GAME 01

.

.

.

Metawin ingin mengumpat saat Bright memasukkan bola basket untuk kesekian kali pada keranjang lawan. Ia ingin memaki pemuda itu namun tentu saja dia tak bisa melakukannya di sini. Di depan begitu banyak orang yang mengenalnya sebagai Win Metawin─ketua OSIS- yang tentu saja memiliki reputasi yang cukup baik, dan jika dia masih waras maka memaki pemuda gila yang tengah menyeringai tepat ke arahnya itu adalah option terakhir yang dia lakukan nanti.

.

"Sialan, dia benar-benar serius." Umpat Metawin lirih namun tentu saja masih terdengar oleh Jimin karena dia kebetulan berada strategis disamping Metawin.

.

"Siapa yang serius?" Dew bertanya dan Metawin hanya tersenyum aneh sebagai jawaban.

.

"Tidak, ayo cepat antar map itu pada kepala sekolah." Agar dia bisa cepat kabur dari si pemuda sialan Bright Vachirawit.

.

Karena pemuda itu serius menerima tantangannya, memasukkan angka seratus sebelas pada keranjang lawan untuk Metawin. Bright, pemuda sialan itu benar-benar meladeni permintaan konyol Metawin, lalu sudah pasti kabar baik itu akan berimbas pada pantat Metawin, hhh... benar-benar sialan.

.

.

.

[ –Game- ]

.

.

.

Karena meskipun semua yang kita lakukan salah, kita tetap tak bisa menghentikannya, kita adalah satu yang tak bisa terpisah, kita adalah sebuah dawai yang hanya akan berakhir sumbang jika terpecah, kita...

.

Win Metawin dan Bright Vachirawit.

.

Helaan nafas hangat Bright membuat leher Metawin meremang, tak sampai disitu tangan-tangan kekarnya pun mulai merayap pada perut Metawin, menyibak seragamnya dengan tak sabar lalu merayap menuju celana Metawin yang sudah tak terkancing sempurna.

.

Metawin memekik saat jemari Bright mengurut miliknya, memilih tersenyum saat tangan Metawin mulai mencengkram rambut sewarna arang yang jatuh dengan begitu indah disekitar jemari lentiknya lantas berkata. "Aku akan mengambil hadiahku sekarang juga, Metawin." Ia terkekeh, mencium kedua pelupuk mata yang terpejam dengan begitu cantik dan melanjutkan. "Bersiaplah."

.

Menggunakan pintu toilet sebagai sandaran punggung Metawin, Bright menyentak masuk dengan cukup kasar hingga membuat Metawin menjerit tertahan disela-sela ciuman basahnya. Sambil mencengkram pinggang Metawin yang menggantung sepenuhnya pada tubuh Bright, ia mulai bergerak keluar -masuk, mendorongnya lebih dalam di setiap gerakan dan Metawin hanya bisa pasrah mengerang keras. "Brihhh... Brighthhhh, perlahannghhh.." pinta Metawin dengan wajah memerah.

.

Mengabaikan ucapan Metawin Bright malah mempercepat sodokannya, memeluk tubuh Metawin lebih erat dan membiarkan Metawin kembali berteriak mencapai pelepasan. Bright mengusap peluh yang memenuhi wajah Metawin, mengecup disetiap sisi sembari menggempur lubang ketat Metawin tanpa peduli jika partnernya ini sudah lemas karena pelepasannya barusan. "Lubangmu memang yang terbaik Metawin."

.

Metawin mendesah, mengerang saat lidah Bright bermain-main dalam rongga mulutnya. "Akh─kuhh tidak punya banyak waktu Brihhh." Bright sama sekali tak mendengarkan, dia malah melebarkan paha Metawin lalu kembali mendorong dirinya untuk kesekian kali kedalam lubang sempitnya.

.

"Brihhhh akh akhhh.." Metawin kembali mendesah, ia biarkan desahannya berubah menjadi jeritan. Lagi-lagi Metawin meraskan seolah Bright mengoyak lubangnya, dia bahkan hampir mencapi pelepasan lagi sedangkan Bright bahkan sama sekali belum mengeluarkannya.

.

Bright menggeram, bergerak semakin keras dan mendorong sampai ujung setiap kali Metawin berteriak hingga Metawin meledak─ begitupula dengan Bright. Dia meraih diri di detik terakhir, membiarkan spermanya meluber pada paha serta perut Metawin sedang Metawin sendiri sudah tak perduli, dia terlalu lelah, bahkan tubuhnya mengejang dengan begitu nikmat karena ulah Bright.

.

Disela-sela nafasnnya yang tak beraturan Metawin mengkerjab, dari balik punggung Bright dia melihat seragamnya bercecer dilantai toilet kotor yang kini juga terkena ceceran sperma. Sialan. "Aku bersumpah akan membunuhmu jika seragamku terkena cipratan spermamu, Vachirawit!"

.

Bright terkekeh, mengecup singkat bibir manis Metawin lalu bergumam. "Aku bersumpah wajahmu itu membuat punyaku kembali mengeras."

.

"Dasar sialan! Lepaskan, aku ada rapat dengan anggota OSIS, bodoh!"

.

.

.

.

.

Bright berdecak sebal melihat Metawin yang sudah mengacingkan seragam dihadapannya, sepupunya ini memang benar-benar keras kepala. Sudah tahu pantatnya pasti akan sakit jika berjalan masih saja dia nekat ikut rapat sialan OSIS karena dia ketuanya.

.

"Sudah kukatakan biar Dew saja yang mewakilimu, Win." Metawin mencibir, mulai menata rambutnya yang tak karuan dengan jemari lantas menatap Bright. "Aku ketuanya!"

.

Bright mengusap wajahnya kesal. "Karena kau ketuanya maka pergunakan bawahanmu itu dengan baik dan benar, Win Metawin!"

.

"Kau mengejekku?"

.

"Apanya yang mengejek, bawahanmu yang lain ikut tersinggung olehku?"

.

"Bright Vachirawit!"

.

"Win Metawin!" Metawin diam, dia masih menatap sebal Bright namun tak bertahan lama sebab Bright sudah lebih dulu membawa tubuh kecil itu dalam gendonganya, membawanya bridal style melewati lorong-lorong sepi sekolah dengan Metawin yang meronta disepanjang jalan.

.

Dengan cepat Bright melempar Metawin ke kursi penumpang, mengunci pintu mobilnya seraya menelpon seseorang yang diyakini tengah kelabakan karena sang ketua saat ini tak juga datang. "Hei Jirawat, katakan pada anggota OSIS yang lain jika Metawin sedang tak enak badan. Dia tidak bisa datang."

.

Telepon terputus, mata tajam Bright menatap Metawin yang masih setia menggedor-nggedor kaca mobilnya dengan beringas. Ia membungkuk memamerkan senyum menawannya lantas meniupkan fly kiss pada Metawin yang tengah murka. "Ayo kita pulang." Ucap Bright senang.

.

.

.

.

.

[w/n : hm, ini satu lagi bekal buat kalian para BrightWin ship yang tengah mengambang dalam kebahagiaan. Iya, bahagia banget lihat Bright kejedot pala Win. Huhuhuh.. momen gitu aja udah seneng badut nih! Udah gila! Udah mau bikin Rate Mature loh gegara momen itu, dah lah.. maaf menyesatkan kalian lagi di sini. Terimakasih sudah membaca, salam Sayang! Badut Lian]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top