{EIGHT}
Author POV
Di saat-saat terakhir, bantuan datang kepada Alona, Luna, dan Arka. Rai-- sahabat Alona--datang tepat setelah Alona meneriakkan namanya dengan suara penuh rasa takut. Dia berdiri tepat di depan Arka yang tersungkur setelah dipukul salah seorang preman.
***
Alona POV
"R-Rai?" tanyaku memastikan apakah aku tidak salah lihat. Ia menoleh, kemudian ia tersenyum tipis.
Sahabatku yang umurnya lebih dariku-- tetapi tetap terlihat seperti anak berumur 12 tahun, sekarang berdiri tegap di depan Arka yang tersungkur, dengan membawa spear yang menyala ungu dan gelap. Sedikit menyeramkan... Tetapi, aku punya satu pertanyaan baru lagi di kepalaku; Bagaimana cara Rai bisa sampai di sini?
"Aku mendengar teriakanmu, Lona. Dan portal menuju tempatmu langsung kubuka." sahut Rai, menjawab pertanyaanku yang bahkan aku tidak sebutkan.
Sejak kapan Rai jadi cenayang?! Batinku.
"Sepertinya, hari ini kau harus menepati janjimu, Alona," sahutnya lagi. Kemudian, dia kembali menatap ke depan. Entah mengapa matanya menyala ungu...
Preman-preman itu sudah berdiri sempurna di tembok seberang.
"Siapa kau bocah, hah? Darimana kau datang?!" teriak preman berambut punk.
"Anak yang akan menghabisi kalian," sahut Rai, menyeringai lebar. Terkadang, aku tidak bisa mengerti Rai. Warna suaranya juga ungu biasa saja, seperti warna suara miliknya sejak dulu.
"Hah? Bocah kayak kamu, mau menghabisi kami berdua? Hahaha!" Dua preman itu tertawa terbahak-bahak, meremehkan Rai. "Bahkan anak laki-laki itu sudah aku buat tumbang dengan sekali pukul!"
Rai yang masih berada di posisinya tertawa seperti anak kecil, tapi auranya langsung berubah. E-energi apa ini?!
"Jangan menilai buku dari sampulnya, Tuan. Kau akan mendapatkan akibatnya jika buku itu ternyata lebih hebat dari yang kalian kira!"
Dengan gerakan secepat kilat, Rai langsung lari ke arah para preman itu, dan memukul preman berambut punk dengan spear miliknya. Preman itu langsung tumbang. Sedangkan preman yang satunya sudah membaca gerakan Rai, jadi ia berusaha menahan serangan spear Rai dengan kedua tangannya, tapi dia salah.
Tiba-tiba saja, Rai terbang dan langsung memukul kepala preman itu, dan aku tahu apa kejadian selanjutnya; Preman itu TUMBANG.
***
Flashback Mode : On
Rai POV
"...RAI!!"
"Suara siapa itu?"
Aku sebenarnya sedang duduk dengan tenang di sekitar Danau Mimpi, bersemedi sedikit agar kekuatanku tetap stabil, dan spear tidak menjadi "liar".
Tapi, aku mendengar suara teriakan seorang perempuan dari radius berjuta kilometer.
"Suara ini..!" Aku langsung berdiri, dan langsung berlari menuju batang pohon raksasa kosong dan tua di dekat danau. Aku membuka portal, dan melihat kondisi tempat asal suara itu. Aku melihat pemilik suara yang memanggil namaku.
"Alona!" Aku langsung mengepalkan tangan kiriku dengan erat, dan langsung membaca kalimat pembuka portal.
"Spear, jawablah panggilanku!"
Setelah itu, spear muncul di tangan kananku. Aku mempersiapkan kekuatanku, sejak melihat Arka tersungkur dihajar dua orang yang tidak kukenali. Dengan cepat, aku masuk ke portal.
***
Flashback Mode : Off
Arka POV
Kenapa malah harus ketemu preman-preman, sih?
Aku langsung menarik lengan Alona dan Luna untuk kabur, tapi malah ada dua preman menghalangiku.
"Ayo cepat, Luna, Alona!" Aku terburu-buru menarik lengan kedua sahabatku itu dan langsung lari melewati "labirin" lorong sepi rumit. Saat dua preman yang sudah aku tumbangkan tidak terlihat, aku membiarkan Luna dan Alona lari di depanku. Setidaknya, untuk berjaga-jaga.
Dan sekarang, seseorang yang Alona sebut dengan nama "Rai" tiba-tiba muncul di depanku setelah ada cahaya biru silau dan Alona meneriakkan namanya. Aku yang masih tersungkur hanya bisa menatap dirinya bertarung dengan dua preman yang berusaha menculik kami...
***
Luna POV
Sebenarnya, siapa anak laki-laki ini? Bagaimana dia bisa muncul tiba-tiba? Kenapa dia langsung muncul setelah Alona meneriakkan nama "Rai"?
Saat tadi kami sudah dikepung, dan Arka tersungkur setelah dipukul oleh preman, Alona tiba-tiba meneriakkan nama yang menurutku tidak asing... Tapi aku masih belum ingat siapa anak laki-laki yang seperti anak SD kelas 6 ini (sedikit lebih tinggi) berasal.
Dan apa yang dia pegang di tangannya, dan dipakainya untuk bertarung?
***
Alona POV
"RAI!!"
Dalam sekejap, Rai langsung berdiri di tempat. Dia menoleh, dan tersenyum tipis.
Dua preman yang mengejar kami sudah babak belur dikalahkan oleh Rai seorang diri! Bagaimana bisa sahabatku ini mengalahkan dua preman itu hanya dengan... Sebuah spear!?
Perlahan, Rai berjalan mendekati kami. Dia melepaskan tangan kanannya, dan spear itu langsung menghilang. Tidak ada luka ataupun goresan sedikitpun di wajahnya yang tegas itu.
"Kalian baik-baik sa--"
Aku langsung berdiri dan memeluk sahabatku itu. Aku memeluknya penuh rasa takut bercampur lega. Warna di sekitarku menjadi biru lembut. Aku merasa sedikit tenang. Rai sedikit terkejut, tapi dia langsung membalas pelukanku.
Arka dan Luna yang melihatnya hanya bisa menganga.
Setelah melepaskan pelukanku, aku memegang kedua bahunya. "Tidak ada yang luka kan, Rai?"
Rai tersenyum, "Tidak ada, Alona,". Kemudian, dia menunjuk Arka. "Sebaiknya kau lebih mengkhawatirkan Arka daripada aku, Lona,"
Aku langsung ingat, dan aku langsung berbalik, dan segera mengecek keadaan Arka.
"Kau tidak apa-apa, Ka?"
Arka tersenyum. "Sedikit sakit saja kok, Lona."
Aku tersenyum lega, dan Luna pun datang mengecek keadaan Arka. Dia berkata jujur, karena warna putih keluar dari mulutnya--disertai warna kuning cerah. Aku sedikit menoleh ke belakang--melihat Rai.
Jangan membohongiku, Rai. Warna suaramu hitam begitu, bagaimana kau bisa tidak terluka jika salah seorang preman tadi menggunakan pisau untuk melawanmu balik?
***
Kenapa Rai berbohong? Dan apakah Alona selama ini menyimpan rahasia?
•
See you on {NINE}!
-A
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top