Chapter 27

Disclaimer :

Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto

Summary :
next chapter dari Beauty lady of sixth Kazekage.
Temari membesarkan 8 anak kembarnya dengan baik di Sunagakure selama 5 tahun, setelah itu mereka berpisah karena harus dirawat oleh keluarga suaminya.

Genre : Drama, Romance, Fantasy, Friendship, dll.

Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!
berbeda dengan Canon Anime Boruto.

Bbplanets: Generation International Academy

#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc

See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.

di sebuah ruangan yang hanya 2 orang wanita yang duduk sambil menikmati makanan di meja.

"jadi kau sedang mengujinya?" tanya wanita berambut coklat dicepol dua menatap wanita berambut pirang di depannya.
"ya.." balasnya dengan santai, dia mengambil selai dan mengoleskan ke roti miliknya.

ternyata 2 wanita itu adalah Tenten dan Temari yang pada awalnya sedang berdebat tentang kejadian di awal subuh tadi. untungnya amarah itu mulai mereda karena Temari menjelaskan dengan logika.

tapi tetap saja Tenten tidak mengerti, "kenapa?" tanyanya sekali lagi.
"bisakah kau memberi aku penjelasan sekali lagi Temari?"

"aku sedikit penasaran dengan Yodo" jawab Temari mengaduk susu panas di mangkuk, membuat warna susu itu tercampur dengan selai strawberry.
"penasaran matamu"

"setidaknya dia berhasil mengendalikan aura Omega miliknya" ujar Temari, dia menatap Tenten sambil tersenyum.
"daripada membicarakannya.. lebih baik kita makan"

"kau masih bisa bersantai begitu! seperti 12 tahun yang lalu!" ujar Tenten menikmati makanannya.
"lalu bagaimana diriku 15 tahun yang lalu? apakah masih seperti ini?" tanya Temari menggunakan tangannya untuk menahan kepalanya.

Tenten terdiam, 15 tahun yang lalu adalah sebuah peristiwa paling sial antara Konoha dan Suna.
awalnya beraliansi tetapi hampir retak.
"itu tak perlu diingat lagi" balasnya memandang Temari yang masih bisa tersenyum santai.

"ada yang mengatakan kalau ucapanku seperti kutukan pada kedua anak tiriku" ujar Temari mencelupkan sepotong roti ke dalam mangkuk susu lalu memakannya.
"..."

"apa itu alasannya kalian tidak berani menceritakan kejadian sebenarnya padaku?" tanya Temari tersenyum dengan licik.
"dengar Tenten, aku tahu apa yang terjadi.. jadi, jangan perlakukan diriku seperti orang bodoh"

"jangan kira aku tak tahu kalau kau ingin mengajak Nara Ino untuk mendekati anakku. apa kau kira aku tak tahu?"
ucapan Temari mulai membuat sekeliling Tenten menjadi dingin seperti kutub selatan.
kau tahu itu?!

"Tenten.. aku harus memberitahukan padamu yang sebenarnya tentang kenapa aku dan Nara Ino berselisih" ujar Temari memandang Tenten dengan serius.
"tujuan Nara Ino adalah mengambil Shikadai dan Inojin dariku. dari ibu kandungnya sendiri? dengan alasan kalau aku terlalu sibuk menjadi kage!"

"Te-Temari.."
"apa haknya untuk mengambil anakku? dia bisa punya anak sendiri kan? kalau mandul, ia bisa mencari anak dari panti asuhan yang butuh kasih sayang orangtua" sambung Temari menunjuk Tenten.

Tenten terdiam perlahan, dia berusaha tenang sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
"kau tahu.. lalu apa yang kau lakukan?" tanya Tenten dengan tegas.

"apa aku mendapatkan kesempatan kedua?" tanya Tenten sekali lagi.
"jangan terpengaruh ucapan seseorang, lihat langsung melalui matamu sendiri" balas Temari.

"ya.. aku paham itu.." ujar Tenten sedikit menyesal karena kurangnya pengetahuan tentang alasan Temari dan Ino berselisih.
ia tahu kalau Ino salah karena menggoda mantan tunangan Temari.

aliansi antara Konoha dan Suna hampir retak karena Temari hampir mati bunuh diri. untungnya Temari sudah gak ada perasaan dengan Shikamaru.

seiiring berjalannya waktu, wanita berambut coklat dicepol dua itu sudah menyaksikan Temari bahagia bersama anak kembarnya. disaat yang bersamaan itulah dia merasa kasihan pada Ino yang melihat kebahagiaan itu dari jauh.

Tenten mengobrol dengan Ino, Ino bercerita kalau dia juga ingin memiliki anak tetapi tidak bisa. ia mengatakan kalau Temari yang melarang anak anaknya untuk berinteraksi dengannya.

disaat itulah Tenten mulai merasa aneh pada Temari. apakah Temari yang melarang anak anaknya untuk berinteraksi dengan Ino? bukankah Temari mengatakan masa lalu itu dilupakan saja.
kalau begitu, apakah Temari masih belum melupakan dendamnya?

ia mencoba mendekatkan anak anak Temari pada Ino, seperti meminta Inojin membeli bunga untuk Himawari di toko bunga Ino, mengajak Saina untuk makan bersama Ino, dan banyak sekali.

bahkan ia ingin mengatakan pada Temari agar Ino ikut bantu-bantu di Indekos. untung ia tidak jadi mengatakannya karena ditegur Sakura.

Hinata juga sudah menegurnya, kalau lebih baik anak anak tidak berinteraksi akrab dengan Ino. hal itu sudah diabaikan olehnya karena ia belum mendapatkan alasan yang jelas.

"apa kau paham?" tanya Temari, ia mengelap bibirnya dengan saputangan.
"ya.."

Tenten berpikir sejenak, ia merasa apakah Ino telah berbohong padanya?
kalau Ino terbukti berbohong, ia bersumpah akan merobek semua wajah polos wanita itu berani sekali menipu dirinya!
siap saja kamu Nara Ino!

Tenten melihat Temari yang menatapnya, tangan Temari menuju kearah tangannya.
"sebagai hukumanmu, kau tidak boleh masuk ke fasilitas Indekos dan Akademi sampai aku memberikan tato ini selama 2 bulan" ujar Temari mencengkeram tangannya.

tato gelang di pergelangan tangan Tenten menghilang seketika. Tenten mendecih kecil, demi mendapatkan posisi Dewan, ia belajar mati-matian dari berbagai buku bahasa asing.
dan itu hancur karena ini!

"setelah pembukaan, kau pergi duluan. aku memberimu pekerjaan lain untuk sementara" lanjut Temari memberikan sebuah berkas pada Tenten.
"inilah kesempatan keduamu"
"arigato.."

.
.
.

Di Lapangan Akademi.
Akademi Internasional terlihat kecil dari luar pandangan manusia. cat dindingnya terlihat dimakan usia, ada batang pohon mulai merayap menutupi jendela itu.
sekelilingnya ditanami oleh banyak pepohonan, bahkan suasananya sepi dan suram daripada Akademi di desa lain.

"ini dimana?"
"apa ini tempatnya?"
"kukira melebihi ekspektasi"
anak anak yang berbaris dengan rapi melihat sekitarnya menjadi ragu. bahkan Shikaru juga agak aneh dengan lingkungan Akademi buatan ibu tersayangnya.

"bibi~ kita gak salah tempat kan?"
"kaachan? kita dimana sih?"
"apa ini Akademi-nya?"
terlihat para senior sudah biasa dengan ucapan beberapa anak yang mengeluh tentang lingkungan sekitar Akademi.

"hm? bagaimana ya?" ujar Sai terlihat santai dengan pertanyaan mereka.
"ini Akademi kok"
"eh?"
"masa sih?"

"ini masih di depan loh? masuk yuk!" ajak Boruto.
"bersabar dikit!" tegas Hinata langsung menjitak kepala Boruto, "baris yang benar!"
"ish, iya iya!"

"tapi sampai kapan?" tanya Shikaru, "udah 10 menit kita berdiri disini"
"sabar~"
"kaachan nunggu siapa sih?"

"Kazekage-dono, apa bisa dimulai sekarang?" tanya Kurotsuchi, "apakah Akademi ini terkenal dengan kesuramannya?"
"genin-ku mengatakan Akademi ini paling baik, mungkin ada sesuatu yang salah" balas Darui melihat dinding Akademi.

"Tem-eh? Kazekage-dono, apakah bisa dimulai?" panggil Chojuro, walaupun berstatus suami istri, mereka masih harus terlihat formal di depan orang lain.

3 kage dari Kumo, Iwa dan Kiri dari tadi sudah protes pada Temari yang sedang duduk santai di sebuah batu besar.
Temari terlihat tak peduli, ia hanya memegang jam saku-nya, menunjukkan jarum jam kearah delapan.

"warii! aku telat ttebayo!" suara dari kejauhan, membuat semua orang berpaling kearahnya.
"touchan!/papa!"

Naruto menarik napas berulang kali, dia terlihat buru-buru. keringatnya mengalir sehingga Hinata memberikan saputangan padanya.
"arigato"

ternyata Temari menunggu kehadiran Naruto!
pantas saja dia hanya diam sambil menatap jam saku-nya.

Temari menghela napas, iris hijau tajamnya menatap Naruto.
"telat 20 menit! 3 tahun ke depan, aku yang menyeretmu kemari"

"warii, aku akan berhati-hati ttebayo" balas Naruto ikut berbaris di kelompok Dewan.
Temari memutar bola matanya, dia langsung menuju kedepan.

"baiklah, mari kita mulai" Temari mendesah pelan, tubuhnya tegap. terlihat wajahnya mulai serius sambil memandang sekitarnya.
"selamat pagi, aku Sabaku no Temari"

semuanya mendengar dengan seksama, Temari berpidato dengan suara normal tetapi suaranya terdengar jelas di telinga mereka.
"disini aku adalah pemilik Akademi Internasional, mungkin kalian tahu Akademi ini dikenal oleh berbagai desa"

"selamat datang.. pertama-tama aku memberi selamat karena kalian menghabiskan masa muda untuk masuk Akademi.." ujarnya menarik napas perlahan, tangan kanannya terangkat seolah menunjukkan Akademi miliknya.

"apakah kalian ada yang merasa kenapa tempat ini tak seperti ekspektasi kalian?" tanya Temari tersenyum tipis, dia melihat wajah dari masing-masing anak.

"kami pertama akan menjelaskan kenapa kalian dibiarkan berbaris di depan. Hinata.." lanjut Temari melihat Hinata.
Hinata langsung melempar sebuah kunai kearah Akademi.

Grep!!
seketika kunai itu ditangkap oleh ranting pohon, seolah pohon itu hidup dan melempar ke arah Hinata.
syutt!!
Hinata cepat menangkap kunai miliknya, "dengar, ini efek bumerang yang bisa membunuh penyusup!"

"pohonnya hidup?"
"dan itu alasannya desa ini disebut Labirin hidup seperti kata mereka" ujar Darui, "bagus.."

"selanjutnya" ujar Temari, Hinata langsung melempar beberapa buah ke arah Akademi lagi.
syutt!!
sabetan angin dari mana memotong buah itu sampai menjadi butiran kecil.

tak hanya itu, disekitar Akademi mulai menunjukkan berbagai perangkap mematikan tak berujung.
"nah~ apakah paham Boruto?" tanya Hinata tersenyum yang terlihat menggerikan bagi Boruto.

"ahaha.." balas Boruto hanya tertawa kecil, dia mulai berkeringat dingin.
kenapa ibuku menjadi Yamauba yang menggerikan?!!

"untuk memasukinya hanya ada 2 jalur" ujar Temari mengangkat tangannya, menunjukkan tato yang melingkar seperti gelang.

"ini khusus siswa dan Dewan yang bisa memasuki Akademi ini. tato khusus ini tidak bisa hilang sampai lulus. tidak bisa direkayasa oleh siapapun, hanya khusus anggota resminya" jelasnya menurunkan tangan.

Gaara mendekati Temari lalu membuka kotak, ada 5 gelang berwarna perak dengan ukiran asing.
Temari mengambil satu gelang itu, "lalu ini jalur Tamu, hanya ada 5 saja"

itu sudah menunjukkan kalau Akademi ini cukup ketat. jalur Tamu hanya memiliki 5 gelang,
dengan perangkap hidup ini, pasti penyusup akan menyesal masuk.

dia meletakkan kembali pada Gaara, Sakura berbisik pada Temari.
"hm.. ok.."

"kami memiliki aturan tetap sebelum memulai pelajaran. disini ada 3 sesi sebelum resmi, jadi kalian pertahankan ya" lanjut Temari mengangkat tangannya membuat pola handseal dengan cepat.

"nah mari aku berikan tanda pengenal" Temari tersenyum tipis, "tolong jangan ganggu mereka ya para wali"
"hah?"

"astaganaga!"
"aw! panas!"
"ah!"
"apaan nih?!"
"sakit!!!"
suara pekikan kaget dari mereka mulai terdengar.

"Kozuchi!" Oonoki khawatir dengan cucunya yang sedang meringkuk di tanah sambil memegang tangannya.
"eit! tidak boleh~" ujar Kankurou menahan Oonoki.
"apa-apaan?!"

tiba-tiba, tangan kanan dari seluruh siswa merasa panas. pola asing berwarna hitam dari segel itu melingkar seperti gelang.
"aduh.."
"apa ini?!"
"panas sekali!"

"eh? gak sakit lagi?"
"efeknya sementara aja.."
"gimana?"
"gak sakit sih, hanya kaget"

"kukira digigit harimau ttebasa!"
Hinata membantu putranya berdiri, "ok, besok aku bawa kau ke kandang harimau"
"Nooo!!!"

"harus!"
"gak!"
"padahal gak pernah digigit harimau, biarkan jadi kenyataan!"
"Shikadai! tolong!"
"mampus.."

Temari menatap mereka lagi, dia tersenyum tipis.
"mari kita mulai sesi pertama, sesi perkenalan"

.
.
.

inspirasi 'Labirin hidup' di Akademi ini itu diambil dari berbagai anime atau film wuxia.
lalu pola 'Tato' itu hampir seperti pola magic dengan unsur teknologi dan ninja.

.
.
see you next chapter
kasih bintang, komentar dan follow saya
salam Bbplanets

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top