Chapter 13

Disclaimer :

Naruto/Boruto Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto

Summary :
next chapter dari Beauty lady of sixth Kazekage.
Temari membesarkan 8 anak kembarnya dengan baik di Sunagakure selama 5 tahun, setelah itu mereka berpisah karena harus dirawat oleh keluarga suaminya.

Genre : Drama, Romance, Fantasy, Friendship, dll.

Warning :Typo, Gaje, Abal-abal, ide pasaran, OOC, OC, Alur acak-acakan, Adult Theme, Newbie, Penuh kekurangan. ada bahasa kasar jadi mohon dimaafkan!
berbeda dengan Canon Anime Boruto.

Bbplanets: Generation International Academy

#Kalau dirasa tidak menarik, silahkan tekan tombol back (no problem!)
Don't like? Don't read
.
Don't Copy Paste!
.
No bullying and bashing
.
Happy reading!
.
Enjoy!
.
Warning! Typo ooc etc

See you next chapter
Bbplanets!
.
.
.

Desa perbatasan Hi no kuni.
"wah! tempat yang menarik ttebasa!" ujar Boruto berlarian bersama Sarada.
"kelihatannya itu ada wahana baru!" ujar Sarada menunjuk suatu tempat.
"ayo pergi!"
"oke!"

"Boruto-sama! Sarada-sama! jangan jauh jauh perginya! ya ampun.. mereka ini" panik wanita anbu Root bertopeng kelinci.
"kelihatannya Yakisoba disini enak" ujar Chouchou sudah berdiri sambil melihat toko Yakisoba.

"apa Chouchou suka?" tanya Shikadai, dia melirik anbu Root bertopeng burung.
"Tori-san, kami izin kesana sebentar"
"Tori-san bisa menunggu bukan?" tanya Inojin.

"ya, aku akan mengawasi kalian disini, mungkin Usagi sedang mengawasi Boruto-sama dan Sarada-sama" jawab anbu Root bercode Tori. dia lega kalau yang diawasi yang memiliki sikap tenang.

"Hime-sama, biar aku yang membawa barang itu" ujar Tori mengambil tas Chouchou.
"oke! ayo niisan! kita makan sepuasnya!"
"maa ii ya(terserah deh)"

dimana Danzo yang seharusnya mengajak mereka? dia sedang duduk di penginapan. salah satu anbu Root bertopeng kucing datang.
"ada yang kau tahu tentang desa ini Nekomata(code name anbu)?"

"di desa ini sudah menganut tradisi turun menurun, anak perempuan yang tidak diinginkan di sebuah keluarga akan dijual sebagai Geisha atau pelacur" jawab Nekomata.

Danzo menghela napas, "mereka tidak bersyukur, kita memang tidak boleh meremehkan tradisi. tapi menjual anak itu dibolehkan dalam kondisi damai ini?" dia meminum teh hijaunya.

"selain itu, ada kabarnya desa ini menyewa shinobi dari luar untuk menculik anak gadis, entah dari desa mana itu" lanjut Nekomata tenang, "soal penculikan gadis dari Kaze no kuni yang dibicarakan Temari-sama, mungkin itu benar"

Danzo membanting meja, "ternyata Temari benar,pantas saja dia meminta pihak Konoha, dia bertanggung jawab pada nyawa penduduk di luar desanya"

"oh ya, bagaimana dengan anak-anak, seharusnya mereka sudah tiba di penginapan?" tanya Danzo.
"Usagi dan Tori sudah mengawasi mereka" jawab Nekomata.

"kalau Shikadai, aku bisa mempercayainya menjaga mereka, tapi jaga Chouchou dan Sarada, mereka itu wanita, bisa saja ada penculikan, awasi mereka"
"baik!" anbu Nekomata langsung menghilang dari tempatnya.

.
.
.

Toko Yakisoba.
"cukup, aku dah kenyang" ujar Shikadai bangkit, dia ingin pergi membayar tagihan. setelah membayar, dia meminta izin pada 2 adiknya untuk menghirup udara segar.
"aku di luar dulu ya, kalian makan sana"
"oke!

Shikadai bisa melihat Tori yang sedang pergi ke suatu tempat, "aneh.. kenapa Tori-san bertingkah seolah ini misi serius"

"cepat Yodo!! kau tidak boleh berlama-lama disini!" bentak wanita tua berkimono hitam pada gadis kecil berambut pirang sepunggung.
"ba-baik!" gadis kecil itu membawa banyak barang dengan langkah gontai.

Shikadai agak tertegun dari kejauhan, "gila, bagaimana bisa gadis itu membawa barang sebanyak itu?" mata hijaunya memandang tajam kearah wanita tua itu.
"barang bawaannya sedikit, nenek sialan!"

Yodo, nama gadis kecil berambut pirang sepunggung itu, dia memakai yutaka berwarna putih agak kusam. dia membawa banyak barang yang dipesan khusus untuk Okami(pemilik Okiya) dan para Maiko lainnya.

kepalanya agak pusing, wanita tua itu adalah pengurus Okiya yang suka memerintah. apalagi dia tidak diberi makan dan minum satupun.

kakinya terkilir, dia langsung jatuh bersama barang berharga yang sudah dipesan.
"ah.."
"daijoubu ka?" tanya Shikadai yang menghentikannya jatuh dari tanah.

mata biru keunguan Yodo menatap Shikadai, "syukurlah kalau kau tidak apa.." ujar Shikadai menyentuh tangan Yodo. dia agak kaget dengan kurusnya tangan gadis yang disentuhnya ini.
apa ini? dia sangat kurus?!!

"Yodo!!!" teriak wanita tua itu dengan wajah marahnya. Yodo langsung panik dan melepaskan diri dari Shikadai. dia langsung menundukkan kepala meminta maaf berulang kali.
"go-gomen.. hontou ni.. gomenasai.."

"maaf? hanya kata maaf? ini barang mahal! bagaimana jika Okami tahu hal itu!" bentaknya menampar pipi Yodo.
Plakk!!
"am-ampun.."
"tidak ada ampun buatmu!!"
"Okami sudah baik hati membelimu, kau harus membalasnya dengan tubuhmu!"

Shikadai melihat itu menjadi kesal, dia menutup matanya perlahan, mendengar suara tamparan keras tersebut.
matanya terbuka lebar, tangan kanannya menahan tangan wanita tua itu.

"oi nenek tua.." suaranya agak berat, mata hijaunya agak lebih terang.
"apa sudah cukup kau menampar gadis kecil?" lanjutnya memandang tajam sambil menghancurkan lengannya dengan chakranya.

"Ahh.. dia itu budak! kau tidak punya hak sama sekali!" balas wanita tua itu mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Shikadai.
Shikadai mendorong wanita tua itu jauh-jauh.
"k-kau mau membunuh nenek tua yang lemah ini?!!"

"lemah? nenek tua menyedihkan sepertimu lebih cocok hidup di penjara.. hm.. tidak.." Shikadai mengepalkan tinjunya, "lebih cocok kalau kau mati saja.."
aura Shikadai sangat kuat sehingga tidak ada yang berani mendekati atau menolong wanita tua itu.
"hiiihhh!!!!"
"tolong! ada anak gila!"

"Shikadai-sama!" panik Tori tidak berani mendekat, pihak Root sudah diberitahu kekuatan tingkatan status tersebut. aura killing intens milik Shikadai hampir mirip dengan ibunya, Sabaku no Temari.

begitu gelap..
begitu menakutkan..
membuat mereka ingin rasanya mati tapi tidak bisa..
serasa penyiksaan mental..

"Shikadai! woah, lebih baik jangan dekat ttebasa!" ujar Boruto baru sampai disana, Sarada agak menggigil dan agak pucat.
"ini gila, padahal aku Alpha, kenapa rasanya aku bisa dibunuh jika aku ikut campur" ujar Sarada berlindung di belakang Boruto.

"ano.." Shikadai merasa ada yang menarik jaket hijaunya, dia melirik Yodo yang tersenyum tipis.
"aku baik-baik saja.. to-tolong lepaskan dia.. aku mohon.." ujar Yodo membujuknya dengan lembut, sehingga Shikadai langsung menurunkan tangannya.

"ck! jika aku melihatmu lagi, siap saja kau!" Shikadai menendang dan menghancurkan barang-barang yang ada di tanah.
"ah.. i-ini.. i-i-ini.." panik Yodo ingin menyelamatkan barang yang dihancurkan Shikadai.

"aku yang merusaknya sampai hancur! jadi bawa pengawal busukmu kemari!" ujar Shikadai menahan tangan Yodo agar gadis kecil itu tidak terluka.
"anak gila!! Yodo!! ayo pulang!!" wanita tua itu melangkah pergi, Yodo mengikutinya. sebelum pergi jauh, dia menatap Shikadai.

"Shikadai-sama! apa kau baik-baik saja?" tanya Usagi dan Tori panik, mereka mendekati Shikadai.
"suman, suasana hatiku lagi gak bagus" Shikadai agak kesal, dia menyentuh leher belakangnya.

Chouchou menghampiri Shikadai, "niisan.. apa kau baik-baik saja? kekuatan tadi.."
Shikadai tersenyum tipis, dia mengelus rambut coklat kemerahan Chouchou.
"aku oke.. entah kenapa aku agak tenang dan tidak menggila seperti dulu" jawabnya santai.

"ayo, kita ke penginapan, Danzo jiji pasti menunggu kita" ajak Inojin.
"Boruto.." mata Sarada menatap mata biru Boruto, dia tersenyum agak jahil.
"Sarada.." balas Boruto agak terkekeh, dia menarik tangan anbu Usagi.

"ada lagi yang kalian butuhkan Boruto-sama.. Sarada-sama?" tanya Usagi sudah tahu dengan tarikan ini, mungkin mau pergi ke tempat lain, dengan pengawasannya.

"kita harus mau mengikuti gadis itu ttebasa!" bisik Boruto, "Shikadai jarang bersama gadis selain 3 adik perempuannya, aku, Himawari dan juga Sumire. mungkin akan ada gadis tambahan!" ujar Sarada melanjutnya.

Usagi mengangguk, "Shikadai-sama memang jarang dekat dengan gadis seusianya selain kalian. ne.. aku agak setuju dengan itu" dia sudah menjaga anak-anak dari Naruhina, Sasusaku, dan anak Temari jika di Hi no kuni.

"kalau begitu ayo! ini pasti menarik ttebasa!" ajak Boruto.

.
.
.

Di Dapur Okiya.
setelah menerima cacian dan bentakan dari Okami, Yodo mendapat banyak hukuman seperti mencuci piring, setelah itu harus mengerjakan yang lain lagi.

wajah Yodo agak merona mengingat Shikadai yang menyentuh pinggangnya untuk menolongnya agar tidak terjatuh.
"Yodo!! jangan melamun!!" ujar sang Maiko membuat Yodo langsung sadar.

"go-gomenasai.." balas Yodo mencuci piring kembali, "huh! jangan kira kau bisa selamat dari wanita tua itu, kenapa kau tidak memilih menjadi Geisha saja?"

"gomenasai.. a-aku tidak mau.. a-aku takut.." jawab Yodo menundukkan kepala, Maiko itu menghela napas.
"aku dulu juga takut, tapi mau bagaimana? aku dijual oleh orangtua sialanku! aku menyesal, seharusnya aku ikut pergi bersama pamanku di Konoha!"

"A-A-mi-san.." gagap Yodo membuat Maiko bernama Ami itu menghela napas.
"sudahlah! kalau kau mau selamat, ayo! jadi Geisha saja! jangan pelayan! bisa-bisa kau disiksa lagi!"

"ari-gato sudah mengkhawatirkan saya.." ujar Yodo tersenyum tipis pada Maiko berusia 20 tahun itu.
"aku gak mau kau macam aku! dulu aku disiksa oleh wanita tua itu sampai aku memilih menjadi Geisha! menemani pria dengan musik"

Yodo menangis kecil. di tempat ini, hanyalah Ami yang mengobrol panjang padanya, mungkin karena ucapan dan tingkah lakunya yang agak kasar sehingga dia tidak dibeli oleh Danna.

di atap.
Boruto, Sarada dan Usagi ada diatas untuk menguping. mereka bisa mendengar dengan baik.
"seperti Kawaki.." bisik Boruto agak kesal, dia menatap anbu Usagi.
Sarada terdiam, mata Sharingannya bisa melihat luka yang ada di tangan kurus Yodo.

"ayo kita bicarakan pada Danzo jiji ttebasa, kalau mau kita bantai tempat ini" bisik Boruto lagi, Sarada menahan tangan Boruto.
"tidak.. ini bukan salah tempat ini.." bisik Sarada, "kau dengar sendiri dari Maiko bernama Ami itu? dia berkata kalau dia dijual oleh orangtuanya.."

anbu Usagi menghela napas, "inilah ketakutan Temari-sama, perdagangan manusia. desa ini masih memiliki tradisi kuno menjual anak" ujarnya.
"zaman damai ini memang aneh"

"aku benci tradisi dan adat" ujar Sarada mengembungkan pipinya.
"kalau tradisi dalam ninja sih gak masalah. tapi kalau tradisi ini mah.. aku jengkel"

"bibi Temari aja gak peduli dengan tradisi. bagi bibi itu adat, tradisi dan peraturan itu Lol, lebih tepatnya bodo amat. aneh memang ttebasa" ujar Boruto terkekeh kecil.

"makanya kalau sama bibi Temari itu gak kaku pada siapapun, sikap santai dan no basa-basi itu bagus, lebih baik lugas aja" ujar Sarada tersenyum menyeringai dengan santai.

Usagi melihat Boruto dan Sarada berinteraksi, kalau bukan Temari-sama yang memaksa mengatur tempat tinggal di Indekos, Sarada-sama akan bersikap seperti Uchiha Sasuke..

"hehe.."

"siapa disana?" tanya Yodo membuat mereka kaget. sehingga mereka harus lari dari tempat tersebut.
"kok bisa ketahuan sih?!!" bisik Sarada lari.
"ya, aku juga gak tahu!"

.
.
.

see you next chapter

kasih bintang, komentar dan follow saya.

salam Bbplanets

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top