Chapter 17- Acrux Memang Gila

Chapter 17
Acrux Memang Gila

Pria itu hanya tertawa datar. Tetapi wajah panik Luna dan Sadr tidak bisa di munafikkan. Acrux terlalu blak-blakan. Rasanya dia telah memindset dirinya menjadi seorang Dewa.

"Kau tidak bisa mengacaukan hukum gravitasi," protes Luna. "Jika kau ingin melakukan itu. Jangan harap, aku akan menyediakan laboratorium."

Sadr mengganguk setuju. Dia masih takut dengan kedatangan makhluk asing. Tetapi kini, Acrux malah ingin mengubah orbit bumi seenak jidat, layaknya memindahkan gerobak jualan. Itu ide gila, dan Sadr setuju dengan pendapat Luna.

"Kau tidak serius kan, Acrux? Kau akan menghancurkan tantanan bumi. Tidak, lebih tepatnya tata surya," tegas Luna.

Pria itu masih cengar-cengir tidak jelas. Entah dia hanya bercanda atau apa. Tidak ada yang bisa menebak isi pikiran Acrux. Pria itu susah ditebak.

Di dalam mobil yang telah dipesan Luna melalui aplikasi online. Acrux duduk dengan wajah penuh kesal. Dia duduk diapit oleh Luna dan Sadr di tiap sisi.

"Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini?" bisik Acrux pada Sadr dan Luna.

"Kau pikir kami akan membiarkanmu bebas?" ngerutu Luna. "Tidak, aku tidak akan membiarkanmu berbuat onar. Ide gilamu yang tadi bisa memunculkan sebuah aksi tidak diduga."

Ya, Luna telah belajar dari pengalaman. Acrux selalu bisa melancarkan sinar laser dari dalam kepalan tangannya kapan saja. Dan Luna, tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.

Setibanya mereka di tempat tujuan. Seseorang dengan penampilan necis berjas hitam telah menyambut kedatangan mereka di tempat yang telah disepakati Luna sebelumnya dengan seseorang di laboratorium kapal kargo.

Pria itu berdiri bagai patung arca. Ekspresi wajahnya datar. Dia memiliki model rambut shadow perm. Yaitu model rambut yang berbentuk ikal halus dan bervolume.

"Selamat siang Nona. Saya Lucas yang akan bertanggung jawab pada Anda. Apakah ini teman-teman Nona?"

Luna melirik ke arah Sadr dan Acrux. Lalu mengganguk pelan.

"Masih ada seorang lagi. Wanita yang kukirim fotonya padamu itu."

Lucas mengganguk kecil. "Baiklah, seseorang akan menjemputnya nanti. Mari ikuti saya."

Lucas menuntun mereka ke dekat sebuah mobil sedan berwarna hitam yang terparkir di salah satu bahu jalan. Kemudian, dia membuka pintu depan.

"Silakan Nona duduk di depan. Kedua teman Nona bisa duduk di belakang."

Luna menurut dan Acrux merasa lega. Sadr terus tersenyum. Dia tidak bisa menahan kebuncahan hatinya, saat menyadari bahwa ia bisa memiliki teman seperti Luna.

Gadis itu punya segalanya. Tetapi, dia tetap hidup seorang diri dan sangat sederhana.

Ketika Lucas membawa kalian ke dalam kargo. Kau bisa memintanya menunjukkan apapun yang kau inginkan Luna.

Luna mengganguk kecil atas informasi Lydia.

Tentang rapat meteor waktu itu. Aku mendapatkan beberapa laporan terbaru. Tetapi aku akan mengirimkannya padamu setelah ini.

"Baiklah."

"Ada apa, Nona?"

Luna menoleh ke arah Lucas dengan sedikit terkejut.

"Tidak, bukan apa-apa."

Lucas bergumam kecil. Kacamata hitamnya tidak dilepas. Acrux sendiri, terlihat menikmati pemandangan sepanjang jalan. Box-box kargo yang beragam warna, sepertinya telah mengalihkan perhatian pria Argian itu.

Begitu memasuki pintu masuk kapal yang terbuka. Suasana dengan dinding putih berlampu neon menyambut kedatangan Luna. Alis gadis itu bertaut bingung.

Beberapa orang dengan pakaian pekerja dan setelah jas laboratorium berwarna putih, nampak berdiri berbaris rapi. Seolah-olah, mereka tengah menunggu tamu penting.

"Lucas, apa yang terjadi?" tanya Luna. Lucas pun melepas kacamata hitamnya.

"Mereka sedang menyambut Anda Nona. Tentu saja, pewaris moon industri. Semua orang sangat menantikan pertemuan ini."

Luna menggeleng. Tidak, dia tidak ingin diperlakukan seperti tuan putri. Seharusnya, dia memerintahkan Lucas untuk bersikap seperti biasa saja. Jika seperti ini, ini sama saja menarik perhatian.

Keempatnya pun turun dari mobil. Bunyi tepuk tangan dan sebuket bunga berukuran besar tiba-tiba saja disodorkan pada Luna. Gadis remaja itu menerimanya dengan canggung.

"Terima kasih. Tapi bisakah, kalian menyudahi sambutan ini? Aku hanya mau belajar di sini. Mohon bantuannya."

Luna membungkuk hormat. Para pekerja yang melihat hal tersebut. Sekonyong-konyong membalas salam hormat Luna.

Mereka semua terlihat terkejut. Tentu saja, hal ini sangat berbanding terbalik dengan Maxime yang sangat arogan jika berkunjung.

Lucas lalu memberikan sebuah instruksi lewat tatapan mata. Barisan pekerja itu membuka jalan bagi Luna. Lucas pun mengambil buket bunga dari tangan Luna.

"Akan kusimpankan untuk Anda," serunya pada Luna. Lalu ia pun menuntun mereka berjalan masuk ke dalam laboratorium.

Koridor panjang berwarna putih dan lorong-lorong panjang terdapat hampir di setiap persimpangan. Bagi orang awam. Mereka bisa saja tersesat.

Lucas lalu menuntun mereka, menaiki undakan anak tangga. Suasana di lantai atas, kini lebih di dominasi dengan dinding kaca transparan. Yang mana sebagian besar, memperlihatkan apa yang sedang dikerjakan di dalam.

Sadr tampak terpukau melihat semuanya. Rasanya seperti berada di negara lain. Sedangkan Acrux, dia tampak tersenyum puas.

Lalu langkah mereka terhenti di sebuah ruangan yang hanya memiliki satu pintu, tanpa akses dinding kaca transparan seperti ruangan lainnya.

"Seperti yang diminta. Kami telah menyediakan ruangan ini khusus untuk Nona Luna. Segala hal yang Nona minta dan tentang referensi lomba yang Nona sebutkan. Telah kami sediakan. Tinggal Nona dan teman-teman Nona saja yang memutuskan untuk menggunakannya."

"Terima kasih Lucas. Tetapi, apa aku bisa minta tolong lagi?"

"Tentu saja. Saya siap melayani Nona Luna kapan pun."

Acrux, entah mengapa merasa muak dengan gaya bicara Lucas.

"Tolong antarkan kami makan siang serta snack 3 jam lagi," jelas Luna.

"Akan saya laksanakan."

Sekarang, Acrux bisa dengan jelas menilai kepribadian Lucas. Pria itu bekerja seperti seorang pelayan. Dan sebuah gagasan menarik terlintas dalam otak Acrux. Dia tersenyum misterius.

Saat Lucas meninggalkan mereka. Dia tak lupa memberikan sebuah sandi verifikasi pada pintu laboratorium yang dapat Luna gunakan. Jadi, siapapun tidak akan bisa masuk. Kecuali mengetahui sandi yang dimiliki Luna.

"Bisakah kalian berdua berbalik ke belakang?" ujar Luna pada Sadr dan Acrux.

"Kenapa?" Si tukang protes mulai berkomentar.

"Aku ingin memasukkan sandi. Berbaliklah!" ulang Luna. Acrux  menurut. Sadr sudah lebih dulu memutar badan.

"Acrux. Sepertinya aku senang kau jatuh ke bumi," tukas Sadr dengan senyum lebar.

"Apa kau senang bumi kejatuhan meteor?" sindir Acrux sarkatis.

"Hey, bukan seperti itu. Caramu datang tetap saja salah. Tetapi... berkat ada kau. Aku jadi tahu bahwa sahabatku ini hebat."

"Oh, terima kasih." Acrux merasa tersanjung.

"Jadi, kau bisa menciptakan sesuatu? Sesuatu yang mirip dimiliki oleh duniamu?" tanya Sadr penasaran.

"Tentu saja. Mari pertama-tama membuat sebuah bom galaxy." Acrux tersenyum miring. "Aku bisa memodifikasi bom atom untuk dapat digunakan sebagai senjata mematikan."

Wajah Sadr berubah pucat.

"Ayo masuk," panggil Luna. "Dan Acrux, kau tidak bisa seenak jidat membuat bom atom." Gadis itu mendengar pembicaraan mereka.

"Kenapa tidak?" tanya Acrux sewot. "Di planetku, bom kalian itu dijadikan pembasmi hama di Argian."

"Whattt??!!"

__/_/___/____

Tbc 😅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top