Chapter 33

Disclaimer :

Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto

Summary :
next chapter dari Beauty lady of sixth Kazekage.
Temari membesarkan 8 anak kembarnya dengan baik di Sunagakure selama 5 tahun, setelah itu mereka berpisah karena harus dirawat oleh keluarga suaminya.

Genre : Drama, Romance, Fantasy, Friendship, dll.

Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!
berbeda dengan Canon Anime Boruto.

Bbplanets: Generation International Academy

#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc

See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.

Di Ruangan lain.
"Gaara, pesankan tiket untuk tamu kembali ke desanya. harus hari ini, tak peduli siang, sore ataupun malam" ujar Temari berdiri dari kursi empuknya. mendengar itu, Gaara hanya mengangguk dan membuka laptop untuk memesan tiket.

3 kage hanya saling melirik, Temari berniat ingin mengusir mereka pergi.
Naruto sebagai Hokage hanya melihat jam di dinding.
sudah pukul 09.30 A.M!
dia harus kembali ke desa Konoha untuk bekerja kembali.

"ano.. aku harus kembali ke Konoha ttebayo" ujar Naruto bangkit dari kursinya, Temari memberi isyarat agar Naruto pergi.
"di meja dapur ada bekal untukmu. ambil sana" ujar Temari sebelum Naruto menuju pintu.

"oke!"
Naruto terkekeh kecil, dia pergi ke luar ruangan.
suasana sekitar mulai agak sunyi, Temari menghela napas lalu melirik Danzo.
"minta anbu untuk mengantar mereka pergi"

"kau mengusir kami?" tanya Inoichi, Temari mengangguk.
"ya, suasana hatiku lagi gak baik." balasnya sambil memijat dahinya, "alangkah baiknya kalian pergi dari hadapanku sebelum aku menyerang kalian"

pantas saja..
Temari sudah begitu kesal dengan aksi protes mereka sebelumnya. sangkin kesalnya, Temari mau menghajar seseorang yang ada di ruangan ini.

tetapi itu tidak bakal dilakukannya..
hari ini adalah hari pertama anak-anaknya memasuki Akademi miliknya. jika dia berbuat masalah, dampaknya kepada anaknya.

mereka akan segan kepadanya, bahkan suatu hari mereka semua akan takut padanya.
Temari begitu mencintai 8 anaknya, dia tidak akan membiarkan mereka semua memiliki masa kecil yang buruk.

"pergilah.." ujar Temari duduk kembali di kursi, itupun sambil memijat dahinya. Danzo meminta anbu-nya untuk mengantar tamu keluar dari ruangan.

"jangan lupa serahkan gelangnya jika sudah keluar." ujar Temari sekali lagi, dia sedang memikirkan yang cukup mencekam di kehidupan sebelumnya.

masa kecil kehidupan sebelumnya yang cukup kelam..
masa An WuShang

.
.

Di Sebuah desa kecil.
"Aiyo! itu An WuShang bukan?"
"yang membantai banyak orang termasuk ayahnya sendiri?"
"benar! tak salah lagi!"
"serem ya.."

gadis berambut perak dikucir ponytail dengan mata abu perak cerah yang berusia 10 tahun sedang menarik gerobak yang ada benda berat. wajah cantiknya sama sekali tidak peduli dengan ucapan orang tadi.

hinaan itu sudah menjadi makanan sehari-harinya.
baginya.. dia melakukan yang benar.

Flashback.
ingatan itu beralih di rumah yang terlihat kumuh. seorang pria yang sedang ditagih utang oleh pria kaya.
"mana uangnya?! kau meminjam dan kabur begitu saja bangs*t!"
"ck!"

"ayah! apaan ini? kau berutang lagi?!" protes seorang gadis yang keluar dari ruangannya. ya.. gadis itu bernama An WuShang.

"berisik!" pria itu menampar pipi milik gadis berambut perak yang berusia 5 tahun ke arahnya.

"kau bisa ambil putri tak guna ini!"
"hm.. wajah dan postur tubuhnya bagus.. seret dia!" pria kaya itu memberikan sebongkah emas padanya, "untukmu!"
"Haha.. Terimakasih!"

mata abu perak si gadis memandang tajam saat pria yang dia sebut ayah.
ayahnya menjualnya?!

pada saat dia dibawa di tempat yang dikatakan rumah bordil. An WuShang itu dikurung di ruangan yang dipenuhi wangi dupa bunga. dinding demi dinding dipajangi oleh lukisan musim semi (itu diibaratkan lukisan pornografi pada zaman kuno). itu membuatnya jijik setengah mati.

rambut peraknya menutupi wajahnya, dia merenungkan apa yang harus dilakukannya.
ayah sudah menguras harta bangsa An untuk berjudi..
ayah menjualku?
apa sekarang aku menjadi pelacur?

An WuShang berpikir sekali lagi, dia memandang langit langit ruangan.
kenapa ibu menikahi pria itu?
apa yang membuatmu menikahi dia?!

/Yo! kamu! aku dengar kau menjual putrimu!/
mata abu perak milik An WuShang membulat mendengar suara yang dikenalinya. itu adalah suara teman judi ayahnya.

/terserah aku menjual dia atau tidak!/ suara ayahnya terdengar lagi.
/padahal gadis itu satu-satunya keturunan terakhir bangsa An yang terkenal dalam kedokteran itu/

/cih! kukira menikahi ibu lemahnya itu agar aku diajarkan semua ilmu kedokteran bangsa An yang hebat. gak disangka si kakek tua itu mengajarkan pada putri gak guna itu!/

An WuShang cukup terkejut, ayahnya menikah dengan ibunya karena menginginkan ilmu kedokteran bangsa An dari kakeknya?
apakah itu tujuanmu ayah?

/kenapa kau gak minta putrimu menuliskan tekniknya?/ tanya teman ayahnya.
terdengar lagi suara bantingan dari mangkuk arak.
/aturan bangsa An terlalu ketat! itu tidak boleh mengajarkan ilmu pada orang luar termasuk ayahnya sendiri! dia lahir jadi sia sia!/

/baru ingat kalau putrimu adalah hasil sebelum nikah. ibunya terlalu cinta mati padamu./
/wanita itu hanya menjadi ambisi dan pemuas nafsuku.. selain itu, dia sama sekali gak berguna!/

/Haha! lalu, sekarang apa yang kau lakukan?/
/memakai nama bangsa An yang jatuh. itu sudah gak berguna bagiku selain jaminan utang. kerabat jauhnya juga setuju/
/memang kalian sudah berencana menjatuhkan bangsa An!/

An WuShang mengigit bibirnya hingga berdarah. dia sekarang mengerti kenapa kakeknya tidak setuju saat ayah brengsek itu menikahi ibunya.
kakeknya hanya ingin menjaga ilmu kedokteran bangsa An dari orang lain.

Dia tidak pantas!
sama sekali tidak pantas!

An WuShang mulai menyelinap di tempat lain. ia mengambil pisau dapur yang ada di tempat cucian lalu berjalan keluar menuju ruangan.
kakek, lindungi aku..

"Eh? itu putr-" suara teman ayahnya mulai tercekat saat An WuShang menusuk kepala ayahnya dengan pisau.
"UKH.."
"KYAHHH!!!"
"LARI!!"
"GI-GILA! DI-DIA AYAHMUU!!! A-" pisau dapur lainnya menusuk leher teman ayahnya.

"berisik.." suara An WuShang menjadi agak serak, tetap saja itu menakutkan bagi orang yang mendengarnya.
aku berjanji akan menjaga bangsa An seumur hidupku!

suasana mulai ramai, banyak yang berlarian untuk pergi dari tempat itu. tetapi.. angin dari mana membuat seluruh pintu dan jendela terkunci rapat.

"KELUARKAN KAMI!!"
"TOLONG!!"
"LEPASKAN KAMI!"
"KYAHH!!"

mata abu peraknya mulai menyala terang. pandangannya mulai tajam ke semua orang di sekitarnya.
aura disekitarnya mulai menyebar luas sehingga semua orang kesulitan bernapas.

pintu kaca mulai menampakan bekas tangan darah. suara teriakan demi teriakan mulai mereda karena kurangnya jumlah orang.
hanya dalam 1 malam itu, An WuShang membantai semua yang ada di rumah bordil itu.

Flashback off.
kenapa ada yang tahu kalau An WuShang membantai banyak orang?
itu karena ada seorang yang menjadi saksi mata. ia bersembunyi di balik mayat yang bertumpuk sehingga An WuShang menganggapnya sebagai orang mati.

apakah An WuShang peduli?
tidak, toh sejak saat itu.. An WuShang tidak diganggu oleh orang lain.
abaikan mereka!
kerja cari uang dulu!
beli tanah, bangun rumah dan belajar banyak!

.

Temari memikirkan itu menjadi kesal sendiri. entah kenapa dia harus mengingat masa kelamnya sekarang sih?
ingatan itu muncul secara tiba-tiba saat Temari memikirkan masa kecil 8 anak kembarnya.
sangat berbanding terbalik dengan kehidupan An WuShang!

Temari tidak pernah mengalami interaksi pada orang yang memiliki status orangtua. dirinya saja membunuh ayahnya.
ya.. ayah brengsek itu pantas dibunuh.. dia gak pantas menjadi orangtua!

reaksi itu dilihat oleh Gaara dan Kankurou. mereka berdua bingung, kenapa kakak perempuannya terlihat stres berat?
apa yang dipikirkannya?

Gaara memandang Kankurou, dia memberikan bahasa isyarat tangan.
'jaga neesan. aku mau mengantar mereka dulu'

Kankurou mengangguk, dia membalas bahasa isyarat dengan bahasa isyarat juga.
'kau uruslah mereka.'
Gaara memalingkan wajah lalu mengantar tamu pergi. hanya meninggalkan Kankurou dan Temari di ruangan itu.

"air.." Temari mencoba menggapai cangkir yang ada di meja. kepalanya sangat pusing dan bibirnya terasa kering.
Kankurou langsung sigap memberikan secangkir air hangat pada Temari.
"nah, tenangkan pikiranmu neesan.."

mata hijau tajam milik Temari langsung melirik Kankurou. dia mengambil cangkir air lalu meminumnya perlahan. Temari cukup menikmati air yang membuat dirinya rileks.

"Kankurou, pilih apakah kau mau pulang ke Suna itu.. hari ini atau besok? aku dan Gaara mau pergi sejenak dulu" tanya Temari merapikan ruangan yang hampir dirusak oleh Shikaku dan Inoichi.

"besok saja" jawab Kankurou, "kau kenapa neesan?"
Temari terkekeh kecil, "mood lagi gak bagus."
"so.. so.."

.
.
.
sedikit kisah An WuShang, Original Character buatan saya. wanita dunia lain yang mengambil alih tubuh Temari. bisa dilihat di IG Lady WuShang untuk mengetahui jalan ceritanya.
.

see you next chapter
kasih bintang, komentar dan follow saya
salam Bbplanets

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top