Love 14: Kau Tahu, Cinta Tak Tumbuh Semudah Itu
Karena tak ada orang yang mengira hubungan Hana dan Yazuhiro sedalam itu, ketika Yazuhiro membawa Hana ke kediamannya, tak ada yang yang bertanya macam-macam. Orang-orang hanya akan bertanya sekilas, seperti siapa dia, atau apa dia lelaki, atau dari mana Yazuhiro menemukannya. Pertanyaan itu begitu mengganggu, karena itulah Yazuhiro memilih bungkam. Ketika ayahnya memanggil karena ikut penasaran dengan banyak isu dan rumor tentang lelaki cantik itu, Yazuhiro hanya menjawab seadanya.
"Aku membawanya kemari karena aku ingin. Tak bolehkah aku membawa orang yang kuinginkan?"
Ayahnya menghela napas. Selama sekian tahun Yazuhiro tumbuh bersamanya, tak sekali pun lelaki tampan ini meminta sesuatu. Yazuhiro selalu mengikuti apa pun perintah ayahnya tanpa protes ataupun bertanya. Yazuhiro tak pernah meminta, namun entah kenapa sang Ayah merasa kehilangan dan kesepian. Sosok anak yang dulu selalu menangis tiap kali melihat mainan baru kakaknya kini sudah tak muncul lagi.
"Ayah tak akan pernah melarangmu. Kau selalu melakukan sesuatu dengan dasar kuat dan alasan. Kali ini Ayah hanya akan bertanya sedikit..."
"Iya, Ayah?"
"Kenapa kau membawanya kemari? Kenapa harus lelaki itu?"
Yazuhiro menjawab dengan sangat pelan, "Kurasa Ayah sudah tahu apa yang terjadi di okiya itu..."
Benar, ayahnya sudah tahu semuanya. Mereka adalah bangsawan terkenal yang mempunyai banyak telinga di mana-mana. Tak mungkin ayahnya tak mengetahui apa yang dia perbuat. Tanpa dia bicara pun pasti pelayannya akan melapor pada sang Ayah.
"Ketika kakak-kakakmu berlomba untuk mencari nama baik di tempat lain, kau malah menghancurkan sebuah tempat. Apa kau tak ingin menguasai beberapa wilayah, Yazuhiro?"
Yazuhiro tak tertarik untuk jadi bangsawan ataupun penguasa seperti itu. Bahkan dia tak mengetahui apa tujuan hidupnya. Dia hanya ingin menghabiskan waktunya dengan tenang. Kali ini dia ingin menghabiskan waktunya dengan seseorang, karena itulah Yazuhiro membawa anak itu ke tempat ini. Ke rumahnya.
Hana berada di dalam kamar Yazuhiro. Semua sudah dipersiapkan oleh pelayan-pelayan Yazuhiro. Hana menghela napas ketika melihat banyak sekali pelayanan yang mereka berikan. Dulu Hana yang memberikannya, dan sekarang... dia yang menerimanya.
Tidak, Hana pernah mendapatkan perlakuan manis seperti ini sebelumnya. Sebelum keluarganya difitnah dan dihancurkan.
Yazuhiro masih berada di tempat ayahnya. Mereka masih mengobrol tentang Hana dan keberadaannya di tempat ini.
"Lalu? Mau kau jadikan apa dia? Kalau kau ingin pelayan, lakukan saja!" Ayahnya memberikan pilihan, namun Yazuhiro menggeleng pelan.
"Entah, aku tidak tahu!"
"Apa kau sudah mencari tahu silsilah keluarganya?"
Yazuhiro bungkam. Belum. Karena menurutnya itu tak penting. Bagi Yazuhiro... Hana yang sekarang jauh lebih penting dibanding masa lalunya. Yazuhiro menerima Hana apa adanya, tanpa melihat bagaimana Hana dulu.
"Kau belum tahu?" Bangsawan Kazuki bertanya sekali lagi.
"Tidak, Ayah."
"Hanazawa. Kau ingat?"
Yazuhiro tak mungkin melupakannya. Waktu itu ayahnya mencoba membela bangsawan Hanazawa karena keluarga itu tak bersalah. Ketika ayahnya membawakan bukti, sayangnya keluarga itu sudah terbunuh. Menurut kabar selanjutnya, keluarga yang masih hidup akhirnya dijual. Anak sulung keluarga itu kabarnya meninggal dunia karena bunuh diri, sedangkan anak bungsu keluarga itu dijual pada pelelangan budak.
"Kau tahu betapa menyesalnya Ayah karena datang terlambat hari itu, Yazuhiro?"
Yazuhiro menggigit bibirnya. Dia ingat masa lalu itu! Dia ingat bagaimana persahabatan dua keluarga ini. Ibunya bersahabat dengan Nyonya Hanazawa. Dulu Yazuhiro pernah bertemu dengan wanita cantik itu ketika pergi berbelanja ke pasar bersama ibunya. Nyonya Hanazawa membawa anaknya yang sangat cantik. Anak yang ceria, yang selalu tersenyum dan berlarian ke sana kemari. Bahkan anak itu memberinya sebatang manisan.
Yazuhiro tahu siapa anak itu sekarang!
"Aku harus pergi, Ayah!" Yazuhiro buru-buru berdiri, lalu melangkah cepat ke kamarnya. Di tempat itu Hana berada. Ketika Yazuhiro sampai di depan kamarnya, Hana sedang duduk dan sibuk membaca bukunya. Matanya berbinar.
"Hana..." Yazuhiro memanggil. Hana mendongak, tersenyum sekilas, meletakkan bukunya, dan berdiri.
"Yazuhiro-san?"
"Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu. Ayo, kita bicara sambil berjalan berkeliling! Akan kukenalkan semua tempat padamu!"
Hana mengangguk cepat. Kakinya melangkah beriringan dengan Yazuhiro. Lelaki bangsawan itu mencoba untuk menyusun kalimat.
"Hana..."
"Ya?"
"Aku tahu apa yang terjadi pada keluargamu dulu..."
Langkah kaki Hana terhenti seketika. Sejak dirinya diangkat menjadi pelayan Haruko, semua masa lalunya terhapus sempurna. Tak ada yang mengenalnya sebagai bangsawan yang berkhianat. Semuanya sudah dihapus, dan Hana bukan lagi anak dari keluarga pengkhianat. Dia hanyalah budak yang diangkat sebagai pelayan oleh okaa-san di sebuah okiya.
"Yazuhiro-san?"
"Kau mungkin tak mengingatku, namun aku mengingat semua hal di masa lalu. Ibuku dan ibumu bersahabat dekat. Kau pernah membawakanku manisan ketika kita bertemu di pasar hari itu. Sehari sebelum keluarga kalian dieksekusi, dan seminggu sebelum ibuku meninggal dunia..."
Hana tak tahan lagi. Masa lalunya terkuak sempurna. Dia menangis, tergugu dengan hati sakit. Dia ingat ibunya, ayahnya, kakaknya, dan semua hal yang ada di sekelilingnya. Semua hal yang berniat jahat padanya, hingga Hana sampai di tempat itu. Yang akhirnya berakhir pada sebuah pengkhianatan!
"Yazuhiro-san..." Hana berjongkok, memegang dadanya, dan menangis kencang. Tubuhnya gemetar hebat. Yazuhiro mengenal keluarganya.
"Mungkin kami terlambat menyelamatkan keluargamu, namun aku berjanji akan menjagamu!"
Hana mendongak. Yazuhiro memeluknya erat, mengusap punggung Hana perlahan. Dia ingin menenangkan lelaki ini, menghapus semua kesedihannya, dan menggantinya dengan kebahagiaan.
"Jangan menangis, Rui...!"
Hana mendongak spontan. Nama itu sudah terhapus. Tak ada yang memanggilnya seperti itu sejak keluarganya hancur. Sekarang... Yazuhiro memanggilnya demikian!
"Yazuhiro-san..."
"Itu namamu, bukan? Hana adalah nama yang diberikan oleh wanita jalang itu padamu. Tidakkah kau ingin kembali menggunakan Hanazawa Rui?"
Hana tak punya hak untuk menggunakannya lagi. Statusnya bukan lagi bangsawan.
"Tidak, Yazuhiro-san. Saya akan menggunakan nama Hana, karena Hanazawa Rui sudah tidak lagi menjadi nama saya. Saya hanya akan menggunakan nama itu sebagai kenangan, karena saya pernah hidup bersama dengan keluarga luar biasa yang hancur karena fitnah..."
"Maaf karena dulu ayahku terlambat..."
Hana menggeleng pelan. Dia tak mungkin menyalahkan bangsawan Kazuki. Mereka sangat baik. Bahkan sekarang mereka mau menampungnya.
"Tinggallah di sini bersamaku! Kau dilarang pergi! Akan kudaftarkan namamu sebagai milik keluargaku, milikku tepatnya!"
Hana mengangguk. Air mata masih tersisa di pipinya. Yazuhiro tersenyum, mengusap tempat itu lembut, sampai sebuah suara terdengar di belakangnya.
"Yazuhiro-san?"
Hana menoleh spontan. Itu suara wanita. Sangat lembut. Wajahnya cantik dan sikapnya menawan. Yazuhiro menoleh datar, lalu menarik lengan Hana agar berdiri. Wanita itu tersenyum, melangkah anggun ke arah mereka.
"Maaf karena saya telah lancang memotong pembicaraan Tuan yang sangat pribadi! Saya datang kemari untuk memberikan salam pada bangsawan Kazuki..." Wanita itu melangkah lembut, lalu berhenti tepat di depan Hana.
Dengan nada yang sangat lembut, wanita itu bicara pada Hana, "Kiranya saya belum pernah melihat seseorang secantik ini di sini. Kalau boleh saya tahu, siapa Anda?"
Hana menelan ludah. Dia ingin memperkenalkan diri, namun dia bingung ingin menjelaskan statusnya sebagai apa. Ah, dia hanya pelayan!
"Saya..."
"Dia milikku. Aku membawanya dari pemilik sebelumnya." Yazuhiro memotong ucapan Hana. Hana mendongak menatapnya.
"Aih, bisahkah seorang perempuan lajang dan cantik menjadi pelayan pribadi seorang bangsawan?"
Hana tergagap. Sepertinya dia membuat kesalahpahaman lagi. Hana menggeleng kencang. Dengan segera dia bersuara.
"Maaf, Nona... Saya... lelaki."
"Oh, astaga! Benarkah? Aku tidak tahu! Namun bagaimana bisa seorang lelaki bisa secantik ini?"
Yazuhiro menatap Hana. Jemarinya menarik kimono Hana, membuka dada Hana. Pipi wanita cantik itu bersemu.
"Dia lelaki!" kata Yazuhiro sesaat. "Ah, aku belum memperkenalkan kalian, bukan? . Sakura, dia Hana. Seperti yang sudah kukatakan tadi... dia adalah pelayan pribadiku. Hana, dia Sakura. Tunanganku."
Hari itu... Hana terpaku. Hatinya mendadak sakit. Tunangan? Yazuhiro tak pernah bicara dan membahas ini sebelumnya! Dia tak pernah mengatakan punya tunangan. Hana tak tahu kenapa hatinya jadi sakit begini. Kenapa?
Masalahnya tidak sesederhana itu!
Dia sakit hati bukan karena Yazuhiro tak memberitahunya sudah punya tunangan. Ini jauh lebih menakutkan. Hana merasa tak suka dengan kehadiran Sakura. Dia sakit hati ketika melihat betapa serasinya mereka berdua.
Kelak Yazuhiro akan hidup bersama Sakura. Keluarga mereka pasti bahagia!
"A... Ah... mungkin ini terlambat, namun selamat atas pertunangan Anda, Yazuhiro-san... Sakura-sama..." Suara Hana gemetar. Alis Yazuhiro naik. Sakura tersenyum lembut.
"Terima kasih atas ucapanmu, Hana."
Hana merasa sakit hati dan juga terluka, namun dia tak mungkin bisa menghabiskan waktunya untuk hal-hal seperti ini. Jelas, dia siapa? Apa haknya untuk sakit hati?
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan Anda, Yazuhiro-san..." Sakura tersenyum. Yazuhiro mengangguk pelan.
"Hana, berkelilinglah dulu! Aku harus bicara dengan Sakura..."
Hana mengangguk canggung.
Sakura dan Yazuhiro melangkah beriringan ke taman kediaman Kazuki. Mereka terlihat serasi sekali! Hana merasa dikhianati, bahkan meskipun Yazuhiro hanya menganggapnya pelayan!
Sadar posisimu, Hana!
Hana berbalik dan memutuskan untuk mengelilingi tempat barunya. Kelak, dia akan bertemu dengan penerus keluarga Kazuki. Anak Yazuhiro pasti tampan dan lucu seperti ayah dan ibunya.
Ketika Hana melangkah seorang diri dan melamun, Yaziro Kazuki – ayah dari Yazuhiro melihatnya. Lelaki itu tersenyum, lantas menghampiri Hana lebih dulu. Hana memekik karena terkejut, namun ketika sadar siapa yang berdiri di depannya, Hana spontan menundukkan kepalanya.
"Kau mengingatku?"
Hana menunduk hormat.
"Kazuki Yaziro-dono..."
Lelaki itu menggeleng dan tergelak. Jemari tuanya mengusap bahu Hana sebentar.
"Rui, dulu ayahmu selalu membawamu ke sana kemari. Lelaki itu selalu sesumbar tentang betapa miripnya kau dengan ibumu. Karena itulah dia pernah bercerita padaku bahwa dia cemas tak ada wanita yang lebih cantik darimu. Karena dia takut wanita itu akan melarikan diri karena kau begitu cantik. Lelaki itu selalu melindungimu sebisa mungkin! Kau adalah harta berharga untuk ayahmu..."
Hana ingin menangis, namun dia tak boleh terbawa suasana sekarang.
"Apa Yaziro-dono pernah bertemu saya?"
"Ketika ayahmu datang ke tempatku, kau selalu saja sedang tidur di gendongannya. Tak ada pelayan yang boleh menggendongmu. Kau masih ingat itu?"
Hana mengangguk.
"Maaf... waktu itu lelaki tua ini terlambat untuk menyelamatkan ayahmu!"
Hana menggeleng.
"Tak ada yang bisa disalahkan. Semuanya sudah lenyap, Yaziro-dono..."
"Rui..."
"Nama saya Hana, Yaziro-dono..."
"Aku bisa mengembalikan statusmu dan namamu, namun aku tak bisa mengembalikan keluargamu. Yazuhiro... anak itu tak ingin melepaskanmu. Jadi... tak mungkin aku mengembalikan statusmu. Kau tak akan bisa jadi pelayan lagi ketika statusmu kembali. Karena itulah, Rui... ketika kau ingin menjadi Hanazawa Rui lagi... katakan padaku!"
Hana tidak tahu kenapa begitu sulit untuk menyandang nama itu lagi. Apalagi dia sadar apa risiko ketika namanya sudah kembali. Apa pun statusnya, Hana tak akan pernah mendapatkan Yazuhiro.
Jauh dari lubuk hatinya... Hana merasa sangat rendah karena mengidamkan kasih sayang dari Yazuhiro. Ini tidak benar! Tidak benar! Bagaimana dia bisa begitu picik? Yazuhiro sudah berbuat baik padanya, namun kenapa dia begitu serakah?
Yaziro kembali ke ruangannya, meninggalkan Hana yang masih kalut dengan berbagai perasaan dan hatinya. Dia tak boleh serakah! Tidak! Keserakahan akan membawa kehancuran. Seperti kasus Haruko contohnya! Yazuhiro sangat benci orang seperti itu!
Tidak!
Hana tak mau dibenci oleh Yazuhiro! Biarlah dia mencintai lelaki itu diam-diam, karena selain statusnya yang rendah, dia juga seorang lelaki! Hana menelan ludah gugup, bingung harus bagaimana sekarang.
Sementara itu, Yazuhiro sama sekali tak bisa fokus dengan obrolannya bersama Sakura. Pikirannya tertuju pada Hana. Di mana dia sekarang?
"Yazuhiro-dono... sepertinya pikiran Anda sedang berada di tempat lain..." Sakura menegur.
Yazuhiro tersadar dan berdehem.
"Aku punya banyak pikiran sekarang. Jadi maaf bila aku kurang peka dengan percakapan kita..."
"Saya mengerti, Tuan..."
"Apa pembicaraan ini masih lama?"
"Apa Tuan memiliki urusan penting?"
"Iya."
"Baiklah, saya hanya akan bicara sampai di sini. Mengenai pernikahan yang kita bicarakan, akan saya diskusikan kembali dengan Yaziro-dono..."
"Lakukan apa yang menurutmu bagus! Aku mengikuti saja! Aku harus pergi sekarang!" Yazuhiro bergegas pergi.
Sementara itu Hana terpuruk seorang diri. Dia tak mungkin bertahan lama di tempat yang menyakitkan seperti ini. Bagaimana sekarang? Melihat Yazuhiro bahagia dengan orang lain saja tak sanggup, apalagi kalau harus tinggal dan melihat mereka langsung? Kelak Hana harus melayani mereka semua!
Hana menggeleng kencang.
Gerbang belakang kediaman Kazuki sedang dibuka. Beberapa penjaga sepertinya sedang bertugas di tempat lain. Pikiran Hana kosong.
Mendadak dia ingin melarikan diri sejenak dari tempat ini! Mungkin mencari angin tak akan ada salahnya!
TBC
Cek lapak sebelah. Judulnya, "Bla... Bla... Bla..."
Aku ganti diksi lagi... hehehehe abisnya ini tamat, antre...
Maaf, belom sempet bales komentar... tapi aku baca, kok...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top