DANGER one

Dua hari berlalu, suasana Honmaru terlihat kelam- setelah kepergian Yuri yang mengundurkan diri, kemarin malam Sasaki datang membawa berita buruk.

Yuri Sailendrana hilang dalam kecelakaan pesawat.

Tentunya berita itu membuat semua penghuni honmaru shock, tapi sasaki lebih shock saat melihat kordinat honmaru milik Yuri masih ada dan kekkai nya masih terjaga dengan baik.

Pasalnya, setiap saniwa yang pergi / memutuskan kontraknya dengan pemerintahan. Secara permanen datanya akan dibuang/dihilangkan, dan honmaru nya akan hancur saat itu juga.

Karna Sasaki bilang "Yuri masih dalam keadaan hilang, yang artinya bisa saja Yuri masih hidup. Meski presentasinyanya itu kecil." itu kata Sasaki untuk menenangkan para toudan.

Dan untuk sementara sasaki menempatin Honmaru milik Yuri untuk melihat dan mencari tau- kenapa Honmaru ini tidak hilang, padahal data di pemerintahan, Yuri sudah terhapus permanent.

Meski honmaru terlihat lebih kelam, setidaknya masih ada tawa para tantou yang menghibur diri di halaman bermain bola Temari bersama para waki dan uchi.

Kecuali Kiyomitsu yang tengah ada di beranda lantai dua, dimana tempat ruang kerja saniwa berada.

Pintu di geser, memperlihatkan ruang kerja yang sepi nan bersih- kiyomitsu selalu merawatnya- berharap Yuri kembali.

Sudut demi sudut ruangan di kelilingi, Kiyomitsu menyentuh setiap benda yang ada di dalam ruangan tersebut, helaan nafas terus keluar dari mulutnya.

"ah, kashuu... Ternyata kau ada di sini."

Kiyomitsu menoleh, ia mendapatkan Tsurumaru yang membawa seember air dan lap.

"hora yo- kau bersihkan kamar aruji, aku akan membersihkan loteng bersama Hanjin dan Shishio." ujar Tsurumaru menyerahkan ember

"u-umm..."

".... Kau tau- kau lebih pendiam dari biasanya." ujar tsurumaru selagi berjalan pergi

Kiyomitsu hanya bisa terdiam menatap punggung Tsurumaru yang mulai menjauh.

Kiyomitsu menoleh ke arah frame foto yg ada di dinding- foto yang memeprlihatkan seisi benteng saat tahun baru dengan sang Saniwa di antara mereka.

Kiyomitsu melangkah mendekati frame tersebut dan menyentuhnya.

"Aruji... Semoga anda selamat, dan kita bertemu lagi." cicit kiyomitsu

*

*

*

*

*

*Flashback*

"hmm... Hati-hati ya."

"... Aku gk bakal mati astaga."

"ya kali kan."

"ngedoain mksdnya?"

"gk gitu juga."

* * *

Semua berjalan baik sampai sebuah guncangan besar membuat Yuri melonjak kaget.

"apa-apaan?!" gumam yuri menarik earphone nya

Guncangan kembali terjadi, terdengar suara pilot yang menenangkan para penumpang. Tak lama suara bising di pesawat memenuhi indra pendengaran, masker gas yang menjuntai kebswah pun membuat para penumpang panik.

"WOY GAK LUCU INI!" keluh Yuri

Pesawat menungkik tajam membuat Yuri menahan nafas dan memegang pegangan kursinya erat-erat.

Yuri mengigit bawah bibirnya

".... Ini menyebalkan." gumam Yuri

Yuri menutup matanya dan memgambil nafas dalam.

"maa... Setidaknya aku sudah bahagia." gumam Yuri

[Jangan bercanda, tugasmu belum selesai]

*

*

*

*

*

"AKHH!"

Yuri terbangun sembari berteriak, nafasnya tak beraturan dengan dada yang memompa dengan cepat.

Yuri meringis saat rasa sakit menyapa kepalanya yang terbalut perban.

Perban?

Yuri langsung mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dan melihat sekitar. Ini bukan rumah sakit. Ruangan dengan keadaan yang rusak, lantai tatami yang kusam, pintu shoji yang kotor nan koyak, langit-langit kamar yang rapuh.

"ini... Dimana." gumamnya

Yuri melihat kebawah, ia bisa melihat sweeternya yang lusuh nan kotor. Tapi futon yang ia tempati cukup bersih.

Suara langkah kaki yang kian mendekat membuat Yuri menjadi waspada, apalagi ia bisa merasakan aura yang terbilang busuk dan membuat bulu kuduknya merinding.

Yuri menoleh kesana kemari mencari setidaknya senjata tajam atau benda yang bisa ia lempar, tapi nihil, tak ada satupun barang kecuali futon yang menjadi tempst tidurnya.

Yuri meneguk ludahnya, ia mencoba tenang meski sebenarnya kini ia sedang panik.

Pintu shoji di geser, seketika nafas Yuri tercekat saat melihat apa yang ada di depannya.

Jikan shokogun bertipe Uchigatana, masuk membawakan senampan makanan yang terlihat masih panas.

Jikan shokogun itu masuk dan menyimpan nampan makanan di sebelsh Yuri, ia menunduk seakan memberi salam- reflek Yuri mengangguk dengan tangan gemetar.

"ma...kanan... Anda..." ujarnya dengan suara yang terbilang mengerikan di telinga yuri

"te-terima kasih, a-aku akan memakannya."

Jikan shokogun bertipe Uchigatana itu kembali menunduk dan pergi meninggalkan Yuri.

Yuri kembali meneguk ludahnya, ia melirik nampan makanan yang terlihat masih hangat.

Tangannya jahil menyentuh ikan panggang yang masih panas, semua makanan yang ada di atas nampan sangat terlihat normal.

Growll...

".... Ku lupa makan-lagi."

'makan gk yah... Aman gak nih...' innernya

"dahlah, kalo modyar juga gpp."

Yuri menyambar mangkuk nasi dan memakan nya. Semuanya terasa enak sampai Yuri terdiam.

".... Bentar, prasaan tadi aku lagi di kapal trus kecelakaan- lah terus ini dimana?!"

Yuri segera bangkit dan melangkah ke pintu, ia menggeser pintu shoji dan memperlihatkan lorong yang kusam.

Ia menoleh ke kiri dan kosong.

"Anda sudah bangun... Saniwa-sama."

Tubuh Yuri seketika menegang, suara yang berat dan serak membuat Yuri menoleh secara perlahan.

Jikan shokogun bertipe Naginata berdiri di sisinya, Yuri meneguk ludah nya dan tersenyum konyol.

"Mim-mimpinya aneh ya... Ahaha- PERMISI!"

Yuri menutup kembali pintu shoji tapi segera di tahan oleh Jikan shokogun tersebut. Keringat dingin tak hentinya membasahi punggung Yuri.

'Yowes mati di tangan JK nih, yowes.' inner Yuri

Jikan shokogun itu masuk dan berdiri di hadapan Yuri.

Setengah wajahnya tertutupi kain, mata merahnya bersinar terang seperti ruby jika di lihat lebih jelas.

"cantik..." gumam Yuri

Jikan shokogun bertipe naginata itu memperlihatkan Eye-smile nya membuat Yuri menutup mulutnya.

"Terima kasih akan pujian anda... Saniwa-sama."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top