Chapter 15
Disclaimer :
Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto
Summary :
next chapter dari Beauty lady of sixth Kazekage.
Temari membesarkan 8 anak kembarnya dengan baik di Sunagakure selama 5 tahun, setelah itu mereka berpisah karena harus dirawat oleh keluarga suaminya.
Genre : Drama, Romance, Fantasy, Friendship, dll.
Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!
berbeda dengan Canon Anime Boruto.
Bbplanets: Generation International Academy
#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc
See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.
"karena Yodo adalah penduduk Kaze no kuni" ujar seseorang entah darimana membuat mereka kaget seketika.
seorang pria tua yang berjalan dengan tingkatnya memasuki ruangan tersebut, dengan 2 anbu di sampingnya juga.
"Danzo jiji!"
"maksudnya dia adalah penduduk Kaze no kuni?" tanya Shikadai, dia langsung mendekati Yodo.
"apa kau ada masalah sehingga kau ada disini?"
"Shikadai, kau tahu politik bukan? gadis itu seharusnya tidak boleh berada disini, dia itu milik Kaze no kuni" ujar Danzo membuat Shikadai mengangguk pelan.
"dan kau juga Okami, kau hampir membuat kesalahan agak besar, bagi Temari, penduduk Kaze no kuni yang berada di luar Sunagakure, itu tidak boleh kabur seenaknya di wilayah lain" ujar Danzo menjelaskan dengan tenang, "apa kau tidak tahu itu?"
"aku tahu itu! aku hanya tidak tahu kalau Yodo adalah penduduk Kaze no kuni! sungguh, aku tidak tahu! kukira gadis itu dijual oleh orangtuanya!" balas Okami bersujud.
"kau dijual orangtuamu Yodo?" tanya Chouchou membuat Yodo menggeleng pelan.
"mereka bukan orangtuaku.. ayah dan ibuku sudah mati di Kaze no kuni" jawabnya agak takut.
"berarti kau sudah ditipu" ujar Shikadai menunjuk Okami, "Daimiyo Kaze no kuni sudah membuat undang-undang baru, siapapun penduduk wilayah Kaze no kuni, tidak boleh sembarangan tinggal di luar negaranya" lanjutnya sambil menjelaskan.
Shikadai mengatakan fakta, selama dia belajar dalam politik, hanya pemerintahan Kaze no kuni yang terdengar ketat baginya. lagipula Daimiyo Kaze no kuni adalah Sabaku no Kankurou, pamannya sendiri.
Okami mengutuk pasangan suami istri yang sudah menipunya itu.
Shikadai menghela napas, "berapa biayanya, aku akan membayar harga yang kau berikan pada orangtua palsunya, untuk kebebasannya"
Yodo menatap Shikadai, dia tak percaya kalau Shikadai akan membebaskannya dari tempat ini.
"aku paling tidak suka kalau gadis kecil disiksa disini, lebih baik aku berlutut mengaku salah pada kaachan karena menghabiskan uang daripada melihat dia disiksa wanita tua itu" lanjutnya mengeluarkan dompetnya, dia menggeluarkan kartu hitam.
Boruto dan Sarada terkekeh kecil, "eit! Shikadai, sekalian wanita yang bernama Ami itu, aku sudah lihat perilakunya, dia baik pada Yodo ttebasa" ujar Boruto.
"apakah anda yang berada di atap itu?" tanya Yodo menatap Boruto dan Sarada.
mendengar ucapan Yodo membuat Boruto dan Sarada agak kaget.
"keh, ketahuan juga" ujar Sarada, dia tersenyum tipis, "Shikadai ingin menyelamatkanmu tapi tidak tahu lokasimu, jadi kami yang membantunya"
"Okami, sebutkan harga, jangan bertele-tele sekarang" ujar Danzo, Okami langsung menulis dengan cepat dan memberikan pada Shikadai.
Shikadai menarik napas panjang, dia melirik Yodo, "Danzo jiji, aku akan ke Suna bersamanya agar aku bisa menjelaskan pada kaachan" dia membayar itu dengan kartunya.
"tidak.. kau tidak boleh pergi, biar anbu-ku mengantarnya pada 2 hari kedepan" balas Danzo, "soal uang itu, biar Tori yang menceritakan pada Temari, kau fokus dengan akademi terlebih dahulu"
"wakatta.." balas Shikadai menundukkan kepalanya, dia tidak mau melawan lebih lanjut, dia menghormati Danzo yang sudah berperan sebagai kakek saat mereka masih kecil.
walau penampilan dan masa lalu Danzo terlihat jahat, tetapi kakek tua itu berusaha bertindak baik pada mereka.
Yodo terharu, dia bebas dari Okiya, tunggu.. apakah dia adalah Danna-ku? tidak.. mungkin ini pembebasanku.. kumohon Yodo.. jangan berpikiran seperti itu!
"kau bebas sekarang, ayo Yodo! sebelum kau pergi ke Sunagakure, kau harus makan banyak dan berpakaian sopan!" ujar Sarada, dia mengelus luka di kulit Yodo, "luka ini.. jangan sampai bibi Temari marah besar.."
"ayo! kami bawa kau ke penginapan kami!"
"disana lebih banyak makanan enak!"
"dan obat yang bagus!"
Inojin memandang Yodo yang dibawa pergi oleh Sarada dan Chouchou lalu memandang ke Shikadai yang berbicara pada Danzo.
"hei Boruto.. kenapa aku rasa niisan dan gadis itu cocok di masa depan.." bisiknya pada Boruto.
"niisan susah membuka hatinya pada wanita seusianya, sangat susah.. tapi gadis itu.."
"tipe Shikadai itu rambut pirang! rambut pirang ttebasa!" ujar Boruto santai.
"bukan itu bego!!!" Shikadai melempar sandal tersebut ke kepala Boruto.
Inojin tertawa kecil, "souka.. rambut pirang ya.. tipe yang mirip dengan kaachan"
"kau juga sama!! jangan ikut kebodohan Boruto, Inojin!"
"iya.. iya.. aku tahu niisan~"
.
.
.
"arigato Yodo! akhirnya aku bisa bebas karenamu!" Ami memeluk Yodo dengan erat, dia menangis kecil karena sudah terbebas dari cengkeraman Okiya.
"y-ya.." balas Yodo memeluk Ami dengan erat, "kali ini panggil aku neechan saja! aku sungguh senang! kali ini aku akan melindungimu!" ujar Ami tersenyum tulus.
"haì.. neechan.."
Usagi muncul tiba-tiba, "kalian akan dibawa ke Sunagakure disaat kereta datang, tinggal disini bisa membuat kalian kembali kesana lagi" ujarnya memberikan perlengkapan mandi, pakaian, handuk, dan berbagai lainnya.
Ami dan Yodo mengangguk pelan, "jangan khawatir, Temari-sama itu kejam pada musuhnya, walau kau penduduk Hi no kuni, kau akan berpindah negara dan menjadi warga Sunagakure"
"a-apa Temari-sama yang memerintahkan oneesan mencariku?" tanya Yodo membuka suara.
"ya, Temari-sama yang memerintahkan kami untuk mencari kamu, tapi anak-anak itu tidak tahu karena Danzo-sama memalsukan menjadi liburan kecil"
"dan sepertinya Shikadai-sama menyukaimu.." lanjutnya membuat wajah Yodo memerah tomat, Usagi memberikan sebotol obat kulit, "ini untukmu.. Shikadai-sama memberikan agar kondisi tubuhmu tetap baik"
"a-apa-apakah aku.. bisa bi-cara padanya?" tanya Yodo ragu, "aku.. in-ingin berterimakasih padanya.."
"mungkin nanti.." balas Usagi langsung menghilang, "Shikadai-sama sedang bersama adiknya.."
setelah Usagi pergi, Ami menepuk bahu Yodo, "ara.. ara.. Yodo.. selamat ya! aku senang jika kau disukai oleh Oji-sama itu! kau itu cantik, pasti dia menyukaimu!"
Yodo menutup wajahnya, dia tidak ingin digoda oleh Ami, tidak mungkin wanita sepertiku disukai oleh pangeran itu..
di kamar lain, Shikadai yang tertidur di futon dengan Chouchou menyanyikan lagi tidur untuknya.
"niisan pasti lelah.." ujar Chouchou prihatin, Inojin tersenyum tipis.
"pasti sulit untuknya.. gadis bernama Yodo itu yang sama sekali tak berdosa tersiksa di depan mata niisan.." ujar Inojin tenang, "niisan terlalu stress nantinya.."
"tidak, niisan tidak boleh stress dulu... kita kan pewaris Ino-Shika-Chou sekarang, harus berbagi rasa sakit itu"
"ya.. asal si wanita pelacur itu tak berbuat masalah" balas Inojin mendengus kecil, "aku tak suka dia ikut campur dalam kehidupan pribadi kami"
Chouchou terdiam, sorot mata hijaunya tetap tenang saja, "niisan.. apa mau kita provokasi dia?"
"jangan, kaachan sudah minta jangan mengadu domba, nanti makin rumit jadinya, dan aku tak mau itu terjadi, bikin nambah stress" Inojin mengelus leher belakangnya, "aku tidak mau kekuatan ini menambah kegilaanku"
Chouchou terkekeh kecil, dia langsung berbaring di futon-nya dengan santai.
"ayo niisan.. saatnya tidur.."
Inojin menuju ke futon miliknya, "oyasumi Chouchou.."
"ya.. oyasumi niisan.."
.
.
.
di pukul 04.35.
mata biru keunguan Yodo terbuka lebar, dia mendengar suara alat musik petik dengan sangat jelas. indra pendengarnya sangat kuat walaupun dengan jarak yang jauh.
dia melihat Ami yang masih tertidur pulas di futon, Yodo langsung bangkit dari futon dan menyusunnya dengan rapi.
suara itu.. terasa sedih..
Yodo berjalan keluar, mencoba mencari sumbernya suara alat musik tersebut.
walaupun di sekelilingnya agak gelap, dia tetap berjalan mengikuti suara yang menurutnya sedih.
matanya mulai merasakan cahaya lilin, suara alat musik itu terdengar jelas, dia bisa melihat haori berwarna hijau yang dipakai oleh sosok tersebut.
"siapa disana?" suara itu sangat dikenal olehnya dengan jelas.
anak lelaki yang menyelamatkan dirinya dari Okiya, dia yang membuat Yodo mulai merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama, dia yang membuatnya tidak bisa berhenti memikirkannya.
"a-ano.. go-gomenasai.." ujar Yodo langsung keluar dari tempat persembunyiannya, cahaya lilin itu agak tergeser, Shikadai berbalik badannya.
"oh kamu.. kenapa kau belum tidur?" tanya Shikadai, "apa kau biasa bangun untuk membersihkan Okiya?"
Yodo langsung kaget mendengar itu, "iie.. aku terbangun tadi.. apakah.. anda tidak tidur?" balas Yodo sambil bertanya, dia agak gugup melihat Shikadai.
"aku tidak bisa tidur" ujar Shikadai duduk kembali, memulai fokus pada sesuatu.
"apa.. apakah anda yang memainkan alat musik tadi?" tanya Yodo penasaran, dia bisa melihat Shikadai terdiam sejenak.
"kau mendengarnya? astaga.. padahal suaranya sudah kuatur agar tidak menganggu orang lain, lagipula jaraknya agak jauh dari kamar" ujar Shikadai berbalik, dia tersenyum tipis membuat Yodo merona tomat.
"ayo duduk.. tidak mungkin kau berdiri saja disitu" ajak Shikadai menepuk lantai yang terbuat dari kayu tersebut.
"eh?!" Yodo agak panik, pikirannya tidak menentu, diantara menuruti permintaan Shikadai atau menolaknya.
"apa yang kau pikirkan?" tanya Shikadai, Yodo menggeleng malu, "tidak apa.."
dia menurut untuk duduk disamping Shikadai, sesekali menatap wajah Shikadai yang menurutnya tampan.
"ini Koto?" tanya Yodo mengalihkan wajah ke arah alat musik yang sedang dipetik oleh Shikadai.
"tidak ini guzheng" jawab Shikadai menarik satu senar.
"guzheng?" heran Yodo, dia baru mendengar alat musik tersebut, "aku tidak mengerti, Koto dan Guzheng.. apa perbedaannya?"
"hm.. aku juga tidak tahu, kaachan itu yang menamakannya"
Yodo melihat wajah Shikadai yang agak murung sambil memainkan Guzheng.
"Oji-sama.. a-"
"daijobu.. kau panggil aku dengan nama, aku kurang suka ada yang memanggilku Oji-sama" ujar Shikadai memotong pembicaraan.
"a-a-aku harus panggil.. anda apa?" tanya Yodo, Shikadai terdiam.
"Shikadai boleh, terserah kau saja, asalkan jangan pakai embel embel 'Oji-sama' i-"
"Dai.." ucapan Yodo membuat Shikadai terdiam sejenak, "ba-bagaimana kalau aku panggil Dai?"
Shikadai tersenyum tipis, "itu juga boleh.. jujur saja, itu cukup unik"
wajah Yodo memerah lagi, "iya.. Dai-kun.." dia diam-diam mengalihkan wajahnya, mencoba menutupi wajah merah dan panasnya ini.
"Dai-kun.. arigato sudah membebaskanku.."
"aku tidak ingin kau terluka.. dan kau tadi agak kurus.. aku tidak menyangka saja.." ujar Shikadai, "apa kau sudah mengoleskan obat dariku di lukamu?" tanyanya, Yodo mengangguk tipis.
"apa Dai-kun.. yang membuat obat itu?" tanya Yodo menatap Shikadai, "aku membuatnya bersama ayahku di Konoha, dan aku tidak memerlukannya sehingga aku berikan padamu"
Shikadai memang tidak memerlukan obat luka tersebut, karena dia tahu dengan kondisi tubuhnya. disaat dia terluka, luka itu langsung menutup dengan cepat, Regenerasi tubuh mereka lebih kuat, itulah mengapa dia tidak memerlukan obat.
Shikaku selalu memaksa mereka membawa obat-obatan, walaupun tahu regenerasi tubuh anak-anak tersebut.
"di Suna, kau pasti bertemu ibuku, kedua pamanku, 2 bibiku, sepupuku, dan warga Suna, mereka disana baik kok" ujar Shikadai, "disana kau bisa hidup nyaman"
apakah aku bisa melihatmu lagi Dai-kun?
"kenapa suara Guzheng yang Dai-kun mainkan agak sedih?" tanya Yodo.
"apa maksudmu?" tanya Shikadai, Yodo menarik salah satu senar.
"Dai-kun selalu menarik senar dengan nada rendah.. itu yang membuat suaranya agak sedih.." balas Yodo melepaskannya.
"apa kau bisa bermain Guzheng? lagu yang aku mainkan ini berbeda dengan Koto"
"a-aku bisa main Koto.. walaupun tak semahir yang lain di Okiya.." ujar Yodo, "oka- eh! Okami pernah memainkan Koto untuk pria yang mabuk.. agar tertidur.."
"tertidur? semacam lagu pengantar tidur?"
"i-iya.."
"kalau begitu, mainkan, aku ingin melanjutkan tidurku lagi.." Shikadai mencari bantal tetapi tidak ditemukan, dia menemukan sesuatu yang empuk, tidak tahu benda apa itu asalkan dia bisa bersandar tidur.
"sudahlah.."
"eh?? Dai-kun.. apa yang kau lakukan?!" kaget Yodo mencicit kecil, Shikadai tidur di pahanya, malu 100%.
"suman" Shikadai beralih tidur di lantai kayu, "aku kira itu bantal"
Yodo menutup wajahnya, dia memainkan Guzheng dengan agak bergetar, masih malu sih.
Shikadai menutup matanya, dia sulit tidur karena tidak memiliki sesuatu yang empuk di kepalanya.
"Dai-kun.." Yodo menarik Shikadai, membuat kepalanya tertidur di pahanya.
"oi.. Yodo.. apa.."
"Daijobu.. asalkan Dai-kun bisa tidur.." ujar Yodo, Shikadai awalnya ingin menolak tapi dengan suara musik Guzheng dan paha Yodo yang menurutnya agak empuk, membuatnya tertidur pulas.
"kau wangi.." wajah Shikadai berbalik di perutnya, Yodo menahan kegugupan miliknya, dia bisa merasakan napas Shikadai berhembus.
perlahan dia juga ketiduran karena sudah terlalu panas.
.
.
.
pagi harinya, pukul 6.30.
"niisan mana ya?" tanya Chouchou mencari Shikadai, "padahal ini waktunya makan"
"iya juga, tadi niisan tidak ada disini" ujar Inojin memakan sup misonya.
"hei, Inojin.. Chouchou.." panggil Sarada dan Boruto, "ada hal yang mengejutkan!"
"apa itu?" tanya Inojin penasaran, mereka berdua mengajak Inojin dan Chouchou mengikuti ke halaman belakang.
"woah.." cicit Chouchou agak merona, "ini mengejutkan.."
"memang bukan?" ujar Sarada terkekeh kecil.
Shikadai yang tertidur santai di paha Yodo, sementara Yodo bersandar di dinding dengan tangannya menyentuh kepala Shikadai.
"biarkan saja" ujar Inojin menarik 3 orang itu ke ruangan mereka kembali.
"apa? kenapa begitu ttebasa?" tanya Boruto agak kecewa, "kita bisa menggodanya kan?"
"biarkan saja mereka memadukan kasih sayang disana, itu terserah mereka berdua" balas Inojin tersenyum.
"kita akan menggoda niisan nanti, apa kau sudah memotret mereka berdua?" tanya Inojin lagi, Sarada menggeluarkan kameranya.
"sudah beres.. santai saja.."
"ini akan menjadi ide tergila" ujar Chouchou terkekeh kecil, "niisan sudah punya pacar"
"hehe.. kalian ini adik yang jahat juga ttebasa" kekeh Boruto.
"jahat dengan artian lain Boruto, anggap saja ini licik" ujar Chouchou dengan sorot mata hijaunya yang jahil.
"kalian ini Alpha atau Sigma sih?" tanya Sarada tersenyum lebar.
"apapun jadi, Alpha memiliki sifat semuanya Sarada-chan~" Inojin tersenyum santai.
"jangan goda istriku ttebasa!" bisik Boruto memandang Inojin dengan sinis, wajah Sarada agak merona mendengar Boruto seenaknya klaim dirinya.
"bodoh, aku suka adik perempuanmu, bukan istrimu yang bar-bar" balas Inojin.
"Sarada yang ini lebih cantik walau bar-bar!"
"oi, kalian mau disana saja?" tanya Chouchou kembali membawa roti, "mungkin aku mau membawakan sarapan untuk Shikadai nii dan pacarnya hehe"
.
.
.
Shikayodo Time!!! UwU
see you next chapter
kasih bintang, komentar dan follow saya.
salam Bbplanets
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top