Gazzel❤

Kulangkahkan kakiku dengan segera. Tak kusangka akhirnya hari ini tiba. Aku memasuki sebuah ruangan yang ukurannya bahkan lima kali lipat dengan kamar tidurku. Dekorasi yang didominasi oleh warna hitam dan gold. Sungguh, pilihan warna yang elegan, sama sepertinya.

Aku, Grineda Tsavilya, sudah memutuskan untuk menetapkan hari ini menjadi hari terspesial sepanjang kuhidup di dunia ini. Sandeno Gazzel. Sebuah nama yang selalu mampu membuatku tak mau mengedipkan mata, tak mampu berkata-kata, bahkan saliva ini tak sanggup kuteguk tiap kali melihat dirinya. Itu pun jika aku hanya melihatnya dari televisi, bagaimana jika aku bertemu dengannya langsung? Memandangi bola mata berwarna cokelat miliknya. Bertatapan dengan orang yang selalu berhasil membuatku ingin pingsan di hadapannya dan berharap mendapatkan true love kiss darinya layaknya kisah putri yang selalu kudengar sejak kecil.

Tidak begitu ramai. Ya, itu kesan pertama yang kulihat setelah mataku menyapu seluruh sudut ruangan ini. Mungkin karena memang acaranya baru akan dimulai tiga jam kemudian. Aku sengaja datang lebih cepat supaya bisa bertemu dengan Gazzel lebih cepat pula.

Seketika aku menjadi pusat perhatian setiap orang yang ada di sana. Bukan hanya dianggap sebagai orang aneh karena berjalan sendirian dan pelanga-pelongo melihat keindahan dekorasi ruangan, tetapi juga karena pakaian yang sedang kukenakan. Kemeja putih dan rok abu-abu. Ya, tepat sekali, aku meninggalkan pelajaran Pak Gusti demi bertemu dengan si ganteng, Gazzel.

Mataku terus memandang ke depan sambil mencari-cari tempat dimana aku bisa mengganti pakaianku ini dengan kostum yang lebih layak untuk bertemu sang pencuri hati. Akhirnya, aku memasuki ruangan dengan papan bertuliskan "Do not disturb!" di pintunya. Bukan penasaran dengan isinya, namun hanya ruangan ini saja yang terbuka. Kuputuskan untuk berganti pakaian di dalam ruangan yang entah ada siapa atau ada apa di dalamnya.

Banyak baju-baju indah di ruangan ini. Dari situ pun aku tahu bahwa ini adalah ruang ganti. Bukan. Lebih tepatnya, ruang kostum. Dengan segera dan sebelum ada orang yang melihat dan mengusirku, kukeluarkan baju sabrina lengan panjang berwarna cokelat dan short pants bermodelkan ikat tali bak mode kekinian.

Dengan perlahan, aku membuka tirai ruang ganti baju dan mengamati keadaan sekitar seusai berganti pakaian. Tanpa disangka, seorang lelaki berpostur tubuh tinggi dan berambut cokelat tua muncul di hadapanku. Mengamatiku dengan tatapan aneh. Mungkin saja yang ada di pikirannya saat itu adalah bagaimana bisa bidadari cantik yang biasanya berasa di khayangan ini turun dan muncul di hadapannya?

Tunggu, tunggu. Semua ciri fisik yang ada di dirinya sangat kukenali. Gazzel? Iya, dia Gazzel. Lelaki pencuri hatiku kini ada di hadapanku tanpa direncanakan dan tanpa disengaja. Rasanya kuingin berteriak tapi itu tak mungkin karena hanya akan membuat kehebohan. Selain itu, aku bisa diusir oleh satpam karena telah memancing keributan. Eh, bukan. Aku bukan orang yang suka memancing keributan melainkan suka memancing hati Abang Gazzel.

Aku memutuskan untuk menunduk dan menutup wajahku. Sungguh, aku bukanlah orang yang kuat iman jika melihat lelaki setampan Gazzel. Setelah saling diam begitu lama, tangannya menjauhkan tanganku dari wajahku. Hati kecilku berteriak kegirangan karena tangan ini pernah dipegang oleh Gazzel. Diam-diam, aku mengelus tangan ini tanpa henti. Jadi gini rasanya tuan putri bertemu dengan pangerannya?

❤❤❤

Setengah jam berlalu, aula gedung yang sebelumnya sepi sekarang sudah mulai ramai dengan tamu undangan. Semua terlihat antusias dengan acara ini. Meet and greet with Sandeno Gazzel. Tulisan itulah yang terpampang di bagian tengah aula. Hati ini tak karuan menunggu kedatangan Gazzel. Kaki ini tak bisa berhenti bergerak karena aku terlalu gugup terlebih karena kejadian di ruang kostum sebelumnya.

Ketika pembawa acara menyebutkan namanya, riuh ramai tamu undangan pun terdengar memenuhi tempat ini. Layaknya segerombolan ayam yang baru menemukan sebutir beras, mereka segera lari mendekati panggung tempat Gazzel berdiri. Tubuhku yang berukuran kecil ini akhirnya terdorong ke belakang dan alhasil aku sama sekali tak mampu melihat Gazzel.

Menyerah dengan keadaan, aku pun memilih untuk mengasingkan diriku dari kerumunan. Sebuah meja kecil dengan dua kursi yang berada di bagian pinggir aula pun menjadi tujuanku. Jika sebelumnya aku telah menetapkan bahwa ini adalah hari terspesial, aku akan menarik perkataanku kembali. Ini adalah hari terburuk.

Sepanjang acara berlangsung, aku hanya ditemani dengan sebuah botol berisikan teh manis yang memang sengaja kubawa. Tanpa mampu memandang wajahnya, aku hanya bisa mendengar suaranya. Acara ini membosankan. Bahkan aku yang sudah malas beradu badan dengan segerombolan fans Gazzel pun akhirnya mengakhiri acara malam ini hanya dengan duduk manis.

Baru saja aku ingin melangkahkan kakiku, seorang panitia acara memberikan sebuah kertas untukku.

Untuk kamu yang hanya bisa termenung di sepanjang acara ini. Bukannya tak ada yang memerhatikanmu di pinggir sana. Mungkin saat itu hanya rasa kecewa dan benci yang kamu rasakan, namun aku ingin mengubah semua rasa itu menjadi rasa bahagia. Sama seperti yang lain. Jika kamu memang ada di sini untuk bertemu denganku, temuilah aku.

Gazzel

Aku mencari-cari sang penulis surat ini. Pandanganku hanya tertuju ke satu arah. Panggung. Saat itulah mata ini saling bertaut. Senyuman yang selalu aku dambakan pun dilemparkannya kepadaku. Oh my God! Akan kusimpan surat ini sebagai bukti bahwa aku, Grin, telah maju satu langkah untuk bisa mendekatkan diri dengan Sandeno Gazzel yang kelak akan menjadi pangeranku.

-Fin.
👱❤👲

Yap! Sesuai dengan yang tertulis di deskripsi, cerita ini dibuat untuk audisi online The WWG.

Tolong dilihat yaa beingacid Cathetel nurul_cahaya somenaa FairyGodmother3 spoudyoo destiianaa

Ini kali pertama aku bikin cerita tanpa dialog. Salah satu kelemahan sih tapi tetep dicoba supaya bisa terus mengasah kemampuan menulis. Yay!

Motivasi untuk gabung di WWG tentunya karena aku ingin mengembangkan kemampuan menulis. Setelah lihat-lihat work WWG, jujur sih aku tertarik banget buat gabung. Ada kelas menulis bareng tutor, itu yang menarik banget buat aku karena belum tentu semua grup kepenulisan punya. WWG suka ngadain evaluasi mingguan dan challenge yang buatku makin semangat dan makin yakin kalau aku ikut WWG pasti kelak bisa jadi penulis yang handal (amin😄). Aku juga suka merhatiin para anggota WWG suka saling komentar satu sama lain. Dari situ aku lihat kalau anggota WWG semuanya ramah. Dari situ juga, aku jadi ingin ikut gabung di WWG supaya punya teman yang bisa diajak diskusi dan tukar pikiran, teman yang bisa selalu ngasih saran baik buat aku dan lebih enaknya lagi jadi punya teman dengan hobi yang sama. Jujur sejujur-jujurnya, aku berharap banget bisa jadi bagian dari The WWG sih🙏🙏.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top