Love 15: Kenapa Yazuhiro Murka?

            Hana memutuskan untuk mencari angin, melarikan diri dari kenyataan sebentar saja. Dia ingin melapor pada Yazuhiro, namun melihat Yazuhiro sedang sibuk dengan Sakura, Hana memutuskan untuk pergi. Nanti ketika dia kembali, Yazuhiro tak akan menyadari dia sempat keluar. Karena kediaman Kazuki begitu luas dan gerbang utama begitu jauh, Hana mengambil jalan pintas. Tanpa membawa apa pun, Hana melangkah melewati gerbang belakang. Penjaga sedang sibuk dengan urusan dapur, karena ada beberapa bahan makanan yang tiba di dapur kediaman Kazuki hari ini.

Lelaki cantik itu takut dengan orang-orang jahat di luar sana, namun dia tak akan keluar jauh. Dia hanya ingin mengenali sekelilingnya, sekaligus ingin mengetahui seperti apa bangsawan Kazuki di mata masyarakat.

Ketika Hana sampai di sebuah pasar, beberapa nostalgia kembali berdatangan. Kenangan yang dulu sempat Hana lupakan karena terlalu indah namun menyakitkan, kini datang lagi. Dia ingat tempat ini, tempat yang menjadi tujuan utama ibunya ketika pagi hari. Meski mereka punya pelayan, ibunya lebih suka berbelanja sendiri. Terkadang ibunya tergelak bersama dengan pedagang-pedagang, atau mencicipi cemilan kecil di sudut pasar. Hana yang waktu itu ikut selalu mendapat banyak makanan dan permen.

Di awal Hana ikut, semua orang selalu menatapnya. Mereka tersenyum dan menyapanya. Bahkan beberapa kali mereka memuji Hana kecil dengan kalimat, "Kelak kalau kau sudah tumbuh dewasa, kau akan jadi wanita yang sangat cantik!"

Sayangnya waktu itu ibunya tak menjelaskan jenis kelaminnya. Ibunya hanya tertawa dan tergelak, tanpa berniat menjelaskan. Barulah ketika Hana beralasan ingin ke kamar mandi, ibunya membuka celananya dan semua orang melotot.

"Anak Anda lelaki, Nyonya?"

Dan dengan jahil, ibunya akan menjawab, "Apa aku pernah mengatakan bahwa anakku perempuan?"

Kenangan itu tak akan pernah hilang, dan sekarang menjadi kenangan menyakitkan untuk Hana. Dulu ayahnya pernah menyusul ibunya. Mereka sangat romantis. Beberapa orang akan memperhatikan mereka, tersenyum menyapa. Bahkan ketika pulang, kedua orang tuanya selalu mendapatkan banyak makanan dari orang-orang di pasar.

Sayangnya... dengan sikap dan perbuatan baik itu... tak ada yang bisa menyelamatkan ayahnya. Setelah dewasa, Hana bisa menebak dan mengambil kesimpulan... bahwa ayahnya difitnah dan dibunuh bukan karena bersalah, namun karena mereka ingin menghancurkan orang jujur seperti ayahnya.

Hana tak mengerti kenapa manusia menjadi sekejam ini sekarang!

Hana melangkah berkeliling tanpa bisa membeli apa pun. Dia tidak punya uang. Dia tidak butuh benda itu. Semua keperluannya bergantung pada keluarga Kazuki. Hana menghela napas. Sudah lama dia berkeliling seorang diri, tanpa dia sadari... kediaman Kazuki saat ini sedang panas.

Yazuhiro murka.

"Kenapa kalian tak tahu ke mana dia pergi?!" desisnya.

Semua penjaga beringsut ketakutan. Ayahnya muncul dan mencoba meredam emosi anaknya, namun semua itu percuma.

"Yazuhiro, tenanglah! Ayah telah memerintahkan beberapa orang untuk mencarinya. Dia tak mungkin jauh..."

"Ini sudah lama, Ayah! Dia pasti sudah sampai di batas kota sekarang!"

Ayahnya memijat pelipis. Sakura juga ketakutan karena perbuatan tunangannya, karena itulah bangsawan Kazuki memerintahkan beberapa pelayan agar membawa Sakura pergi dari tempat ini.

"Ayah melihatnya berkeliling seorang diri tadi, jadi Ayah mengajaknya bicara sebentar..."

Yazuhiro mengusap wajahnya kasar. Hana berkeliling sendiri. Padahal, awalnya dia yang berencana mengantar lelaki itu berkeliling. Karena urusannya dengan Sakura... Yazuhiro melupakan seseorang yang sangat penting.

Yazuhiro bergegas. Dia membawa pedangnya ikut serta. Yaziro Kazuki melongo dan menahan lengannya.

"Mau ke mana?"

"Aku sendiri yang akan mencarinya!"

Yazuhiro melesat pergi, berlari kencang, mengambil kudanya, dan mulai berkeliling. Seandainya Yazuhiro mengikuti akal sehatnya, mungkin dia bisa pergi ke arah utara, ke tempat pasar di mana Hana berada. Sayangnya dia sudah telanjur kalap hingga melarikan kudanya ke arah timur, tepat ke batas kota berada.

Lagi pula... bagaimana Hana pergi ke sana? Dia hanya berjalan kaki!

Hana masih betah berkeliling pasar itu, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mampir ke sebuah tempat peristirahatan gratis. Tempat itu biasanya digunakan sebagai tempat istirahat sementara bagi pengelana yang mampir ke sini. Beberapa lelaki menatap kedatangan Hana. Mata mereka terbelalak kaget ketika melihat seorang wanita cantik datang dan mengambil tempat.

Mereka semua lelaki, dan dia satu-satunya wanita yang ada di sini!

"Hai, Cantik! Bagaimana bisa kau datang ke tempat ini?"

Hana menautkan alisnya. Perasaannya jadi tak enak. Dia menunduk pelan, lalu menggeleng.

"Aku lelaki, Tuan!"

Mereka semua melongo, apalagi ketika Hana menunjukkan dadanya. Tidak ada payudara di sana, dan Hana tersenyum manis.

"Namun aku bisa menemani kalian sambil bercerita!" Hana tak tahu kenapa dia jadi begitu akrab di tempat ini. Di okiya dulu, semuanya terasa menakutkan, namun di sini... semua orang terlihat sangat bersahabat.

"Jadi... apa yang kalian ketahui tentang bangsawan Kazuki?"

Mereka semua tersenyum, memberikan tempat untuk Hana, lalu tergelak bersama. Banyak orang yang mengatakan betapa baiknya bangsawan Kazuki di sini. Karena itulah banyak orang yang menghormati mereka.

Hana tak tahu, bahwa sekarang Yazuhiro sedang marah besar. Ketika tak menemukan Hana di batas kota, dia berbalik dan mencari di arah sebaliknya. Yazuhiro sampai di pasar itu menjelang sore, ketika Hana mendengarkan cerita dari salah satu pengelana tentang negeri asing yang sangat kaya.

Yazuhiro melihat Hana tersenyum dan bicara dengan lelaki-lelaki asing. Yazuhiro makin sakit hati. Jadi begini! Setelah dia mencari ke sana kemari, ternyata Hana sedang berbincang manis dengan lelaki-lelaki asing pengelana itu.

Yazuhiro turun dari kudanya, lantas menarik lengan Hana kasar.

"Kau!" bentaknya. Hana terkejut dengan respon Yazuhiro. Karena itulah dia hanya tergagap panik dan menurut ketika Yazuhiro menggendongnya ke atas kuda.

Mereka kembali ke kediaman Kazuki, dan Yazuhiro menggendong Hana di bahu. Hana dibawa ke dalam kamar Yazuhiro. Yazuhiro sangat aneh. Lelaki itu biasanya tak sekasar ini. Ketika Hana sudah turun dari gendongannya, lelaki itu mengurung Hana di antara lengannya.

"Dari mana saja kau?!" tanya Yazuhiro tajam.

"Yazuhiro... san?"

"Apakah sangat menyenangkan saat kau berkeliaran tanpa seizinku?!"

Hana tergagap.

"Apa kau sangat menyukai orang-orang itu sampai kau lupa diri dan tertawa senang bersama mereka?!"

"Yazuhiro-san, saya tidak..."

"Bagimu aku terlalu lengah sampai tak bisa mengawasimu dengan baik! Kau adalah pelayanku, dan kau keluar tanpa memberitahuku?! Berani sekali kau!"

"Saya tidak..."

"Apa menurutmu aku tak bisa keras padamu?! Katakan... apa kau berniat melarikan diri dariku?"

Pertanyaan terakhir Yazuhiro menyentakkan Hana pada pemikirannya. Pemikiran yang sempat muncul ketika melihat Yazuhiro dan Sakura. Hana gemetar. Dan Hana selalu jujur dengan apa yang dia pikirkan.

"Awalnya... saya berniat begitu..."

Lenyap sudah kesabaran Yazuhiro. Lelaki itu mencengkeram Hana makin erat. Hana ketakutan, namun Yazuhiro tak peduli dengan rasa takut itu.

"Kau berniat meninggalkanku?!" Yazuhiro membentak. Hana menggigit bibirnya.

"Namun, saya berubah pikiran..."

"Apa kau akan melakukannya suatu hari nanti?!"

Hana menangis. Melihat Yazuhiro bersama dengan orang lain sangat menyakitkan. Apa gunanya dia berada di tempat ini?

"Aku tak akan pernah melepaskanmu!" Yazuhiro membentak lagi. Lelaki itu mendekat, bibirnya mendekati bibir Hana. Hanya dalam beberapa detik sejak bibir itu jatuh di bibir Hana.

Hana terpaku. Yazuhiro menciumnya. Sesaat setelah itu Yazuhiro tak lagi meletakkan bibirnya, namun sudah mulai menuntut. Yazuhiro melucuti semua pakaian Hana. Hana menjerit, memekik, dan menangis dengan tertahan. Suaranya tak keluar sempurna, seperti ketika disentuh bangsawan kurang ajar itu.

Meski jemari Yazuhiro menuntutnya dengan paksa, namun sakit hatinya jauh lebih menakutkan.

"Katakan, apa mereka menyentuhmu?!"

Hana menangis kencang. Yazuhiro sedang dalam keadaan mengerikan, dan Hana tak menginginkan ini terjadi! Hana menggeleng, namun Yazuhiro masih menuntut. Yazuhiro menggigitnya. Hana tak mengerti, namun Yazuhiro melucuti pakaiannya sendiri dan melakukan itu dengan paksa.

Batang penis lelaki itu menembus lubang bawah milik Hana. Hana memekik. Rasanya sakit, seperti dirobek paksa. Hana mencakari apa pun yang ada di sebelahnya. Yazuhiro bergerak brutal. Hana merasakan ada cairan yang perlahan mengalir dari bagian bawah tubuhnya. Perlahan, mata Hana tertutup.

Yazuhiro tersadar.

Ketika dia melepaskan benda miliknya, dilihatnya darah di tempat itu. Yazuhiro sadar dengan apa yang dia lakukan sekarang.

"Hana? Hei, kau mendengarku?" Suara Yazuhiro melembut, namun Hana tak menjawab. Yazuhiro gemetar. Dia memeluk lelaki cantik itu dan berteriak kencang. semua ini salahnya! Dan dia lupa diri! Biadab sekali dia! Yazuhiro panik. Lelaki itu memanggil tabib keluarga dan menunggui Hana.

"Yazuhiro-dono... kenapa ini bisa terjadi?"

"Lakukan saja tugasmu! Jangan banyak tanya! Aku menyuruhmu untuk mengobatinya, bukan untuk bertanya!"

Ketika Hana sedang diobati, Yazuhiro memerintahkan beberapa orang menjaga kamarnya.

"Awasi kamarku! Apa pun yang terjadi, jangan perbolehkan siapa pun masuk kecuali atas seizinku!"

Ketika mendengar beritanya, Yaziro Kazuki benar-benar pusing. Dia tak menyangka anaknya bisa bertingkah seperti ini. Karena itulah lelaki itu memanggil anaknya.

"Ayah hanya akan bertanya satu saja. Apa alasanmu melakukan ini?"

Yazuhiro menatap wajah ayahnya. Dia bingung. Bagaimana perasaannya sekarang? Kacau. Sangat. Takut. Iya. Dan juga tak rela. Apa pun yang terjadi... dia tak akan pernah melepaskan Hana. Meskipun Yazuhiro tahu bahwa Hana adalah lelaki.

"Aku tak tahu, Ayah!"

"Alasan macam apa itu, Yazuhiro? Bukankah ayahmu sudah mengajarimu untuk bersikap jujur dan tidak gegabah? Hal buruk apa yang kaulakukan terhadap Rui adalah bukti bahwa kau masih belum bisa mengontrol emosimu!"

Yazuhiro mengangguk. "Aku memang pemarah sejak dulu, dan Ayah tahu itu!"

"Kaupikir Ayah bodoh? Ayah tahu apa beda amarahmu kali ini! Rui tak bersalah, dan kau malah melakukan hal itu padanya! Lihat apa yang kauperbuat sekarang!"

Yazuhiro bungkam. Hatinya gamang. Pertanyaan ayahnya sangat membingungkan, namun di sisi lain ada rasa tak rela yang menyeruak dalam hatinya. Ini pertama kalinya hatinya begitu mendamba akan kehadiran seseorang di sisinya.

"Katakan pada ayahmu ini! Apa kau meletakkan hatimu pada Rui?"

Yazuhiro menunduk. Hanya dengan gerakan itu, sekarang semua orang sudah peka dan mengerti. Yazuhiro sangat mencintai lelaki itu. Yaziro menghela napas, lalu menatap wajah anaknya sekali lagi. Yazuhiro tak pernah menginginkan sesuatu, namun sekarang Yaziro penasaran dengan apa yang akan diminta oleh anaknya.

"Kau sudah punya Sakura. Ingat?"

Yazuhiro menatap ayahnya tak tertarik.

"Apa dia bisa dibandingkan dengan lelaki itu?"

"Bahkan Sakura pun tidak?"

Yazuhiro mengangguk. "Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Begitu menyakitkan! Ketika melihatnya terluka, aku juga sakit. Ketika dia pergi, aku tak rela. Lalu, aku harus bagaimana, Ayah?"

Yaziro melihat Yazuhiro di masa lalu, yang selalu merengek dan juga meminta banyak hal. Terus terang, lelaki itu sangat merindukan sisi ini dari anaknya. Namun... bersama seorang lelaki... dan memutus pertunangan Yazuhiro dengan keluarga Sakura... sangat berat.

Mau cari alasan apa nanti?

"Apa yang bisa Ayah lakukan untukmu?"

Yazuhiro bungkam, dan Yaziro tak ingin memaksa anaknya menjawab sekarang. Apa pun yang terjadi... kebahagiaan anaknya adalah yang utama. Yaziro tak pernah berprinsip untuk mencari kekuasaan yang tinggi!

"Aku harus kembali, Ayah!" Yazuhiro pamit.

Ketika Yazuhiro sampai di depan kamarnya, dia begitu gugup. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Yazuhiro menelan ludah gugup untuk yang kesekian kalinya. Jemari Yazuhiro menyentuh telapak tangan Hana.

Entah kenapa... begini saja sudah nyaman dan hangat.

"Apa yang harus kulakukan padamu? Apa yang harus kulakukan agar kau mau tinggal di sisiku?"

Hana masih terpejam tanpa bicara apa pun. Wajahnya pucat sekali. Yazuhiro tak suka melihat Hana begini, namun kalau Hana begini... lelaki ini bertahan lama di sampingnya. Dia tak akan pergi ke mana pun!

"Akan kulakukan apa pun agar kau tidak pergi dari sisiku!"

Malam itu, Yazuhiro menemani Hana. Dia tidur di sebelahnya. Hana demam tinggi. Yazuhiro terbangun dan menjaga Hana semalaman. Selama itu pula Hana bermimpi. Yazuhiro menariknya dari dasar lubang yang sangat gelap.

TBC

Setelah ini tamat, akan ada cerita baru. Judulnya, "Bla... Bla... Bla..."

Hehehee...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top