taehyung menjadi miliknya. Hingga Taehyung memilih untuk mengangkat teleponnya dan mengatakan bahwa YooAh bisa pergi tidur terlebih dahulu karena Taehyung ada urusan sebentar dan memilih tidur di kamarnya—yang berada tepat di sebelah kamar YooAh.
Notif pesan muncul di layar ponselnya. Taehyung cukup cepat membalas pesannya. Ataukah memang Taehyung sedang istirahat dari syutingnya?
Call. Akan kupesankan
chicken bbq dan bir dari
restoran langgananku, ya?
Tentu, kau sudah legal, kan?
Eoh, oppa ... tidak kemari
menemaniku makan?
Kolom pesan itu berubah menjadi panggilan telepon dari Taehyung. YooAh bernada lirih ketika pria itu memanggilnya.
“Maafkan aku, ya? Hari ini aku hanya akan mampir sebentar lalu pulang ke rumah. Beberapa hari ke depan pun aku akan disibukkan pekerjaanku.”
“Seharusnya aku yang minta maaf, oppa. Karena aku sangat merepotkanmu. Sepertinya lebih baik aku pergi karena banyak menyita waktumu.” YooAh terisak. Taehyung yang di seberang menjadi panik. Ini hari terakhir ia syuting, dan pastinya ia akan disibukkan dengan jadwal interviu dan acara-acara lainnya. Makanya, ia mengatakan hal itu pada YooAh. Hanya ada dua hari setelahnya untuk ia libur. Dan malam ini, ia berjanji untuk makan malam bersama dengan Minhwa bersama mertuanya di sebuah restoran.
“Tidak begitu.” Taehyung menggigit bibir bawahnya, merasa frustrasi. Pikirannya menjadi bercabang. “Aku akan menemuimu jika waktuku luang, hm? Setelah beberapa hari itu akan menemanimu sepuasnya. Mungkin beberapa hari terkurung di sana akan sangat bosan. Atau tak ada bedanya dengan tempatmu yang dulu.
“Nanti, setelah aku tidak sibuk. Kita bicarakan lagi. Jangan pergi. Kau masih terlalu naif, aku takut kau pergi dari sana malah membuatmu dalam bahaya.”
YooAh meredakan tangisannya. “Tidak apa-apa. Selama oppa nanti ingin menemaniku, aku tak apa sendiri di sini. Oppa sudah baik padaku. Aku akan menurut.”
Taehyung di seberang sana tersenyum. “Good girl. Kalau begitu, aku pesankan makanannya sekarang. Aku akan mengunjungimu nanti malam.”
YooAh pun mengiyakan dan sambungan telepon pun terputus diakhiri oleh Taehyung. Bukankah malam ini adalah kesempatannya? Ia tak boleh melewatkannya lagi. Taehyung harus jadi miliknya malam ini.
---oOo---
Taehyung terkekeh ketika melihat dua food truck di depannya. Jelas sekali tertera namanya bahwa keduanya berasal dari Minhwa, sang istri dan sahabatnya, Hoseok. Seandainya ia pulang semalam, ia pasti bertemu dengan Hoseok. Karena pekerjaan masing-masing, mereka jarang sekali bertemu. Apalagi, Taehyung yang menjadi aktor yang sedang naik daun seperti ini. Pasti sulit untuk melakukan temu jika ia sendiri tak punya waktu luang. Sekarang kehidupannya sudah dimasuki oleh YooAh. Entah kenapa, ia sangat iba dengan gadis polos itu. Tak jarang, ia memikirkannya. Bahkan kenaifannya itu membuat Taehyung gemas. Jadi berdebar kala mengingat bahwa ia pernah kelepasan dan mencium gadis itu. Daya tarik YooAh memang kuat sekali, terutama badan kecil itu punya dada dan bokong yang ideal sekali.
Taehyung mendengkus. Pikirannya sudah liar sekali. Ia mengetikkan sesuatu di ponselnya sebelum kembali ke lokasi syuting. Entah keberapa kali ia harus berbohong. Namun, Taehyung pastikan ada saatnya Minhwa tahu bahwa ia menemukan gadis naif itu dan membantunya, Minhwa pasti akan mengerti dan memahaminya.
Minhwa-ya, kita bertemu
di restoran saja, ya. Aku akan
berganti di apartemen agar tak terburu-buru nantinya.
---oOo---
Letih sekali rasanya. Taehyung sampai tertidur di dalam van-nya karena saking lelahnya. Pun Taehyung sudah sampai di apartemennya. Ia menempelkan kartu pasnya lalu masuk tanpa memberitahu YooAh. Tak lupa membawa kantong berupa makanan cepat saji untuk makan malam. Meneliti ruang tamu dan ruang tv tak menemukan eksistensi YooAh, lantas ia memanggilnya.
“YooAh? Kau ada di mana?”
Sahutan terdengar dari kamar tamu, kamar yang ditempati gadis itu. “Ah, oppa! Aku sedang ganti baju. Sebentar! Oh, ya, aku sudah menyiapkan minuman untukmu di meja ruang tamu!”
Taehyung terkikik, perhatian sekali memang gadis itu. Sangat tahu bahwa ia sangat letih setelah bekerja. Ia pun meletakkan kantong yang berada di genggamannya itu di atas meja. Membuka masker yang menutupi mulutnya sebelum meminum jus jeruk yang telah dibuatkan untuknya. Tahu sekali jika jus jeruk bisa mengembalikan energi dalam tubuhnya.
Dalam beberapa tegukan, jus itu habis tanpa sisa. Membuat Taehyung merasakan dahaganya sirna. Tergantikan dengan reaksi yang aneh pada dirinya. Taehyung merasa dirinya kembali berenergi dan bergairah. Ah, mungkin ini karena Taehyung sudah lama tak memanjakan diri sendiri untuk melampiaskan hormonnya.
“Aaa!”
Pekikan YooAh membuat Taehyung tersentak. Bahkan kakinya sekarang melangkah dimana suara YooAh berasal, yaitu kamarnya. Pun ia mengetuk pintunya karena khawatir.
“YooAh, ada apa? Kenapa kau berteriak?”
“Oppa, bisakah kau masuk? Aku takut.”
Taehyung pun tanpa aba-aba masuk. Melihat YooAh berada di atas ranjang dengan raut lugu sekaligus takut, Taehyung bertanya apa yang terjadi. Hingga fokusnya terpecah belah ketika mengetahui bahwa YooAh hanya memakai pakaian crop top dan celana dalam.
“Itu, aku sangat takut dengan kecoa. Tadi berkeliaran di sekitar kakiku.” YooAh melompat dari ranjang lalu memeluknya.
Taehyung meneguk ludahnya tercekat. Lagi-lagi. Tapi kini Taehyung merasakan gairah seksualnya meningkat berkali-kali lipat. Tidak, Taehyung harus abaikan ini. Taehyung tidak boleh memanfaatkan kepolosan gadis itu. Sepertinya gadis itu lupa memakai roknya karena terburu-buru takut dengan kecoa seperti yang ia katakan tadi.
“Tenang saja, hewan itu sudah tidak ada.” suara Taehyung memberat. Taehyung kemudian melepaskan pelukannya, mencengkeram pinggul YooAh agar mendekat lebih intim padanya.
“Benarkah?” tanya YooAh polos seraya memandang Taehyung. Taehyung bisa rasakan dirinya sudah menegang semenjak ia melihat YooAh berada di atas ranjang. Ia pun bergumam mengiyakan.
“Kau sudah menjadi gadis yang baik untukku.” Cengkeraman Taehyung lebih erat, membuat YooAh mengerang tertahan karena merasakan bahwa ada yang menonjol di depan selangkangannya ketika kakinya sejajar dengan Taehyung dan sangat intim. “Bisa lakukan sesuatu untukku?”
“Apapun. Untuk Taehyung oppa...,” YooAh mengalungkan tangannya di leher Taehyung. “YooAh adalah milikmu.”[]
Spoiler, Ask anything, dll catch me on ig. Its.yourscrittlare
Mei 19, 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top