Love 13: Kebenaran Tak Akan Pernah Bisa Kaututupi

            Seharusnya Yazuhiro pergi selama dua bulan lamanya. Itu janji sebelumnya. Namun ternyata lelaki tersebut tak sekuat itu untuk menahan rindunya semakin lama. Yazuhiro menyelesaikan tugasnya dengan sangat cepat. Tepat dua minggu setelah itu, dia selesai dengan segala macam urusannya.

Semua orang memujinya, sebagian mengatakan dia gila karena mampu menyelesaikan tugas secepat ini ketika orang lain tak mampu. Yazuhiro melakukan ini karena hatinya benar-benar tak tenang. Selain karena rasa rindunya terhadap lelaki cantik itu, rasa cemasnya juga benar-benar tak main-main. Yazuhiro tak bisa membayar orang untuk mengawasi Hana karena gerak di okiya itu terbatas, namun sekarang Yazuhiro sudah mendapatan jalannya. Dia yang harus menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.

Dua minggu itulah hidup Hana seperti berada di neraka. Beberapa bangsawan juga berniat menyentuhnya, dan karena Hana menolak... saat itu juga pukulan-pukulan mulai biasa dia dapatkan. Haruko tahu, namun tak melerai itu. Wanita tersebut terus memaksa Hana melakukan tugasnya.

"Kapan kau akan memberikan selangkanganmu untuk bangsawan-bangsawan kaya itu?"

Hana menangis. Haruko mengomel bengis di depannya.

"Maaf, Okaa-san..."

"Berani sekali kau memanggilku seperti itu setelah ini semua terjadi! Kau tahu, kau tak akan pernah bisa lolos dari semua ini! Aku sudah menghabiskan banyak uang untukmu! Seharusnya kau membalas budiku!"

Hana menelan ludah dan menangis kencang.

Dia sangat lemah ketika menghadapi Haruko. Bahkan meskipun Haruko hanya wanita tua biasa. Hana tak mampu menjalankan tugas. Berkali-kali Haruko bahkan mengikat Hana, memukuli Hana, dan juga memaksa Hana melayani para bangsawan itu.

Hana berjanji dalam hatinya, bahwa dia akan menjaga dirinya sendiri demi janjinya bersama Yazuhiro. Hanya kurang beberapa minggu lagi, dan Hana sudah merasa lelah. Tidak, ini tidak benar!

"Yazuhiro akan membuangmu begitu tahu apa yang kaulakukan!" Haruko mendesis. Hana menangis.

Kalau Yazuhiro membuangnya, bagaimana?

"Ini masih dua minggu dan kau sudah hancur seperti ini! Lihat, bahkan tubuhmu penuh dengan lebam! Lelaki itu tak akan pernah sudi melihat dan menyentuh tubuh kotormu! Kau terlihat sangat menjijikkan!"

Hana hampir saja membela Yazuhiro, bahwa lelaki itu tak pernah berpikir sepicik ini terhadap seseorang. Meskipun Yazuhiro sangat dingin dan juga galak di awal pertemuan. Namun setelah kejadian malam itu, Yazuhiro berubah. Dia jadi lebih lembut dan lunak.

Machiko tak bisa membantu karena wanita tua itu dikurung dalam gudang. Sehari tiga kali seorang pelayan kepercayaan Haruko mengantarkan makanan ke tempat itu. Machiko menderita di dalam sana, namun hatinya jauh lebih menderita. Dia cemas sekali dengan keadaan Hana. Haruko juga sangat picik. Dia menggunakan Machiko sebagai ancaman. Bila Hana tidak mematuhi perintahnya, maka Machiko akan semakin menderita di dalam sana.

Hana mencoba untuk menyelamatkan Machiko dengan menuruti ucapan Haruko. Namun sayang sekali tubuhnya bereaksi spontan ketika bangsawan menjijikkan itu menyentuhnya. Hana menepisnya, menggigit, terkadang menampar. Tak aneh lagi kalau bangsawan itu marah, mengikat Hana, memukulinya.

"Tolong bebaskan Machiko, Haruko-sama..." Sudah beberapa hari ini Hana memanggil Haruko dengan nama serupa. Haruko tak mengizinkannya memanggil okaa-san lagi. Hana menurut, karena sepertinya kasih sayang Haruko sudah hilang untuknya.

"Tidak. Kau belum membayar semua utangmu!"

Hana menangis lagi. Tubuhnya membiru sebagian. Lebam di beberapa tempat. Sudut bibirnya berdarah. Pipinya bengkak dan merah. Beberapa saat lalu ada yang memukulnya. Bukan hanya bangsawan biadab itu yang memukulnya, namun Haruko juga memerintahkan pelayannya yang kejam untuk memukul Hana kalau dia tak menurut.

Sayangnya Hana begitu keras kepala. Lebih baik dia mati daripada harus berkhianat. Dia sudah tak punya siapa pun lagi. Memiliki seseorang sangat menakutkan. Machiko akan menjadi korban kalau sampai dia berbuat ceroboh.

Ini masih dua minggu.

Masih terlalu lama bagi Yazuhiro untuk datang. Hana percaya kalau Yazuhiro akan menyelamatkannya. Sayangnya... dugaan Hana salah.

Meski masih dua minggu, lelaki tampan itu datang. Kali ini tanpa kereta, tanpa iring-iringan pelayannya. Yazuhiro pernah datang dengan cara sederhana seperti ini sebelumnya, karena itulah mereka semua tak ada yang tahu.

Hari itu juga Hana sedang disiksa. Seorang bangsawan dari ibukota datang dan memukul Hana di aula utama. Yazuhiro melangkah tanpa suara karena ingin memberi kejutan bagi Hana, namun ketika terdengar suara Hana merintih dan meminta tolong... langkah Yazuhiro semakin kencang.

Dia membuka pintu utama dengan paksa.

Ini kali pertama Yazuhiro begitu murka. Wajahnya merah. Apalagi ketika melihat Hana tergeletak, diikat, dengan kondisi hancur yang sangat menyakitkan. Yazuhiro menjerit murka, memuntahkan semua emosinya hari itu.

"BUKANKAH SUDAH KUKATAKAN BAHWA TAK ADA SEORANG PUN YANG BOLEH MENYENTUHNYA?!"

Hana menangis. Semua lelah dan takut yang ada dalam hatinya perlahan luruh. Hana mengira ini hanya mimpi karena bukan waktunya Yazuhiro datang. Dan sekarang... Hana melihatnya. Mungkin ini delusinya, karena Hana mengidamkan pertemuan yang teramat besar, dengan rindu yang meletup dalam hatinya.

"Akan kuhancurkan kalian semua!!!"

Haruko terkejut ketika seorang pelayan tergopoh-gopoh menemuinya. Haruko menelan ludah. Rasa marah dan iri perlahan berubah jadi rasa takut yang teramat besar. Yazuhiro menjerit marah, memukuli bangsawan jahat itu, lalu menusuk dadanya dengan pedang. Bangsawan itu mati seketika.

Jemari Yazuhiro terulur ke arah Hana, memeluk Hana erat, dan mengecupi seluruh wajahnya. Hana menangis kencang, memuntahkan semua ketakutan yang ada dalam hatinya. Dalam takutnya, Hana meracau.

"Saya tidak tidur dengan siapa pun, Yazuhiro-san. Saya selalu menolak dan melindungi diri dari mereka. Mereka memukul saya, namun saya tetap memegang janji saya terhadap Yazuhiro-san..."

Yazuhiro mengerti, mengelus punggung Hana lembut. Bangsawan tampan itu melangkah keluar dari sana, membawa Hana dalam gedongannya. Hana menggeleng pelan dan berbisik.

"Machiko... Machiko-san masih ada di sini, Yazuhiro-san... Tolong... Tolong selamatkan dia!"

Yazuhiro mengangguk mengerti. Semuanya akan segera dia urus dengan sangat rapi. Hatinya masih murka. Dia tak akan pernah membiarkan seorang pun yang menyakiti Hana lolos dari cengkeramannya.

Yazuhiro membawa Hana ke sebuah penginapan sederhana. Lelaki itu membayar beberapa orang agar menjaga Hana untuk sementara waktu. Yazuhiro memanggil beberapa pengikut setianya untuk melaksanakan tugas. Hari itu juga... okiya tersebut harus hancur. Hancur karena sudah melukai miliknya!

Haruko diikat di halaman bersama dengan pelayan yang sudah menyiksa Hana. Machiko lebih dulu diselamatkan dan dibawa ke tempat Hana. Mereka berdua bertemu dan menangis. Seorang tabib datang dan memeriksa keadaan mereka. Mereka tak tahu bahwa sekarang Yazuhiro sedang melaksanakan tugas menakutkan.

"Siapa kau hingga berani menyentuh milikku?!" Yazuhiro bertanya tajam.

Haruko gemetar, namun harga diri wanita itu terlalu tinggi. Sesaat wanita itu melihat bayangan keluarga Hanazawa di masa lalu. Beginikah rasanya diadili dan disiksa di hadapan banyak orang? Tidak. Keluarga Hanazawa meninggal karena pembantaian, dan keluarga itu sama sekali tidak bersalah. Mereka mati dengan terhormat, dengan harga diri mereka yang tinggi dan juga tidak goyah.

"Kenapa Yazuhiro-dono begitu memujanya? Dia hanya budak rendahan, yang akhirnya saya bawa kemari. Saya yang mengangkat derajad lelaki itu, dan sekarang beginikah balasan Tuan untuk saya? Saya sudah melayani keluarga Tuan dari generasi ke generasi. Namun, kenapa Tuan melakukan ini pada saya?"

Yazuhiro melangkah perlahan ke arah Haruko. Wanita itu tak terlihat anggun lagi. Ada aura jahat yang menguar dari tubuhnya. Yazuhiro tak tahu kenapa Haruko berubah sedrastis ini. Dulu wanita ini tak sejahat sekarang.

"Kau tahu apa yang membedakan kau dengan lelaki yang kausebut budak itu?"

Sudut bibir Haruko berkedut. Dulu Haruko sangat menyayanginya, sekarang entah kenapa kebenciannya membumbung tinggi.

"Kau tak bahagia ketika melihat orang lain bahagia. Itulah kenapa kau terlihat rendah sekali di mata orang lain!" Yazuhiro berbisik tajam. Haruko bungkam.

Sekarang dia tak bisa mundur lagi. Yazuhiro tak akan pernah memaafkannya. Apalagi ketika lelaki ini melihat sendiri betapa kejamnya dia terhadap Hana.

"Apa yang Hana lakukan padamu?"

"Dia... telah merampas perhatian yang orang lain berikan padaku."

"Kenapa kau percaya diri sekali?"

Haruko tergagap.

"Bahkan dia tak pernah berharap untuk diperhatikan. Orang lain memperhatikannya karena dia bersikap jujur dan baik terhadap orang lain!" Yazuhiro membentak. Sekarang dia harus membela Hana. Mungkin Yazuhiro bukan orang yang gemar mengomel, namun kalau membahas Hana... dia siap membela.

Hana tidak pernah berbuat jahat terhadap orang lain. Meskipun Yazuhiro tak melihat Hana sepenuhnya setiap hari, namun Yazuhiro paham dan mengerti. Kepribadian anak itu terlalu sederhana, namun sangat mudah diraih. Bahkan Yazuhiro tahu bahwa Hana sangat menyayangi wanita jahat ini.

Bahkan ketika Yazuhiro membawa Hana, lelaki cantik itu ingin ikut dan bertemu dengan Haruko.

"Dia sangat menyayangimu, dan berkali-kali meminta maaf atas namamu. Namun, aku bukan dirinya. Aku tak semudah itu memaafkan orang lain!"

Haruko menjerit. Semua hal yang Yazuhiro katakan adalah untuk membela Hana dan menjatuhkannya, bukan untuk kebaikan. Wanita yang telah dibutakan oleh kekuasaan dan juga iri dengki itu mendadak gusar.

"Tidak! Aku tahu dia tak sebaik itu! Kaupikir aku akan percaya pada ucapan manismu itu? Kalian lelaki sama saja! Kalian lebih membela lelaki budak itu dibanding aku!"

Yazuhiro sudah tak tahan lagi. Dia bukan lelaki sabar yang menerima penghinaan dengan kepala dingin. Telinganya sudah panas sejak tadi. Apalagi ketika membayangkan tangis Hana. Ketika jemari Hana memeluknya dan gemetar ketakutan. Ketika Hana berbisik agar menyelamatkan orang yang dia sayangi di tempat ini...

Selama dua minggu itulah Hana disiksa, dan siksaan bertubi datang menghampirinya. Hana kesepian, ketakutan, sedih...

"Katakan padaku, Haruko! Apa yang kaulakukan selain memukul dan menamparnya?!" Yazuhiro sudah tak bisa bersikap manis lagi.

Haruko menunduk. Sepertinya hari ini akan berakhir. Haruko masih sombong dan congkak, tidak mau mengakui kesalahannya.

"Kau! Katakan padaku apa yang wanita ini perintahkan padamu!" Yazuhiro membentak pelayan yang juga terikat di belakang Haruko.

Karena pelayan itu dalam keadaan terdesak, pelayan itu akhirnya membuka mulut.

"Mengikat Hana..."

Yazuhiro memendam amarah.

"Lalu?" Meski hatinya sakit, namun Yazuhiro masih berusaha untuk menginterogasi.

"Mencambuknya..."

"Setelah itu?"

"Menyiramnya dengan air dingin..."

"Kurasa bukan hanya itu saja, bukan?"

"Memukulnya dengan lima lapis rotan..."

Yazuhiro masih mencoba untuk tidak meledak sekarang. Dengan suara gemetar, lelaki itu bertanya lagi. "Bagaimana dengan ketika Hana berada di aula perjamuan dengan bangsawan keparat itu? Itu bukan pertama kalinya, bukan?"

Pelayan itu menangis kencang. Dengan tergugu, lelaki itu menjawab pertanyaan Yazuhiro.

"Haruko-sama memerintahkan Hana melayani mereka, namun Hana selalu menolak dan melawan. Setiap kali Hana melawan, maka saya yang bertugas memukulnya."

Yazuhiro makin sakit hati. Dua minggu. Hana merasakannya selama dua minggu. Bila dia terlambat datang atau datang ketika sudah dua bulan seperti janji sebelumnya, bagaimana kondisi Hana?

"Mana? Tangan mana yang kaugunakan untuk melakukan itu semua?"

Pelayan itu menangis memohon ampun, namun Yazuhiro tanpa ampun memotong kedua tangan pelayan itu. Pelayan itu menjerit kesakitan, namun Yazuhiro hanya berbisik lirih.

"Setidaknya aku memberimu kesempatan hidup karena kau hanya melakukan perintah!"

Yazuhiro tersenyum mengerikan. Kakinya melangkah pelan ke arah Haruko. Pedangnya dia ayunkan ke depan Haruko dengan kejam.

"Lalu kau? Bagian mana yang harus kupotong?"

Haruko ketakutan, namun wanita itu masih menatap Yazuhiro dengan mata menantang.

"Mau kaupotong berapa pun... aku tak akan pernah kehilangan apa pun!"

Yazuhiro tersenyum licik. Dalam beberapa detik, lelaki itu mengayunkan pedangnya,menyabet leher Haruko kencang. Kepala wanita itu putus seketika. Semua orang menjerit. Dalam bisiknya,Yazuhiro berkata tajam pada semua orang yang ada di sana.

"Tempat ini tak akan kulenyapkan. Machiko yang akan mengatur termpat ini! Kalau kalian berniat untuk mengkhianatinya, maka kalian juga akan mati!" katanya. Para geisha yang sempat ketakutan perlahan menghela napas lega.

Yazuhiro masih memikirkan nasib mereka.

Yazuhiro kembali ke penginapan tempat Hana berada bersama Machiko. Sebelum menemui Hana, Yazuhiro menceritakan semuanya pada Machiko, termasuk posisi okiya sebagai milik Machiko. Machiko mengucapkan terima kasih, meskipun hatinya sedih. Haruko sudah pergi. Meskipun di akhir wanita itu sangat kejam, namun Machiko sangat berjasa untuk hidupnya.

Yazuhiro melangkah ke kamar Hana. Lelaki cantik itu sudah mendapatkan perawatan yang terbaik di tempat ini. Hana sedang menangis. Yazuhiro menghentikan langkahnya. Hana sudah mendengar semuanya. Hana sudah mendengar berita kematian Haruko. Yazuhiro pasti akan dibenci setelah ini. Namun dugaan Yazuhiro salah. Hana berdiri, berbalik, berlari ke pelukan Yazuhiro dan menangis.

"Maaf, aku sudah menghabisi keluargamu..."

Hana menggeleng kencang. Dia memeluk Yazuhiro erat tanpa suara. Hanya tangis yang muncul di bibirnya. Yazuhiro tersenyum, merengkuh Hana dalam dekapannya, lalu menggendong Hana pergi. Dia harus membawa Hana pulang. Pulang ke rumahnya yang baru. Karena di sanalah Hana akan dihargai sebagai manusia, dan juga orang yang berharga untuk Yazuhiro. Yazuhiro yang akan melindungi lelaki ini dengan taruhan nyawanya sendiri.

TBC

Setelah cerita ini tamat, akan ada cerita baru. Judulnya "Bla... Bla... Bla..." dan udah tayang blurb-nya di sebelah... :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top