Chapter 25
Disclaimer :
Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto
Summary :
next chapter dari Beauty lady of sixth Kazekage.
Temari membesarkan 8 anak kembarnya dengan baik di Sunagakure selama 5 tahun, setelah itu mereka berpisah karena harus dirawat oleh keluarga suaminya.
Genre : Drama, Romance, Fantasy, Friendship, dll.
Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!
berbeda dengan Canon Anime Boruto.
Bbplanets: Generation International Academy
#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc
See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.
Di Teras Indekos.
Hinata memutarkan rotannya berulang kali, "aku sudah tentukan hukuman untuk kalian!" ujarnya memukul meja dengan rotan sehingga membuat telinga agak sakit.
"esok setelah selasainya pembukaan Akademi.. kalian akan melakukan tugas kebun 3 kali lipat! bahkan kalau ada yang disuruh oleh ibu atau bapak kos, jangan ada yang tolak! titik dan gak pakai koma!" jelas Hinata dengan tegas membuat yang lain kaget.
"ehhh?!" suara dari Boruto yang cukup panjang dan keras.
"apaan eh?!!" tanya Hinata.
"jadi kita akan dijadikan babu?" tanya Kawaki, "sial deh!"
"setidaknya bukan babu-nya Boruto lagi" balas Mitsuki lugas.
"oi!"
"kita jadi babu ibu kos" gumam Shinki pelan, "yah~ gak ada Chouchou.."
"kenapa pikirnya si Chouchou mulu sih?" tanya Araya.
"urusai!"
"oke.. siap siap punggung pegal 2 kali lipat" ujar Shikaru menepuk punggung Shikadai.
"hm.. mau gak mau kan?"
"kita bisa dijemur seperti ikan asin nanti" ujar Shiba, "lebih tepatnya gosong nanti"
"mana mau aku! gak bisa ringan lagi?!!!" tanya Boruto, Hinata langsung menjewer telinga Boruto.
"titik dan gak pakai koma!"
Temari tersenyum tipis, "mungkin kalian sebaiknya tidur, esok kan ada acara. dan kalian harus memiliki stamina lebih untuk menjalani hukuman dari ibu Kos"
"bibi~~" bujuk Boruto dengan suara manisnya, "gak bisakah kita dapat keringanan?"
"ikutin saja ya" balas Temari santai, "hanya tugas berkebun saja kok.. apalagi kalian udah terbiasa kan?"
"tapi aku tak pernah" ujar Shikaru agak cemberut, dia sudah lama hidup santai tanpa berkebun. sebab di Kumogakure, tak ada yang boleh membiarkannya melakukan pekerjaan kasar. semuanya dilakukan oleh bawahan A.
Temari menghela napas, "setidaknya dulu pernah membantu kaachan di Suna kan?"
"uhm.."
"udah! cepat tidur kalian semua! dah malam dan jam 5 kalian harus bangun pagi!" ujar Hinata.
"baik!!" seluruh anak lelaki langsung menuju kamar mereka.
.
.
.
Di ruang perpustakaan yang luas dan sepi. tempat itu ada 3 orang yang duduk di kursi, salah satunya adalah wanita berambut pirang yang sedang mengerjakan beberapa lembar kertas.
"tidak seperti awalnya.. ini lebih baik daripada sebelumnya. setidaknya neesan tetap santai"
"tidak juga Hinata" ujar Temari mengetuk kertas yang beralas meja, "diantara Ibu dan bapak Kos, cuman kau yang mengurus semuanya sementara yang lainnya sibuk dengan urusan masing masing"
"tapi tak perlu melakukan lowongan kerja juga" ujar Hinata, dia merasa kalau dirinya bekerja itu lebih baik. dia menyukai dan nyaman dengan pekerjaannya. lagipula dia juga dibantu anak-anak sebelumnya.
"ne.. bukannya sabtu dan minggu itu urusan anak anak kan? mereka yang mengatur Indekos selagi kita pergi bekerja sebagai shinobi" ujar Sakura.
"kau selalu setiap hari bekerja Sakura" mata hijau tajam milik Temari menatap Sakura.
"aku harap kalian berdua cari orang untuk membantu" ujar Temari, "kalau bisa cari yang yatim piatu, biar lebih mudah mengurusnya"
Hinata dan Sakura merinding mendengar kata 'mengurusnya' dari ucapan Temari. itu berarti jika pembantu itu melakukan kesalahan, lebih mudah untuk diberi hukuman keras tanpa kerabat yang menuntut hak asasi manusia di Indekos.
"kalau yang ada kerabatnya.." gumam Sakura membuat Temari terkekeh.
"kalau ada kerabat? kau harus memberitahu mereka dari awal sebelum masuk bekerja disini. jika ada 1 titik kesalahan fatal demi keuntungan pribadi, bunuh kerabat lainnya sampai 7 generasi" balas Temari menjelaskan.
"seperti dulu kan?"
Hinata dan Sakura tidak menyukai cara Temari yang terlalu keras. tapi mereka berdua tahu alasannya dan tetap tak menerimanya.
Temari benar-benar seorang Tirani yang kejam!
dulunya ada seorang yang mencuri hasil kebun Indekos secara diam diam. awalnya Hinata diam saja dan tak memberitahu Temari.
tak disangka Temari tahu sendiri entah dari mana asalnya. seolah dia mengetahui segalanya dengan jelas.
Temari datang ke Indekos dan memotong tangan pelayan itu dengan pedangnya. Hinata tak kuasa melihat reaksi dan teriakan kesakitan dari pelayan itu. bahkan Sakura pernah membentak Temari karena kebrutalan dan kekejamannya.
Temari hanya membalas santai, "jangan kira aku gak tahu apa yang terjadi di Indekos. kalian menyembunyikan rahasia itu, aku yang membongkarnya. dia sudah menandatangani perjanjian, jadi dia harus menanggungnya!"
setelah pelayan itu dikirim pulang ke rumah keluarganya, Temari memberikan beberapa uang pensiunan dan semacam barang berharga pada pihak pelayan. entah untuk apa sehingga Hinata dan Sakura berpikir kalau Temari merasa bersalah.
tapi..
tak disangka..
sang Kazekage wanita itu menggunakan anbu Root dari Danzo. hanya untuk membunuh seluruh kerabat si pencuri itu secara diam-diam.
sebagai peringatan kalau Temari bukanlah wanita yang murah hati. dia akan menyingkirkan segalanya yang akan mengganggu miliknya.
oleh sebab itulah Hinata tak mau memberi lowongan pekerjaan lagi di Indekos. cukup dirinya seorang yang bekerja keras.
bahkan Hinata menambah peraturan kalau anak-anak Indekos harus wajib bekerja di kebun dan tempat semacamnya.
Dan sekarang?
Temari mau membuka lowongan pekerjaan kembali?
Hinata tidak tahu siapa yang bisa diminta tolong agar menjadi pembantunya. dia melirik ke arah Sakura secara diam diam. tetapi Sakura juga menggelengkan kepalanya menandakan wanita berambut pink ini tidak memiliki solusi.
Bamm!!
Temari memukul meja sehingga membuat mereka berdua kaget.
"sudah puas melamunnya?"
"ah tidak! tidak!" balas Hinata dan Sakura cepat.
"jangan bikin kaget dong!"
"siapa suruh kalian melamun"
"kalau itu yang neesan mau! bagaimana kalau kita cari yang kita kenal baik! seperti Tenten!" ujar Sakura menyarankan sesuatu.
"iya! lebih baik orang yang kita kenal daripada orang lain!" lanjut Hinata ikut setuju.
Temari tersenyum dan memutar pulpen, "itu hal yang bagus.. kali ini, aku akan menuruti permintaan kalian"
tangan kirinya memegang kertas dan membacanya, mata hijau tajamnya melirik 2 wanita itu.
"sebulan sekali, aku akan datang ke Indekos dengan Gaara" ujarnya menutup mata.
"dan aku berharap kalian sudah mencari pembantu secepatnya ya.."
"baik.."
.
.
setelah Hinata dan Sakura pergi ke kamar tidurnya, meninggalkan Temari sendiri di perpustakaan.
Temari merasa sudah tidak ada yang berada di sekitarnya. dia mulai bangkit dari kursi dan berjalan ke arah salah lemari.
Temari menggeluarkan salah satu buku lalu ingin membuka sesuatu tetapi tidak jadi.
"aku tahu kau disana, kenapa malam malam ini kau belum tidur?"
"kaachan.." terlihat anak lelaki yang berada di balik pintu. ia memiliki mata hijau tajam seperti Temari.
itu adalah Shikadai.
"aku gak bisa tidur lagi"
Temari menarik tangannya dan berjalan ke arah Shikadai. dia mengelus kepala Shikadai dengan lembut.
"kau bermimpi buruk? tentang apa?" tanyanya sambil membawa Shikadai duduk.
Temari bingung, dari 8 anak kembarnya ini, cuma Shikadai yang sering memiliki insomnia akut. sangat kontras dengan Shikaku yang suka tidur dan bermalas-malasan.
Shikadai menundukkan kepala, "aku mimpi aneh.."
"hm?" Temari beralih dan menatap serius pada Shikadai.
Shikadai mengangkat kedua tangannya, "aku mimpi.. aku berada di tempat yang penuh darah"
mata hijau tajam milik Temari membulat, dia sangat terkejut mendengar itu.
"a-apa?"
Shikadai menatap Temari, "kaachan.. aku bermimpi diriku saat dewasa dan memegang pedang yang berlumuran darah. itu sangat menakutkan! aku ingin berhenti! tapi.. entah kenapa aku gak bisa mengendalikannya!" jelas Shikadai.
terlihat Temari sedang menyimak dengan serius.
"di genangan air.. aku melihat pantulan wajahku.. aku menangis.. seolah sudah kehilangan hal yang berharga"
Temari mengangguk pelan, "jadi.. apa kau percaya kalau itu mimpi?" tanyanya berhati hati.
Shikadai mengangkat bahunya, "entahlah.. ini mimpi pertama yang cukup buruk"
Temari tersenyum tipis, dia mengelus rambut Shikadai.
"kalau begitu.. kau harus berjaga-jaga dengan hal tersebut"
terlihat dari luar, Temari tetap tenang. tetapi dari dalam Temari agak takut dengan mimpi itu.
setahuku.. ibu pemilik tubuh, memiliki kemampuan membaca masa depan dan masa lalu melalui mimpinya.
tidak!
jangan pada anakku!
kumohon jangan sampai kemampuan itu diwariskan dari generasi ke generasi!
Temari mencoba menghilangkan pemikiran itu jauh jauh.
Shikadai melihat ke arah lemari yang sebelumnya Temari dekati.
"kau penasaran?" tanya Temari menepuk bahu Shikadai, "kau melihat kaachan sedang melakukan sesuatu pada lemari itu kan?"
"apa yang ada dibalik lemari itu?" tanya Shikadai balik.
Temari mendengus napas, dia berjalan dan menekan tombol sisi dinding lemari.
mata hijau tajam Shikadai agak kaget melihat ada ruang rahasia yang bahkan tak diketahui oleh orang dalam.
"Shikadai.."
"ya?"
"tolong jangan beritahu pada orang lain tentang tempat ini ya.." ujar Temari masuk ke dalam ruang rahasia itu sambil memegang senter.
"kaachan akan memberitahukannya sendiri jika waktu yang tepat"
"kenapa?" tanya Shikadai ikut masuk bersama Temari.
Temari tersenyum sambil mengambil sebuah buku, "waktu muda.. kaachan punya saudara angkat"
"saudara angkat? siapa?" tanya Shikadai, dia baru tahu kalau ibunya memiliki saudara angkat.
"apakah paman naruto dan lainnya?"
"yare yare.. mereka kan saudara angkat di dimensi ini" ujar Temari, "di dunia lain.. aku gak tahu kalau dia masih mengingatku.. dia cukup menarik di mataku. mungkin hubungan Grandmaster and disciple"
"jadi.."
"jadi kalau kaachan tak melakukan kesalahan kecil.. mungkin saja kaachan akan menikah dengannya"
"kenapa?" tanya Shikadai, "apa kaachan menyesal menikah dengan ayah-ayah lainnya?"
Temari tertawa kecil, "kaachan tak pernah menyesal menikahi ayah-ayahmu. tidak ada penyesalan dalam hidupku"
"lalu kenapa kaachan akan menikah dengannya jika tidak melakukan kesalahan?"
"kaachan ada membuat aliansi dengannya. dulunya kaachan pikir itu tidak akan berhasil karena 1 kondisi kaachan cukup buruk" jawab Temari tersenyum tipis, "untungnya tidak terjadi. kalau tidak, kalian gak bakal lahir"
Shikadai mengambil dan membaca buku dengan huruf asing sehingga membuat kepalanya agak oleng.
Temari terkekeh, "gak bisa baca ya? tak apa kok.. kau akan belajar"
Shikadai melihat deretan buku di beberapa lemari lainnya, semua bukunya memiliki huruf asing yang tak diketahuinya.
Shikadai duduk di sofa yang empuk, disamping ibunya yang sedang membaca buku dengan leluasa. mata hijau milik Shikadai melirik Temari juga menulis di lembaran kosong.
"kenapa kaachan gak tidur? ini kan udah malam.."
Temari melirik jam di meja dekatnya, dia menghentikan pekerjaannya.
"nah.. ayo tidurlah.." Temari meminta Shikadai berbaring.
kepala Shikadai berada di paha Temari, dia agak rindu dengan kondisi ini.
"kaachan kok memiliki wangi yang sama dengan Yodo?" tanya Shikadai mencium wangi parfum Temari, dia menyukai wangi itu.
Temari mengelus kepala Shikadai, "wangi daun mint?"
"uh.. dia wangi lavender dan tercium manis" jawab Shikadai menutup matanya, "mungkin kaachan dekat dengannya sehingga parfum-nya melekat"
Temari tersenyum, "apa kau menyukainya?"
"..."
tidak perlu diucapkan oleh perkataan, terlihat dari reaksi Shikadai saja membuat Temari paham.
telinga Shikadai agak merah.
"nah.. kaachan akan menceritakan pengalaman kaachan saat masih muda agar kau bisa tidur.. dulu.." ujar Temari menceritakan masa mudanya di dimensi lain sambil mengelus kepala Shikadai.
waktu terus berjalan sehingga Shikadai sudah tertidur pulas dengan tenang.
"ibunya membawa saudara angkat ke tempat kaachan. kira-kira dia masih bocah berusia 5 tahun da-.. eh? udah tidur?"
Temari menggeserkan kepala Shikadai dari tubuhnya lalu menggantikan dengan bantal.
dia membuka sebuah foto wanita berambut perak cerah bermata abu keperakan bersama pria berambut hitam gelap dengan mata biru keunguannya.
"dimana kau sekarang? apa yang terjadi denganmu.. Gin.." gumam Temari agak sedih.
bisa terlihat tulisan dengan huruf Kalista di balik foto.
An WuShang & Gin Cahari Jaya.
(Sister n Lil Bro)
Hope you are safe, Kak..
if you and i get partner.
please make alliance marriage for our Children.
we are still Sister n Brother.
~Gin~
"aku akan menunggu dan mencarimu Gin.. aku janji proyek kita akan berhasil.. awas saja kau lupa dasar bocah.." Temari tersenyum tipis, terlihat matanya agak berkaca-kaca.
"proyek dimana masa depan akan berubah.."
.
.
.
huhu..akhirnya update juga dari sekian banyak kesibukan yang terjadi!
berlanjutnya ke International Academy season 2.
(n.b: menceritakan gimana kehidupan anak Indekos belajar, berpetualangan dan cara bertahan hidup)
nah! pasti ada yang penasaran dengan Gin Cahari Jaya ini!
siapa dia?
Proyek apakah yang dilakukan masa lalu Temari dengan Gin Cahari Jaya ini?
.
see you next chapter
kasih bintang, komen dan follow saya
salam Bbplanets
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top