21. Zreal III

Zreal dan Alvia sekarang sudah menjadi teman. Alvia bahkan memanggil laki laki itu dengan sebutan Aa seperti yang lainnya, dan dia adalah orang pertama yang ia panggil seperti itu tanpa menjadi seseorang yang ia sayangi atau yang pernah menyakiti.

Kadang Alvia berpikir, ada apa dengan mereka yang sepertinya ada yang kurang beres dengan orang orang baru di sekitarnya. Kadang mereka seperti senang berada di dekatnya, kadang merasa seperti bersalah kepada dirinya, kadang seperti terganggu dengan satu sama lain ketika bersamanya.

Namun Alvia bukan orang yang hati hati sebelum merasakan luka tersebut, jadinya ia lupakan persoalan itu dan bersenang senang dengan yang menjadikannya bidak permainan kecil di dalam permainan sesuangguhnya.

"Kok kejadian tadi bikin gua ngakak ya?" Tanya Klea sambil menahan tawa dengan tangannya

"Njir, lu tertawa di atas penderitaan orang lain." Ucap Villia namun tak ayal ikut menahan tawanya.

Sebenarnya saat kejiatan belajar mengajar sedang berlangsung ada beberapa kelas yang sering jamkos, apalagi hari ini, mendengar penuturan guru BK yang hari ini masuk kelas X TKJ I mereka, dari jam istirahat pertama hingga pulang sekolah akan ada rapat guru mengenai pelaksanaan Penilaian Tengah Semester yang akan dilaksanakan serempak di SMK Bulan.

Namun, di tengah tengah pembicaraan antar murid dan guru BK tiba tiba ada suara yang memecahkan kaca dengan keras. Sontak semua murid dan guru yang berada di dekat suara itu keluar kelas dan mendapati salah satu kaca jendela kelas Akuntansi pecah berkeping keping dan pecahannya berserakan di lantai baik luar ataupun dalam kelasnya.

Guru BK saat ini adalah Ibu Sri yang terkenal tegas dan tidak kenal ampun namun bisa di ajak diskusi berbagai masalah, melihat ada bola sepak di dalam kelas langsung melihat ke lapangan di mana para pelaku langsung kalang kabut melarikan diri agar tidak di salahkan.

"Kelas berapa mereka?" Tanya Bu Sri kepada murid kelas X TKJ I

Hening sebentar, namun ada yang memberanikan diri untuk menjawab

"Kayaknya ke-kelas sepuluh TKR dua Bu."

Bu Sri menghela nafas pelan, lalu menyuruh semua murid bubar dan menyuruh semua murid kelas X TKR II menghadapnya. Semuanya bertanggung jawab membersihkan pecahan kaca yang tercecer dan wajib melaporkan siapa saja pelaku yang memecahkan kaca jendela tersebut.

Alvia yang melihat kedua temannya yang tertawa hanya tersenyum memaklumi, bagaimana tidak wajah pelakunya sangat pucat saat menghadap Bu Sri yang masih di tempat beberapa menit setelah bel Istirahat berbunyi dan hal itu bertepatan dengan semua murid keluar kelas. Itu alasannya mereka merasa lucu.

"Tapi kasian juga sih, harus ganti rugi. Mana lumayan lagi harganya." Ucap Willia

"Iya juga sih, beruntung banget kelas Akun lagi kosong. Coba kalau nggak, udah ganti rugi kaca jendela, malu, ada korban lagi, udah lah gua gak bakalan bisa sekolah lagi." Ujar Klea yang di angguki Alvia

"Tapi kan ya, kalau beneran ada korban bisa bisa orang tuanya dipanggil ke mari. Ih ngeri gua banyanginnya." Ucap Willia

"Udah ah, mending bahas drakor baru. Sekarang yang lagi ngetrend drakor apa? Gua ketinggalan nih gara gara nugas mulu." Tanya Klea

Oke Alvia yang berdiri di luar kelas bersama ketiga temannya mengeluarkan ponselnya, lebih baik ia mendownload anime yang belum tuntas dari pada cengo mendengar obrolan mereka yang tidak bisa ia tanggapi.

Obrolan mereka semuanya random, mlah ujung ujungnya ngomobgin orang lagi. Tapi nikmatnya saat itu gak bisa dipungkiri.

"De, kantin yuk!" Ajak Zreal

Alvia yang masih mengobrol dengan ketiga temannya melihat Zreal sudah ada di radius jangkauannya.

"Nggak deh A, A Zreal aja." Tolak Alvia sambil tersenyum

"Ayolah De, biar ada yang nemenin. Masa Aa sendiri mulu." Rengek Zreal

Alvia menghela nafas, lalu berpamitan untuk pergi ke kantin bersama Zreal kepada teman temannya.

"Kenapa gak sama A Bara atau A Fadlin?" Tanya Alvia saat mereka berjalan bersama

"Males, pengen sama cewek dong De ke kantinnya." Jawab Zreal

Alvia terkekeh, "Makanya jangan sama pacar orang mulu, cari pacar sana." Ucapnya

"Ini lagi nyari De." Sahut Zreal

"Pasti dapet lah A, wong Aa tajir sama lumayan. Cuma otaknya aja agak sebleng." Kata Alvia

"Enak aja sebleng. Gini gini juga pinter tauk."

"Iya, pinter godain cewek tapi jomblo terus."

"Wong ceweknya punya pacar, jadi susah dapetinnya."

"Dih, jadi orang ketiga. Cari yang gak taken lah A, malah mau jadi selingkuhan orang."

"Pengennya sama dia mau gimana lagi?"

Alvia menghela nafas lelah, susah ngomongin orang edan.

"Emangnya siapa?" Tanyanya

"De--"

"De." Jawaban Zreal terpotong sapaan pacar dari gadis di sampingnya

"A Nadbi." Seru Alvia lalu berlari mendekati Arjun yang berada beberapa meter di depannya.

"Lagi selingkuh ya?" Tanya Arjun dengan enteng

"Dih, sembarangan. Lagi nganterin anak bebek ke kantin, takut sendirian katanya." Jawab Alvia

"Lagian kalau Dede mau selingkuh, elit dikit lah A. Sama orang luar sekolah biar gak ketauan." Sambung Alvia

Arjun menepuk kepala Alvia, "Udah ada niatan selingkuh ternyata." ucapnya

Alvia mengusap ngusap kepalanya, "Yang ada Aa kali yang selingkuh, secara Aa kan playboy sampe sampe temen Dede di godain. Ih serem." Alvia bergidik ngeri.

"Masa, Aa harus selingkuh gitu?" Tanya Arjun

"Terserah sih, toh Aa udah tau mana yang bener mana yang salah. Palingan kalau Aa selingkuh Dede juga selingkuh." Jawab Alvia

Arjun memincingkan matanya tidak suka.

"Oke oke, kapan nih kita ke kantinnya De? Pacaran di sini bikin yanh jomblo panas lho." Tanya Zreal kepada Alvia

Alvia mengalihkan pabdangannya menuju Zreal lalu memamerkan deretan giginya, "Kan sekarang udah deket kantin, Aa ke sana sendiri aja. Dede mau balik ke kelas, baru inget ada hal penting." Jawab Alvia

Tanpa basa basi lagi, Alvia berlari pergi meninggalkan mereka berdua gang bengong dengan pemikiran berbeda tentunya.

Lalu Zreal menatap Arjun yang belun sadar sedang ditatap dirinya

"Lu ganggu mulu perasaan, jangan bikin gua tambah ribet lah njing." Umpat Zreal

Arjun yang merasa tersinggung kemudian menatap lawan bicaranya, "Gua ngelakuin ini demi komisi tetep di rekening gua, lagian udah saatnya lu nyerah." Ucapnya

Zreal mempertajam tatapannya, ia paling tidak suka pengganggu.

"Lagian gak ada aturannya gua gak bergerak buat pertahanin komisinya kan?" Tanya Arjun dengan senyum remeh

Zreal tidak menjawab karena ia tidak bisa membantah itu. Lalu Arjun meninggalkannya begitu saja.

"Gua buktiin sekarang juga."

<*Game Over*>

"Bisa santai dikit nanti pas pulang." Monolog Alvia sambil menepuk nepuk tangannya saking senangnya. Ia hari ini membawa motor karena izin dari Papanya.

Ia baru saja keluar dari perpustakaan mengembalikan buku tentang astronomi, ia agak tertarik karena penempatan gambar dan tulisannya tersusun dengan baik. Sepele memang, tapi itu poin plusnya.

"De." Panggil seseorang saat ia berada di depan kelas X Akuntansi.

Alvia membalikan badanya dan melihat Zreal sedang berdiri menatapnya

"Ya A?" Sahut Alvia

Zreal mendekati Alvia dengan cepat hingga hanya tiga langkah yang memberi jarak.

"Aa mau ngomong sesuatu." Ujar Zreal yang di balas tatapan tanya oleh Alvia

"Aa suka sama kamu, mau gak jadi pacar Aa?" Tanya Zreal

"Hah? Gak mau lah." Jawab Alvia spontan.

Zreal terkejut dengan respons cepat gadis di depannya.

"Ke-kenapa?"

"Ya pikir aja sendiri, Dede udah punya pacar terus Dede gak mau selingkuh."

Zreal sedikit kehilangan kontrol emosinya, "Kenapa gak mau? Kalau cuma si Juna gua bisa ngalahin dia di segala bidang, gua bisa jadi selingkuhan lu, gua bisa lebih dari dia, dan gua bisa ngasih lu segalanya."

Percayalah, entah kenapa di sekitar mereka sangat sepi padahal sedang jam kosong. Atau karena menuju jam pulang mereka semuanya meninggalkan sekolah lebih awal hingga keadaan begitu hening di sini?

Dan yang menonton atau sebenarnya sedang mengantisipasi agar kejadian dulu tidak terulang hanya lima orang dan itu semua teman teman Zreal.

Arjun sendiri sedang menahan amarah yang berkobar mendengar perkataan Zreal. Ia di tahan Aksan karena paham dengan situasinya, menunggu saat yang tepat untuk menghentikan jika kejadian itu terulang atau lebih buruk.

"Emang Aa bisa ngasih kesederhanaan hati A Nadbi? Kayaknya gak deh dengan sifat Aa yang emosian dan semuanya harus sejalan dengan apa yang Aa ingin kan." Tukas Alvia

Arjun yang mendengar itu merasakan hatinya sedikit menghangat karena senang, sedangkan Zreal sedang mempertahankan sikap tenangnya setelah mendengar perkataan merendahkan dari gadis tidak tahu diri di depannya.

"Alvia paham dikit tentang sifat A Zreal yang pemaksa dan harus menuruti segalanya, itu memang hak Aa tapi memaksakan kehendak tanpa mikirin apa yang bakalan terjadi cuma bakal bikin Aa tambah gak di sukai." Lanjut Alvia

"Emangnya lu kenal gua berapa lama, sampe lu bisa ngomong seenaknya kayak gitu, hah?" Nada Zreal merendah karena marah

Alvia tersadar akan hal itu membungkukkan badannya "Gua minta maaf kalau itu nyinggung lu, dan emang kita baru kenal singkat dan gua emang gak bisa rem omongan. Maaf, lebih baik lu jauhin gua, jangan sampe gua bertindak kurang sopan sama lu." Ucapnya

Zreal mengetatkan rahangnya, Fadlin yang sedang paham akan situasi bergerak gelisah karena tidak mau bertindak gegabah ditambah ia ditahan Nebara.

"Apa susahnya lu ngikutin alur permainan gua, cuma jadi cewek gatel buat hiburan gua, dan gak nyampurin urusan pribadi gua?" Tanya Zreal masih dengan nada rendah karena marah

Alvia mengerutkan dahinya. Tunggu, apa? Permainan, hiburan, cewek gatel? Rasanya itu pernah ia dengar. Tapi di mana?

"Maksud lu?" Tanya Alvia memastikan

Zreal mendekati Alvia dan memegang kedua tangan atasnya dengan sedikit kasar. Melihat hal itu serempak kelimanya bereaksi berlari menuju mereka berdua

"Lu jangan sok polos, lu cukup jawab 'iya' dan gua jadi selingkuhan lu dan lu putus sama si Juna." Desis Zreal sambil mendorong Alvia

"Maksud lu apa? Heh, lepasin tangan gua!" Bentak Alvia panik karena badannya terdorong kebelakang

Zreal malah mengeratkan genggamannya dan membuat Alvia semakin panik

"Lu seharusnya ikutin peraturan gua dan terima itu di hari pertama, bukan ngelunjak kayak lu udah kenal kita semua!!" Zreal hilang kendali dan masih mendorong Alvia

"Apa yang lu maksud? Lepasin heh lepasin!!" Alvia memberontak dengan kakinya tidak bisa menompang tubuhnya dengan baik

Hingga akhirnya Zreal melepaskan cengkramannya dan membuat Alvia jatuh terduduk berbarengan dengan kelima teman Zreal berada di belakang laki laki yang kehilangan kendali emosinya.

Anehnya bukan pantat Alvia yang sakit karena jatuh, namun tangan kirinya yang tadi sempat mencari pegangan agar tidak terlalu terluka saat terjatuh. Ia sempat mendapatkan pegangan namun malah perih yang ia rasakan ketika berpegangan.

Arjun, Aksan, Glean, Fadlin, dan Nebara langsung berkerumun melihat kondisi Alvia. Betapa terkejutnya merrka melihat tangan kiri Alvia terluka dan berdarah sangan banyak. Arjun langsung melihatnya dan mengalihkan pandnagan menuju pegangan yang Alvia gunakan, dan itu kaca jendela yang telah pecah menyisakan seperempat kaca tajam.

Kelas Akuntansi berada di sebelah kelas X TKJ I, hingga membuat teman Alvia yang masih di kelas keluar setelah mendengar nada tinggi di depan kelas sebelahnya.

Alvia yang melihat tangan kirinya berdarah banyak hanya bisa diam tidak bergerak, ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

"Bawa ke UKS woi, jangan di liatin aja!!" Seru Glean yang membuat Alvia dan Arjun bisa berpikir kembali.

Arjun segera memapah Alvia menuju UKS bersama Glean yang mengambil sapu tangan yang selalu ada di saku celananya lalu membalut luka Alvia, sedangkan yang lain melihat Zreal yang masih terkejut karena telah melukai Alvia

Aksan menggenggam kerah laki laki itu dan membawanya pergi dari sana, sedangkan Nebara dan Fadlin berusaha menenangkan Willia yang mengambil kerah Fadlin sambil menanyakan apa yanh sudah terjadi.

Klea berlari menuju UKS berniat mengobati karena ia sudah lumayan paham dengan segala macam luka, Villia yang gemetar berusaha menenangkan Willia yang emosi.

Semuanya kacau karena Zreal. Untungnya guru guru sedang rapat hingga tidak membuatnya untuk saat ini dipanggil untuk menghadap.

Zreal paham, permainannya kacau karena ulahnya sendiri.

_______________
Tbc :)
See you :)
Jumat, 26 Maret 2021
Adv85sv

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top