A Wuuu

Kampung ‘Ford’ adalah kampung kecil di tengah hutan hujan California. Kampung ini dihuni oleh sekumpulan manusia siluman serigala yang masih muda dan sudah renta.

Di kampung ini, semua werewolf yang sudah berusia 18 tahun dan sudah lolos dalam ‘tim petualang’ level pemula sampai ahli diwajibkan untuk pergi dari kampung, mencari sumber makanan, mencari tempat tinggal penuh sumber daya untuk musim dingin berikutnya, dan untuk mengawasi aktivitas manusia yang menjelajahi hutan agar tidak mendekat ke area pemukiman.

Maka dari itu, tidak ada anak remaja di atas 15 tahun di sini. Ups, kecuali satu pecundang. Nama laki-laki itu ‘Liam’.

Dia sudah berusia 18 tahun dan sayangnya dia tidak pernah lolos ketika bergabung dalam ‘tim petualang’ level pemula. Liam laki-laki bersurai pirang yang tidak kuat, tidak juga terampil. Dia tidak bisa bertransformasi menjadi serigala yang mengintimidasi atau half-breed—serigala berpostur tubuh manusia—yang sangat bisa diandalkan.

Ketika dia gagal di ‘tim petualang’ di usia 12 tahun, dia baru bisa berubah menjadi anjing Golden Retriever berusia 1 bulan dan itu membuatnya sangat malu—gonggongannya tidak mengintimidasi, bahkan dia belum kuat berdiri sendiri.

Kini usianya sudah 18 tahun. Dia terus ikut serta dalam tim sejak itu dan dia tetap tidak bisa berubah menjadi serigala. Kini wujud anjing Golden-nya sudah menginjak usia 6 bulan, dia sudah bisa menggonggong lebih jantan. Mungkin dia bisa lolos tahun ini.

Sir Endrick—pria 75 tahun, penanggung jawab ‘tim petualang’ level pemula—menghempas napas saat melihat Liam berdiri dengan bangga di sebelah lima anak laki-laki dua belas tahun.

“Kita bertemu lagi, Liam,” keluhnya.

“Ya, Pak!” seru Liam bersemangat.

Salah satu anak berkomentar ke temannya. “Kenapa Kakak ini berdiri di sebelah kita? Bukannya dia asisten pembimbing?”

“Ibuku bilang dia tidak pernah lolos tim level pemula dan selalu mencobanya setiap tahun,” balas temannya dengan mata malas. “Dan dia tetanggaku. Abang dari Siska. Aku sebal mengetahui aku satu tim dengannya.”

“Aku juga, Nak,” sahut Endrick. “Tapi, baiklah. Aku tidak bisa menolakmu. Namun, aku harap kamu lebih sungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini, Liam. Atau kau harus mencoba lagi tahun depan,” ancamnya. “Dan aku tidak akan melihatmu lagi tahun depan. Pensiun.”

“Apa?” kaget Liam. “Tapi, kau selalu menjadi penanggung jawab level pemula ....”

“Apa kau tidak lihat kaki dan pinggangku yang sudah tak bisa lurus ini?” omel si tua Endrick.

“Lalu ... siapa yang akan menggantikanmu?”

Endrick menghempas napas. “Siapa lagi kalau bukan Keanu. Half-breed kebanggaan Ford.”

Liam menegak ludah. Itu bukan kabar yang mau dia dengar. Keanu adalah sosok yang gagah dan berani, tapi dia ‘tidak memandang kekurangan orang’ dalam artian jelek. Buatnya, kalau dia bisa, maka semua orang juga bisa. Dan jujur saja, Liam tidak mau berurusan dengan orang itu.
Dengan kata lain, dia tidak boleh mengacau di kesempatan terakhir ini.

***

Tim petualang level pemula berisi program kamping selama 6 hari, mengelilingi pinggiran hutan hujan California sambil mempelajari alam dan belajar berburu mangsa kecil seperti kelinci, tikus dan tupai dalam wujud serigala.

Liam berhasil menangkap kelinci kali ini—meski nilainya mesti dikurangi karena dia tidak mau memakannya. Dia tidak menggigit kuat kelinci abu-abu itu dan melepasnya begitu Endrick sudah melihatnya menangkap mangsa.

“Maaf ya, teman kecil,” ucap Liam ke Kelinci yang mengibrit pergi.

“Apa aku baru saja dengar dia minta maaf pada makanan?” bisik salah satu anak.

“Ya. Pantas saja dia tidak lolos-lolos. Dia lembek.”

“Dia lembek.”

Liam agak melantangkan suaranya. “Aku mendengarnya, dasar serigala pendek! Sini kalian!”

Liam dan werewolf muda ditegur Endrick karena bermain lari-larian di tengah sesi ujian.

Selanjutnya Liam harus bisa berenang menyeberangi sungai berarus sedang dalam wujud anjingnya. Dia berhasil dengan mudah. Toh, dia sudah berlatih susah payah sebulan sebelumnya.

Sampai di malam kelima, kelima anak tim dan Endrick berada di situasi genting.

Endrick tersentak dari tidurnya begitu mencium aroma manusia di sekitar, mendapati sinar senter mereka dari kejauhan.

Matanya langsung bergeser ke anak-anak siluman yang tertidur dalam wujud serigala mereka—anak-anak tersebut butuh waktu satu jam untuk kembali ke wujud manusia semula. Dia mendapati Liam tertidur dalam wujud manusia dan segera membangunkannya tanpa menimbulkan suara kencang.

“Liam, liaaam!”

Liam bangun, menghadapkan wajah ke Endrick dengan mata terpejam. "Pak Endrick ...."

"Ada manusia melangkah ke sini,” tekannya pelan.

Liam langsung membelalak dan bangun dengan heboh. Endrick ber-aw! Ketika remaja itu menginjak kakinya dan segera merangkul Liam untuk diam dan melihat ke arah yang dia tunjuk.

Liam ikut waspada melihat sinar senter yang bergerak ke sana-kemari, seperti sedang mencari sesuatu. “Jangan-jangan mereka pemburu. Apa yang harus kita lakukan?” bisiknya.

“Kau bisa gendong anak-anak dan kita lari dari sini,” usul Endrick.

“Tapi, aku tidak bisa membawa kelimanya. Mereka berat dalam wujud serigala. Kau bahkan tak bisa berlari cepat, Pak.”

Endrick menampar Liam karena kesal omongannya benar. “Kalau begitu kita mesti bagaimana?”

Liam kembali menatap ke arah sinar senter yang tampak lebih terang dari sebelumnya. Otaknya berpikir cepat, mulutnya dengan impulsif menyuarakan sebuah rencana. “Aku akan alihkan perhatian mereka.”

Endrick langsung berlontar. “Kau gila.”

“Lalu, apa kita ada cara lain? Aku akan coba mengarahkan mereka ke arah lain, dan kau, Pak, bangunkan mereka dan kaburlah. Aku akan menyusul kalian.”

Liam sadar ini rencana gila. Dia bahkan belum pernah bertemu dengan manusia dan belajar cara menangani mereka. Remaja itu juga sudah sering kali mendapati keluarga werewolf lain yang salah satu anggotanya tewas karena pemburu.

Meski Endrick tidak suka pada sikap nyeleneh Liam, tapi dia tetap menaruh rasa khawatir. “Liam, kalau sesuatu terjadi apa-apa padamu—“

“Tidak akan.” Liam memberi tatapan sungguh-sungguh pada Endrick. “Kau sudah melatihku selama ini, mana mungkin aku tidak tau cara lari dari bahaya.”

Pria tua itu menatap ke suara langkah yang makin jelas, lalu menghempas napas berat. Dia lalu bergerak cepat ke arah anak-anak serigala dan membangunkan mereka tanpa suara.

Liam berubah menjadi wujud anjing, lalu melangkah menjauh dari tempat camping Endrick. Dia berhasil memutar dan kini berada di balik semak di belakang empat orang manusia dengan tas besar di punggung. Salah satu dari mereka memegang senjata laras panjang. Mereka pemburu hewan langka yang sedang bertugas.

Katakanlah Liam gila, karena dia mendadak menggonggong kencang menantang manusia-manusia itu berbalik badan padanya.

Gonggongan itu ampuh. Liam sudah siap hendak melancarkan lompatan dan menggigit kaki atau tangan mereka, tapi dia tidak menyangka reaksi yang dia dapat dari manusia-manusia itu.

“Oh! Hai, kawaaan!” ucap salah satu pria dengan suara bernada tinggi.

“Oh, god! Ada Retriever!”

“Bulunya lebat sekali!”

“Awww, manisnya!”

Ketiga pria dan satu wanita itu segera mendekatinya di balik semak. Liam masih kesulitan mencerna situasi, ditambah kini manusia-manusia itu mengelus tubuh dan kepalanya dengan ramah dan membuatnya nyaman.

Liam tidak bisa tidak terlena.

Dia mengeluarkan suara manja, menyerudukkan kepalanya ke kaki pria bersenapan dan menggoyang-goyangkan ekornya.

Liam tak sangka gerakannya itu membuat si penembak menaruh senjata dengan sukarela ke tanah dan mulai mengusap-ngusapnya dengan puas sambil tertawa. “Kau tersesat, heum? Di mana majikanmu?”

Kenapa mereka mengelus-elusku?

“Majikannya pasti ber-camping di sekitar sini.”

“Tapi, dia tidak memiliki kalung pengenal ....”

Mendapati kecurigaan mereka, Liam tiduran di tanah, menunjukkan perutnya ke mereka.

“Ya ampun, dasar bayi besar,” gemas wanita itu, segera mengelus-elus perut Liam.

Liam kaget dan meleleh pada sensasi geli dan nyaman dari elusan. Dia mulai tidak bisa mengontrol insting anjingnya untuk berguling-guling di tanah, meminta perhatian lebih.

Mendadak siulan nyaring dan panjang terdengar, disusul panggilan suara pak tua. “Oh, Liiiaaam~”

Telinga Liam meruncing ke atas. Pak Endrick!

“Itu dia majikannya,” ucap pria yang tadi memegang senapan. “Hei, buddy. Kau harus kembali, menjaga majikanmu dari hewan-hewan buas. Mengerti?”

Liam mencoba mengaung ala serigala untuk mengetes reaksi manusia itu lagi, tapi yang dia suarakan bukan ‘woof’ jantan nan garang, tapi ‘a wuuuf’ dengan kesan mirip manusia bicara.

Keempat manusia itu tertawa lagi karena tiruan Liam. “Kau benar! A wooo itu akan menakuti majikanmu, haha!”

Liam bangkit dari tiduran dan melangkah santai ke arah siulan. Astaga, aku lupa kalau aku bertugas mengalihkan perhatian mereka. Yang ada perhatianku yang terkalihkan!

Liam sampai, mendapati Endrick dan kelima anak serigala bersembunyi di balik batu besar. “Mereka pergi ke arah lain, Sir,” lapornya.

“Oh, Nak. Sini kau.” Endrick tua memeluk Liam erat.

Remaja itu tidak menyangka, mematung di tempat, menduga-duga apa sebabnya si pria keras ini memberikan pelukan.

“Kau hebat, Liam!” puji salah satu anak serigala yang merupakan tetangganya.

"Kau menghadapi empat manusia sendirian! That’s sooo sick!

“Berkatmu, kami bisa menyelamatkan diri. Terima kasih!”

“Terima kasih, Liam.”

Senyum Liam mengembang. “Jadiii, berapa nilaiku, Pak Endrick?” tanyanya pelan dengan kebanggaan yang dia tahan.

Endrick melepaskan pelukannya. “Anak-anak, berbaris!”

Kelima anak serigala duduk berjejer ke samping, menjadi saksi detik-detik penyerahan kehormatan.

Endrick melepas jepit pin di seragamnya sambil berkata dengan pelan dan bangga. “Tak perlu perhitungan apa-apa lagi, Nak.”

Endrick memberi hormat setelah pin terjepit di bulu tubuh anjing Liam. “Kuresmikan, Liam, lolos dari ‘tim petualang’ pemula. Aku akan segera merekomendasikanmu ke ‘tim petualang’ senior, prajurit nan berani.”

Liam membalas dengan hormat, senyum lebar dan rasa senang yang tak bisa ia bendung lagi. Dia berteriak ‘Yeay’ sangat kencang, berlari berkeliling dan kembali ke hadapan Endrick sambil menyeruduk pria itu.

“Aaarg, pinggangku!”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top