38. Selesai
Ya, itu rencana awal Arjun untuk menanyakan kebenaran ucapan Alvia. Tapi, hingga saat ini yang Arjun lakukan masih di kerumuni mantan mantannya dan malah melihat Alvia yang sedang tertawa bersama Fadlin dan Nebara dari jauh.
"Juna~ kok malah liat ke arah lain sih." Rengek salah satu mantannya
"Iya Juna, aku ada di sini. Jangan liat yang lain." Rengek yang lainnya.
"Berisik njir. Perasaan De Alvi gak pernah seberisik ini." Batin Arjun kesal
"Udah udah, jangan ganggu Juna. Kayaknya mau berduaan sama aku, jadinya kesel kek gitu. Ya gak Juna?" Reya mengatakan pendapatnya yang langsung mendapat cibiran dari semuanya, termasuk Arjun.
Terserah, Arjun ingin segera menjadi alasan Alvia tertawa di sana, bukan Fadlin atau Nebara.
Nebara mendekati meja Arjun yang ternyata dekat dengan penjual minuman, setelah membeli cemilan laki laki itu berbicara sesuatu kepada Arjun.
"De Alvi kayaknya beneran."
Setelah itu, Nebara kembali bergabung dengan Alvia dan Fadlin yang ternyata Glean dan Zreal juga sudah bergabung. Mereka tertawa bersama membuat kecemburuan Arjun naik pesat.
"Juna~ kok kayak kesel, kenapa?" Tanya salah satu mantannya yang lain
"Eh, Juna gak nyaman ya sama kita semua?" Tanya Reya yang akhirnya paham juga
"Kayaknya dia cuma mau sama aku deh, kalian pergi aja." Lanjut Reya
Lah anjir, pede banget lu. Jangankan mantan Arjun yang lain, Arjun saja jijik mendengarnya.
"Ih, kok gitu? Pastinya mau sama aku ya kan Juna?" Tanya yang di sampingnya
"Aku kan Juna?"
"Pasti aku kan?"
Arjun kesal mendengar tingkah kekanak kanakan perempuan yang ada di sekitarnya. Akhirnya Arjun bankit dari duduknya yang menghentikan perdebatan tidak berarti mereka.
"Minggir." Titah Arjun
"Juna mau kemana?" Tanya salah satu mantannya
"Gak ada urusannya sama kalian." Jawab Arjun lalu pergi dari sana menuju Alvia dan teman temannya.
"De Alvia." Panggil Arjun
Alvia yang sedang mendengarkan ucapan Glean menoleh
"Eh, A Na-- maksudnya Kak Arjun. Cari siapa?" Tanya Alvia
Sontak membuat Arjun menjadi pusat perhatian Alvia serta teman teman teman laknat Arjun.
"Bisa bicara berdua?" Tanya Arjun menghiraukan tatapan teman temannya
"Gak bisa di sini aja Kak?" Tanya Alvia
Ada sedikit rasa sakit di hatinya mendengar panggilan namanya diganti oleh gadis ini.
"Berdua." Tekan Arjun
Alvia menghela nafas, kemudian berpamitan kepada Aa Aa penghasil permen manisnya. Lalu mengikuti Arjun yang entah maunya apa.
Arjun membawanya ke taman belakang yang lumayan lenggang, Alvia melihat taman ini lagi lagi terasa nostalgia karena kejadian itu.
Arjun duduk di tanah yang berumput di susul Alvia, mereka duduk berhadap hadapan.
Hening menimpa atmosfer di sekitar mereka. Alvia yang menunggu Arjun bicara dan Arjun yang berusaha merangkai kata.
"Jadi, mau ngomong apa?" Tanya Alvia yang sedikit kesal
Arjun menjeda untuk menjawab pertanyaan Alvia.
"Pengen berduaan aja, udah lama gak gini." Jawab Arjun
"Iya lah lama, kan Kak Arjunnya selingkuh." Sindir Alvia
Arjun merasakan pundaknya kaku setelah mendengar ucapan Alvia.
"Dede sendiri juga selingkuh, impas kan?" Tanya Arjun
Alvia terkekeh mendengarnya, "Ya, kita impas." Jawabnya
Hening lagi, entahlah antara mereka berdua menikmati kebersamaan atau kehilangan kata kata.
"Kasih tau dong, siapa selingkuhan kamu De." Pinta Arjun
"Gak bakalan kenal." Tolak Alvia
"Curang. Aa aja ngasih tau siapa selingkuhan Aa." Ucap Arjun
"Itu mah bukan ngasih tau, tapi tau sendiri." Ujar Alvia
Giliran Arjun yang terkekeh, "Yang penting Dede udah tau, sekarang giliran ngasih tau Aa." Katanya
"Kakak gak bakalan kenal." Ucap Alvia
"Emang orang mana? Kenalan di mana?" Tanya Arjun
"Orang jauh, kenalan di taman. Sering ketemuan sih, bahkan sebelum kenal sama Kak Arjun." Jawab Alvia
Api cemburu berkobar di hati Arjun. Apa katanya? Sebelum kenal dengannya ternyata laki laki itu sudah dekat dengan pacarnya?
"Namanya siapa? Kelas berapa? Sekolah di mana?" Tanya beruntun Arjun
Alvia menengok ke arah Arjun, "Sebegitu pengen taunya selingkuhan aku? Bahkan aku nggak kepo sama selingkuhan Kakak." Ucapnya
"Jawab aja De, Aa pengen tau." Ucap Arjun
"Dan pengen tau muka kek gimana yang bisa buat De Alvi selingkuh dari gua." Lanjut batin Arjun
Alvia menghela nafas, "Jangan kepo deh Kak." Ucapnya
"Kepo ini menyangkut pacar Aa." Ucap Arjun
"Sekarang baru sadar punya pacar sementara Kakak lagi selingkuh? Bercandanya gak lucu." Sinis Alvia
Arjun terdiam lagi. Sulit ternyata jika Alvia marah seperti ini.
"Aa cuma mau tau nama sama sekolah mana selingkuhan Dede." Ucap Arjun
"Percuma tau juga, gak bakalan bisa apa apa." Ucap Alvia
Alvia mengeluarkan ponselnya setelah mendengar bunyi notifikasi. Ia tersenyum sesaat lalu menarikan jarinya di ponselnya, Arjun yang merasa diabaikan merebut ponsel Alvia dan menyimpannya di sampingnya.
"Kembaliin." Tegas Alvia
"Kita masih ngobrol De, jangan liat yang lain dulu." Ucap Arjun
Alvia berdecak kesal, apa apaan laki laki di depannya ini? Sudah menyelingkuhinya sekarang berlagak seperti pacar yang polos seperti pantat bayi.
"Nama, kelas dan sekolah selingkuhan kamu, jawab De." Arjun tetap teguh pada pertanyaannya.
Alvia menghela nafas, lalu ia berkata
"Kei, seangkatan, sekolahnya jauh."
"Sekolah mana? Biar Aa--"
"Udah deh A, Aa ngeselin akhir akhir ini." Potong Alvia
"Sekarang, maksud Aa selingkuh dari Dede apa hah? Kalau mau putus ya putus aja, kalau mau pacaran ya pacaran. Jangan maen langsung selingkuh, gua gak suka sama orang yang gak setia sama sekali. Jijik." Tanya Alvia, ia sudah kesal atau mungkin ditambah cemburu juga.
Arjun diam tidak menjawab pertanyaan Alvia, gadis di hadapannya terkekeh melihat respon Arjun.
"Terserahlah, mending sama yang lain. Giliran nanya ngotot banget sama jawabannya, giliran ditanya malah diem. Geblek emang." Ucap Alvia berniat pergi, namun tangannya ditahan Arjun.
"Oke, oke. Aa jawab, tapi Dede jangan pergi." Final Arjun
Alvia kembali duduk dan mendengarkan penjelasan Arjun.
"Aa cuma mau ngebuktiin kamu orangnya bakalan gimana kalau di selingkuhin. Bakalan minta putus kah, atau yang lainnya." Jelas Arjun
"Sekalian, kamu itu orangnya cemburuan apa nggak atau orang yang bakal langsung mempermalukan orang demi diri sendiri atau orang yang bergerak biasa aja."
"Tentu, Aa dapet jawabannya. Ternyata kamu bakalan selingkuh balik, gak cemburuan, dan gak peduli sama sekali sama gituan. Kirain bakalan ngajak putus duluan" Lanjut Arjun
Arjun penasaran dengan responsnya melihat ke arah Alvia. Gadis itu hanya memasang wajah seolah melihat benda mengerikan.
"Jangan gitu De!" Seru Arjun yang telinganya memerah karena malu.
"Dede ampe gak bisa ngebedain Aa itu bodoh apa bego." Komentar Alvia
"Jahat." Timpal Arjun
"Ya lagian gini ya A. Kalau ada maunya itu ngomong langsung, bukan malah ngerepotin diri sendiri sama bikin emosi orang." Seru Alvia
"Kalau mau dicemburuin bilang, kalau mau disetiain bilang, kalau mau diperhatiin bilang, jangan malah selingkuh pake alasan ini itu. Bego jangan dipelihara." Lanjut Alvia
"Kalau Aa yang ngomong malu dong De, mana ada cowok yang terang terang mau ini itu." Protes Arjun
"Dede ampe bingung, yang cewek itu aku apa Aa sih? Sebegitu gengsinya minta diperhatiin?" Alvia tidak habis pikir.
"Lagian nih ya A, Dede gak bakaln minta putus." Ucap Alvia
"Kenapa?" Tanya Arjun
"Yang nembak aja Aa, berarti yang minta putus Aa lah. Ngapain Dede susah susah mengakhiri apa yang diawali orang lain? Ribet tau." Jawab Alvia
Arjun yang awalanya melongo medengar jawaban Alvia akhirnya tertawa, bahkan sampai terbahak bahak. Membuat gadis berhijab dengan kacamata di wajahnya itu mengidik.
"Ahahahaha, maaf maaf De, kok ngakak. Hahaha." Ucap Arjun disela sela tawanya.
"Maaf." Ucap Arjun setelah reda tawanya.
"Hm, gak papa." Sahut Alvia
"Maaf udah selingkuh, maaf nyakitin hati kamu, maaf udah bikin kamu kesel, maaf, maaf." Ucap Arjun
"Iya iya." Ujar Alvia
"Aa bakalan balik ke Dede, Aa bakalan ninggalin mantan mantan gak berguna itu, Aa bakalan setia dan gak selingkuh lagi." Lanjut Arjun
"Hm, hm. Bagus kalau gitu." Ucap Alvia
"Makanya Dede jangan selingkuh lagi sama Kei-kei itu, balik lagi sama Aa ya?" Pinta Arjun
"Gak." Tolak Alvia
"Kok gitu?" Tanya Arjun
"Udah Dede bilang kan, dia udah ada sebelum kenal sama Aa. Mana mungkin Dede ninggalin dia." Jawab Alvia
"Emangnya Kei mana sih?" Tanya Arjun dengan sangat penasaran.
"Kepo." Jawab Alvia
"Seangkatan kan? Sekolah mana?" Tanya Arjun lagi
"Kepo." Jawab Alvia lagi
"De, jawab yang bener dong." Rengek Arjun
"Kalau dijawab, Aa kasih permen Yupi 5 bungkus." Tawar Arjun
Alvia tidak bergeming dengan tawaran Arjun
"Bungkus besar?" Tawar Arjun lagi
"Oke Deal! Besok kasih Dede yang gummy bear gak pake lama." Sepakat Alvia
"Kalau masalah permen aja langsung setuju." Cibir Arjun
"Itu menyangkut masa depan camilan Dede, jadi jangan protes dan beliin aja." Sahut Alvia
"Jadi? Nama lengkap Kei, kelas dan sekolahnya?" Tanya Arjun
"Nama lengkapnya Tsukushima Kei, Kelas 1-4 sebelum time skip, sekolahnya SMA Karasuno di Jepang, lebih tepatnya di anime Haikyuu!!" Jawab Alvia dengan senyum manis
Mulut Arjun terbuka lebar karena terlalu terkejut, jadi dia diperdaya?
"Kan udah Dede bilang, percuma tau Aa gak bakalan bisa apa apa." Ucap Alvia lalu tertawa terbahak bahak, sedangkan Arjun hanya memincingkan matanya
"Baru kali ini ada yang bener bener ketipu sama pacar halu Dede." Ucap Alvia lalu tertawa kembali
"Lagian Aa juga cemburu kali denger Dede selingkuh sama cowok lain." Protes Arjun
Alvia meredakan tawanya, "Lupa ya? Dede itu tipe setia, karena udah tau rasanya dikhianati." Ucapnya dengan senyum manis
"Tapi suer masih ngakak lho." Lanjut Alvia dengan kekehan
"Berisik." Ucap Arjun sambil mengalihkan pandangannya dengan telinga merah padam.
Mereka akhirnya tertawa bersama kembali. Permasalahan yang Arjun perbuat kini menjadi salah satu kenangan Alvia, kata kata Alvia berubah menjadi kasih sayang di hati Arjun.
Ya, dan kalian tahu? Ini hanya sementara. Semuanya menghilang begitu saja.
_______
Tbc :)
See you
Rabu, 05 Mei 2021
Adv85sv
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top