Tok Tok Tok

Kau menguap. Ponsel di tanganmu menampilkan peringatan baterai lemah, jam yang tertera di sudut layar pun menunjukkan telah tiba waktunya tidur. Pukul satu dini hari. Sebaiknya kau memang tidur.

Setelah memastikan daya ponsel sedang terisi, kau mematikan lampu kamar dan bergegas menyambut alam mimpi. Kau berbaring menyamping seperti biasanya, mulai memejamkan mata. Lalu terdengar suara yang membuatmu sulit terlelap.

Tok, tok, tok.

Suara nyaring ketukan pintu terdengar hingga telingamu. Kau menajamkan indra pendengar, memastikan tak salah dengar.

Tok, tok, tok.

Ketukan itu semakin keras, datang dari pintu depan. Siapa yang bertamu tengah malam begini? Pasti orang iseng, atau orang sinting. Atau hanya suara ranting yang menabrak kayu karena liarnya angin malam di luar rumah.

Kau memutuskan untuk mengabaikannya. Lagi pula kau terlalu malas untuk beranjak. Jika memang ada seseorang di luar sana yang ingin bertamu, seharusnya mereka mengatakan sesuatu, tidak hanya mengetuk pintu.

Tok, tok, tok.

Suara itu berpindah, kian mendekat. Kali ini pintu kamarmu yang diketuk. Bunyinya begitu halus, namun memecahkan keheningan malam. Kau membuka matamu dan kembali menajamkan telinga. Apakah kau sedang bermimpi? Apakah ini nyata?

Tok, tok, tok.

Kau menatap pintu kamarmu dan bertanya-tanya apakah suaranya benar-benar berasal dari sana. Tidak ada orang lain di sini, kau tinggal seorang diri. Bagaimana mungkin seseorang mengetuk pintu kamarmu? Lalu kau sadar ini pertanda buruk. Bulu kudukmu meremang seketika. Ditariknya selimut biru tua mencapai leher, menyelimutimu dan rasa takutmu.

Kau berusaha memenuhi pikiranmu dengan hal-hal yang manis, namun justru cerita-cerita seram yang pernah kau dengar menguasai ingatanmu.

Tok, tok, tok.

Kini ketukan itu berada di dalam lemari pakaianmu. Jantungmu berdetak kencang, pikiranmu carut marut. Kau menelan ludah susah payah, dan keringat dingin membasahi keningmu. Apa yang harus kau lakukan? Ponselmu tergeletak terlalu jauh untuk diraih agar bisa meminta bantuan. Apa yang harus kau lakukan?

Tok, tok, tok.

Suara itu terdengar persis dari bawah ranjangmu. Kau merapatkan selimutmu dan melipat kakimu. Kau beringsut mundur dengan tubuh yang gemetar. Sesuatu ada di kolong tempat tidurmu. Kau mencoba mengenyahkan pikiran terburukmu. Apa yang harus kau lakukan?

Tok, tok, tok.

Tempat tidurmu kembali diketuk. Siapa pun yang menimbulkan bunyi mengerikan seperti ini pastilah bukan manusia. Dari pintu depan tiba-tiba sudah berada di bawah ranjang... Ya Tuhan! Dadamu semakin berdebar tak keruan. Kau mengingat-ingat doa pengusir makhluk halus dan berusaha merapalkannya dengan baik.

Tok, tok, tok.

Jantungmu nyaris copot karena ketukan itu semakin keras. Kau berbalik hingga tubuhmu menghadap tembok. Di sana, di depan wajahmu persis, sebuah kepala tanpa tubuh tergeletak berlumuran darah. Matanya bulat besar dan hitam. Mulutnya mengembang lebar hingga ke telinga, memamerkan deretan gigi jeleknya yang kotor.

Dia mengetukkan gigi atas dan bawahnya hingga menimbulkan bunyi "Tok, tok, tok".

Kau berteriak.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top