Little Wolf

Little Wolf
Sudah seminggu lalu sejak kedatangan Eli dan Flo ke desa ini. Perjalanan mereka untuk mencari Kyle sejak malam purnama bulan lalu—hari di mana laki-laki itu berubah dan melarikan diri—haruslah tertunda karena keuangan mereka menipis. Alhasil, mereka berdua harus bekerja serabutan. Terlebih, tempat yang mereka duga menjadi tempat tujuan Kyle cukuplah jauh. Desa Bulan Biru−tempat lahir ibu Kyle.

"Anak serigala melarikan diri dan kini dikejar dua gadis berkerudung merah," celetuk Eli di tengah sarapan mereka pagi itu. Flo yang mendengar itu langsung tersedak roti yang baru saja ia kunyah. Dengan cepat Eli menyodorkan segelas air pada sepupunya itu.

"Kebiasaan," balas Flo ketus. Ia paling tak suka mendengar ucapan Eli yang terkesan asal―meski kenyataannya tidak salah. Jubah yang saat ini melekat di tubuh mereka berwarna merah gelap namun terlalu manis jika disamakan dengan red riding hood. Jubah mereka penuh darah.

Lagi pula, mengingat sebulan yang lalu Kyle berubah. Ia sudah tak bisa dikatakan anak-anak lagi. Setelah sekian tahun, sosok yang berusaha disembunyikan oleh Lene―ibu Kyle―kembali pada sosok dirinya yang sesungguhnya.

Hanya saja, Eli dan Flo tak ingin Kyle pergi hanya karena telah berubah. Eli dan Flo hanya ingin Kyle tahu kalau siapapun Kyle sesungguhnya. Kyle tetaplah adik kesayangan mereka.

"Mungkin ia takut kau jatuh cinta padanya, Flo," ucapan Eli―lagi dan lagi―membuat Flo tersedak. Membuat gadis itu segera meneguk air di hadapannya sampai tandas. Lantas menjejalkan sisa sosis miliknya ke mulut Eli.

"Telan!" ujar Flo sebelum akhirnya membanting pintu dan meninggalkan Eli di kamar inap mereka

***

"Apa kau pernah mendengar sesuatu tentang manusia serigala, Nona?" tanya Flo pada seorang wanita yang baru saja menghabiskan beberapa botol susu sapi dagangannya. Pekerjaan ini hanya salah satu pekerjaan kecil yang Flo ambil sejak 4 hari lalu. Sedikit pun, asal menambah keuangan mereka, akan ia ambil.

"Ah, gosip memang cepat ya menyebarnya? Padahal sudah disembunyikan oleh kepala desa sebelah. Tapi tampaknya, itu tak mungkin," jelas wanita itu sontak membuat Flo membelalakan matanya.

"A―apa dia berulah?" tanya Flo gelagapan. Itu pasti Kyle! Flo bisa menjamin itu karena sudah berpuluh tahun lalu manusia serigala tidak keluar dari Desa Bulan Biru karena banyak diburu. Lene-lah yang terakhir kali keluar dari sana sebelum akhirnya menghilang.

"Kupikir tidak, hanya saja ... kau tahu bukan, kalau pemburu mendengar keberadaannya, mereka akan langsung diburu?" balas wanita itu. "Ah, terima kasih susunya. Aku akan berlangganan mulai―"

"Uh, maaf nona, tampaknya ini hari terakhir aku menjual susu. Kau masih bisa membelinya di Toko Tuan Gin. Semoga harimu menyenangkan!" balas Flo cepat-cepat sebelum akhirnya melangkahkan kaki dan pergi meninggalkan wanita itu.

Bahaya, sungguh bahaya, batin Flo di tengah derap langkah dan keringatnya yang mulai berjatuhan. Ia harus segera menemui Eli di kedai kopi tempatnya bekerja. Mereka harus segera pergi ke pesisir. Sekarang atau Kyle akan terlebih dahulu tertangkap oleh pemburu. Flo tak bisa membayangkan itu.

Kini, setelah sekitar sepuluh menit Flo berjalan cepat―lantas mengundurkan diri dari tempat kerjanya sebentar, ia tiba di sebuah kedai kopi. Pintu yang tadinya tertutup rapat Flo buka dengan cepat sampai belnya berbunyi cukup keras.

"Eli, di mana kau?" teriak Flo tak mempedulikan sekitar lagi. Setidaknya kedai sedang sepi, hanya ada dua orang yang baru saja melirik ke arahnya. Kemudian kembali pada kegiatannya masing-masing.

"Eli!" Lagi, Flo memanggil nama sepupunya. Baru, beberapa saat kemudian seseorang muncul dari dapur sambil berlari.

"Bisa tidak kecilkan suaramu? Kalau bosku dengar ia bisa marah karena kau mengganggu tamu," jelas Eli.

Flo tidak peduli itu. "Omong kosong. Kita harus pergi ke pesisir sekarang. Kyle pasti ada di sana. Seseorang baru saja bilang padaku soal manusia serigala yang muncul di sana."

"Kaugila, ini masih siang hari dan jam kerjaku―"

"Kau mau Kyle mati, hah? Kalau pemburu sudah mendengar keberadaan Kyle, aku tidak yakin anak itu akan selamat."

Eli mengembuskan napasnya panjang. Selain bermasalah dengan kepercayaan Kyle. Ia baru ingat kalau mereka juga harus berhadapan dengan pemburu. Meski Eli tidak yakin ada pemburu yang mau membawa Kyle. Lagi pula …

"Tapi kan Kyleー"

"Tetap saja, Eli. Kyle tetap manusia serigala!"

Sungguh menyulitkan.

***

Tak tik tuk

Langkah kaki kuda yang dinaiki Flo dan Eli semakin cepat sampai-sampai membuat Eli mencengkram erat pinggang Flo yang mengendarainya. Setelah Eli mengajukan resign yang mendadak dan sempat diomeli oleh bosnya, akhirnya Eli dan Flo pergi meninggalkan desa itu.

Kini, sudah setengah jam perjalanan dan mereka sampai di hutan yang menghubungkan desa dengan pesisir. Masih butuh waktu 4 jam lagi untuk sampai.

Eli benar-benar tak bisa membayangkan betapa lamanya itu. Terlebih, Flo yang membawa kuda mereka. Sungguh, Eli tak akan mau menaiki kuda apalagi yang dikendarai oleh Flo kalau bukan dalam kondisi darurat.

Seraya membelah hutan di kanan dan kiri mereka dengan cepat. Mata Flo sesekali melirik ke arah langit. Mencari keberadaan cahaya surya yang kini semakin turun. Kalau malam tiba, ini akan lebih menyulitkan mereka. Setidaknya, sampai ia menyadari kalau malam ini adalah malam bulan purnama muncul.

"Eli, katakan kalau aku salah ingat soal hari ini?" tanya Flo sambil mengeraskan suaranya yang tertutup oleh suara langkah kuda.

"Tanggal 14? Ada apa? Bukannya kita tertolong cahaya bu―sial," maki Eli di akhir ketika menyadari apa yang dimaksud oleh Flo.

Satu bulan tepat sudah berlalu sementara Eli dan Flo belum juga bisa bertemu dengan Kyle. Mereka bukannya tak ingin Kyle pergi ke Desa Bulan Biru hanya saja kalau Kyle pergi ke sana, mereka yakin kalau Kyle akan pergi semakin jauh.

Desa Bulan Biru tak akan bisa membantu Kyle menyembuhkan luka di hatinya. Desa Bulan Biru justru akan menambah luka Kyle lebih dalam.

Sebab, sejak awal yang membuat Kyle kabur bukanlah karena ia yang tak bisa menerima sosoknya sebagai seorang manusia serigala. Sejak kecil, Kyle sudah diberitahu kalau ia berbeda dengan Flo dan Eli. Kyle tahu kebenaran itu.

Dan satu tahun lalu pun, saat Kyle tahu bahwa ia adalah seorang manusia serigala. Ia bersikap seperti biasanya. Ia menunggu hari di mana hal itu terbukti dengan tenangnya.

Namun sebulan lalu, saat Kyle mengetahui bahwa sosok lain dirinya tak sama seperti yang ia bayangkan. Lantas Eli dan Flo yang sebelumnya sudah berjanji mengajak Kyle ke festival malam itu muncul dan melihat sosoknya.

Tubuh serigala mungil berwarna putih dengan bulu halus itu terpantul di hadapan kakaknya yang sontak membuat mereka menghampiri Kyle dan berteriak pada sosok laki-laki berusia 16 tahun itu.

"Kyle? Kau Kyle, kan?" tanya Eli sambil mengangkat tubuh serigala Kyle ke arah langit.

Sementara itu Flo dengan mata penuh binar langsung menarik Kyle dari genggaman Eli dalam dekapannya.  "KYLE, LUCUNYA!"
Sungguh, Kyle yang sempat kebingungan sejenak itu langsung melarikan diri. Memalukan. Sungguh memalukan!

Kyle tidak bisa menerima itu. Baik itu tubuhnya. Perlakuan kakaknya.

Sungguh konyol. Bagaimana mungkin ia sama dengan manusia serigala yang pernah ia tonton di salah satu animasi. Yang seperti itu nyata? Kyle benar-benar tak bisa terima.

"Sudah sebulan dan ia masih marah padaku," gumam Flo. "Lagi pula ia lucu sekali."

Eli dari belakang hanya bisa mengiyakan. "Sungguh, maafkan aku Kyle. Tapi kau memang menggemaskan sekali."

Ah, mereka bisa membayangkan kalau Kyle sampai ke Desa Bulan Biru ia akan jadi bulan-bulanan manusia serigala di sana sama seperti Lene.

"Pemburu pun akan menertawakannya," celetuk Eli.

"Dan ia akan semakin membenci kita kalau mengingat itu."

Sungguh, mereka harus segera menemukan Kyle secepat mungkin sebelum semua itu terjadi.

END

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top