Tiga puluh July, 1889, Marie François Goron, laki-laki yang bertanggung jawab atas unit investigasi kota Paris—Paris Sûreté—menanggapi hilangnya Toussaint Augustin Gouffé dengan serius, setelah mengabaikan berlembar laporan yang ditulis oleh Landry—adik ipar Gouffé—selama tiga hari. "Ini musim panas, tidak ada yang tahu perjalanan siapa yang dipercepat dan ditunda," ucapnya kala itu. Meski sejujurnya kemalasan dan kebosanan atas begitu banyak laporan peliharaan hilang dan pencurian-pencurian remeh adalah penyebab utama.
Jadi Goron yang terlambat tiga hari sedikit kesulitan saat tetangga-tetangga Gouffé tidak lagi mengingat kapan dan di mana mereka melihat Gouffé untuk terakhir kalinya. Satu-satunya yang membekas bagi Goron adalah fakta bahwa Gouffé senang bermain perempuan dan mungkin orang-orang di kafe—dan bar—lebih mengerti seluk-beluk Gouffé. Namun lagi, sebagian besar pramusaji dan bartender tidak berhasil memanggil ulang ingatan mengenai Gouffé. "Kasus ini aneh, tidak ada barang berharga yang hilang dan kediaman Gouffé masih tertata rapi, bahkan emas-emasnya tidak tersentuh," Goron menyampaikan temuannya kepada rekan sesama aparat keamanan Kota Paris.
"Goron yang disebut-sebut sebagai anjing terbaik Paris Sûreté bisa gagal memecahkan kasus," lawan bicaranya mencemooh sebelum melanjutkan. "Sudah dengar kabarnya?" Goron menggeleng, ia terlalu sibuk mencari di mana gerangan Tuan Gouffé berada. "Polisi Lyond—polisi di Kota Lyond—menemukan potongan mayat laki-laki dalam kantung, tersangkut semak di pinggir sungai Rhône."
"Apa ada kasus orang hilang di Lyon akhir-akhir ini?" Goron mengulik.
"Beberapa minggu lalu saat musim liburan, perempuan dan mayatnya sudah ditemukan."
...
Sekali dengar, Goron meyakini bahwa mayat laki-laki yang ditemukan di pinggiran sungai Rhône berhubungan dengan hilangnya Gouffé—sebut saja intuisi milik penegak hukum yang sudah bertahun-tahun mengendus mayat dan penjahat. Jadi Goron yang mulai bersemangat meminta ijin, untuk membantu aparat Lyon memecahkan misteri potongan mayat dan mungkin menemukan keberadaan Gouffé jika beruntung. Tidak butuh waktu lama, penyusuran sepanjang sungai Rhône mencapai titik temu saat seorang pengumpul siput mengabarkan adanya bau busuk di pepohonan sekitar Saint Genis—komune di Lyon.
Maka hari itu, 13 Agustus, 1889, Goron yang semakin bersemangat melesat secepat yang ia bisa menuju Saint Genis. Beberapa polisi telah sampai lebih dulu, mereka telah menemukan peti bobrok berisi potongan mayat yang menjadi sumber bau busuk. "Perawakannya mirip dengan orang yang kamu cari Goron," seorang petugas kepolisian Lyon angkat bicara. Sementara Goron sibuk mengamati peti tempat bersemayamnya potongan mayat. Sekilas pandang saja Goron tahu bahwa peti itu telah sengaja dirusak dengan kapak atau benda berat nan tajam lainnya. "Goron lihat ini," si petugas kembali bicara. Ia menarik Goron supaya mendekati sisi lain peti, menunjukan label jasa pengiriman kereta yang masih tertempel erat.
...
Goron telah meminta anak buahnya mengecek label pengiriman ke Stasiun Kota Lyon—Gare de Lyon, sementara ia mendatangi kantor pemeriksaan medis bersama potongan mayat yang diduga sebagai Gouffé. Dr. Paul Bernard telah menunggu saat Goron sampai dan tanpa banyak berbasa-basi proses autopsi segera dilakukan.
"Tingginya lima kaki tujuh inchi dan rentang usianya antara 35 hinga 45 tahun," Dr. Bernard menjelaskan. Goron yang menyimak sembari membaca deskripsi dari sosok Gouffé semasa hidup mulai berkerut. "Rambutnya hitam dan seperti yang bisa kamu baca dalam laporan, mayat ini bukan Toussaint Augustin Gouffé."
"Serius?" Goron tidak ingin percaya, dalam deskripsi disebutkan bahwa Gouffé berumur 49 tahun dengan tinggi lima kaki delapan inchi dan rambut cokelat kacang. "Aku baru mendapat laporan dari bawahanku, label yang menempel menunjukkan bahwa peti itu dikirim dari paris sehari setelah Gouffé menghilang, ini cocok sekali, apa anda yakin?" Goron mulai kehilangan kesabaran, semangat yang sebelumnya membara telah hilang sepenuhnya digantikan kebingungan serta kejengkelan.
"Menurutmu?" Dr. Bernard balas bertanya.
...
Kasus menghilangnya Gouffé ditutup tanpa penyelesaian, sementara mayat yang ditemukan dikirim ke rumah persemayaman, tapi Goron tidak ingin reputasinya sebagai anjing pemburu terbaik diragukan. Jadi sekali lagi ia menyusuri daerah sekitar kediaman Gouffé, menanyai setiap orang yang ia temui hingga mantan pegawai di Brasserie Gutenberg—rumah makan—memberi kesaksian bahwa Gouffé berkunjung untuk makan malam dengan Gabrielle Bompard—penduduk sekitar yang dikenal suka menipu, sehari sebelum dinyatakan hilang. Ia juga menambahkan bahwa tunangan Gabrielle Bompard, Michel Eyraud turut serta saat itu meski duduk di meja yang berbeda.
Goron mulai melihat benang merah yang melingkari kasus hilangnya Gouffé. Ia telah mengecek kediaman Bompard dan menemukan fakta bahwa wanita penggoda itu meninggalkan Paris di hari yang sama dengan hilangnya Gouffé dan dikirimnya peti berisi mayat ke Lyon. Seluruh petunjuk saling terhubung, kecuali hasil autopsi Dr. Bernard. Maka Goron memaksa diadakannya autopsi ulang—meski umur mayat telah mencapai empat bulan.
Seluruh dokter dalam kantor pemeriksaan medis menolak usulan Goron dengan alasan mayat telah lama membusuk dan autopsi pertama merusak kondisi mayat. Namun Goron tidak menyerah, ia mengirim surat pribadi kepada kenalannya Dr. Alexandre Lacassagne, kepala Departemen Farmasi di Universitas Lyon. Kalimat provokatif yang Goron layangkan berhasil mengusik Dr. Lacassagne hingga ia bersedia melakukan autopsi ulang.
Sebagai salah satu yang terhebat dalam urusan idetifikasi mayat, Dr. Lacassagne menggunakan metode yang berbeda dengan Dr. Bernard. Ia menilai umur mayat dengan melihat sambungan antar sakrum—struktur segitiga yang menjadi dasar penyatuan tulang punggung—yang teorinya semakin samar mengikuti laju umur. Ia menemukan bahwa umur mayat seharusnya berkisar antara 45 hingga 50 tahun.
Selain itu tinggi mayat yang disebut 5 kaki 7 inchi oleh Dr. Bernard—dengan asumsi klasik, tinggi mayat ditambah 4 senti—ditetang oleh Dr. Lacassagne. Ia mengukur menggunakan perbandingan panjang tulang-tulang besar dengan tinggi manusia hingga menemukan angka lima kaki delapan inchi. Terkhir, setelah beberapa kali mencuci sample rambut mayat, Dr. Lacassagne menemukan warna cokelat yang bersembunyi di balik semir rambut.
Sementara itu Goron memanfaatkan waktu untuk membuat replika peti dan memajangnya di rumah persemayaman. Puluhan ribu pasang mata mengamati dan koran-koran memberitakan kasus pelik hilangnya Gouffé secara masif. Berkat media, pembuat peti berhasil ditemukan. Seorang pengrajin peti di Euston, London bersaksi bahwa Bompard dan Eyraud memesan peti padanya seminggu sebelum Gouffé menghilang, ia bahkan menyerahkan bukti pemesanan dan pembayaran yang legal.
Kini seluruh misteri menghilangnya Gouffé telah terpecahkan, namun tugas Goron sebagai anjing terbaik Paris Sûreté belum berakhir. Ia bersama anggotanya harus berkeliling, memburu Bompard dan Eyraud hingga New York, Quebec, Vancouver, dan San Francisco. Benar, aku yakin kalian telah mengetahui akhirnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top