Scarlet Cyborg

Gadis remaja itu mengerjapkan kedua matanya. Ketika terbangun dia merasa asing. Dimana ini? Begitu pikirnya. Ini bukan tempat tinggalnya. Perlahan dia beranjak dari tempat tidurnya lalu menuju jendela.

Tempat apa ini?

"Kau sudah bangun, Scarlet?"

Gadis bernama Scarlet terkejut dan menoleh ke belakang. Sikapnya jadi waspada. Tangan kanan hendak menembak, tapi alangkah terkejutnya dia ... tangan kanannya tidak ada. Kini berganti dengan tangan buatan. Lebih terkejut lagi setengah tubuhnya ....

"Apa yang kau lakukan pada tubuhku? Mana ayah dan ibuku?" jeritnya dan bersiap menyerang.

"Tenang dulu, Scarlet," kata laki-laki berambut putih. Dia mengisyaratkan agar si anak perempuan tangguh itu tenang. "Duduklah."

"Mana bisa aku tenang dan kenapa kau tahu namaku?"desaknya. Hatinya dipenuhi rasa penasaran.

"Duduklah." Laki-laki ubanan itu tetap menyuruhnya untuk duduk di dekatnya. Gadis itu tidak bergeming. Tetap waspada dengan ancang-ancang menyerang.

"Aku tidak mau, Pria Ubanan!"

"Ya sudah," ujarnya pasrah. Mata kelamnya menatap si gadis lekat-lekat. "Kau kutemukan di dekat tong sampah."

Mata Scarlet membulat. Yang benar saja. Tong sampah! Apa-apaan dia? Enak saja ngomong, geram Scarlet dalam hati. Awas saja.

"Namaku Dokter Gerald." Gerald memandang Scarlet seolah-olah hendak mencekiknya. "Aku bukan orang jahat."

Hah santai amat jawabnya. Bukan orang jahat. "Kalau begitu apa yang kau lakukan pada tubuhku? Kenapa jadi begini?"

"Kau hampir mati," ucap si dokter santai.

Lagi-lagi Scarlet dibuat terperangah oleh si Ubanan. Aku? Mati? Yang benar saja.

"Omong kosong," desisnya. Scarlet tambah geram dan ingin mencekiknya. "Mati kau, Orang Tua!" raungnya.

"Eit," Gerald dengan mudah sekali menghindar. "Kubilang tenang dulu." Melihat Scarlet menyerang bahkan menendang membabi buta nyatanya serangannya cukup berbahaya. Walau kuganti tubuhnya dia tetap saja masih lincah menyerangku. Sepertinya dia bisa ....

Tak ayal wajah tampan Gerald kena bogem mentah dari Scarlet. "Ough!" ringisnya sambil mengelap sudut bibirnya yang berdarah. Scarlet menyerangnya sekali lagi. Namun, Gerald tak tinggal diam. Kali ini dia harus mengeluarkan 'itu'.

"Apa kau menginginkan tanganmu?" tanya Gerald.

Scarlet menghentikan tinjunya. Tangan kiri yang hendak dia layangkan akhirnya diurungkan. Dia memang lemah menggunakan tangan kiri. Ya tangan manusia.

"Kau hampir mati. Kau kutemukan di dekat tong sampah. Iron City diserang oleh Kerajaan Mesin. Raja menginginkan manusia-manusia untuk dijadikan bahan percobaan. Lebih tepatnya cyborg seperti kau."

Gerald meneguk ludah kemudian melanjutkan perkataannya. "Orang tuamu di tawan oleh pasukan Machine. Dipenjara."

Scarlet terduduk lemas. Dia tidak percaya apa yang didengar barusan. Dia pernah dengar Iron City dan Machine City tidak pernah akur. Saling musuhan. Saling menyerang. Bahkan tak segan saling membunuh. Jadi Iron City ....

"Dibombarbir." Seolah-olah Gerlad bisa membaca pikiran si gadis.

Hati Scarlet hancur. Kota Cyberpunk dimana cyborg dan manusia menjadi satu diserang begitu saja. Termasuk keluarga Scarlet, manusia. Hanya saja tangan kanan diganti dengan Cyborg. Kemana yang lain? Scarlet bertanya-tanya apa Iron City membuat masalah?

"Kau tahu? Keluargamu itu berbahaya bagi Machine City. Ayahmu menciptakan shoot gun melalui telunjuk. Dan itu ada di dirimu."

Scarlet tertegun.

"Kedua orang tuamu di penjara khusus. Mereka mungkin sedang mengerjakan senjata mutakhir," jawab Gerald serius.

"Ohya jangan panggil aku orangtua. Aku masih muda."

"Ngomong-ngomong kau ini siapa? Baik sekali memberiku informasi. Terlebih aku ini musuhmu, bukan?" Scarlet menghela napas. "Mana tanganku?"

"Kalau aku beri, kau mau apa?"

"Aku akan membebaskan orangtuaku. Lalu ...."

Alis Gerlard terangkat sebelah. "Lalu?"

"Aku hancurkan Kerajaan Machine!" serunya berapi-api. "Eh, tunggu dulu. Dimana Kerajaan Mesin?"

"Kau sungguh tidak tahu?" tanya Gerald.

Scarlet menggendikkan bahu kirinya seraya menggeleng.

"Inilah Kerajaan Mesin. Kau tadi sempet melihat kan?"

Kini Scarlet terperangah. Bagaimana tidak. Bangunannya besar sekali. Entah bagaimana caranya keluar dari sini. Dengan bantuan Gerald, Scarlet menyelinap dan menyusup untuk membebaskan ayah dan ibunya. Tangan cyborgnya sudah terpasang. Scarlet menembak. Cahaya keemasan seperti laser keluar dari telunjuk tangannya. Beberapa pasukan robot roboh. Scarlet mengeluh sepanjang lorong. Dimana penjara tempat orang tuanya disekap.

Gerald tiba-tiba menghentikan langkahnya. Scarlet yang berada di belakangnya terbentur tubuh tegap pria itu. Dan mereka jatuh terjerembab dan teriak secara bersamaan.

"Adududuh." Gerald meringis mengusap punggungnya.

"Aw," ringis Scarlet memijit keningnya. "Sakit, ini akibatnya kau berhenti mendadak!"

"Karena ada penjaga di sana. Harusnya kau berterima kadih padaku karena aku telah memperbaiki tubuhmu."

Scarlet menjitak kepala Gerald. "Dasar mesum, jangan grepe-grepe!"

Gerald gelagapan. Aduh salah ngomong lagi. "Ma-maksud aku tubuhmu sebelumnya sudah hancur. Setengahnya. Makanya aku perbaiki."

Scarlet menatap tajam. "Benarkah?"

"Iya, benar."

Hei, siapa disitu?

Gawat! Ketahuan. Alarm berbunyi ke semua penjuru. Para pasukan mesin siap menangkap mereka.

"Bagaimana kita keluar?" Scarlet mulai panik.

"Ada penyusup. Tangkap gadis itu. Dia berbahaya!" seru pasukan mesin berbaju biru.

Scarlet dan Gerald terus berlari hingga mereka berhadapan pintu yang sangat besar. "Gunakan telunjukmu dan tembak!"

Scarlet mengikuti saran Gerald namun nihil. "Bagaimana ini?"

"Gunakan seluruh kekuatanmu!"

Para pasukan mesin makin mendekat. Gerald terus mendesak gadis itu. Scarlet yang semakin panik berusaha mengeluarkan tembakan dari telunjuknya.

DUAAR

Ledakan itu membuat kaca pecah berhamburan. Mereka terus merangsek ke dalam mencari ayah dan ibunya. Kata Gerald, jempol, jari tengah, jari manis, dan kelingking Scarlet ada di suatu tempat. Entah di lantai berapa yang ada di pikiran gadis itu adalah membebaskan orang tuanya dulu. Masalah Gerald, Scarlet curiga siapa orang ini? Apakah dia lawan atau kawan? Kenapa dia mau menolongnya?

Scarlet si rambut merah bertekad dia akan membongkar siapa Gerald. Padahal dia tampan juga. Scarlet menggelengkan kepala. Pikiran macam apa tadi. Gerald mengusulkan berpencar. Scarlet setuju saja.

Gerald memandang tubuh cyborg Scarlet dengan tatapan datar. Senyumnya menyeringai. Dasar gadis bodoh. Sampai kapan pun kau tak akan menemukan kekuatan jari-jarimu. Akulah yang menyimpan itu sekaligus raja dari Kerajaan Mesin. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top